Anda di halaman 1dari 68

MATERI INTI 5

TEKNIK SAMPLING DAN INSPEKSI PENYELENGGARAAN


KESEHATAN LINGKUNGAN RUMAH SAKIT

Pelatihan Pengawasan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit


2023
HASILBELAJAR

Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu


melakukan teknik sampling dan inspeksi kesehatan
lingkungan di RS
INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta mampu
1. Menjelaskan pertimbangan umum dalam teknik sampling
penyelenggaraan kesehatan lingkungan di RS
2. Melakukan teknik sampling penyelenggaraan kesehatan
lingkungan di RS
3. Melakukan inspeksi air, udara, pangan, sarana bangunan,
limbah, radiasi, serta pengendalian vektor dan binatang
pembawa Penyakit
MATERI POKOK DAN SUB MATERI POKOK

1.Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan Rumah


Sakit
2.Pertimbangan Umum Pengambilan Sampel
3.Pemilihan Laboratorium
Sebagai TSL, Anda bertanggung jawab melakukan penyelenggaraan
kesehatan lingkungan di Rumah Sakit. Untuk mengetahui keberhasilan
pelaksanaannya dapat dengan melakukan pengawasan baik secara
internal atau berkerjasama dengan laboratorium eksternal.
“Bagaimanakah cara memilih laboratorium lingkungan eksternal
APERSEPSI dalam melaksanakan pengawasan kesling rumah sakit? Apakah
teknik pengambilan sampel yang dilakukan selama ini sudah
tepat? Atau bagaimanakah cara yang benar dalam melakukan
inspeksi kesehatan lingkungan?”

Mari kita simak materi berikut……


MATERI POKOK 1
Pertimbangan umum dalam teknik sampling penyelenggaraan kesehatan lingkungan di RS
URAIAN MATERI
PERTIMBANGAN UMUM DALAM TEKNIK SAMPLING PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS

1. Latar Belakang Waskesling


2. Dasar Hukum Waskesling
3. Pertimbangan umum pengambilan sampel
4. Pemilihan Laboratorium
1. LATAR BELAKANG WASKESLING

1. Amanat undang-undang
2. RS memiliki potensi dampak negative terhadap lingkungan
3. Keamanan pasien dan SDM RS
4. Mengetahui efektivitas upaya yang dilakukan
5. Memberikan citra positif bagi RS
2. DASAR HUKUM WASKESLING

1. UU No. 36 Tahun 2009  Sedang Sosialisasi UU Kesehatan yang


Baru
2. UU No. 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
3. PP No. 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
4. PP No. 22 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
5. Permenkes No 2 Tahun 2023 tentang Peraturan Pelaksanaan PP No.
66 Tahun 2014
6. Permenkes No. 7 Tahun 2019 tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit
2. DASAR HUKUM WASKESLING
PENYELENGGARAAN KESLING RS

 Dimaksudkan agar memenuhi persyaratan dan standar baku mutu


kesehatan lingkungan
 Upaya yang dilakukan meliputi penyehatan, pengamanan, pengendalian,
serta pengawasan
 Untuk mendukung diperlukan:
1. Kebijakan tertulis dan komitmen pimpinan
2. Perencanaan dan organisasi
3. Sumber daya (tenaga dan peralatan)
4. Pelatihan kesehatan lingkungan
5. Pencatatan dan pelaporan
6. Penilaian kesehatan lingkungan rumah sakit
3. PERTIMBANGAN UMUM PENGAMBILAN SAMPEL

1. Lokasi dan titik pengambilan sampel, yaitu:


a) Tujuan pengambilan sampel
b) Persyaratan dan perizinan
c) Keterwakilan lokasi
d) Keamanan dan kemudahan
e) Hal-hal lain yang perlu didokumentasikan dalam mendukung alasan pemilihan titik/lokasi.

2. Parameter kualitas lingkungan


3. Ukuran, jumlah, dan volume sampel
4. Homogenitas sampel
5. Jumlah titik pengambilan sampel
6. Saat yang tepat, lama dan frekuensi pengambilan sampel
4. PEMILIHAN LABORATORIUM

• Penerapan SNI ISO/IEC 17025 termutakhir (edisi termutakhir saat ini yaitu SNI ISO/IEC 17025:2017)
• Jumlah minimum parameter yang akan diakreditasi berdasarkan kriteria media yang akan dianalisis sesuai
Lampiran 2 Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 6 Tahun 2009, yaitu:
• Media air: 5 Parameter (parameter lapangan dan 4 parameter laboratorium
• Media udara ambien: 1 Parameter
• Media udara emisi sumber tidak bergerak: 3 Parameter
• Media udara emisi sumber bergerak: 3 Parameter
• Kebisngan dan getaran: 1 Parameter
• Media tanah untuk pengujian kerusakan tanah / lahan: 2 parameter
• Pengujian B3 dan limbah B3: 1 parameter uji karakteristik dan 5 parameter uji yang lain
• Pengujian biologi 1 parameter
4. PEMILIHAN LABORATORIUM (LANJUTAN)
• Persyaratan sesuai Lampiran I Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 06 Tahun 2009, yaitu:
• Organisasi sesuai persyaratan akreditasi
• Adanya sistem manajemen mutu
• Dilakukan pengendalian dokumen
• Ada mekanisme pengaduan
• Memiliki personel kompeten dan tersertifikasi
• Memiliki kondisi akomodasi lingkungan yang memadai
• Dilengkapi peralatan yang sesuai standar dan terkalibrasi
• Ada metode pengujian dan validasi
• Ada mekanisme ketertelusuran pengukuran
• Pelaksanaan pengambilan sampel memenuhi persyaratan
• Pelaksanaan penanganan sampel sesuai standar
• Terdapat penjaminan mutu dari tiap hasil pengujian
• Sistematika pelaporan hasil yang baik
• Pengelolaan limbah dilakukan dengan aman dan sesuai persyaratan
• Terdapat sistem keselamatan dan kesehatan kerja laboratorium yang
baik
MATERI POKOK 2
Teknik sampling penyelenggaraan kesehatan lingkungan di RS
URAIAN MATERI
TEKNIK SAMPLING PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS
1.Teknik Pengambilan Sampel Air a) Pendahuluan, Sasaran,
2.Teknik Pengambilan Sampel
Metode
(Pengukuran Kualitas) Udara Ambien b) Pertimbangan Penentuan
dan Kebisingan Titik Sampling
3.Teknik Pengambilan Sampel c) Alat dan Bahan
(Pengukuran Kualitas) Udara Emisi OUTLINE
d) Cara Pengambilan
4.Teknik Pengambilan Sampel Sampel
(Pengukuran Kualitas) Udara dalam e) Penjaminan Mutu
Ruang
f) Standar Baku Mutu
5.Teknik Pengambilan Sampel Pangan Kesehatan Lingkungan
6.Teknik Pengambilan Sampel Limbah dan Persyaratan
Cair Kesehatan
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (1)
SAMPLING AIR SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas air, terdiri dari air minum dan air keperluan hygiene dan sanitasi. Selain kedua
jenis air tersebut, dalam lingkup rumah sakit ada air untuk keperluan khusus yaitu air hemodialisa,
dan air untuk keperluan laboratorium
 Metode pengambilan sampel air terdiri dari 3 jenis yaitu (1) Grab Sampling; (2) Composite Sampling; dan
(3) Integrated Sampling. Untuk di RS yang digunakan adalah Grab Sampling
 Pertimbangan penentuan titik sampling:
 Dilakukan pada kran, atau langsung pada sumber atau reservoir.
 Sampel air minum diambil pada titik yang banyak digunakan baik pasien, petugas, ataupun pengunjung
 Sampel air keperluan hygiene dan sanitasi bisa diambil di dapur, ruang operasi, ruang perawatan, dan atau
pertimbangan lain.
 Pada air yang didistribusikan menggunakan perpipaan, serta dilakukan disinfeksi menggunakan klorin
(kaporit) maka efektivitas disinfeksi bisa diketahui dengan mengambil beberapa titik sampling yaitu yang
terdekat (dari titik dilakukan penambahan klorin), pada titik jalur distribusi terjauh (kran terjauh dari titik
penambahan klorin), dan titik pertengahan (bila diperlukan).
 Perlu dilengkapi peralatan keselamatan. Adapun peralatan keselamatan antara lain sarung tangan, sepatu
boot (safety boot), masker, dan dilengkapi dengan tangga yang aman bila pengambilan pada toren di atas
menara serta tali keselamatan (lifeline).
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (2)
CARA SAMPLING AIR MINUM (1)

 Alat dan Bahan


 Alat terdiri dari: Botol kaca steril volume 250 mL, Plastik steril, Plastik steril berisi Na2S2O3, dan Jerigen (untuk pengambilan sampel air parameter fisik
dan kimiawi)
 Bahan terdiri dari 0,1 mL Sodium Thiosulfat (Na2S2O3) 3%, Sodium Hipoklorit (100 mg NOCL/Liter), Blue ice pack, Termometer, Cool box, , Masker
dan sarung tangan, Alat tulis dan label, serta formulir pengambilan sampel air
 Cara pengambilan sampel air minum
 Perlakuan terhadap wadah: (1) Gunakan botol kaca yang sudah disterilkan atau plastik steril; (2) Untuk sampel air minum yang mengadung residu
Klorin gunakan 0,1 mL Sodium Thiosulfat (Na2S2O3) 3% atau plastik steril berisi butiran Na2S2O3; (3) Gunakan wadah yang tidak bersifat reaktif dan
tidak mempengaruhi sampel; (4)Jerigen dibilas dulu dengan air yang akan diambil sampelnya
 Cara dan langkah pengambilan sampel: Buka kran air sepenuhnya dan biarkan air mengalir selama 2 atau 3 menit yang bertujuan untuk
membersihkan saluran pipa  Kurangi aliran air pada saat pengisian botol sampel untuk mengurangi percikan. Jika kran yang digunakan kurang
bersih, pilih kran lain yang khusus digunakan untuk pengambilan sampel  Sebelum dilakukan pengambilan sampel, bersihkan kran bagian dalam
dan luar dengan menggunakan larutan Sodium Hipoklorit (100 mg NaOCL/Liter). Sebagai alternatif, pembersihan kran dalam dan luar dapat
menggunakan alcohol 70% atau dilakukan teknik pembakaran (bila kran sampel bukan berbahan yang mudah terbakar seperti plastic)
 Volume sampel: disesuaikan dengan kebutuhan pengujian Untuk sampel air minum, (1) volume sampel yang diambil minimal 100 ± 2.5 mL
disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan; (2) Untuk pemeriksaan parameter fisik dan kimia volume sampel sekurang-kurangnya
1 liter. Untuk parameter fisik dan kimia, sampel air perlu mendapatkan pengaweta yaitu dengan penambahan asam (asam sulfat (H2SO4) dan asam
nitrat (HNO3)) ataupun basa (NaOH) disesuaikan dengan parameter yang akan diuji
 Pelabelan  informasi yan dibutuhkan nama instansi, jenis sampel, lokasi pengambilan sampel, tanggal dan waktu, nama petugas pengambil
sampel dan catatan yang diperlukan
 Penyimpanan Sampel: Gunakan coolbox dan dalam kondisi gelap; Sampel dengan pemeriksaan E.Coli harus diperiksa maksimal 30 jam setelah
sampling (atau dinginkan hingga suhu < 8°C dan sampel tidak membeku); Untuk pemeriksaan angka lempeng total bakteri heterotrofik, dinginkan
sampel yang diambil pada suhu < 8°C dan waktu pengerjaan sampel tidak lebih dari 8 jam. Verifikasi dan catat suhu sampel yang diterima di
laboratorium menggunakan termometer. Catat waktu dan suhu sampel dalam format penerimaan sampel.
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (3)
CARA SAMPLING AIR MINUM (2)

 Persyaratan pengambilan sampel air minum:


 Berikan ruang udara yang cukup dalam botol (minimal 2,5 cm)
 Botol sampel yang diisi terlalu penuh dapat dipindahkan ke botol steril yang lebih
besar di laboratorium untuk memastikan pencampuran sampel yang memadai atau
dapat dilakukan pengambilan sampel ulang
 Botol sampel atau plastik steril dalam keadaan tertutup sampai proses pengisian
sampel
 Tutup botol sampel dilepaskan pada saat pengambilan sampel dan tutup botol tidak
diletakan dipermukaan apapun yang bertujuan untuk menghindari kontaminasi
eksternal selama pengambilan sampel. Petugas pengambil sampel tidak
mencemari bagian dalam tutup dan leher botol selama proses pengambilan sampel
(pengambilan sampel secara aseptik).
 Botol sampel diisi tanpa pembilasan dan segera ditutup (khusus parameter
bakteriologis).
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (4)
CARA SAMPLING AIR KEPERLUAN HYGIENE DAN SANITASI

 Alat dan Bahan


 Alat terdiri dari: Botol kaca steril volume 250 mL, Plastik steril, dan Jerigen (untuk pengambilan sampel air parameter fisik dan kimiawi)
 Bahan terdiri dari Sodium Hipoklorit (100 mg NOCL/Liter), Blue ice pack, Termometer, Cool box, Masker dan sarung tangan, Alat tulis dan label,
serta formulir pengambilan sampel air
 Cara pengambilan sampel air minum
 Perlakuan terhadap wadah: (1) Gunakan botol kaca yang sudah disterilkan atau plastik steril; (2) Gunakan wadah yang tidak bersifat reaktif dan tidak
mempengaruhi sampel; (3)Jerigen dibilas dulu dengan air yang akan diambil sampelnya
 Cara dan langkah pengambilan sampel: Jika sampel air keperluan hygiene dan sanitasi diambil dari kran air distribusi, gunakan kran air yang
memasok air dari pipa pelayanan yang terhubung langsung dengan pipa utama  Buka kran air sepenuhnya dan biarkan air mengalir selama 2
atau 3 menit yang bertujuan untuk membersihkan saluran pipa  Kurangi aliran air pada saat pengisian botol sampel untuk mengurangi percikan.
Jika kran yang digunakan kurang bersih, pilih kran lain yang khusus digunakan untuk pengambilan sampel  Sebelum dilakukan pengambilan
sampel, bersihkan kran bagian dalam dan luar dengan menggunakan larutan Sodium Hipoklorit (100 mg NaOCL/Liter). Sebagai alternatif,
pembersihan kran dalam dan luar dapat menggunakan alcohol 70% atau dilakukan teknik pembakaran (bila kran sampel bukan berbahan yang
mudah terbakar seperti plastic)
 Volume sampel: disesuaikan dengan kebutuhan pengujian Untuk sampel air minum, (1) volume sampel yang diambil minimal 100 ± 2.5 mL
disesuaikan dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan; (2) Untuk pemeriksaan parameter fisik dan kimia volume sampel sekurang-kurangnya
1 liter. Untuk parameter fisik dan kimia, sampel air perlu mendapatkan pengaweta yaitu dengan penambahan asam (asam sulfat (H2SO4) dan asam
nitrat (HNO3)) ataupun basa (NaOH) disesuaikan dengan parameter yang akan diuji
 Pelabelan  informasi yan dibutuhkan nama instansi, jenis sampel, lokasi pengambilan sampel, tanggal dan waktu, nama petugas pengambil
sampel dan catatan yang diperlukan
 Penyimpanan Sampel: Gunakan coolbox dan dalam kondisi gelap; Sampel dengan pemeriksaan E.Coli harus diperiksa maksimal 30 jam setelah
sampling (atau dinginkan hingga suhu < 8°C dan sampel tidak membeku); Untuk pemeriksaan angka lempeng total bakteri heterotrofik, dinginkan
sampel yang diambil pada suhu < 8°C dan waktu pengerjaan sampel tidak lebih dari 8 jam. Verifikasi dan catat suhu sampel yang diterima di
laboratorium menggunakan termometer. Catat waktu dan suhu sampel dalam format penerimaan sampel.
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (5)
PENJAMINAN MUTU PENGAMBILAN SAMPEL AIR (1)

Teknik pengawetan sampel adalah sebagai berikut:


 Pendinginan  Coolbox (tertutup rapat suhu ± 4oC)
 Cara Kimia

 Pengasaman 1  Penambahan Asam (mis. HNO3) hingga pH < 2 untuk parameter:


Kalsium, Kesadahan, Logam Terlarut, dan Logam Total

 Pengasaman 2  Penambahan Asam (mis. H2SO4) hingga pH < 2 untuk parameter:


Karbon Organik Total (TOC), Kebutuhan Oksigen Kimia (COD), Minyak dan Lemak,
Ammonia-N, Nitrat, Organik-N, dan Fenol
 Penambahan Basa  Penambahan Basa Kuat (NaOH) hingga pH > 12 untuk
parameter Sianida
 Pengaturan Waktu
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (6)
PENJAMINAN MUTU PENGAMBILAN SAMPEL AIR (2)
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (7)
PEMERIKSAAN PARAMETER INSITU

 Definisi: konsentrasi suatu zat (parameter) atau keadaan sampel air yang sangat berkaitan
dengan tempat (lokasi pengambilan sampel)
 Parameter Insitu
 Suhu (Temperatur)  Termometer air, thermometer digital,
 pH  pH meter,
 Daya Hantar Listrik (DHL)  alat conductivity meter,
 Sisa Klor  Alat pengukur residu klor
 Prinsip penggunaan alat pengujian parameter insitu
 Hindari kemungkinan kontaminasi atau gangguan
 Nyalakan alat (lalu ikuti instruksi pada alat)
 Pada umumnya ada fitur Zeroing sebelum melakukan pengukuran
 Lakukan pengulangan bila dirasa perlu
 Lakukan dokumentasi dengan baik
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (8)
PENJAMINAN MUTU SAMPEL AIR

 Hindari kesalahan dalam samping


 Hindari kontaminasi
 Hindari perubahan fisik, kimia, atau biologi
 Hindari rekaman dan labeling yang kurang memadai
 Lakukan jaminan mutu yaitu dengan cara
 Gunakan wadah bebas kontaminasi
 Gunakan alat ukur terkalibrasi
 Harus dilakukan oleh petugas kompeten
 Lakukan control akurasi dengan cara
 Lakukan sampel split
 Lakukan sampel duplikat
 Lakukan sampel blanko antara lain: (1) Blanko Media; (2) Blanko Peralatan; (3) Blanko
Wadah; (4) Blanko Penyaringan; dan (5) Blanko Perjalanan
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (9)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL AIR MINUM

 SBMKL (PMK 2/2023) terdiri dari Parameter Wajib dan Khusus

 Parameter Wajib ada 19 parameter yaitu (1) E.Coli; dan (2) Total Coliform untuk parameter mikrobiologi; (3)
suhu; (4) TDS; (5) Kekeruhan; (6) Warna; dan (7) Bau untuk parameter fisik; (8) pH; (9) Nitrat; (10) Nitrit;
(11) CR VI; (12) Fe; (13) Mn; (14) Sisa Khlor; (15) As; (16) Cd; (17) Pb; (18) F; dan (19) Al.

 Parameter khusus diklasifikasikan menjadi wilayah pertanian  pestisida; wilayah industry  senyawa
kimia dan logam berat; dan wilayah pertambangan  logam berat, radiasi, senyawa kimia terkait

 Persyaratan kesehatan:
 Air dalam keadaan terlindung, yaitu: bebas kontaminasi (fisik, kimia, mikrobiologi), sumber sarana dan
transportasi air hingga rumah tangga terlindungi, lokasi SAM di dalam rumah, dan air tersedia setiap saat

 Pengolahan , perwadahan, dan penyajian harus memenuhi prinsip hygiene dan sanitasi  jika menggunakan
pengolahan kimia harus sesuai dosisnya, dan untuk wadah minimal dibersihkan 1 kali dalam seminggu
1. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL AIR (10)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL AIR KEPERLUAN HYGIENE SANITASI

 Terdiri dari 13 parameter yaitu (1) E.Coli; dan (2) Total Coliform untuk parameter
mikrobiologi; (3) suhu; (4) TDS; (5) Kekeruhan; (6) Warna; dan (7) Bau untuk
parameter fisik; (8) pH; (9) Nitrat; (10) Nitrit; (11) CR VI; (12) Fe; dan (13); Mn.

 Persyaratan kesehatan:
 Air dalam keadaan terlindung, yaitu: bebas kontaminasi (fisik, kimia, mikrobiologi),
sumber sarana dan transportasi air hingga rumah tangga terlindungi, lokasi SAM di
dalam rumah, dan air tersedia setiap saat

 Pengolahan , perwadahan, dan penyajian harus memenuhi prinsip hygiene dan


sanitasi  jika menggunakan pengolahan kimia harus sesuai dosisnya, dan untuk
wadah minimal dibersihkan 1 kali dalam seminggu
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIEN (1)
SAMPLING UDARA AMBIEN SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas udara ambien, terdiri dari debu (partikulat), gas, dan
kebisingan.
 Metode pengambilan sampel atau pengukuran udara ambien terdiri dari 2 jenis yaitu (1)
Manual; dan (2) Kontinyu. Untuk di RS yang digunakan adalah secara manual
 Pertimbangan penentuan titik sampling:
• Representatif terhadap adanya sumber pencemar, seperti halaman depan rumah sakit (dapat merepresentasikan
adanya pengaruh emisi kendaraan bermotor dari lalu lintas di depan rumah sakit).
• Titik harus terjaga atau terhindar dari kemungkinan bias seperti, aliran udara harus bebas (tidak terhalang
bangunan) serta tidak berada di bawah bangunan tertentu
• Pelaksanaan sampling harus mempertimbangkan faktor klimatologis. Hindari pengambilan sampel saat hujan
atau baru saja hujan reda.
• Waktu pengukuran atau pengambilan sampel harus sesuai yang tercantum di peraturan seperti debu (24 jam),
CO (8 jam), kebisingan (24 jam), dan lain sebagainya.
• Perlu dilengkapi peralatan keselamatan. Adapun peralatan keselamatan antara lain sarung tangan, sepatu boot
(safety boot), dan masker.
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIEN (2)
CARA SAMPLING UDARA AMBIEN  DEBU

 Alat dan Bahan


 Alat terdiri dari: (1) HVAS dilengkapi dengan skala/meter; (2) Barometer; (3) Pencatat laju alir; (4) Manometer diferensial; (5) Thermometer; dan (6) Pencatat waktu untuk di
lapangan, serta (7) Timbangan analitik; dan (8) Desikator untuk persiapan dan pemeriksaan di laboratorium
 Bahan yang digunakan adalah filter dengan beberapa pilihan seperti filter serat kaca / filter fiber silica / filter selulosa
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Debu Udara Ambien
 PRA SAMPLING: Persiapan Sampel seperti tandai filter, kondisikan filter pada desikator, timbang berat filter, dan amankan dengan membungkusnya dengan
lembaran antara (glassine) dan bungkus dengan plastic selama transportasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
 Tempatkan alat uji di posisi dan lokasi pengukuran menurut metoda penentuan lokasi titik ambient.
 Nyalakan alat uji dan catat waktu serta tanggal, baca indikator laju alir dan caat pula laju alirnya (Q1) untuk diteruskan pembacaan hasil dari kalibrasinya
 Catat pula temperatur dan tekanan baromatik. Sambungkan pencatat waktu ke motor untuk mendeteksi kehilangan waktu karena gangguan listrik. Pantau laju alir.
 Lakukan pengambilan contoh uji selama 24 jam. Selama periode pengambilan, baca laju alir, temperatur, tekanan barometer minimal 2 kali, dikumpulkan hingga
seluruh data terkumpul pada akhir pengkuran. Jika hanya pembacaan awal dan akhir dibuat asumsikan bahwa perubahan linear setiap waktu.
 Catat semua pembacaan seperti baca laju alir (Q2), temperatur, dikumpulkan sehingga seluruh data terkumpul pada akhir pengukuran.
 Pindahkan filter secara hati-hati, jaga agar tidak ada partikel yang terlepas, lipat filter dengan partikula tertangkap didalamnya. Tempatkan lipatan filter dalam
alumunium foil dan tandai untuk identifikasi.
PENJAMINAN MUTU:
 Gunakan bahan kimia murni (pa)
 Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan juga terkalibrasi
 Alat ukur yang digunakan (laju alir, flow meter, suhu, tekanan) harus terkalibrasi
 Hindari Sampling Saat Hujan
 Kendalikan mutu terhadap analisa gravimetrik, dimana penimbangan dilakukan sebelum dan sesudah pengambilan contoh uji dengan hasil simpangan masing-
masing di bawah 5%.
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIEN (3)
CARA SAMPLING UDARA AMBIEN  GAS

 Alat dan Bahan

 Alat terdiri dari: (1) Peralatan Gas Sampler yang terdiri dari vacuum dan impinger tube holder; dan (2) Tabung impinger

 Bahan yang digunakan adalah larutan penyerap, yaitu (1) Larutan Penyerap Tetrakloromercurat (TCM) untuk menyerap gas SO2 di udara ambien (metode
pararosanilin); (2) Larutan Griess Saltzman untuk menyerap gas NO2 di udara ambien (metode griess saltzman); (3) Larutan penyerap asam sulfat untuk
menyerap gas NH3 di udara ambien (metode indofenol); dan (4) Larutan penyerap kadmium sulfat untuk menyerap gas H2S di udara ambien (metode biru
metilen)
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Gas Udara Ambien
 PRA SAMPLING: Persiapan Sampel seperti yaitu mempersiapkan larutan penyerap yang sesuai
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Susun peralatan pengambilan contoh uji;
• Masukkan larutan penjerap sesuai parameter. Tempatkan otol penjerap sedemikian rupa sehingga terlindungi dari hujan dan sinar matahari secara langsung;
• Hidupkan pompa penghisap udara dan atur laju alir
• Untuk mengambil contoh uji, lakukan hal yang sama dengan menggunakan larutan penjerap, pengambilan contoh uji dilakukan sesuai ketentuan peraturan;
• Catat rata-rata temperature dan tekanan udara.
PENJAMINAN MUTU:
 Gunakan bahan kimia murni (pa)
 Gunakan alat gelas bebas kontaminasi dan juga terkalibrasi
 Alat ukur yang digunakan (laju alir, flow meter, suhu, tekanan) serta alat spektrofotometer harus terkalibrasi
 Hindari Sampling Saat Hujan
 Kendalikan mutu dengan meakukan uji blanko sesuai dengan parameter yang diambil serta Lakukan linieritas kurva kalibrasi sesuai dengan parameter
yang diambil
2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIEN (4)
CARA SAMPLING UDARA AMBIEN  KEBISINGAN

 Peralatan: (1) Integrated Sound Level Meter; (2) Tripod; (3) Windscreen; (4) GPS; serta Adaptor; Rol Kabel, dan printer bila dibutuhkan

 Terdapat beberapa metode sampling kebisingan yaitu (1) Metode Sesaat yang dapat dilakukan dengan dua yaitu (a) Cara Sederhana 
sound level meter biasa mengukur tingkat tekanan bunyi dB(A) selama 10 (sepuluh) menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan dilakukan
setiap 5 (lima) detik atau cara (b) Cara Langsung  integrating sound level meter yang mempunyai fasilitas pengukuran L TM5, yaitu Leq
dengan waktu ukur setiap 5 detik, dilakukan pengukuran selama 10 (sepuluh) menit LALU hasil pengukuran kedua cara tersebut ditulis ke
formulir pengukuran kebisingan sesaat, SERTA (2) Metode Pengukuran Kebisingan 24 Jam. Untuk pengukuran dalam rangka
pemantauan atau pengawasan menggunakan metode 24 jam.
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Kebisingan Udara Ambien 24 Jam
 PRA SAMPLING: Siapkan Integrated Sound Level Meter lalu pastikan dalam keadaan baik, dan siapkan semua perlengkapan dan
aksesoris yang dibutuhkan
PELAKSANAAN PENGUKURAN
• Pasang integrating sound level meter atau mikrofon pada tripod, arahkan mikrofon secara vertikal, atur ketinggian mikrofon 1,2 meter sampai
dengan 1,5 meter dari lantai
• Sambungkan mikrofon ke integrating sound level meter dengan menggunakan kabel ekstensi jika diperlukan
• Pengukuran dilakukan pada filter pembobotan frekuensi A (A-weighting)

• Set respon pembobotan waktu pada fast (fast = 125 ms)

• Lakukan pengukuran selama 24 jam dengan 24 data dengan interval waktu 1 jam, pengukuran dilakukan selama 10 menit (LAeq)..

PENJAMINAN MUTU:
 integrating sound level meter harus terkalibrasi.

 ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran

 hindarkan bicara keras di dekat mikrofon sewaktu melakukan pengukuran

 hindari pemasangan mikrofon terlalu dekat (minimal 1 meter) dengan benda atau struktur kecuali lantai yang dapat merefleksikan bunyi.

 hindari pengukuran pada saat hujan

 toleransi hasil pengukuran 3 dBA


2. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA AMBIEN (5)
BAKU MUTU UDARA AMBIEN
3. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA EMISI (1)
SAMPLING UDARA EMISI SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas udara emisi yang berasal dari sumber emisi. Dalam kegiatan rumah
sakit emisi dihasilkan dari penggunaan genset sebagai sumber energy cadangan bila
listrik yang disuplai oleh PLN mati.
 Metode pengambilan sampel atau pengukuran udara emisi menggunakan metode direct reading
 Pertimbangan penentuan titik sampling:
• Diambil pada lubang sampling yang disediakan
• Jenis bahan bakar dari sumber emisi
• Lubang sampling memenuhi kentuan:
 Letak sampling harus terletak pada posisi antara 8 D (diameter cerobong) dan 2 D
 Ukuran lubang sampling 3-3,5 Inchi
 Tersedia perlengkapan kerja seperti tempat kerja (platform), pagar pengaman, dan sumber listrik
• Perlu dilengkapi peralatan keselamatan. Adapun peralatan keselamatan antara lain sarung tangan,
sepatu boot (safety boot), masker, dan dilengkapi dengan tangga yang aman bila pengambilan di
atas platform yang tidak dilengkapi tangga serta tali keselamatan (lifeline).
3. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA EMISI (2)
CARA SAMPLING UDARA EMISI

 Peralatan: Gas Analyzer dan Formulir pencatatan data lapangan


 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Debu Udara Ambien

 PRA SAMPLING: Siapkan Gas Analyzer lalu pastikan dalam keadaan baik, dan siapkan semua perlengkapan dan aksesoris yang dibutuhkan
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Nyalakan alat
• Pilih menu pengukuran
• Pilih jenis bahan bakar
• Lakukan proses zeroing
• Posisikan probe alat gas analyzer pada lubang sampling
• Mulai pengukuran
• Catat semua pembacaan pada display alat.
PENJAMINAN MUTU:
• Gas Analyzer harus terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Ikuti petunjuk manual alat.
3. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA EMISI (3)
BAKU MUTU UDARA EMISI
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (1)
SAMPLING UDARA DALAM RUANG SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas udara di dalam ruangan. Dalam kegiatan rumah sakit beberapa ruangan
memiliki risiko tersendiri dan perlu dilakukan pengukuran seperti ruang OK, ruang perawatan,
laboratorium, ruang UGD dan ruangan lainnya seperti kantor, farmasi, isolasi, poli gigi dll.
 Parameter yang diukur pada kualitas udara dalam ruang adalah Suhu, Kelembaban, Pencahayaan,
Kebisingan, Fisik (Partikulat), Kimia, dan mikroorganisme
 Metode pengambilan sampel atau pengukuran udara dalam ruang seluruhnya menggunakan metode
direct reading Kecuali Pengukuran Mikroorganisme udara yang membutuhkan adanya pembiakan.
 Pertimbangan penentuan titik sampling:
• Jenis ruangan sesuai yang dipersyaratkan dalam peraturan
• Luas ruangan. Semakin luas ruangan maka semakin banyak titik yang perlu diambil untuk dapat
mewakili kualitas udara ruang tersebut
• Keterwakilan titik terhadap kondisi sebenarnya. Misal pengukuran pencahayaan, alat pengukuran
perlu diletakkan sebagaimana pelaksanaan aktivitas di ruangan tersebut (mis. di atas meja, di atas
tempat tidur, dll)
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (2)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG SUHU DAN KELEMBABAN

 Peralatan: Thermohigrometer (Heat Stress Monitor) dan Formulir Pencatatan Suhu dan Kelembaban
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Suhu dan Kelembaban Udara dalam Ruang

 PRA SAMPLING: Thermohigrometer (Heat Stress Monitor) dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Letak titik pengukuran ditentukan pada lokasi tempat tenaga kerja melakukan pekerjaan. Jumlah titik pengukuran
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan dari kegiatan yang dilakukan.
• Hidupkan alat Thermohigrometer (Heat Stress Monitor) yang telah terkalibrasi.

• Letakkan alat tersebut setinggi 1 – 1,25 meter dari permukaan lantai.

• Tunggu sampai suhu stabil dengan kondisi ruangan.

• Catat hasil pengukuran

• Matikan alat Thermohigrometer (Heat Stress Monitor) setelah selesai melakukan pengukuran iklim kerja (panas).
PENJAMINAN MUTU:
• Thermohigrometer (Heat Stress Monitor) terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Ikuti petunjuk manual alat.
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (3)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG PENCAHAYAAN

 Peralatan: Luxmeter dan Formulir Pencatatan Pencahayaan


 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Pencahayaan Udara dalam Ruang
 PRA SAMPLING: Luxmeter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Hidupkan luxmeter yang telah dikalibrasi dengan membuka penutup sensor.
• Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan, baik pengukuran untuk intensitas penerangan setempat atau
umum.
• Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
• Catat hasil pengukuran pada lembar hasil pencatatan di formulir untuk intensitas penerangan setempat atau formulir untuk
intensitas penerangan umum.
• Matikan luxmeter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas penerangan
PENJAMINAN MUTU:
• Luxmeter terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Hindari cahaya alami terhalang dari sensor alat
• Ikuti petunjuk manual alat.
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (4)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG KEBISINGAN

 Peralatan: Sound Level Meter dan Formulir Pencatatan Kebisingan


 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Kebisingan Udara dalam Ruang
 PRA SAMPLING: Sound Level Meter dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Hidupkan sound level meter yang telah dikalibrasi.
• Bawa alat ke tempat titik pengukuran yang telah ditentukan.
• Baca hasil pengukuran pada layar monitor setelah menunggu beberapa saat sehingga didapat nilai angka yang stabil.
• Catat hasil pengukuran pada formulir untuk intensitas kebisingan.
• Matikan sound level meter setelah selesai dilakukan pengukuran intensitas kebisingan.
PENJAMINAN MUTU:
• Sound Level Meter terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Hindari sumber kebisingan pengganggu
• Hindari berbicara saat pengukuran
• Ikuti petunjuk manual alat.
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (5)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG PARTIKULAT

 Peralatan: EPAM atau LVS (Low Volume Sampler) dan Formulir Pencatatan Partikulat
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Partikulat Udara dalam Ruang

 PRA SAMPLING: EPAM atau LVS (Low Volume Sampler) dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Bila pengukuran menggunakan EPAM: (1) Tempatkan EPAM pada titik sesuai  (2) Nyalakan Alat  Ikuti
Instruksi alat meliputi: Pilih PM yang ingin diukur  tentukan durasi  lakukan zeroing  lakukan pengukuran
 Catat Hasil Pengukuran. Setelah dicatat ganti menu pengukuran ke PM Selanjutnya
• Bila pengukuran menggunakan LVS: (1) Lakukan Persiapan Terhadap Filter (pengukuran bobot awal dan
hindari kontak dengan benda yang dapat mempengaruhi bobot saat transportasi)  (2) Tempatkan LVS pada
titik sesuai  (3) Pasang filter tanpa kontak dengan benda yang dapat mempengaruhi bobot  Nyalakan Alat
 Atur dan catat flowmeter  Amankan filter untuk ditimbang di laboratorium
PENJAMINAN MUTU:
• EPAM atau LVS (Low Volume Sampler) terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Ikuti petunjuk manual alat.
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (6)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG GAS (KIMIA)

 Peralatan: Gas Analyzer beserta penyerapnya (metode basah) dan Gas Detector dan Formulir Pencatatan Gas
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Gas Udara dalam Ruang

 PRA SAMPLING: Gas Analyzer dan Gas Detector dikalibrasi oleh laboratorium kalibrasi yang terakreditasi
PELAKSANAAN SAMPLING:
• Pengukuran menggunakan Gas Analyzer: (1) Persiapkan larutan penyerap sesuai parameter  (2) Rangkai
Impinger (3) Masukkan larutan penyerap ke dalam impinger  (4) Nyalakan Alat  Catat Flowmeter  Setelah
selesai alat dimatikan, larutan penyerap dimasukkan ke botol lalu dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. BILA Gas
Analyzer menggunakan metode sensor (direct reading): (1) Nyalakan Alat  (2) Pilih Menu (Parameter, Durasi)  (3)
Lakukan Zeroing  (4) Lakukan Pengukuran  (5) Catat Hasil Pengukuran
• Pengukuran menggunakan Gas Detector: (1) Nyalakan Alat  (2) Pilih Menu (Parameter, Durasi)  (3) Lakukan
Zeroing  (4) Lakukan Pengukuran  (5) Catat Hasil Pengukuran
• Untuk Pengukuran Pb dilakukan bersamaan dengan partikulat
PENJAMINAN MUTU:
• Gas Analyzer atau Gas Detector terkalibrasi.
• Ketepatan pemilihan/penempatan titik pengukuran.
• Ikuti petunjuk manual alat.
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (7)
CARA SAMPLING UDARA DALAM RUANG MIKROBIOLOGI

 Peralatan: MAS-100 NT (Microbiological Air Sampler) dan Cawan petri (ukuran 90 mm atau 100 mm) yang berisi agar Plate Count Agar (PCA), serta Bahan berupa Alkohol 70% dan kapas

 Cara pengambilan sampel Mikrobiologi Udara dalam Ruang

PRA SAMPLING:
 Pastikan daya alat cukup.

 Sterilkan tutup berlubang (perforated lid) dan penutupnya (dust cover) dengan dua pilihan cara yaitu: (a) Sterilisasi Uap Bertekanan: Bungkus tutup berlubang dan penutupnya dengan kertas.  Sterilkan menggunakan
autoklaf dengan tekanan 121°C selama 15 menit.  Tutup berlubang dan penutupnya siap digunakan ATAU (b) Sterilisasi Kering: Bungkus tutup berlubang dan penutupnya dengan kertas.  Sterilkan dengan cara
memasukkan ke dalam oven suhu 160°C selama 2 jam.  Tutup berlubang dan penutupnya siap digunakan
 Siapkan cawan petri berisi media agar PCA steril

PELAKSANAAN SAMPLING:
• Tempatkan alat pada titik pengambilan sampel.

• Sterilkan meja untuk meletakkan agar PCA dengan kapas alkohol.

• Letakkan agar PCA dengan posisi cawan yang berisi agar PCA berada di bawah.

• Buka tutup cawan petri, segera tutup dengan tutup berlubang dan penutupnya.

• Ambil penutup dari tutup berlubang.

• Nyalakan alat dengan menekan tombol “Start”.

• Petugas meninggalkan ruangan. Alat akan menyala berhenti dan secara otomatis.

• Matikan alat dengan cara tekan tombol “Menu”, klik “Shut Down”, lalu tekan “Select”, dan “OK”.

• Buka tutup berlubang, segera tutup agar PCA dengan tutup cawan petri, kemudian ambil agar PCA.

• Beri label berupa instansi, lokasi pengambilan, tanggal pengambilan, jam pengambilan, dan volume penghisapan.

• Bungkus dengan kertas atau masukkan ke dalam plastik.

• Masukkan kedalam cool box.

• Bawa segera ke laboratorium.

PENJAMINAN MUTU:

 Pastikan sterilisasi alat dan bahan yang digunakan baik. Bila dibutuhkan dapat menggunakan indikator sterilisasi

 Gunakan APD dan terapkan prinsip aseptis dengan menghindari kontaminasi saat melakukan pengukuran

 Segera dibawa ke laboratorium 1x24 jam.


4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (8)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL UDARA DALAM RUANG (1)
4. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL UDARA DALAM RUANG (9)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL UDARA DALAM RUANG (2)

Persyaratan Kesehatan
• Terdapat Sirkulasi dan Pertukaran
Udara
• Terhindar dari Paparan Asap
• Tidak Berbau Tidak Sedap
• Terbebas dari Debu
5. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PANGAN (1)
SAMPLING PANGAN SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas pangan di rumah sakit, terdiri dari parameter biologi dan
kimia
 Metode pengambilan sampel atau pengukuran pangan adalah pengambilan secara
langsung pangan siap saji
 Pertimbangan sampling:
• Prioritaskan pangan yang risiko tinggi mengandung bakteri seperti pangan yang
mudah busuk (perishable food), pangan dengan kandungan protein tinggi, dll
• Untuk pengambilan dan pemeriksaan sampel pangan parameter kimiawi, pilih sampel
sesuai karakteristiknya. Sebagai contoh untuk pemeriksaan boraks sampel yang dipilih
bisa bakso, mie basah, dll. Untuk pemeriksaan formalin bisa memilih sampel tahu, dll.
• Perlu dilengkapi peralatan keselamatan. Adapun peralatan keselamatan antara lain
sarung tangan, dan masker.
5. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PANGAN (2)
CARA SAMPLING PANGAN

 Peralatan: (1) wadah seteril; (2) sendok dan alat pemotong steril; (3) Coolbox; (4) Sarung Tangan Steril; (5) APD (masker); dan (6) Label untuk pemeriksaan
biologi , sedangkan untuk pemeriksaan kimiawi dibutuhkan (7) kit set yang berisikan Kit (Rapid Test) untuk parameter borax, formalin, methanol yellow, dan
rhodamin B; aquadest; tabung reaksi; dan rak tabung reaksi, serta peralatan dokumentasi samping terdiri dari (8) Label dan (9) Formulir Pemeriksaan
 Cara pengambilan sampel atau Pengukuran Debu Udara Ambien

 PRA SAMPLING: Persiapan peralatan yang harus disterilisasi

PELAKSANAAN SAMPLING:
 Sampling Pangan Secara Biologi: (1) Pilih pangan yang akan diambil sampel  (2) Potong sebagian kecil (secuil) pangan menggunakan sendok atau alat
pemotong steril  (3) Potongan dimasukkan ke dalam wadah steril tanpa menyentuh lalu tutup wadah tersebut  (4) Lakukan pencatatan lapangan pada formulir
yang disediakan  (5) Lakukan labeling pada wadah yang sudah berisi sampel  (6) Masukkan ke dalam coolbox dengan pendingin (ice pack)  (7) Segera
bawa ke laboratorium untuk diperiksa.
 Sampling Pangan Secara Kimiawi: (1) Pilih pangan yang akan diambil sampel sesuai dengan karakteristik risikonya  (2) Potong atau gerus sampel lalu
masukkan ke dalam tabung reaksi  (3) Pada tabung reaksi berisikan sampel, masukkan aquadest secukupnya  (4) Homogenkan dengan cara
menggoyangkan tabung reaksi  (5) Lakukan pemeriksaan dengan mereaksikan air sampel dengan kit sesuai parameter masing-masing. Ikuti manual pada
kemasan kit  (6) Tunggu sesaat hingga timbul reaksi perubahan warna. Amati perubahan warna dan bandingkan dengan standar warna pada kit  (7)
Catat hasil pemeriksaan.
PENJAMINAN MUTU:
• Gunakan wadah, dan alat pemotong yang steril dan bila perlu dapat menggunakan indikator sterilisasi saat disterilkan.

• Pastikan tidak ada kontaminasi saat memasukkan sampel ke dalam wadah. Bila diperlukan, guna memastikan tindakan pengambilan sampel dilakukan secara
aseptis, dapat menggunakan lilin atau api yang menyala di sekitar lokasi pengambilan sampel
• Bawa ke laboratorium sesegera mungkin

• Untuk pemeriksaan sampel pangan (parameter kimia), pastikan menggunakan kit yang sesuai dan belum kadaluarsa (lihat expired date pada kemasan kit).
5. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL PANGAN (3)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL PANGAN
6. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR (1)
SAMPLING LIMBAH CAIR SECARA UMUM

 Untuk mengetahui kualitas limbah cair rumah sakit. Pengambilan sampel limbah
cair yang dipersyaratkan adalah pada outlet IPAL (Effluent)
 Metode pengambilan sampel limbah cair adalah secara grab sampling
 Pertimbangan sampling:
• Titik sampling yang umum adalah outlet IPAL
• Titik sampling alternatif dapat dilakukan pada masing-masing sumber limbah dan/atau pada masing-
masing tahap pengolahan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui karakteristik limbah cair dan/atau
efektivitas IPAL pada tiap tahapan pengolahannya.
• Perlu dilengkapi peralatan keselamatan. Adapun peralatan keselamatan antara lain sarung tangan,
sepatu boot (safety boot), dan masker..
6. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR (2)
CARA SAMPLING LIMBAH CAIR

 Peralatan: (1) Wadah jerigen; (2) pH meter; (3) Botol / erlenmeyer asah dengan warna gelap; (4) Formulir Sampling; (5) Coolbox; (6) APD (sarung tangan,
safety boot, masker); dan (7) Label
Cara pengambilan sampel Limbah Cair

 PRA SAMPLING: Persiapan peralatan yang diperlukan

PELAKSANAAN SAMPLING:
• Masukkan limbah cair ke dalam jerigen lalu dikocok dan selanjutnya dibuang

• Ke dalam jerigen masukkan limbah cair lalu tutup jerigen

• Untuk pemeriksaan parameter BOD dan COD, masukkan secara perlahan limbah cair ke dalam botol asah. Hindari turbulensi saat pengisian,
setelah terisi penuh lalu masukkan secara perlahan tutup asah hingga dapat dipastikan tidak ada udara yang bisa masuk.
• Catat kondisi IPAL dan situasi saat pengambilan sampel pada formulir lapangan yang disediakan

• Jerigen dan botol asah yang sudah terisi sampel diberi label

• Masukkan ke dalam coolbox dengan pendingin (ice pack)

• Segera bawa ke laboratorium untuk diperiksa

PENJAMINAN MUTU:
• Gunakan wadah yang standar dan tidak menyebabkan perubahan pada sampel

• Pastikan tidak ada udara yang ikut masuk saat pengambilan sampel limbah cair untuk pemeriksaan parameter BOD dan COD

• Gunakan coolbox dan dilengkapi pendingin

• Bawa ke laboratorium sesegera mungkin


6. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL LIMBAH CAIR (3)
PERSYARATAN KESEHATAN DAN SBMKL LIMBAH CAIR  PERMENLHK NO. P.68/MENLHK-SETJEN/2016 TENTANG BAKU MUTU AIR LIMBAH DOMESTIK
URAIAN MATERI
INSPEKSI PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS

• Pengertian Umum Inspeksi Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Rumah


Sakit
• Inspeksi Air
• Inspeksi Udara
• Inspeksi Pangan
• Inspeksi Sarana Bangunan
• Inspeksi Limbah
• Inspeksi Radiasi
• Inspeksi Pengendalian Vektor dan Binatang Pembawa Penyakit
• Formulir terdiri dari 9 bagian yaitu:
• I. Kesehatan Air RS (Bobot 14)  4 pertanyaan dengan Skor Maks 400
• II. Kesehatan Udara RS (Bobot 10)  5 pertanyaan Skor Maks 500
• III. Kesehatan Pangan Siap Saji RS (Bobot 10)  2 pertanyaan Skor Maks 200
• IV. Kesehatan Sarana dan Bangunan (Bobot 10)  6 pertanyaan Skor Maks 600
• V. Pengendalian VBPP (Bobot 10)  2 pertanyaan Skor Maks 200
• VI. Pengamanan Limbah (Bobot 16)  4 pertanyaan Skor Maks 400
• VII. Pengamanan Radiasi (Bobot 10)  1 pertanyaan Skor Maks 100
• VIII. Penyelenggaraan Linen (Bobot 10)  2 pertanyaan Skor Maks 200
• IX. Manajemen Kesling RS (Bobot 10)  3 pertanyaan Skor Maks 300

• Skor maksimal dikali bobot yaitu: 10.000


INSPEKSI KESLING RS
• Kondisi yang dinilai adalah pada kolom 4. Kondisi Faktual Tidak Sesuai dengan
Statement pada Form maka diberi nilai “0”
• Skor (kolom 6)  Perkalian bobot (kolom 3) dengan nilai yang diberikan pada kolom
5
• Bila pihak RS menyerahkan sebagian komponen yang dinilai pada pihak eksternal
maka variable tersebut dikecualikan dari penilaian serta skor maksimal yaitu 10.000
harus dikurangi dengan skor pada kegiatan yang dikecualikan tersebut
• Bila pihak RS tidak melakukan pemeriksaan komponen yang dinilai karena tidak
tersedianya alat dan petugas yang memadai  variable tersebut dikecualikan dari
penilaian serta skor maksimal yaitu 10.000 harus dikurangi dengan skor pada
kegiatan yang dikecualikan tersebut
• Kesimpulan:
• Sangat Baik : Skor 8.600 – 10.000
• Baik : Skor 6.500 – 8.500
• Kurang ; <6.500
PENUGASAN
TEKNIK SAMPLING PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS
 JADWAL DAN URUTAN PENUGASAN:
 Teknik Sampling Air Kamis, 20 Juli 2023 (Sesi 2: 10.30-12.00 WIB)
 Teknik Sampling Udara dalam Ruang Kamis, 20 Juli 2023 (Sesi 3: 13.00-15.15 WIB)
 Teknik Sampling Udara Ambien Kamis, 20 Juli 2023 (Sesi 4: 15.30-16.15 WIB)
 Teknik Samping Pangan Jum’at, 21 Juli 2023 (Sesi 1: 08.00-10.15 WIB)
 Teknik Samping Limbah CairJum’at, 21 Juli 2023 (Sesi 2: 10.30-12.00 WIB)
 Pengisian Formulir dan Inspeksi VBPP Jum’at, 21 Juli 2023 (Sesi 3: 13.30-15.45 WIB)

 RULE

1. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok yang sudah ditentukan

2. Sesuai dengan jadwal dan urutan penugasan, peserta melakukan tugas sbb:
a. Pilih video di internet terkait topik penugasan (Jika tidak tersedia video dengan setting RS atau fasyankes boleh memilih video yang sama media
lingkungannya)
b. Berdasarkan video tersebut, diskusikan dalam kelompok:
1) Bagaimanan persiapan pelaksanaan sampling / inspeksi pada video tersebut
2) Uraikan titik pengambilan sampel tersebut sudah tepat atau belum dan alasan kenapa titik tersebut dipilih
3) Uraikan langkah-langkah pengambilan sampel pada video tersebut (alat, bahan, step, metode yang digunakan)
4) Adakah kesalahan dalam pengambilan sampel tersebut (di video)
5) Tuliskan dan gunakan pengalaman sampling di tempat kerja anggota kelompok sebagai dasar telahan video

c. Buat Presentasi dengan Outline> Pendahuluan, Deskripsi Sumber Video, Hasil Analisis Terhadap Video ((1) Persiapan Sampling; (2) pertimbangan penentuan titik
sampling; (3) Pelaksanaan pengambilan sampel; (4) Kesalahan sampling), Pembahasan, Kesimpulan, dan Rekomendasi
3. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi 30-120 menit

4. Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya dengan waktu maksimal 10 menit.
INSPEKSI VBPP
PENGANTAR

1. Man Bitting Rate (MBR) Nyamuk Anopheles "<0,025"

2. Indeks Habitat Larva Anopheles "<1“

3. Resting Rate (RR) Aedes Aegypti / Aedes Albopictus "0,025”

4. ABJ Larva Aedes ">94%"

5. Man Hour Density (MHD) Culex "<1“

6. Index Habitat Larva Culex "<5“

7. Man Hour Density (MHD) Culex "<5"

8. Indeks Pinjal Khusus "<1"

9. Indeks Populasi Lalat "<2“

10. Indeks Populasi Kecoa"<2“

11. Success Trap Tikus "<1"


PENUGASAN TAMBAHAN
PENGISIAN FORMULIR DAN INSPEKSI VBPP
 JADWAL DAN URUTAN PENUGASAN:
 Pengisian Formulir dan Inspeksi VBPP Jum’at, 21 Juli 2023 (Sesi 3: 13.30-15.45 WIB)

 RULE

1. Peserta dibagi ke dalam 3 kelompok yang sudah ditentukan

2. Sesuai dengan jadwal dan urutan penugasan, peserta melakukan tugas sbb:
TUGAS I
a. Pilih video di internet terkait topik penugasan (INSPEKSI KESLING RS)
b. Berdasarkan video tersebut, diskusikan dalam kelompok:
1) Bagaimanan persiapan pelaksanaan inspeksi pada video tersebut
2) Uraikan Sasaran Inspeksi
3) Uraikan langkah-langkah inspeksi video tersebut (alat, bahan, step, metode yang digunakan)
4) Adakah kesalahan dalam pelaksanaan inspeksi tersebut (di video)
5) Tuliskan dan gunakan pengalaman melakukan inspeksi di tempat kerja anggota kelompok sebagai dasar telahan video
TUGAS II
c. Buat Skenario: (1) Man Bitting Rate (MBR) Nyamuk Anopheles "<0,025"; (2) Indeks Habitat Larva Anopheles "<1"; (3) Resting Rate (RR) Aedes Aegypti / Aedes
Albopictus "0,025"; (4) ABJ Larva Aedes ">94%"; (5) Man Hour Density (MHD) Culex "<1"; (6) Index Habitat Larva Culex "<5"; (7) Man Hour Density (MHD) Culex
"<5" (8)Indeks Pinjal Khusus "<1"; (9) Indeks Populasi Lalat "<2"; (10) Indeks Populasi Kecoa"<2"; dan (11) Success Trap Tikus "<1“  LALU BUAT REPORT
ATAU HASIL PENILAIAN / INSPEKSINYA
d. Buat Presentasi dengan Outline> Pendahuluan, Deskripsi Sumber Video, Hasil Analisis Terhadap Video ((1) Persiapan Sampling; (2) pertimbangan penentuan titik
sampling; (3) Pelaksanaan pengambilan sampel; (4) Kesalahan sampling), Buat Laporan Inspeksi VBPP, Pembahasan, Kesimpulan, dan Rekomendasi
3. Waktu yang dibutuhkan untuk diskusi 120 menit

4. Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya dengan waktu maksimal 10 menit.
PENUGASAN KERJA LAPANGAN (1)
TEKNIK SAMPLING DAN INSPEKSI PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS

• Peserta dibagi ke dalam 3 Kelompok dengan jumlah peserta dalam kelompok 9-10 orang
• Masing-masing kelompok memilih dengan pilihan media lingkungan dan/atau penyelenggaraan kesehatan lingkungan
yang tidak sama. Adapun pilihan terdiri dari:
• Air, Pangan dan Penyelenggaraan Linen
• Udara, Radiasi, dan Sanitasi dan Bangunan
• Limbah, Vektor, dan Manajemen Kesling
• Melakukan persiapan untuk pengambilan sampel, dengan membuat rencana yang terdiri dari
• Peralatan dan bahan yang dibutuhkan
• Penentuan titik sampling
• Rencana penjaminan mutu
• Melakukan persiapan untuk inspeksi kesehatan lingkungan, dengan membuat rencana yang terdiri dari
• Peralatan dan bahan yang dibutuhkan
• Penentuan obyek sebagai komponen yang dinilai
• Definisi operasional untuk menyamakan persepsi penilaian
PENUGASAN KERJA LAPANGAN (2, LANJUTAN)
TEKNIK SAMPLING DAN INSPEKSI PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI RS

• Melakukan praktek atau pelaksanaan pengambilan sampel dan inspeksi kesehatan lingkungan,
dengan ketentuan:
• Setiap anggota kelompok berkesempatan untuk melakukan praktek
• Membuat dokumentasi video dan foto tiap tahapan kegiatan dan ada video dan foto tiap anggota kelompok

• Setelah melakukan praktek. Peserta secara berkelompok membuat presentasi hasil praktek
lapangan
• Waktu yang dibutuhkan untuk pelaksanaan adalah:
• Persiapan : 60 Menit
• Praktek Sampling dan IKL : 240 Menit
• Paska Sampling dan IKL : 120 Menit
• Presentasi : 60 Menit

• Masing-masing kelompok secara bergantian mempresentasikan hasil diskusinya dengan waktu


maksimal 20 menit.
EVALUASI

1.Soal Pilihan Berganda  15 Soal


2.Soal Essay  10 Soal
KESIMPULAN

1. Pengawasan kesehatan lingkungan berkerjasama dengan


laboratorium eksternal harus yang terakreditasi
2. Pengambilan sampel harus menggunakan metode serta
peralatan dan bahan yang sesuai, dan dilakukan pada titik
yang representative
3. Inspeksi kesehatan lingkungan dilakukan dengan bantuan
formulir, dan untuk memastikan inspeksi yang dilakukan
benar dan obyektif, TSL perlu mendapatkan pelatihan
REFERENSI
• Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan
Perlindungan dan Pengeolaan Lingkungan Hidup.
• Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 6 Tahun 2021 Tentang
Tata Cara dan Persyaratan Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan
Rumah Sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit.
• Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023 Tentang Kesehatan Lingkungan.
• Peraturan Kementerian Ketenagakerjaan No. 232 Tahun 2020 tentang Standar
Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) Tenaga Sanitasi Lingkungan.
MOTIVASI

“Sebaik-baiknya manusia adalah yang paling


bermanfaat bagi orang lain (HR. Al-Qadlaa’iy)”
“Berilmulah sebelum kamu berbicara, beramal,
atau beraktivitas (HR. Bukhari)”
“Kesehatan dan Lingkungan Saling Berkaitan,
dan Untuk Menjaganya Kita Semua Harus
Berperan (DP)”
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai