Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KALIBRASI ALAT

Kimia Terpadu

DISUSUN OLEH :
Adit Khoiri Subiyakto ( 01 )
4 Kimia Analisis 2

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI 1 (STM PEMBANGUNAN) TEMANGGUNG
Jl. Kadar Maron, Sidorejo. Kotak POS (104) Temanggung
Telp. / Fax : (0293) 4901639
TAHUN AJARAN
2019/ 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengukuran dalam kegiatan analisis sering kali memerlukan ketelitian tinggi.


Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui nilai sebenarnya. Nilai sebenarnya adalah nilai
yang menggambarkan suatu kuantitas secara benar dan didefinisikan pada kondisi tertentu
saat pengukuran dilakukan.Secara umum, data yang diperoleh dari pengukuran tersebut tidak
terlepas dari kesalahan.Kalibrasi alat ukur dapat dilakukan untuk memastikan keakuratan alat
sesuai rancangannya.
Pada alat ukur volume berbahan gelas seperti buret, gelas ukur, labu takar, dan pipet
volume, kondisi ruang seperti suhu juga berpengaruh dalam pengukurannya. Apabila suhu
berada di atas atau di bawah suhu standar (20oC) maka volume yang diperoleh bukan volume
sebenarnya. Oleh karena itu, alat ukur perlu diverifikasi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah kalibrasi alat ukur
berbahan gelas yakni labu takar 100mL.

C. Tujuan
Tujuan dari kegiatan kalibrasi labu takar 100 mL adalah sebagai berikut:
1. Mengonfirmasi nilai benar hasil pengukuran labu takar 100 mL.
2. Mengonfirmasi akurasi dan presisi hasil pengukuran labu takar 100 mL.
3. Mengaplikasikan metode kalibrasi labu takar 100 mL.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Pendukung

Labu takar atau labu ukur adalah labu berleher panjang yang mempunyai bagian
bundar (perut) dengan volume 10, 25, 50, 100, 250 atau 1000 ml, yang ditutup dengan gelas
tutup asah atau sumbat dari zat sinafsis. Ruang isinya ditandai dengan batas tera. Labu takar
biasanya digunakan untuk mengencerkan zat tertentu hingga batas tera.

Labu takar merupakan alat ukur volum atau volumterukur. Volum terukur artinya
volum cairan yang dapat ditampung. Labu takar hanya memiliki satu tanda skala. Volum
yang dinyatakan pada alat ukur volum adalah volum cairan yang ditampung, dan pada
umumnya berlaku untuk semua jenis cairan. Maka labu takar volume 100 mL adalah labu
takar yang dapat menampung volume cairan sebanyak 100 mL.

Labu takar yang kering lebih baik digunakan untuk mendapatkan hasil yang akurat.
Hasil yang akurat bisa diperoleh jika semua penyebab kesalahan pengukuran dihilangkan.
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh berbagai hal antara lain: faktor bahan kimia, peralatan,
pemakaian dan kondisi pengukuran dan lain-lain. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk
mengurangi kesalahan dalam pengukuran analitik ini adalah dengan proses kalibrasi.
Kalibrasi dilakukan agar hasil pengukuran selalu sesuai dengan alat ukur standar/ alat ukur
yang sudah ditera.

Pembacaan skala pada alat ukur volume harus benar-benar diperhatikan. Dalam hal
melihat skala, kedudukan badan, jenis alat maupun jenis larutan, dengan memperhatikan
angka signifikan, toleransi pembacaan skala, dan sifat ketelitian alat.

Alat ukur memiliki beberapa karakteristik penting, yaitu:

1. Ketelitian (Accuracy)
Ketelitian atau accuracy didefinisikan sebagai mengetahui hasil pengukuran
mendekati harga sebenarnya. Ukuran ketelitian sering dinyatakan dengan dua cara,
atas dasar perbedaan atau kesalahan (error) terhadap harga yang sebenarnya.
2. Kecermatan (Precision/Repeatibility)
Presisi menyatakan mengulangi hasilnya untuk harga yang sama. Dengan kata lain,
alat ukur belum tentu akan dapat memberikan hasil yang sama jika diulang, meskipun
harga besaran yang diukur tidak berubah.
3. Resolusi
Resolusi adalah nilai perubahan terkecil yang dapat dirasakan oleh alat ukur. Harga
resolusi sering dinyatakan pula dalam persen skala penuh.
4. Sensitivitas (Sensitifity)
Sensitifitas adalah rasio antara perubahan pada output terhadap perubahan pada input.
Dalam beberapa hal harga sensitivitas yang besar menyatakan keunggulan dari alat
ukur yang bersangkutan.
5. Error
Error dapat diartikan sebagai perbedaan hasil antara nilai ukuran yang terbaca dengan
nilai “sebenarnya” dari obyek yang diukur.
6. Validitas
Kesesuaian hasil pengukuran dengan tujuan pengukuran. Terkandung pengertian
bahwa ketepatan validitas pada suatu alat ukur tergantung pada kemampuan alat ukur
tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.
7. Reliability
Realibitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam pengukur gejala
yang sama. Reliabilitas, atau keandalan, adalah konsistensi dari serangkaian
pengukuran atau serangkaian alat ukur.

B. PERSYARATAN KALIBRASI LABU TAKAR


Dalam mengkalibrasi labu takar, ada beberapa persyaratan antara lain:
1. Kondisi temperature ruang dan peralatan untuk kalibrasi labu takar harus stabil, namun
tidak perlu 20°C. Tingkat kestabilan temperature secara resmi adalah perubahan
maksimum sebesar 1°C/jam.
2. Labu takar yang akan dikalibrasi ditempatkan di dalam ruang kalibrasi sehingga peralatan
yang akan dikalibrasi terkondisi dengan baik (untuk mengurangi kesalahan yang
disebabkan oleh faktor temperatur).
3. Labu takar yang digunakan sebagai standar atau acuan dan yang akan dikalibrasi harus
dalam keadaan bersih sempurna (terutama di bagian dalamnya). Keringkan alat yang akan
dikalibrasi.
4. Air yang digunakan adalah air suling atau air bebas mineral berkualitas tinggi (DHL <
3µS).
BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

A. Prinsip Percobaan

Kalibrasi labu takar dilakukan dengan menimbang labu takar dalam keadaan kosong
dan kering sempurna. Kemudian ditimbang pula bobot labu takar berisi air suling tepat pada
skala ukur. Dari selisih bobot labu takar dalam keadaan terisi dan bobot kosong dapat
diperoleh bobot air yang terdapat di dalam labu takar. Volume air ditentukan dari
perbandingan antara bobot air terkoreksi (bobot air ditambah gaya apung air tersebut) dengan
kerapatan air pada temperatur pengukuran. Penimbangan dilakukan menggunakan neraca
analitik terkalibrasi.

B. Langkah Kerja / Skema Kerja

1. Mencuci dan memastikan labu takar dalam keadaan bersih.


2. Membilas seluruh bagian labu takar dengan aquadest dan alkohol. Setelah pembilasan
dengan alkohol, labu takar tidak diperbolehkan kontak langsung dengan permukaan kulit.
Dapat dipegang menggunakan sarung tangan atau kertas saring.
3. Mengeringkan labu takar menggunakan “hot air dryer” selama 3 sampai 5 menit. Kemudian
labu takar dibiarkan dingin di udara terbuka dalam keadaan tidak ditutup rapat
4. Menutup rapat labu takar yang sudah dingin dengan tutup labu takar yang bersih dan
kering, lalu menimbang labu takar dan mencatat bobotnya sebagai bobot kosong (Wo)
5. Mengisi labu takar dengan air suling hingga mendekati tanda tera. Kemudian mengeringkan
bagian dalam leher tabung dan menambahkan air suling dengan pipet tetes secara hati-hati
hingga miniskus tepat berhimpit dengan tanda tera.
6. Menimbang bobot labu takar berisi air suling dan mencatat bobotnya sebagai W1.
7. Mengukur suhu air suling dalam labu takar.
8. Mengurangi air suling dalam labu takar menggunakan pipet tetes, kemudian mengeringkan
bagian dalam leher labu takar , menambahkan air suling hingga tepat pada tanda tera,
menimbang bobotnya dan mengukur suhu air suling dalam labu takar.
9. Melakukan pengulangan langkah kerja ke-8.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Spesifikasi Labu Takar 100 mL

Labu Takar Labu Takar


Informasi Alat
Terkalibrasi Diverifikasi
Merk Pabrik Pyrex Pyrex
Tipe A A
Seri In 20oC In 20oC
Kapasitas (100,00± 0,10) mL (100,00 ± 0,10) mL
Rentang Ukur (99.90-100.10) mL (99.90-100.10) mL
Toleransi ± 0,10 mL ± 0,10 mL

2. Spesifikasi Neraca Analitik

Informasi alat Neraca analitik


Merk Pabrik SHIMATDZU
Tipe AUW 220
Kapasitas (220,0000 ± 0,0001) g
Rentang Ukur (219,9999-220,0001) g
Toleransi ± 0,0001 g

3. Data Penimbangan Labu Takar 100 mL

Labu Takar Terkalibrasi Labu Takar Diverifikasi


Ulangan W=W1-Wo W=W1-Wo
Wo (g) W1 (g) Wo (g) W1 (g)
(g) (g)
1 59,8117 159,2774 99,4657 58,4626 157,9125 99,4499
2 59,8027 159,3157 99,5130 58,4639 157,9119 99,4480
4. Data Pengukuran Labu Takar 100 Ml

Suhu Suhu
BJ air V air Kelembaban
Labu Takar Ulangan W(g) air Udara
(g/mL) (mL) Ruang (%)
( C) ( C)

1 99,4657 0,995433 99,92 30,7 29,1 73


Terkalibrasi
2 99,5130 0,995433 99,97 30,7 29,3 77
1 99,4499 0,995555 99,89 30,5 29,1 73
Diverifikasi
2 99,4480 0,995433 99,90 30,7 29,3 77

5. Data Nilai Volume Labu Takar 100 Ml

Labu Takar Terkalibrasi Labu Takar Diverifikasi


Ulangan V dV
W (g) W (g) V (mL) dV (mL)
(mL) (mL)
1 99,4657 99,92 0,02 99,4499 99,89 0,01
2 99,513 99,97 0,03 99,4480 99,90 0,00
Rerata 99,4894 99,94 0,02 99,4490 99,90 0,01
Nilai 99,4894 99,9 ± 0,1 99,4490 99,9 ± 0,1

B. Perhitungan

1. Volume Labu Takar Terkalibrasi


Ulangan 1 > V = 99.92 ml
Ulangan 2 > V = 99.97 ml
V rerata = 99.40 ml

2. Volume Labu Takar Diverifikasi


Ulangan 1 > V = 99.89 ml
Ulangan 2 > V = 99.90 ml
V rerata = 99.90 ml

3. Standar Deviasi Labu Takar Terkalibrasi


= 0.02 ml
= 0.03 ml
4. Standar Deviasi Labu Takar DiverifikasI
= 0.01 ml
= 0.00 ml

5. Galat Relatif
 Labu Takar 100 ml Terkalibrasi
= 0.04 %
 Labu Takar 100 mL Diverifikasi
= 0.01 %
 Galat Percobaan
Galat Percobaan Labu Takar 100 Ml
= 0.04 %

C. Pembahasan
Berdasarkan hasil percobaan dapat dilihat bahwa nilai dan bobot labu takar
terkalibrasi adalah 99,4894 gram dan diverifikasi 99,4490 gram. Untuk nilai labu takar
terkalibrasi adalah (99, 9 ± 0,1)mL dan diverifikasi (99, 9 ± 0,1)mL. Galat yang digunakan
pada nilai di atas adalah galat alat karena galat percobaan lebih kecil dari galat alat. Galat
relatif percobaan terkalibrasi adalah 0,04% dan galat relatif percobaan diverifikasi adalah
0,01%. Sedangkan untuk galat percobaan adalah 0,04%.
Galat pada percobaan lebih kecil dari galat yang ada di alat yaitu untuk yang
terkalibrasi 0,02mL dan yang terverifikasi 0,005mL maka digunakan galat alat yaitu
0,1mL.Hal ini menunjukkan bahwa pada percobaan yang dilakukan berjalan dengan baik dan
tidak perlu dikalibrasi maupun diverifikasi ulang.
Kesalahan dalam percobaan dapat terjadi karena berbagai faktor, antara lain:
1. Kondisi ruangan meliputi suhu ruang, kelembapan, dan tekanan ruangan yang kurang stabil
2. Kondisi neraca yang kurang baik
3. Human error maksudnya dengan berganti-gantinya orang saat melakukan verifikasi dapat
menyebabkan perbedaan nilai galat yang ada saat percobaan. Pada verifikasi seharusnya
hanya boleh dilakukan oleh orang yang sama dan dalam waktu yang sama juga supaya hasil
yang diperoleh tidak terlalu jauh.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
a. Nilai galat labu takar 100 mL yang terkalibrasi = 0,1 mL.
b. Nilai galat labu takar 100 mL yang terverifikasi = 0,1 mL.
c. Nilai akhir labu takar 100 mL yang terkalibrasi = (99,9 ± 0,1) mL.
d. Nilai akhir labu takar 100 mL yang terverifikasi = (99,8± 0,1) mL.
e. % GalatPercobaan = 0,04 %.
f. Galat relatif labu takar 100 mL yang terkalibrasi = 0,04 %.
g. Galat relatif labu takar 100 mL yang terverifikasi = 0,01%.
DAFTAR PUSTAKA

https://trainingcenter.co.id/kalibrasi-alat-ukur-calibration-of-measuring-tool
https://www.academia.edu/7197334/Pengenalan_alat_alat_gelas
https://share.its.ac.id/mod/resource/view.php?id=273
https://farmaventirika.blogspot.com/2014/07/verifikasi-labu-takar-100ml.html

Anda mungkin juga menyukai