Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PENGETAHUAN POKOK DAN TEKNIK

Oleh :

Nama : Luthfi Rindra Salam


NIM : 211910801020
Kelas/Kelompok : A/4
Asisten : Okkie Aulia Fitriana

LABORATORIUM KIMIA DASAR


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
2021
I. Judul: Pengetahuan Pokok dan Teknik Laboratorium

II. Tujuan
Tujuan pada percobaan ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui beberapa peralatan dasar laboratorium kimia dan
penggunaannya.
2. Mengetahui teknik-teknik laboratorium dan petunjuk-petunjuk
keselamatan laboratorium.
3. Mengetahui metode pengukuran dalam laboratorium.

III. Pendahuluan
3.1 MSDS (Material Safety Data Sheet)
3.1.1 Akuades (H2O)
Akuades memiliki rumus kimia yaitu H2O. Akuades biasa disebut
sebagai air murni. Akuades tidak berwarna dan tidak berbau. Memiliki
titik lebur pada 0°C dan titik didih pada 100°C. Akuades memiliki
densitas sebesar 1,00g/cm3. Akuades memiliki sifat fisik berupa cairan
dengan memiliki pH 7 dan berat molekul 18 g/mol. Akuades adalah
senyawa yang tidak berbahaya dan tidak memerlukan perlakuan khusus.
(LabChem, 2021).
3.1.2 Asam Klorida (HCl)
Asam klorida memiliki rumus kimia HCl memiliki bentuk berupa
cairan. Asam klorida memiliki massa molekul sebesar 36,46 g/mol. Asam
klorida tidak berwana dan tidak berbau. Asam klorida memiliki pH 0.
Asam klorida bersifat korosif sehingga harus disimpan di ruangan dingin
berventilasi, wadah tertutup dan terikat, dipisahkan dari zat-zat beracun.
Praktikan harus memakai sarung tangan pelindung, pelindung wajah,
pakaian pelindung, pelindung mata untuk mencegah kontak langsung
dengan asam klorida, bagian tubuh yang kontak langsung dengan asam
kolrida segera dibasuh dengan air (LabChem. 2021).
3.1.3 Tembaga (Cu)
Tembaga memiliki rumus kimia (Cu). Tembaga memiliki bentuk
berupa zat padat. Tembaga adalah logam dengan nomor atom 29, massa
atom 63,55, titik lebur 1083°C, titik didih 2595°C, jari jari atom 1,171A°
jari jari ion Cu2+. Tembaga adalah logam transisi yang berwara
kemerahan, mudah regang dan mudah ditempa. Tembaga bersifat racun
bagi makhluk hidup dan bisa mengiritasi, kulit, mata, dan pernafasan.
Praktikan harus memakai APD agar terhindar dari kecelakaan kerja.
Penanganan pertama yang harus dilakukan: Mata dibasuh dengan air yang
banyak jika terkena, kulit yang terkena dibasuh dengan air dan sabun,
pindahkan segera orang yang menghirup ke tempat yang memiliki udara
segar (PubChem, 2021)

3.2 Tinjauan Pustaka


3.2.1 Ilmu Kimia
Kimia adalah bagian ilmu pengetahuan alam, mempelajari
komposisi, struktur zat kimia, dan perubahan-perubahan yang dialami
materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang
direncanakan Bahan kimia banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
tanpa disadari. Kita perlu memantapkan pemahaman konsep-konsep dasar
kimia, teori-teori belajar dan berpikir tingkat tinggi, serta menerapkannya
dalam kehidupan sehari-hari (Juwita, 2017).
3.2.2 Teknik Laboratorium
Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang
didalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan
bidang keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian,
praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
bahan tertentu. Laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat-
zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia
dapat dibedakan lagi menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia
anorganik, kimia instrument, kimia fisika, dan lain-lain (Wardiyah, 2016).
Laboratorium merupakan unsur penting dan salah satu syarat bagi
keberadaan suatu perguruan tinggi. Kelas praktikum membantu
mahasiswa untuk menguji teori yang dipelajari lebih terperinci sehingga
dapat mengaitkan ketertarikan pada bidang yang dipelajari. Kelas
praktikum adalah bagian penting dari kurikulum (Cahyaningrum, 2020)
Pengetahuan tentang jenis-jenis bahan kimia harus dikuasai
sebelum mulai bekerja di laboratorium kimia. Sifat-sifat kimia bisa
diketahui dari Material Safety Data Sheet (MSDS). Bahan-bahan kimia
memiliki sifat yang beragam dari yang bersifat mudah terbakar, beracun,
mengiritasi, korosif, dan dapat merusak lingkungan (Wardiyah, 2016).
3.2.3 Pengelolaan Laboratorium
Pemahaman tentang pengelolaan laboratorium sangat penting
untuk dimiliki oleh pihak-pihak yang terkait dengan laboratorium, baik
secara langsung maupun tidak. Laboratorium harus dikelola dan
dimanfaatkan dengan baik, karena laboratorium kimia merupakan salah
satu jenis laboratorium yang dianggap cukup berbahaya dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada
masyarakat (Vendarmawan, 2015).
Penataan alat dan bahan praktikum sangat bergantung kepada
fasilitas yang ada di laboratorium dan kepentingan pemakai laboratorium.
Fasilitas yang dimaksud dalam hal ini adalah adanya ruang penyimpanan
khusus (gudang), ruang persiapan, dan tempat-tempat penyimpanan
seperti lemari, kabinet, dan rak-rak (Vendarmawan, 2015).
Peralatan laboratorium kimia sebagian besar terbuat dari gelas,
gelas dipilih karena mempunyai sifat-sifat yang menguntungkan. Sifat-
sifat gelas yang menguntungkan antara lain: tembus cahaya atau tembus
pandang (opaque), kaku (rigid), tidak mudah bereaksi dengan bahan
kimia, memiliki titik didih tinggi sehingga tidak mudah meleleh, terutama
pada pemanasan biasa dibawah 100°C, dan mudah dilas jika retak dan
pecah (Wardiyah, 2016).
3.2.4 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
Bahan kimia akan dijumpai setiap saat ketika bekerja di
laboratorium kimia. Setiap bahan kimia memiliki sifat yang berbeda yang
membutuhkan penanganan tertentu. Sifat bahan kimia umumnya
berbahaya, mengiritasi, toksik, dan mudah terbakar. Kontak bahan kimia
dengan kulit, pencernaan, pernafasan harus dihindari. Hendaklah setiap
personel yang terlibat dalam kegiatan di laboratorium kimia harus
memahami bidaya kesehatan dan keselamatan kerja (K3) untuk
menghindari bahaya kontaminasi bahan kimia (Wardiyah, 2016).
Laboratorium dengan bahan kimia dan alat-alat gelas yang sangat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja meskipun telah bekerja
dengan hati-hati. Penanganan terhadap kecelakaan kerja di laboratorium
sangat perlu dikuasai oleh praktikan maupun petugas di laboratorium
(Wardiyah, 2016).
3.2.5 Landasan Teori
Menurut Putri, dkk. (2019). Massa jenis merupakan nilai yang
menunjukkan besarnya perbandingan antara massa benda dengan volume
benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran
benda diubah massa jenis jenis benda tidak berubah, misalnya ukurannya
diperbesar sehingga baik massa benda maupun volume benda makin
besar.

ρ = massa jenis (kg/m3 atau g/cm3)


m = massa (kg atau g)
v = volume (m3 atau cm3)
IV. Metodologi Percobaan
4.1 Alat dan Bahan
4.1.1 Alat
- Botol
- Buret 25 mL
- Buret 50 mL
- Cincin karet
- Corong
- Erlenmeyer 50 mL
- Gelas beaker 100 mL
- Gelas ukur 10mL
- Gelas ukur 50 mL
- Kaca arloji
- Kain basah
- Kertas saring
- Korek
- Neraca pocket
- Neraca portable
- Pembakar spirtus
- Pengaduk
- Penjepit
- Pipet filler
- Pipet tetes
- Pipet ukur
- spatula
- Statif
- Tabung reaksi
- Thermometer
4.1.2 Bahan
- Akuades (H2O)
- Asam pekat (HCl)
- Lempeng tembaga (Cu)
- Vaselin

4.2 Diagram Alir


4.2.1 Pengenceran Asam Pekat (HCl)

Akuades

- diambil dan diukur menggunakan pipet ukur.


- dipindah kan kedalam gelas beaker.
- dipindahkan ke ruang asam.
- dicampur dengan HCl yang telah diukur menggunakan pipet
ukur.
- diaduk dengan pengaduk

Hasil

4.2.2 Memanaskan Tabung Reaksi

Tabung Reaksi

- dijepit menggunakan penjepit


- dipanaskan diatas pembakar spirtus yang sudah dinyalakan
- dihadapkan ke tempat ayang aman.

Hasil
4.2.3 Teknik Pemasangan Termometes
Thermometer

- dibasahi dengan air.


- dipegang menggunakan cincin karet di bagian yang dekat dengan
bagian yang akan dimasukan dengan kain basah.
- dilap menggunakan kain basah dengan gerak ulir.

Hasil

4.2.4 Teknik Penanganan Kebocoran Buret


Buret

- dipasang di statif
- diputar kerannya untuk menuagkan cairan kedalam wadah
lain.
- dibuka dan dilap kerannya menggunakan kertas saring.
- dilumuri kerannya dengan vaselin dibagian yang diarsir.
- dipastikan saluran cairan kerannya tidak tersumbat.
- dipasang kembali dan diputar putar kerannya.

Hasil

4.2.5 Mengambil Cairan dengan Pipet menggunakan Pipet Seukuran

Pipet

- dipasangi pipet filler.

- dicelupkan ujungnya kedalam cairan.

- dihisap sampai sedikit melewati batas.

- dikeringkan ujungnya dengan kertas saring.

- diatur agar tegak dan cairannya tepat pada


batas.
Hasil
4.2.6 Menimbang Lempeng Tembaga (Cu)

Neraca

- dilapisi dengan kaca arloji

- dikalibrasi dengan tombol tare

- ditaruh lempeng Cu menggunakan spatula

- diamati hasilnya

- dimatikan dan ditutup

Hasil

4.2.7. Pengukuran Volume dengan Gelas Ukur

Gelas ukur 10 mL
mL 10MmL
- disiapkan dan diisi dengan akuades 5 mL

- ditunjukkan mana yang disebut meniscus

Hasil

4.2.8 Pengukuran Volume dengan Erlenmeyer

Erlenmeyer 50 mL
mL 10MmL
- disiapkan dan diisi dengan zat yang ingin diukur

- dilihat yang ditunjuk meniscus

Hasil
4.2.9 Pengukuran Volume dengan Buret

Buret 25 mL

- dipasang di statif dan ujungnya diberi corong

- diisi dengan zat yang ingin diukur

- dilihat yang ditunjukkan meniscus

Hasil

4.2.10 Pengukuran Massa

Neraca Pocket

- dilapisi dengan kaca arloji

- dikalibrasi dengan tombol tare

- ditaruh zat menggunakan spatula diatas neraca

- diamati hasilnya

- dimatikan dan ditutup

- diganti dengan necraca portable dan lakukan pengukuran


hingga tiga kali

Hasil
4.2.11 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas
Ukur

Gelas ukur 10 mL

- disiapkan dan ditimbang dalam keadaan kering

- diisi dengan 10 mL akuades menggunakan pipet tetes

- ditimbang kembali

- diukur suhu akuades yang ada didalamnya

Hasil

4.2.12 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret

Akuades

- disiapkan 80 mL di Gelas beker 100 mL

- dimasukkan kedalam buret dimulai dari tinggi 3 mL

- ditambahkan kedalam botol sebanyak 5 mL dati buret

- dilihat penurunan volumenya pada buret

- ditimbang bersama botolnya

- Ditambah lagi ke botol sehingga menjadi 6 mL

- Ditimbang lagi bersama botol yang telah terisi 6 mL

- dikosongkan yang didalam buret

Hasil
4.3 Prosedur Kerja
4.3.1 Mengencerkan Asam Pekat
Diencerkan asam pekat di ruang asam. Diukur akuades dan
dimasukkan ke gelas ukur 10 mL atau ke labu Erlenmeyer menggunakan
pipet ukur. Diukur HCL dan dipindahkan ke gelas ukur 10 mL atau ke
labu Erlenmeyer melalui dinding gelas dengan pipet ukur dan dicampur
dengan akuades. Diaduk larutan HCL dan akuades dengan pengaduk.

4.3.2 Memanaskan Tabung Reaksi


Dinyalakan api pada pembakar spirtus menggunakan korek.
Dijepit tabung reaksi dengan menggunakan penjepit. Diarahkan mulut
tabung reaksi ke tempat yang aman.

4.3.3 Teknik Pemasangan Thermometer


Dibasahi thermometer dengan air. Dipegang thermometer dengan
cincin karet lalu dilap dengan kain basah dengan gerak ulir.

4.3.4 Teknik Penanganan Kebocoran Buret


Disiapkan buret dan dipasang di statif. Dituangkan cairan yang ada
didalam buret kedalam wadah lain. Dibuka keran buret lalu lap dengan
kertas saring. Dioleskan keran buret dengan vaselin. Dipastikan saluran
cairan tidak tertutup. Dipasang keran lalu diputar-putar.

4.3.5 Mengambil Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran


Dipasang pipet ukur dengan pipet filler. Dipastikan ujung pipet
tercelup cairan dan tegak lurus. Dihisap cairan sampai sedikit melewati
batas. Dikeringkan bagian ujung pipet yang terkena cairan dengan
menggunakan kertas saring. Diatur pipet tegak lurus dan cairan tepat pada
batas.
4.3.6 Menimbang
Dilapisi neraca dengan gelas kimia/botol timbang/kaca
arloji/kertas saring/wadah lainnya yang sesuai. Dikalibrasi neraca dengan
tombol tare. Diletakkan zat diatas neraca dengan menggunakan spatula,
lalu catat hasilnya. Dimatikan neraca lalu tutup kembali.

4.3.7 Pengukuran Volume Menggunakan Gelas Ukur


Disiapkan gelas ukur 10 mL, lalu isi dengan 5 mL akuades. Dilihat
meniscus pada gelas ukur 10 mL.

4.3.8 Pengukuran Volume Menggunakan Erlenmeyer


Disiapkan erlenmeyer 50 mL, lalu isi dengan 50 mL akuades.
Dilihat meniscus pada gelas ukur 10 mL

4.3.9 Pengukuran Volume Menggunakan Buret


Disiapkan buret 25 mL dan pasang di statif. Dipasang ujung buret
dengan corong. Dimasukkan zat kedalam buret sampai batas meniscus.

4.3.10 Pengukuran Massa


Dilapisi neraca dengan gelas kimia/botol timbang/kaca
arloji/kertas saring/wadah lainnya yang sesuai. Dikalibrasi neraca dengan
tombol tare. Diletakkan zat diatas neraca dengan menggunakan spatula,
lalu catat hasilnya. Dimatikan neraca lalu tutup kembali. Ditimbang zat
menggunakan neraca lain sebanyak tiga kali.

4.3.11 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas


Ukur
Disiapkan 100 mL akudes menggunakan gelas beaker. Disiapkan
gelas ukur 10 mL dan timbang dengan keadaan kering. Diisi gelas ukur
dengan 10 mL akudes menggunaakan pipet tetes. Ditimbang gelas ukur
yang sdah diisi 10 mL akuades. Diukur suhu akuades didalam gelas ukur
dengan menggunakan thermometer.

4.3.12 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret


Disiapkan 80 mL akuades pada gelas beaker 100 mL. Ditimbang
botol beserta tutupnya. Diisi buret 50 mL dengan akuades dimulai dari
tinggi 3 mL. Ditambahkan akuades 5 mL ke botol dari buret. Dilihat
penurunan volume akuades pada buret. Ditimbang massa botol yang telah
diisi akuades 5 mL. Ditambah volume akuades pada botol menjadi 6 mL
dari buret. Ditimbang lagi botol yang telah diisi akuades 6 mL.
Dikosongkan akuades yang ada dalam buret.

V. Data dan Perhitungan


5.1. Data
5.1.1 Penentuan Massa Jenis Cairan Menggunakan Gelas Ukur
- Pengulanngan 1
m1 = 31,30 g
m2 = 41,18 g
T1 = 28°C
- Pengulangan 2
m1 = 31,32 g
m2 = 41,20 g
T1 = 28°C
Keterangan:
m1 = massa gelas ukur kosong
m2 = massa gelas ukur dengan 10 mL akuades
T1 = suhu akuades dalam gelas ukur
5.1.2 penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret
V1 = 5 mL
V2 = 6 mL
m1 = 16,79 g
m2a = 21,93 g
m2b = 22,91 g
Keterangan:
V1 = volume akuades di botol 1
V2 = volume akuades di botol 2
m1 = massa botol + tutup botol
m2a = massa botol + tutup botol + akuades di botol 1
m2b = massa botol + tutup botol + akuades di botol 2

5.2. Perhitungan
5.2.1.Penentuan Massa Jenis Cairan Menggunakan Gelas Ukur

- Pengulangan 1
Massa akuades = m2 – m1 = 41,18 g – 31,30 g = 9,88 g
Volume akuades = 10 mL = 10 cm3
Massa jenis akuades (ρakuades)

- Pengulangan 2
Massa akuades = m2 – m1 = 41,20 g – 31,32 g = 9,88 g
Volume akuades = 10 mL = 10 cm3
Massa jenis akuades (ρakuades)

5.2.2 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret


- Massa Jenis Akuades di Botol 1
Massa akuades = m2a – m1 = 21,93 g – 16, 79 g = 5,14 g
Volume akuades = 5 mL = 5 cm3
Massa jenis akuades =

- Massa Jenis Akuades di Botol 2


Massa akuades = m2b – m1 = 22,91 g – 16, 79 g = 6,12 g
Volume akuades = 6 mL = 6 cm3
Massa jenis akuades =

VI. Hasil Dan Pembahasan


6.1.Hasil

6.1.1 Pengenceran Asam Pekat

A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Gelas ukur Digunakan untuk


mengukur volume
akuades dan HCl

2. Gelas beaker Digunakan untuk


menampung akuades
dan HCl.

3. Pipet ukur Digunakan untuk


mengukur cairan dan
memindahkan
akuades dan HCl dari
gelas ukur ke gelas
beaker.
4. Pengaduk Untuk mengaduk
larutan akuades dan
HCl.

B. Tabel Bahan

No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan untuk


mengencerkan asam
pekat.

2. Asam pekat Digunakan untuk


(HCl) percobaan
mengencerkan asam
pekat.

6.1.2 Memanaskan Tabung Reaksi


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. korek Digunakan untuk


menyalakan api pada
pembakar spirtus

2. Pembakar spirtus Digunakan untuk


memanaskan tabung
reaksi..
3. Tabung Reaksi Digunakan untuk
mereaksikan zat,
dapat dipanaskan
pada nyala api
oksidasi.
4. Penjepit Digunakan u tuk
menjepit tabung
reaksi saat
dipanaskan.

B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


percobaan pemanasan
tabung reaksi.

6.1.3 Teknik Pemasangan Thermometer


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Thermometer Digunakan untuk


mengukur suhu zat.

2. Kain basah Digunakan untuk


mengelap
thermometer sebelum
digunakan.
3. Cincin karet Digunakan untuk
memegang
thermometer
B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan untuk


membasahi
thermometer sebelum
digunakan.

6.1.4 Teknik Penanganan Kebooran Buret


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Buret Digunakan sebagai


percobaan
penanganan
kebocoran buret.

2. Gelas beaker Digunakan untuk


menampung cairan
yang ada didalam
buret.
3. Statif Berfungsi untuk
menegakkan buret.

4. Kertas saring Digunakan untuk


mengeringkan keran
buret.
B. Tabel Bahan

No. Bahan Fungsi Gambar

1. Vaseline Digunakan untuk


mengatasi kebocoran
pada keran buret

6.1.5 Mengambil Cairan dengan Pipet Menggunakan Pipet Seukuran


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Pipet ukur Digunakan untuk


mengambil dan
mengukur cairan atau
larutan.

2. Gelas beaker Digunakan untuk


menampung cairan
atau larutan.
3. Pipet filler Digunakan untuk
membantu proses
pengambilan cairan.

4. Kertas saring Digunakan untuk


mengeringkan ujung
pipet.

5. Gelas ukur Digunakan untuk


mengukur volume
cairan atau larutan.
B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
mengambil cairan
dengan pipet
menggunakan pipet
seukuran.

6.1.6 Menimbang Lempeng Cu


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Neraca pocket Digunakan untuk


menimbang lempeng
Cu

2. Kaca arloji Digunakan untuk


penutup dan
menimbang lempeng
Cu
3. Spatula Digunakan untuk
memindah lempeng
Cu dari tempatnya ke
neraca pocket.
B. Tabel Bahan

No. Bahan Fungsi Gambar

1. Lempeng Cu Digunakan sebagai


bahan percobaan
menimbang.

6.1.7 Pengukuran Volume Menggunakan Gelas Ukur


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Gelas Ukur Digunakan untuk


mengukur volume
10 mL
cairan atau larutan.

B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
5 mL
pengukuran volume
menggunakan gelas
ukur.
6.1.8 Pengukuran Volume Menggunakan Erlenmeyer
A. Tabel Alat
No. Alat Fungsi Gambar

1. Erlenmeyer Digunakan untuk


mengukur volume
50 mL
cairan atau larutan.

B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
50 mL
pengukuran volume
menggunakan
erlenmeyer

6.1.9 Pengukuran Volume Menggunakan Buret


A. Tabel Alat
No. Alat Fungsi Gambar

1. Buret 25 mL Digunakan dalam


percobaan yang
memerlukan presisi.
2. Corong Digunakan untuk
memindahkan larutan
dan atau menyaring
yang biasanya
menggunakan kertas
saring.
4. Statif Digunakan untuk
menegakkan buret.

B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
25 mL
pengukuran volume
menggunakan buret.

6.1.10 Pengukuran Massa


A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Neraca pocket Digunakan untuk


menimbang padatan
kimia.

2. Kaca arloji Digunakan untuk


penutup dan
menimbang bahan
kimia yang berwujud
padat atau kristal.
3. Neraca Potable Digunakan sebagai
pembanding neraca
pocket.

4. Spatula Digunakan untuk


memindah zat dari
tempatnya ke neraca

B. Tabel Bahan

No. Bahan Fungsi Gambar

1. Lempeng Cu Digunakan sebagai


bahan percobaan
menimbang.

6.1.11 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Gelas


Ukur
A. Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Gelas beaker Digunakan untuk


wadah akuades
100 mL

2. Gelas ukur Digunakan untuk


mengukur volume
10 mL akuades.
3. Neraca Potable Digunakan untuk
menimbang gelas
ukur dan akuades

4. Pipet tetes Digunakan untuk


mempindahkan
akuades dari gelas
beaker ke gelas ukur

5. Thermometer Digunakan untuk


mengukur suhu
akuades.

B. Tabel Bahan
No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
100 mL
penentuan massa jenis
cairan menggunakan
gelas ukur

6.1.12 Penentuan Massa Jenis Cairan dan Padatan Menggunakan Buret


A.Tabel Alat

No. Alat Fungsi Gambar

1. Gelas beaker Digunakan untuk


wadah akuades
100 mL
2. Neraca portable Digunakan untuk
menimbang botol dan
akuades

3. Buret Digunakan dalam


percobaan yang
50 mL memerlukan presisi.

4. Statif Digunakan untuk


menegakkan buret.

B. Tabel Bahan

No. Bahan Fungsi Gambar

1. Akuades (H2O) Digunakan sebagai


bahan percobaan
80 mL
penentuan massa jenis
cairan menggunakan
buret

6.2 Pembahasan
Laboratorium adalah suatu bangunan berupa ruangan tertutup atau
terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis yang
didalamnya dilengkapi dengan peralatan dan bahan-bahan sesuai dengan
bidang keilmuan tertentu untuk melakukan percobaan ilmiah, penelitian,
praktek pembelajaran, kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi
bahan tertentu. Laboratorium kimia adalah suatu ruangan pengujian zat-
zat kimia baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Laboratorium kimia
dapat dibedakan lagi menjadi kimia analitik, kimia organik, kimia
anorganik, kimia instrument, kimia fisika, dan lain-lain. Percobaan yang
dilakukan adalah pengenalan alat dan pengukuran dalam laboratorium
kimia (Wardiyah, 2016).

Gambar 6.1 Pengenceran Asam Pekat

Pengenceran asam pekat dilakukan di ruang asam karena asam


pekat itu korosif dan volatile. Pengenceran asam pekat harus dilakukan di
ruang asam untuk meminimalisir kecelakaan kerja. Akuades harus dituang
terlebih dahulu sebelum asam pekat bertujuan untuk menghindari cipratan
asam pekat dan menghindari pendidihan asam pekat. Asam pekat
dimasukkan ke dalam gelas beaker melalui dinding gelas bertujuan untuk
meminimalisir cipratan.

Gambar 6.2 Mulut tabung reaksi


diarahkan ke tempat yang aman

Tabung reaksi yang sedang dipanaskan harus dihadapkan ke


tempat yang aman. Tabung reaksi yang sedang dipanaskan mengandung
cairan yang bersuhu tinggi sehingga bisa membahayakan orang lain.
Tabung reaksi yang sedang dipanaskan bisa memuncratkan cairannya
sehingga harus dihadapkan ke tempat yang aman. Cairan yang dipanaskan
dalam tabung reaksi bisa berbahaya tergantung cairannya.

Gambar 6.3 Thermometer


dilap dengan kain basah

Thermometer dibasahi agar cairan yang sebelumnya diukur


suhunya dengan thermometer bersih dan juga untuk mengkalibrasi suhu
yang ada di thermometer. Thermometer itu mudah pecah. Thermometer
dipegang dengan menggunakan cincin karet bertujuan agar thermometer
tidak pecah saat dipegang dengan tangan. Thermometer dilap dengan kain
basah dengan gerak ulir bertujuan agar thermometer dilap dengan
sempurna.

Gambar 6.4 Keran


buret diolesi vaseline

Buret sering mengalami kebocoran, sehingga bisa menyebabkan


kecelakaan kerja jika cairan yang ada didalam buret berbahaya. Gelas
beaker dibutuhkan untuk mewadahi cairan yang ada didalam buret. Keran
buret terlebih dahulu dikeringkan dengan kertas saring agar cairan yang
masih ada pada keran buret kering agar keran buret yang bocor bisa
tertutup sempurna. Keran buret diolesi vaselin karena vaselin bisa
menutup kebocoran pada keran buret. Lubang cairan pada keran buret
tidak boleh tertutp, karena bisa menghalangi jalannya cairan. Keran buret
diputar kembali agar vaselin yang dioleskan merata.

Gambar 6.5 Proses


penghisapan cairan

Pipet dipastikan ujungnya tercelup ke cairan yang akan di ambil


supaya bisa menyedot cairan yang akan diambil. Pipet menyedot cairan
melalui pipet fillet. Pipet filer jangan disedot melalui mulut jika cairan
yang akan disedot berbahaya (beracun dan volatile). Cairan diambil
melebihi batas yang diininginkan agar bisa sedikit-sedikit mengurangi
volume cairan sampai batas volume yang diinginkan dengan presisi.
Ujung pipet dikeringkan setelah mengambil cairan bertujuan agar cairan
tidak menetes, cairan yang menetes bisa berbahaya jika itu cairan yang
berbahaya. Pipet harus tegak saat memindah cairan bertujuan agar batas
volume cairan tepat pada batas, sehingga tidak terjadi kekeliruan.
Gambar 6.6 Proses
Penimbangan lempeng Cu

Lempeng Cu tidak boleh langsung ditaruh diatas neraca karena


bisa merusak permukaan neraca. Neraca dilapisi terlebih dahulu dengan
kaca arloji supaya permukaannya aman. Lempeng Cu dipindahkan
menggunakan spatula agar tangan praktikan aman.

Gambar 6.7 Meniscus gelas


ukur menunjukkan 5 mL

Mata kita harus sejajar dengan meniscus agar tidak terjadi


kesalahan pengukuran. Meniscus adalah batas lengkungan cairan pada alat
ukur. Meniscus menunjukkan volume pada gelas ukur.
Gambar 6.8 Meniscus
erlenmeyer menunjukkan 50 mL

Mata kita harus sejajar dengan meniscus agar tidak terjadi


kesalahan pengukuran. Meniscus adalah batas lengkungan cairan pada alat
ukur. Meniscus menunjukkan volume pada Erlenmeyer.

Gambar 6.9 Meniscus


buret menunjukkan 25 mL

Mata kita harus sejajar dengan meniscus agar tidak terjadi


kesalahan pengukuran. Meniscus adalah batas lengkungan cairan pada alat
ukur. Meniscus menunjukkan volume pada buret.
Gambar 6.10.1 Pengukuran Gambar 6.10.2 Pengukuran

zat menggunakan neraca pocket zat menggunakan neraca portable

Zat tidak boleh langsung ditaruh diatas neraca karena bisa merusak
permukaan neraca. Neraca dilapisi terlebih dahulu dengan kaca arloji
supaya permukaannya aman. Zat dipindahkan menggunakan spatula agar
tangan praktikan aman. Pengukuran diulang tiga kali dengan neraca yang
berbeda agar pengukuran lebih akurat. Prinsip kerja neraca pocket dan
neraca portable adalah sama yaitu, mengukur tekanan (gaya tolak) yang
dibutuhkan untuk menghitung massa, bukan mengukur massa real.

Gambar 6.11 Selisih massa


gelas ukur terisi akuades dengan
massa gelas ukur kering

Akuades dipindahkan dari gelas beaker ke gelas ukur


menggunakan pipet tetes supaya memudahkan dalam menyesuaikan
volume dengan batas meniscus. Mata kita harus sejajar dengan meniscus
agar tidak terjadi kesalahan pengukuran. Meniscus adalah batas
lengkungan cairan pada alat ukur. Meniscus menunjukkan volume pada
gelas ukur. Gelas ukur ditimbang dua kali saat kondisi kering dan kondisi
setelah diisi air karena ingin mengetahui massa akuades dengan rumus
(massa gelas ukur + akuades) – massa gelas ukur kering. Hasil massa jenis
yang diukur yang didapat pada pengulangan satu dan dua adalah
0,988g/cm3. Menurut literature, massa jenis akuades adalah 1 g/cm3.
Tidak sesuai dengan literature yang dibaca, dikarenakan metode
pengukuran yang praktikan gunakan mungkin berbeda dengan literature.

Gambar 6.2.12.2 Massa Gambar 6.2.12.3 Massa


botol + akuades 5 mL botol + akuades 6 mL

Akuades dipindahkan ke buret dengan corong supaya akuades


masuk ke lubang buret. Botol ditimbang karena ingin mengetahui berat
bersih botol tanpa akuades. Akuades ditambahkan ke botol melalui buret
karena pengukuran buret presisi. Botol berisi akuades ditimbang dua kali
dengan volume yang berbeda karena ini mengetahui selisih massa dan
volume untuk menghitung massa jenis akuades. Hasil massa jenis yang
diukur yang didapat pada pengulangan satu adalah 1,028 g/cm3 dan
pengulangan dua adalah 1,02 g/cm3. Menurut literature, massa jenis
akuades adalah 1 g/cm3. Tidak sesuai dengan literature yang dibaca,
dikarenakan metode pengukuran yang praktikan gunakan mungkin
berbeda dengan literature dan juga kurangnya ketelitian praktikan dalam
melihat meniscus pada buret.
VII. Kesimpulan
Kesimpulan dari percobaan ini adalah sebagai berikut:

1. Peralatan laboratorium kimia sangat beragam. Peralatan laboratorium


kimia dibuat berbeda-beda karena memiliki tujuan dan fungsi yang
berbeda beda juga. Praktikan harus bisa memahami cara memakai dan
digunakan untuk apa peralatan laboratorium kimia.

2. Praktikum di laboratorium kimia memiliki teknik-teknik tersendiri


untuk menangani kondisi tertentu. Teknik harus diaplikasikan dengan
tepat sesuai dengan prosedur agar terhindar dari kecelakaan kerja.
Kecelakaan kerja bisa terjadi dari kecerobohan praktikan yang tidak
memakai APD, tidak mematuhi prosedur, lalai, dan sebagainya.
Kecelakaan kerja bisa dicegah dengan memahami kesehatan dan
keselamatan kerja (K3) di laboratorium kimia.

3. Metode pengukuran dalam laboratorium berbeda-beda berdasarkan apa


yang akan praktikan ukur. Praktikan harus bisa memahami konsep
pengukuran dalam laboratorium dengan banyak membaca refersnsi
tentang pengukuran dalam laboratorium kimia. Pengukuran dalam
laboratorium bisa tidak akurat karena kurangnya ketelitian atau kerusakan
alat laboratorium kimia.
DAFTAR PUSTAKA

Cahyaningrum, D. 2020. Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di

Laboratorium Pendidikan. Jurnal Pengelolaan Laboratorium Pendidikan.

2 (1): 35 - 40

Juwita, R. 2017. Kimia Dasar Teori dan Latihan. Padang: Sekolah Tinggi

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat

Putri, N. P. dan N. Suprapto. 2019. Buku Panduan Praktikum Fisika

Dasar 1. Surabaya: JDS

Tim Praktikum Kimia Dasar. 2021. Modul Praktikum Kimia Dasar 2020/2021.

Jember: Universitas Jember

Vendamawan, R. 2015. Pengelolaan Laboratorium Kimia. Jurnal Kimia. 11 (2):

41-46

Wardiyah. 2016. Praktikum Kimia Dasar. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan

LabChem.2021.Material Safety Data Sheet Hydrocloric Acid. [Serial Online].

https://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC15300.pdf (diakses tanggal

24 September 2021).

LabChem.2021.Material Safety Data Sheet Water. [Serial Online]

http://www.labchem.com/tools/msds/msds/LC26750.pdf (diakses tanggal

24 September 2021).

PubChem.2021.Material Safety Data Sheet Copper. [Serial Online]

https://pubchem.ncbi.nlm.nih.gov/compound/Copper (diakses tanggal) 24

September 2021).

Anda mungkin juga menyukai