LABORATORIUM LINGKUNGAN
TL 3103
METODE SAMPLING, PENGAWETAN SAMPEL AIR, DAN ANALISA PARAMETER
FISIK AIR
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan teknik sampling untuk mengambil samoel air
2. Menentukan lokasi pengambilan sampel yang baik
3. Menentukan hal yang mempengaruhi sampel air
II. Landasan Teori
Sampel adalah bagian dari populasi yang mewakili seluruh karakteristik dari sebuah
populasi (Reviere, 1996). Syarat suatu sampel dianggap baik adalah sampel harus presisi
dan akurat. Presisi menunjukkan bahwa sampel pertama tidak jauh berbeda dengan sampel
kedua dan berikutnya. Akurat menunjukkan bahwa sampel mendekati hasil yang
sebenarnya walaupun tidak saling mendekati antar sampel (Taylor, 1999). Metode-metode
yang biasa digunakan untuk Analisa parameter di lingkungan adalah grab sampling dan
composite sampling (Sastrawijaya, 1991). Grab sampling adalah metode pengambilan
sampel air pada satu lokasi sebanyak satu kali, yang menyebabkan hasil pengukuran hanya
dapat berlaku pada titik pengambilan sampel. Composite sampling adalah metode
pengamnbilan sampel air dari satu lokasi dengan beberapa kali pengambilan pada rentang
waktu tertentu (Hadi, 2005). Air permukaan merupakan air yang ada di sungai, danau,
waduk, saluran, mata air, rawa, dan air goa. Alat yang digunakan dalam pengambilan
sampel air sederhana dapat menggunakan ember palstik yang diikatkan dengan tali atau
gayung plastic yang memiliki tangkai panjang. Point samler memiliki dau tipe, yakni tipe
vertical dan horizontal (SNI 6989.57: 2008).
III. Prinsip Praktikum
Praktikum dilakukan dengan cara mengambil sampel air yang akan di uji kualitasnya.
IV. Alat dan Bahan
A. Alat: 1. Horizontal water sampler
2. Vertical water sampler
3. Composite water sampler
4. Automatic water sampler
5. Botol untuk sampel air
6. Box pendingin untuk mengangkut sampel air
7. Label
8. pH meter
9. Conductivitymeter
10. Turbiditymeter
B. Bahan: 1. Sampel air
2. Aquades
V. Cara Kerja
Cara Kerja Hasil
Pengamatan
IX. Kesimpulan
1. Teknik sampling yang digunakan adalah grab sampling.
2. Lokasi pengaambilaan sampel yang baik adalah lokasi yang dapat mewakili
keseluruhan sampel air, contohnya pada badan air yang tertutup atau ujung badan air
(agar kontaminasi dapat diperkecil).
3. Faktor mempengaruhi sampel air adalah factor pada pengujian parameter fisika dan
kimia air.
X. Daftar Pustaka
Reviere, Rebecca. 1996. Needs Assessment: A Creative and Practical Guide for Social
Scienties. Inggris.
John Robert Taylor (1999). An Introduction to Error Analysis: The Study of Uncertainties
in Physical Measurements. University Science Books.
SNI.6989-57.2008. Air Dan Air Limbah- Bagian 57: Metode Pengambilan Contoh Air
Permukaan. http//www.pil.or.id/Artikel/Air Limbah/SNI_6989.57-2008.pdf. Diakses
tanggal 22 September 2021.
MODUL 02
PENGAWETAN SAMPEL
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan metode pengawetan sampel air yang sesuai dengan parameter uji
2. Menentukan parameter uji yang tidak membutuhkan proses pengawetan sampel air
3. Menentukan parameter uji yang memerlukan proses pengawetaan
II. Landasan Teori
Pengawetan sampel air merupakan proses yang bertujuan untuk menjaga kualitas sampel
air agar tidak terjadi perubahan ketika sampel akan dipindahkan dari lokasi sampling ke
laboratorium. Metode pengawetan yang akan digunakan pada sampel harus sesuai dengan
parameter uji yang akan dukur pada sampel air. Berikut ini adalah metode pengawetan
berdasarkan parameter ujinya.
X. Daftar Pustaka
Anonim. TEKNIK PENANGANAN SAMPEL AIR GEOKIMIA. Universitas Gadjah
Mada. Jogjakarta. Indonesia
SNI.6989-57.2008. Air Dan Air Limbah- Bagian 57: Metode Pengambilan Contoh Air
Permukaan. http//www.pil.or.id/Artikel/Air Limbah/SNI_6989.57-2008.pdf. Diakses
tanggal 22 September 2021.
Tatangindatu, F., Kalesaran, O., & Rompas, R. (2013). Studi parameter fisika kimia air
pada areal budidaya ikan di Danau Tondano, Desa Paleloan, Kabupaten Minahasa. E-
Journal Budidaya Perairan, 1(2).
I. Tujuan Praktikum
1. Menentukan temperatur sampel air
2. Menentukan transparansi sampel air
3. Menentukan kekeruhan sampel air
4. Menentukan warna sampel air
5. Menentukan konduktivitas sampel air
6. Menentukan pH sampel air
II. Landasan Teori
Temperatur air merupakan salah satu parameter uji yang sangat penting untuk diukur
karena dapat mempengaruhi densitas air dan secara tidak langsung mempengaruhi jumlah
oksigen terlarut di dalam air. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan suhu pada
perairan adalah masuknya sumber air lain, radiasi matahari, temperature udara, cuaca, dan
iklim (Boyd, 2015).
Derajat keasaman pada air memiliki peran pada kualitas air. berubahnya pH pada perairan
dapat menyebabkan kematian makhluk hidup air, baik makhluk hidup maskrokopis
maupun mikroskopis (Odum, 1993).
Transparansi dan kekeruhan air saling berkaitaan karena kedua hal tersebut
mengindikasikan adanya zat terlarut pada sautu sampel air. Zat terlarut ini menyebabkan
cahaya tidak lewat sepenuhnya akibat pantulan gelombang cahaya oleh partikel terlarut
tersebut. Hal tersebut juga berkaitan dengan warna sampel air yang dapat mengindikasikan
jenis zat yang larut dalam sampel air.
Pengukuran warna dilakukan dengan membandingkan warna larutan standar yang terbuat
dari K2PtCl6 dengan konsentrasi tertentu yang dapat dibandingkan secara visual.
Pengukuran kekeruhan dilakukan dengan penyinaran cahaya ke dalam air dan kemudiah
dilihat berapa banyak cahaya yang dihamburkan oleh air.
Pengukuran daya hantar listrik dilakukan dengan memasukkan elektroda yang telah dialiri
listrik kedalam air dengan memperhatikan temperature air (usahakan temperature air
25°C).
Pengukuran derajat keasaman dilakukan dengan menggunakan kertas indikator pH, larutn
indikator pH, dan pH meter.
IV. Alat dan Bahan
A. Alat: 1. Thermometer
2. Piringan secchi
3. thermometer merkuri dan thermometer elektronik
4. Botol atau wadah sampel
5. Turbidimeter
6. Conductivity meter
7. Tabung kekeruhan
8. Tabung Nessler
9. tissue
10. pH meter
B. Bahan: 1. Sampel air
2. Larutan warna standar
3. Aquades
4. KCl 0,01 M
V. Cara Kerja
Cara Kerja Hasil Pengamatan
Aquades Unit
(ml) warna
49.5 5
49 10
48.5 15
48 20
47.5 25
47 30
46.5 35
46 40
45.5 45
45 50
44 60
43 70
Volume larutan
Aquades Kekeruhan
standar 400 NTU
(ml) NTU
(ml)
1 99 4
5 95 20
10 90 40
20 80 80
25 75 100
50 50 20
Parameter Nilai
𝑚𝑔
𝑇𝐷𝑆 ( ) = (0.5 − 0.75) × 𝐾𝑜𝑛𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 (μs/cm)
𝑙𝑖𝑡𝑒𝑟
c) pH
𝑝𝐻 = − log(𝐻+)
VIII. Analisis dan Pembahasan
1. Temperatur
Pengujian temperature dilakukan dengan metode in-situ, yaitu pengambilan data pada
tempat pengambilan sampel. Pengujian temperature dilakukan dengan metode tersebut
agar suhu yang didapat sesuai dengan suhu pada badan air. Pengukuran suhu juga dapat
dilakukan secara ex-situ ketika akan mengukur pH dan konduktivitas sampel air.
2. Kekeruhan
Pengujian kekeruhan dilakukan dengan menggunakan alat turbidimeter. Turbidimeter
terlebih dahulu di kalibrasi dengan menggunakan botol standar 0.02 NTU, 20 NTU,
100 NTU, dan 800 NTU. Sebelum sampel dimasukkan kedalam turbidimeter, sampel
terlebih dahulu di homogenisasi dengan pengocokan. Hasil pengukuran menunjukkan
angka 1.05 NTU.
3. Konduktivitas
Kalibrasi alat terlebih dahulu dengan menggunakan KCl 0.1 N dengan konduktivitas
standar yakni 1413 μs/cm. Elektroda dicuci dengan aquades saat akan dicelupkan ke
dalam larutan KCl ataupun saat dicelupkan kedalam sampel air. Tunggu sampai
pembacaan stabil dan catat hasil pengukuran. Hasil pengukuran menunjukkan hasil
143 μs/cm pada 24°C.
4. Warna
Pengukuran warna dilakukan membandingkan warna sampel air dengan warna standar
yang sudah disediakan. Pengamatan dilakukan dengan melihat warna sampel diatas
alas putih. Apabila warna sampel tidak berada di bawah warna standar paling tinggi,
lakukan pengencaran pada sampel air. Hasil pengukuran warna yang didapat adalah
250 TCU.
5. pH
Pengukuran pH dilakukan dengan menggunakan alat pH meter. Kalibrasikan terlebih
alat dengan pH standar buffer pH 7, 4, dan 10. Elektroda kemudian dibilas setiap akan
dicelupkan kedalam buffer standar. Pengukuran sampel air dilakukan setelah dilakukan
kalibrasi. Sampel air memiliki pH 6.59 pada suhu 23.8°C.
6. Kecerahan
Pengukuran kecerahan dilakukan dengan menggunakan metode insitu dan
menggunakan alat secchi disk. Secchi disk diturunkan secara perlahan ke dalam badan
air hingga secchi disk tidak terlihat lagi. Kemudian, angkat secchi disk dan ukur
kedalaman air berdasarkan tali yang basah.
IX. Kesimpulan
1. Temperatur sampel air adalah 23.8°C – 24°C (perbedaan temperature didapat karena
pengukuran menggunakan dua aat yang berbeda).
2. Tidak terdapat hasil pengukuran untuk parameter kecerahan.
3. Kekeruhan sampel air adalah 1.05 NTU.
4. Warna sampel air menunjukkan angka 250 TCU.
5. Konduktivitas sampel air adalah 143 μs/cm pada 24°C.
6. Sampel air memiliki pH sebesar 6.59 pada suhu 23.8°C.
X. Daftar Pustaka
Boyd, C. E. Water quality: An introduction. Auburn University. Alabama, Amerika Serikat.
Odum, E.P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Terjemahan Tjahjono Samingan. Edisi Ketiga.
Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Indonesia.
SNI.6989-57.2008. Air Dan Air Limbah- Bagian 57: Metode Pengambilan Contoh Air
Permukaan. http//www.pil.or.id/Artikel/Air Limbah/SNI_6989.57-2008.pdf. Diakses
tanggal 22 September 2021.
Sari, S. G. 2007. Kualitas Air Sungai Maron Dengan Perlakuan Keramba Ikan Di
Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto Jawa Timur.
http://bioscientiae.unlam.ac.id/v4n1/v4n1_sari.pdf. Diakses tanggal 22 September 2021.
Diersing, Nancy (2009). Water Quality: Frequently Asked Questions. Florida. Amerika
Serikat.