Anda di halaman 1dari 3

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2013 TENTANG

PENYELENGGARAAN PEKERJAAN TENAGA SANITARIAN

Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang kesehatan
lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan

Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian merupakan pelayanan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain:

a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkanpemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.

PERMENKES N0 7 TAHUN 2019 TENTANG KESEHATAN LINGKUNGAN :

Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini diselenggarakan melalui
upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah satu tempat dan
fasilitas umum tersebut adalah rumah sakit.

1. Penanggung jawab kesehatan lingkungan di rumah sakit kelas C dan D adalah seorang
tenaga yang memiliki latar belakang pendidikan bidang kesehatan
lingkungan/sanitasi/teknik lingkungan/teknik penyehatan, minimal berijazah diploma
(D3).
2. Rumah sakit pemerintah maupun swasta yang seluruh atau sebagian kegiatan kesehatan
lingkungannya dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka tenaganya harus memiliki latar
belakang pendidikan bidang kesehatan lingkungan/sanitasi/teknik lingkungan/teknik
penyehatan, dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Kerja (SIK)
yang diberikan oleh instansi/institusi yang berwenang kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi.
3. Peralatan kesehatan lingkungan minimal yang harus dimiliki oleh rumah sakit adalah:
1) Alat ukur suhu ruangan, yakni thermometer ruangan suhu rendah
2) Alat ukur suhu air, yakni thermometer air
3) Alat ukur kelembaban ruangan, yakni hygrometer
4) Alat ukur kebisingan, yakni sound level meter
5) Alat ukur pencahayaan ruangan, yakni lux meter - 92 –
6) Alat ukur swapantau kualitas air bersih, yakni klor meter, pH meter dan DO (Dissolved
Oxygen) meter
7) Alat ukur swapantau kualitas air limbah, yakni pH meter, DO (Dissolved Oxygen)
meter dan klor meter
8) Alat ukur kepadatan vector pembawa penyakit, yakni alat perangkap lalat (fly trap),
alat ukur kepadatan lalat (fly grill), alat penangkap nyamuk, senter, alat penangkap
kecoa, dan alat penangkap tikus
4. Untuk melaksanakan uji laboratorium terhadap media dan/atau sampel media
lingkungan seperti udara ambien, gas dan debu emisi, mikrobiologi ruangan, kualitas
fisika, kimia dan mikrobiologi air bersih dan air limbah dan lainnya, maka rumah sakit
dapat menyerahkan kepada laboratorium kesehatan lingkungan rujukan yang telah
terakreditasi nasional sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Peralatan media lingkungan harus dilakukan kalibrasi secara berkala untuk menjamin
keakuratan angka hasil pengukuran dengan ketentuan sesuai petunjuk penggunaan alat.
6. Peralatan ukur harus disimpan dalam tempat/wadah/ruangan yang memenuhi syarat
agar tetap terpelihara dan berfungsi dengan baik.

Kendala sanitarian di rumah sakit Islam Ar Rasyid :

1. Kurangnya tenaga untuk pengambilan safetybox dan operator mesin untuk pergantian shift
2. Masalah asap yang timbulkan oleh mesin Incinerator yang menyebar ke lingkungan
masyarakat, dalam hal ini di segerakan untuk meninggikan cerobong ( min 17 meter)
JOB DESCRIPTION SANITARIAN (KESEHATAN LINGKUNGAN)

1. Mengawasi Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah Medis


2. Melakukan Monitoring Dan Evaluasi Pengoperasian Dan Pemeliharaan Mesin Incinerator
Dan Ipal
3. Mengawasi Pengelolaan Dan Pengolahan Limbah Cair
4. Melakukan Monitoring Pemberian Bakteri Ke Dalam Bak Pengendapan
5. Mengawasi Pembersihan Greasetap Unit Gizi, Vk, Dan Ok
6. Mengambil Sampel Limbah Cair Dan Melakukan Pemeriksaan Di Laboratorium Blh Kota
Palembang setiap 1 bulan sekali
7. Mengambil Sampel Air Bersih Dan Melakukan Pemeriksaan Di Laboratorium Blh Kota
Palembang minimal 6 bulan sekali
8. Mengambil sampel air minum Melakukan Pemeriksaan Di Laboratorium Blh Kota Palembang
minimal 1 tahun sekali
9. Melakukan Pengecekan Kualitas Udara ( Kebisingan Udara) Dan Uji Emisi Yang Dibantu Oleh
Pihak Terkait ( Laboratorium Blh Kota)
10. Melakukan Pelaporan Limbah Cair Dan Limbah Medis Setiap 3 Bulan Sekali Ke Dlhk Kota
Palembang
11. Melakukan Pelaporan Rkl-Rpl Per 6 Bulan Sekali Ke Dlhk Kota Palembang
12. Melakukan Pelaporan Data Sampah Medis Setiap Hari
13. Melakukan Pengecekan Kelembaban Udara, Ph Air Dan Pencahayaan
14. Melakukan Monitoring Spill Kit
15. Membuat Program Kesehatan Lingkungan (Daur Ulang Limbah Medis)
16. Melakukan Monitoring Hand Hygiene ( Sabun Dan Aseptik Gel)
17. Melakukan penghijauan di kawasan rumah sakit dengan unit terkait (Bag.Umum)

Anda mungkin juga menyukai