Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN/JURNAL PRAKTIKUM KIMIA DASAR

TEKNIK LABORATORIUM

Oleh :

Nama : Arohmah Shynta Oktavia


NIM : 211810101067
Kelas/Kelompok :C/6
Asisten : Ika Herta Suryaningsih

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2020
I. Judul : Teknik Laboratorium
II. Tujuan
- Mengetahui beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.
- Mengetahui cara pengukuran menggunakan peralatan dasar laboratorium
kimia.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades biasa disebut
sebagai air murni. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan dengan
memiliki pH netral yaitu pH 7 pada suhu 200C dan berat molekul 18
g/mol. Akuades memiliki titik lebur 00C dan titik didih 1000C. Mnurut
undang-undang Uni Eropa akuades bukan termasuk bahan atau
campuran yang berbahaya (Labchem, 2020).
3.1.2 Asam Sulfat (H2SO4)
Asam sulfat yang memiliki rumus kimia H2SO4 memiliki bentuk
berupa cairan tidak berwarna, padat, berminyak, dan berbau belerang.
Asam sulfat mudah larut dengan air dan berevolusi banyak panas. Selain
itu, asal sulfat memiliki pH <1> dengan berat 1.84 g/mol, serta titik didih
2900C dan titik lebur 10,40C. Asam sulfat sangat berbahaya jika
mengenai tubh karena dapat menyebabkan korosi atau iritasi kulit,
menyebabkan luka bakar yang parah, dan dapat menyebabkan kerusakan
mata. Diharapkan agar tidak sampai menghirup kabut, uap, atau
semprotan dari asam sulfat (Labchem,2020).
3.1.3 Logam Tembaga (Cu)
Tembaga memiliki rumus kimia Cu atau cuprum merupakan salah
satu logam berbentuk kristal berwarna kemerahan yang bersifat lunak,
tahan korosi, daya hantar panas yang baik, serta konduktivitas listrik
yang tinggi. Tembaga akan berbahaya jika sampai tertelan, kontak
dengan mata, inhalasi, dan sedikit berbaya jika terkena kulit.
Penanganan kontak mata yang pertama dilakukan adalah periksa dan
lepaskan kontak mata, jangan menggunakan salep, dan segera
menghubungi tim medis. Jika Cu sampai terkena kulit, segeralah
mencuci bagian yang terkena dengan air mengalir menggunakan sabun
serta langsung menghubungi tim medis (SmartLab, 2018).

3.2 Tinjauan Pustaka


Kimia berasal dari bahasa arab kimiya’ yang artinya perbahan benda
atau zat dan bahasa Yunani khemia. Kimia merupakan salah satu cabang
ilmu sains yang memelajari tentang komposisi, struktur, dan sifat zat materi
mulai dari skala atom hingga molekul serta interaksi-interaksi untuk
membentuk materi yang dapat ditemukan sehari-hari. Selain itu, kimia juga
mempelajari mengenai pemahaman sifat dan interaksi atom invidu untuk
dapat menerapkan bidang ilmu pengetahuan tersebut pada tingkat
makroskopik, serta mempelajarai mengenai struktur, sifat-sifat, perubahan,
dan perubahan energi yang menyertai perubahan materi tersebut (Dwinata
dkk., 2016).
Laboratorium adalah tempat untuk melakukan percobaan,
pengukuran, penelitian atau riset ilmiah, serta tempat untuk
mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba
dengan menggunakan alat bantu yang sudah difasilitasi didalam
laboratorium tersebut. Sebelum memulai pembelajaran di laboratorium ada
beberapa tahapan dimulai dari penguasaan kemampuan mulai dari
mengetahui, memahami, dan meguasai. Dalam pembejalan di laboratorium
hendaknya memperhatikan alat dan bahan serta fungsinya dengan
mengikuti secara seksama penjelasan megenai alat-alat laboratorium dan
bahan-bahan apa saja yang berbahaya bagi manusia, sehingga praktikan
bisa lebih berhati-hati dan terhindar dari kecelakaan kerja (Emda, 2014).
Selanjutnya, praktikan juga harus memperhatikan dasar-dasar
pengukuran sebagai tolak ukur untuk melakukan sebuah penelitia yang baik
dan benar. Pengukuran merupakan bagian dari keterampilan sains berupa
pengumpulan informasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
Pengukuran ini dibedakan menjadi pengukuran langsung dan pengukuran
tidak langsung tergantung terhadap penelitian yang dilakukan(Riskawati
dkk., 2019).
Penggunaan peralatan laboratorium harus sesuai dengan fungsi alat
tersebut. Penyimpanan dan penataan alat juga harus diperhatikan agar alat
dapat digunakan hingga jangka panjang. Hal-hal yang harus diperhatikan
antara lain : Mengetahui jenis bahan dasar alat tersebut; Diperhatikan pula
aspek bobt dari bahan tersebut; dan Alat yang terbuat dari logam harus
dipisahkan dengan alat yang terbuat dari porselin. Kemudian, untuk bahan-
bahan kimia harus diperhatikan sifat fisik dan kimianya untuk
menyesuaikan dalam proses penyimpanan (Raharjo dan Harjanto, 2017).

IV. Metodologi Percobaan


4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Gelas ukur
- Gelas beaker
- Tabung reaksi
- Pipet tetes
- Bunsen
- Penjepit
- Termometer
- Kain basah
- Statif
- Kaca arloji
- Neraca
- Erlenmeyer
- Kertas saring
4.1.2 Bahan
- Asam pekat
- Akuades
- Lempengan Cu
4.2 Diagram Alir
4.2.1 Diagram Alir Teknik Pengenceran Asam Pekat

Asam Pekat

- Akuades diambil dan diukur.


- Akuades dipindah ke gelas beaker.
- Asam pekat diambil.
- Asam pekat dipindah ke dalam gelas beaker.
- Diaduk

Hasil
4.2.2 Diagram Alir Pengukuran Volume Akuades

Akuades

- Akuades dimasukkan ke dalam gelas ukur sebanyak


5 mL.
- Diamati meniscusnya.
- Dilakukan perlakuan sama untuk Erlenmeyer 50 mL
pada buret 25 mL.

Hasil

4.2.3 Diagram Alir Pengukuran Massa Lempeng Cu

Lempeng Cu

- Neraca dihidupkan.
- Kaca arloji diletakkan diatas neraca.
- Tombol “Tare” ditekann.
- Lempeng Cu diletakkan diatas kaca arloji.

Hasil

4.2.4 Diagram Alir Penentuan Massa Jenis Akuades

Akuades

- Disiapkan akuades.
- Gelas ukur 10 mL ditimbang dalam keadaan kosong.
- Diisikan akuades 10 mL kedalam gelas ukur.
- Gelas ukur + akuades ditimbang.
- Hasil penimbangan gelas ukur + akuades dikurangi
hasil penimbangan gelas ukur kosong
Hasil
4.2.5 Diagram Alir Penentuan Massa Jenis Akuades Menggunakan Buret

Akuades

- Disiapkan akuades pada gelas kimia.


- Botol dan tutupnya ditimbang diatas neraca.
- Buret 50 mLdiisi dengan akuades dimulai dari 3 mL.
- Akuades ditambahkan dari buret ke botol sebanyak 5
mL.
- Volume akuades didapat dari berat botol + tutupnya
dikurangi berat botol + tutup + akuades.
- Massa jenis dihitung sesuai rumus.

Hasil

4.3 Prosedur Kerja


4.3.1 Mengencerkan Asam Pekat
Akuades dimasukkan ke dalam gelas ukur sejumlah volume yang
dibutuhkan hingga tanda meniscus. Kemudian akuades dipindahkan ke
gelas beaker. Asam pekat diambil menggunakan pipet tetes dan
dituangkan ke dalam akuades melalui dinding gelas beker.
4.3.2 Memanaskan Tabung Reaksi
Diidak cairan pada tabung rekasi maksimal sepertiganya. Dipastikan
api pemanas terletak pada bagian atas larutan. Kemudian digoyangkan
tabung reaksi agar pemanasan merata. Dihadapkan mulut tabung ke
tempat yang aman.
4.3.3 Pemasangan Termometer
Dibasahi terlebih dahulu thermometer menggunakan air. Kemudian,
dipegang bagian yang dekat dengan karet thermometer menggunakan
kain dan masukkan thermometer dengan gerakan ulir.
4.3.4 Penanganan Kebocoran Buret
Dituangkan semua cairan yang ada didalam buret ke wadah lain. Lalu,
dibuka keran dan dilap menggunakan kertas saring. Kemudian, dilumuri
bagian yang diarsir menggunakan vaselin tetapi saluran tidak boleh
tersumbat. Terakhir, pasang lagi keran dan putar-putar keran agar vaselin
benar-benar telah merata.
4.3.5 Mengambil Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Sukuran
Dipastikan ujung pipet tercelup pada cairan. Cairan dihisap sampai
sedikit melewati batas. Dikeringkan bagian luar ujung pipet yang terkena
cairan dengan kertas tissue. Kemudian, diatur sedemikian rupa agar pipet
dalam keadaan tegak atau vertical dan cairan tepat pada batas. Perlu
diingat bahwa cairan yang beracun dan mudah menguap tidak boleh
dipipet dengan cara menghisap menggunakan mulut.
4.3.6 Penimbangan Zat
Zat yang akan ditimbang tidak boleh langsung diletakkan di atas
neraca, melainkan harus digunakan gelas kimia, botol timbang, kaca
arloji, kertas saring, atau wadah lain yang sesuai. Benda diletakkan di
atas wadah yang sesuai kemudian diamati massanya.

4.3.7 Pengukuran Volume Akuades


Disiapkan gelas ukur volume 10 mL. Kemudian, diisi dengan akuades
5 mL. Dilihat meniscus pada gelas ukur. Dilakukan perlakuan yang sama
utuk Erlenmeyer 5 mL dan pada buret 25 mL.
4.3.8 Pengukuran Massa Lempeng Cu
Disiapkan neraca digital. Kemudian dibuka penutup neraca dan
ditekan tombol on. Diletakkan kaca arloji diatas neraca sebagai tempat
bahan yang akan ditentukan massanya. Kemudian tekan tombol “Tare”
dan diletakkan Lempeng Cu pada kaca arloji. Setelah selesai, pindahkan
kaca arloji dari neraca kemudian tekan tombol “off” pada neraca dan
tutup kembali neraca.
4.3.9 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas Ukur
Disiapkan 100 mL akuades menggunakan gelas kimia. Disiapkan
gelas ukur 10 mL dalam keadaan kering kemudian timbang gelas ukur
kosong di neraca. Diisikan akuades ke dalam gelas ukur menggunakan
pipet tetes sebanyak 10 mL. Ditimbang lagi gelas ukur yang berisi
akuades. Diulangi lagi percobaan sebanyak dua kali.
4.3.10 Penentuan Massa Jenis Cairan Menggunakan Buret
Disiapkan akuades 80 mL pada gelas kimia 100 mL Kemudian,
ditimbang botol dan tutupnya. Buret 50 mL diisi dengan akuades dengan
tinggi cairan dimulai dari 3 mL. Setelah itu, dari buret dituangkan 5 mL
akuades kedalam botol. Setelah selesai buret dikosongkan.
V. Data dan Perhitungan
5.1 Data
5.1.1 Pengukuran Volume
Gelas ukur = 10 mL
Akuades = 5 mL
5.1.2 Pengukuran massa
Massa 1 = 0,20 g
Massa 2 = 0,16 g
5.1.3 Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan gelas ukur
Massa gelas ukur = 3,132 g
Massa gelas ukur + akuades = 4,120 g
Massa akuades = 0,988 g
5.1.4 Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret
Volume akuades = 80 mL
Massa botol + tutup = 16,79 g
Volume akuades dalam botol 1 = 5 mL
Volume akhir buret = 8 mL
Massa botol + akuades = 21,93 g
Massa akuades = 5,14 g
Volume akuades dalam botol 2 = 6 mL
Volume akhir buret = 9 mL
Massa botol + akuades = 22,91 g
Massa akuades = 6,12 g
5.2 Perhitungan
5.2.1.Pengukuran massa

Massa 1 = 0,20 gram


Massa 2 = 0,16 gram
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟏 + 𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟐
Rata-rata = = 𝟎, 𝟏𝟖 gram
𝟐

5.2.2. Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan gelas ukur
Massa gelas ukur = 3,132 g
Volume akuades = 0,988 mL = 9,88 × 10-7 L
Massa gelas ukur + akuades = 4,120 g
Massa akuades = (massa gelas ukur +akuades) –
massa gelas ukur = 4,120 – 3.132 =
0,988 g
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
Massa jenis = 𝝆 = 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = 106 g/L

5.2.3.Menentukan massa jenis cairan dan padatan menggunakan buret


Percobaan Volume Akuades Massa (g) Massa Jenis
(L) (g/L)
1. 5 × 10-6 5,14 1,028 × 106
2. 6 × 10-6 6,12 1,02 × 106
Percobaan 1
Volume = 5 mL = 5 × 10-6 L
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
Massa jenis = 𝝆 = 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = 1,028 × 106 g/L

Percobaan 2
Volume = 6 mL = 6 × 10-6 L
𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂
Massa jenis = 𝝆 = 𝒗𝒐𝒍𝒖𝒎𝒆 = 1,02 × 106 g/L

𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟏+𝒎𝒂𝒔𝒔𝒂 𝟐 𝟏𝟏,𝟐𝟔


Rata-rata = = = 𝟓. 𝟔𝟑 g
𝟐 𝟐

VI. Hasil Dan Pembahasan


6.1 Hasil
6.1.1 Tabel Hasil Memanaskan Tabung Reaksi

No Alat Fungsi Gambar

1. Bunsen Menghasilkan api gas


terbuka untuk
pemanasan, sterilisasi,
dan pembakaran.

2. Tabung Mereaksikan dua atau


reaksi
lebih larutan atau bahan
kimia.
3. Korek Membuat api untuk
api
pembakaran bunsen.

6.1.2 Tabel Hasil Pemanasan Termomer

No. Alat Fungsi Gambar

1. Termometer Mengukur titik didih


atau titik beku dalam
suatu penelitian.

2. Kain Basah Untuk memegang


termometer agar
panas dari
termometer tidak
langsung mengenaik
tangan.
6.1.3 Tabel Hasil Teknik Penanganan Kebocoran Buret
No. Alat Fungsi Gambar

1. Buret Mengukur volume suatu


cairan atau gas.

2. Kertas Mengeringkan keran yang


saring telah dilepas.

3. Vaselin Melicinkan keran agar tidak


tersumbat.
6.1.4 Tabel Hasil Menimbang
No. Alat Fungsi Gambar

1. Neraca Mengukur berat atau


digital
mass suatu benda atau
zat.

2. Gelas Tempat menampung


Kimia
bahan kimia yang akan
ditimbang.

3. Botol Menentukan kadar air


Timbang
suatu zat.

4. Kaca Tempat benda yang


Arloji
sedang ditimbang.

6.1.5 Tabel Hasil pengukuran Volume


No. Alat Volume (mL) Gambar

1. Gelas ukur 5

2. Erlenmeyer 50

3. Buret 22

6.1.6 Tabel Hasil Pengukuran Massa


No Alat Massa (gram) Gambar

1. Neraca 0,20
digital
kecil

2. Neraca 0,16
analitik
6.1.7 Tabel hasil pengukuran massa jenis cairan
No Massa Gelas ukur Massa Volume Massa
gelas ukur akuades jenis
+ akuades
kering
1 31,30 g 41,18 g 9,88 g 10 mL
0,9 g/mL

6.1.8 Tabel hasil pengukuran massa jenis dengan buret


No Massa jenis saat 5mL Massa jenis saat 6mL

1 1,028 × 106 g/L 1,02 × 106 g/L

6.2 Pembahasan
Asam pekat atau kita lebih familiar dengan Asam Sulfat merupakan
asam mineral (anorganik) yang kuat. Asam sulfat dalam larut dalam air pada
semua perbandingannya. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) asam sulfat
adalah reaksi eksoterm yang kuat sehingga diperlukan cara tersendiri dalam
melakukan pengenceran asam sulfat. Perbedaan massa jenis antara asam
sulfat dengan akuades akan membuat akuades mengapung diatas asam
sulfat karena massa jenis akuades lebih rendah daripda asam sulfat. Jika
dalam prosess pengenceran, akuades yang dituangkan ke dalam asam sulfat
akan terjadi reaksi yang keras atau mendidih bahkan bisa meledak. Maka
dari itu, dalam proses pengenceran asam sulfat air dituangkan dulu di dalam
gelas kimia lalu dilanjutkan asam sulfat diteteskan menggunakan pipet
tetes.
Termometer laboratorium merupakan alat pengukur titik didih dan titik
beku dalam sebuah penelitian yang memiliki perlakuan khusus saat
digunakan dengan bentuk memanjang dan dilengkapi skala angka yang
menunjukkan suhu benda yang kita ukur. Sebelum menggunakan
termometer hendaknya dibasahi terlebih dahulu untuk membenrsihkan atau
menghilangkan zat kimia lain yang menempel pada termometer agar zat
yang akan kita ukur tidak terkontaminasi dan mengalami kerusakan. Saat
melakukan pengukuran menggunakan termometer jangan sampai
memegang secara langsung menggunakan tangan, pakailah alas seperti
kain. Hal ini disebebkan tangan kita meiliki panas sehingga dapat
mempengaruhi pengukuran dari termometer.
Buret merupakan salah satu peralatan di laboratorium yang berupa
gelas laboratorium berbentuk silinder dan memiliki skala ukur, serta
memiliki sumbat keran dibawahnya untuk mengeluarkan atau
menghentikan cairan yang keluar. Buret digunakan untuk analisis
kuantitatif pengukuran volume, Sebelum menggunakan buret, hendaknya
kita memeriksa apakah buret mengalami kebocoran atau tidak. Apabila
buret mengalami kebocoran, dapat diatasi dengan mengoleskan vasseline
pada kran buret tetapi jangan sampai terkena lubang kran supaya zat yang
akan keluar dari buret tidak terkontaminasi oleh vasselin. Vasseline dapat
bermanfaat untuk melicinkan kran agar pemsangan kran lebih mudah dan
tidak menyumbat buret.
Pipet merupkan peralatan laboratorium yang digunakan untuk
memindahkan cairan dari wadah satu ke wadah lainnya, serta utuk
mengukur volume cairan dalam jumlah yang tidak terlalu banyak dengan
tingkat akurasi yang tinggi. Salah satu jenis pipet adalah pipet volume (ball
pipet) yang meiliki bentuk panjang dengan kedua ujungnya yang tipis dan
kurus untuk mengukur satu ukuran volume dengan tingkat ketelitian tinggi.
Teknik penggunaan pipet volume adalah memasukkan ujung bawah pipet
kedalam wadah larutan yang akan dipindahkan, tekan bagian S pipet untuk
menyedot larutan kedalam pipet volume, jika volume larutan sudah tepat
dipindahkan larutan tersebut kewadah yang sudah disediakan dengan
menekan bagian E pada rubble buldnya.
Neraca merupakan alat laboratorium untuk mnimbang massa suatu
bahan dalam prakrtikum. Dalam penggunaannya, bahan yang akan
ditimbang tidak boleh diletakkan langsung diatas neraca tetapi dialaskan
wadah yang sesuai untuk penimbangan bahan atau tersebut. Hal ini
bertujuan untuk menghindari reaksi antara zat yang ditimbang dengan
neraca karena residu zat yang menempel pada neraca akan mengganggu
proses penimbangan. Alas wadah untuk penimbangan yang biasanya
digunakan adalah kaca arloji, gelas ukur, gelas kimia, kertas saring, dan
sebagainya.
Massa jenis merupakan besaran turunan dari massa dibagi dengan
volume yang memiliki satuan kg/m3 atau g/cm3, kg dan g melupakan satuan
dari massa, sedangkan m3 dan cm3 merupakan satuan dari volume. Pada
praktikum ini perolehan massa jenis didapatkan dari perhitungan massa
akuades terlebih dahulu lalu mengukur volume dari akuades, kemudian
hasil dari keduanya dimasukkan dalam rumus mencari massa jenis sehingga
dpat diperoleh massa jenis akuades. Massa jenis bebanding lurus dengan
massa benda dan berbanding terbalik dengan volume benda. Hal ini
membuat semakin tinggi massa jenis suatu benda maka akan semakin besar
pula massa suatu benda tiap satuan volumenya. Sebuah benda yang
memiliki massa jenis tinggi akan memiliki volume yang lebih rendah
daripada benda yang memiliki massa sama tetapi massa jenisnya lebih
rendah(Octavia dkk, 2018).
Meniskus adalah kurva yang terlihat di bagian atas cairan dalam
menanggapi wadah. Meniscus dapat berbentuk cekung atau cembung
tergantung pada tegangan permukaan cairan dan daya rekatnya ke dinding
wadah. Meniskus cekung terjadi apabila molekul cairan lebih tertarik ke sisi
wadah sehingga cariran menempel pada sisi wadah atau membungkuk, cara
membacanya dengan melihat skala tingkat terendah dari kurva. Sedangkan
meniscus cembung terjadi apabila molekul cairan menarik diri dari sisi
wadang dan membentuk kurva ke atas, cara membacanya dilihat pada skala
titik tertinggi kurva.

VII. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan diuraikan dalam
pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
➢ Pengenceran asam pekat memiliki teknik khusus agar tidak terjadi ledakan
yang berbahaya bagi praktikan yaitu dengan menenteskan asam pekat ke
dalam air.
➢ Termometer memiliki teknik khusus dalam penggunaannya agar tidak
berbahaya bagi praktikan dan hasil pengukuran akurat.
➢ Kebocoran buret dapat dilakukan dengan mengoleskan vasselin pada keran
tetapi tidak boleh terkena lubang kerang agar keran keran tidak tersumbat dan
tidak mencemari zat yang keluar.
➢ Pipet Volume merupakan pipet yang memiliki tingkat kekuratan pengukuran
yang tinggi dengan teknik penggunaan yang khusus.
➢ Neraca saat digunakan harus diberi alas wadah agar menghasilkan
pengukuran yang akurat.
➢ Massa jenis ssebuah benda diperoleh dengan cara membagi massa benda
dengan volume benda.
➢ Pembacaan meniscus disesuaikan dengan kurva yang terbentuk agar bisa
mendapatkan skala yang sesuai.
DAFTAR PUSTAKA

Dwinata, R. A., R. Effendi, dan S. A. Yudha. 2016. Rancang Bangun Aplikasi Tabel
Periodik Unsur dan Perumusan Senyawa Kimia dari Unsur Kimia Dasar
Berbasis Android. Jurnal Rekursif. 4(2):177.

Emda, A. 2014. Laboratorium sebagai Sarana Pembelajaran Kimia dalam


Meningkatkan Pengetahuan dan Keterampilan Kerja Ilmiah. Lantanida
Journal.2(2):219-226.

LabChem, 2020. Material Safety Data Sheet of Aquades. [Serial Online]


di akses pada17 September 2021.

LabChem, 2020. Material Safety Data Sheet of Asam Sulphate. [Serial Online]
di akses pada 17 September 2021.

Octavia, S., M. Ulfah, Y. Riadi, dan A. H. Pamungkas. 2018. Penambahan Logam


Pengotor (Au) Terhadap Karakteristik Mercury (Hg). Jurnal Katalisator. 3(1):
31-35.

Raharjo, dan S. Harjanto. 2014. Penanganan Alat dan Bahan yang Baik dalam Rngka
Menunjang Kegiatan di Laboratorium Kimia. METANA. 13(2):58-60.

Riskawati, Nurlina, dan R. Karim. 2019. Alat Ukur dan Pengukuran. Cetakan Kedua.
Makassar: LPP UNISMUH Makassar.
LAMPIRAN

Gambar 1. Cara menambahkan cairan ke tabung reaksi.


(Sumber : Tim Praktikum Kimia Dasar 2020)

Gambar 1. Cara membaca meniskus


(Sumber : xdocs.tip, 2013)

Anda mungkin juga menyukai