Oleh
A. Tujuan Praktikum
Mahasiswa dapat mempelajari dan melaksanakan cara mengalibrasi alat-alat
volumetri yang terdapat di laboratorium kimia.
B. Landasan Teori
Alat-alat yang digunakan untuk analisis harus mempunyai volume tertentu yang
pasti. Karena kaca atau gelas dapat memuai, maka biasanya volume yang ditulis
pada alat-alat volumetri ditetapkan pada temperatur tertentu pula. Biro Standar
Nasional Amerika Serikat telah menetapkan temperatur 20˚C sebagai temperatur
kalibrasi alat-alat kaca volumetri.
Temperatur laboratorium tidak selalu sama dengan 20˚C, maka alat kaca harus
dikoreksi bila digunakan pada temperatur lain karena galat (kesalahan) yang
disebabkan pemuaian (atau penyusutan) baik dari alat kaca itu sendiri maupun dari
larutan yang ada di dalamnya. Koefisien pemuaian kaca cukup kecil sehingga
koreksi yang dituntut untuk faktor ini dapat diabaikan untuk kebanyakan pekerjaan
(koreksi ini mencapai orde 1 bagian per 10.000 untuk perubahan 5˚C. Perubahan
volume larutan itu sendiri sebaliknya lebih penting, namun perubahan itu masih
dapat diabaikan dalam banyak hal jika temperatur tidak jauh menyimpang dari
20˚C (perubahan volume itu berorde 1 bagian per 1.000 untuk perubahan 5˚C).
Sebagian besar pekerjaan di laboratorium mencakup larutan air yang encer,
maka umumnya air digunakan sebagai bahan pembanding dalam kalibrasi alat-alat
volumetri. Asas umum dalam kalibrasi adalah menetapkan massa air yang terdapat
dalam alat tersebut. Maka dengan mengetahui volume 1 gram air, volume yang
benar dapat dicari (lihat Tabel 1. Hubungan Antara Temperatur dan Volume 1
Gram Air).
Tabel 1. Hubungan Antara Temperatur dan Volume 1 Gram Air
Kapasitas
Labu Ukur Pipet Transfer Buret
(mL)
2 - 0,006 -
5 - 0,01 0,01
10 - 0,02 0,02
25 0,03 0,03 0,03
50 0,05 0,05 0,05
100 0,08 0,08 0,10
200 0,10 0,10 -
500 0,15 - -
1000 0,30 - -
b. Pembahasan
Prinsip Kerja Labu ukur adalah labu ukur memiliki ketelitian yang tinggi
sehingga sering digunakan untuk mengukur larutan secara teliti. Sedangkan
prinsip kerja buret adalah harus berada dalam keadaan bersih, kering, dan bebas
lemak sebelum digunakan. Sebelum titrasi dimulai, pastikan tidak ada
gelembung udara dibawah kran karena dapat menyebabkan kesalahan saat
melakukan titrasi. Untuk mengetahui nilai penyimpangan dari alat ukur, maka
harus diketahui terlebih dahulu massa air dan faktor koreksinya. Faktor koreksi
berguna untuk mengetahui seberapa besar kesalahan dalam kalibrasi.
Pengujian pertama yaitu kalibrasi terhadap labu ukur 100 mL yang
menghasilkan massa labu ukur kosong yaitu 61.1 gram dan massa labu ukur
yang berisi air adalah 155.6 gram. Massa air yang diperoleh sebesar 94.5 gram.
Dan nilai penyimpangannya adalah -5.5 sedangkan toleransi yang diizinkan
adalah 0.08. Sehingga pengujian ini tidak memenuhi syarat.
Selanjutnya, pada pengujian kedua dilakukan untuk pengkalibrasian buret.
Media lain yang digunakan untuk pengkalibrasian buret juga erlenmeyer. Berat
erlenmeyer kosong yang ditimbang adalah 123.7 gram sedangkan Erlenmeyer
yang telah diisi air adalah 138.8 gram dan didapatkan massa air sebesar 15.1
gram. Dan nilai penyimpangannya adalah -0.1 sedangkan toleransi yang
diizinkan adalah 0.02. Sehingga pengujian ini tidak memenuhi syarat
ACARA V
SIFAT FISIK ZAT
A. Tujuan Praktikum
Mempelajari sifat-sifat fisik zat berupa : warna, paramagnetisme, kerapatan, dan
titik didih.
B. Landasan Teori
Zat merri marupakan bagian dari materi yang terbagi atas unsur dan senyawa,
memiliki sifat dan komposisi yang sama dalam keseluruhan contoh. Sifat-sifat zat
dapat digolongkan menjadi dua kategori yaitu sifat fisis dan sifat kimia.
Sifat fisik dapat digunakan untuk menjelaskan penampilan sebuah obyek. Proses
perubahan penampilan fisis dari suatu obyek dengan identitas dasar yang tidak berubah
disebut perubahan fisis. Warna, paramagnetisme, kerapatan, dan titik didih merupakan
sebagian dari sifat-sifat fisis yang dimiliki oleh zat.
C. Bahan dan Alat
Pasir Rak tabung reaksi
Garam dapur Tabung reaksi
Tembaga (II) sulfat Spatula
Akuades Sumbat karet
Spiritus Erlenmeyer
Termometer
Lampu spiritus
D. Prosedur Kerja
1. Masukkan satu spatula pasir dalam tabung reaksi. Amati dan nyatakan
warnanya. Catat dalam tabel !
2. Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan garam dapur dan tembaga (II)
sulfat. Catat hasilnya dalam tabel !
3. Isi 2/3 volume erlenmeyer dengan spiritus dan tutuplah dengan sumbat
berlubang.
4. Dengan hati-hati masukkan termometer ke dalam salah satu lubang sumbat,
sehingga tercelup ke dalam cairan.
5. Panaskan erlenmeyer secara perlahan-lahan dengan lampu spiritus. Baca suhu
saat cairan mulai mendidih dan catat.
6. Catatlah suhu setiap 30 detik selama 4 – 5 menit. Matikan lampu spiritus dan
biarkan cairan mendingin.
7. Ulangi percobaan di atas dengan akuades.
8. Buatlah grafik suhu (˚C) terhadap waktu (detik).
E. Hasil Pengamatan dan Pembahasan
AKUADES
200
150
Waktu (detik)
100
AKUADES
50
0
27 29 31 33 35 37
Suhu (°C)
SPIRITUS
200
180
160
140
Waktu (detik)
120
100
80 SPI…
60
40
20
0
31 32 35 37 40 43
Suhu (°C)
mengetahui seberapa besar kesalahan dalam kalibrasi alat. Semakin besar nilai
penyimpangan yang diperoleh dari percobaan, maka semakin berkurang
keakuratan suatu pengukuran.
LAMPIRAN