Tenaga Sanitarian adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang kesehatan
lingkungan sesuai ketentuan peraturan perundangan-undangan
Lingkup pekerjaan Tenaga Sanitarian merupakan pelayanan kesehatan lingkungan yang meliputi
pengelolaan unsur-unsur yang mempengaruhi timbulnya gangguan kesehatan, antara lain:
a. limbah cair
b. limbah padat
c. limbah gas
d.sampah yang tidak diproses sesuai dengan persyaratan yang ditetapkanpemerintah;
e. binatang pembawa penyakit;
f. zat kimia yang berbahaya;
g. kebisingan yang melebihi ambang batas;
h. radiasi sinar pengion dan non pengion;
i. air yang tercemar;
j. udara yang tercemar; dan
k. makanan yang terkontaminasi.
Upaya kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan
dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat baik dari aspek fisik,
kimia, biologi, maupun sosial. Penyelenggaraan kesehatan lingkungan ini diselenggarakan melalui
upaya penyehatan, pengamanan, dan pengendalian, yang dilakukan terhadap lingkungan
permukiman, tempat kerja, tempat rekreasi, serta tempat dan fasilitas umum. Salah satu tempat dan
fasilitas umum tersebut adalah rumah sakit.
1. Penanggung jawab kesehatan lingkungan di rumah sakit kelas C dan D adalah seorang
tenaga yang memiliki latar belakang pendidikan bidang kesehatan
lingkungan/sanitasi/teknik lingkungan/teknik penyehatan, minimal berijazah diploma
(D3).
2. Rumah sakit pemerintah maupun swasta yang seluruh atau sebagian kegiatan kesehatan
lingkungannya dilaksanakan oleh pihak ketiga, maka tenaganya harus memiliki latar
belakang pendidikan bidang kesehatan lingkungan/sanitasi/teknik lingkungan/teknik
penyehatan, dan telah memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dan Surat Izin Kerja (SIK)
yang diberikan oleh instansi/institusi yang berwenang kepada tenaga kesehatan yang
telah memiliki sertifikat kompetensi.
3. Peralatan kesehatan lingkungan minimal yang harus dimiliki oleh rumah sakit adalah:
1) Alat ukur suhu ruangan, yakni thermometer ruangan suhu rendah
2) Alat ukur suhu air, yakni thermometer air
3) Alat ukur kelembaban ruangan, yakni hygrometer
4) Alat ukur kebisingan, yakni sound level meter
5) Alat ukur pencahayaan ruangan, yakni lux meter - 92 –
6) Alat ukur swapantau kualitas air bersih, yakni klor meter, pH meter dan DO (Dissolved
Oxygen) meter
7) Alat ukur swapantau kualitas air limbah, yakni pH meter, DO (Dissolved Oxygen)
meter dan klor meter
8) Alat ukur kepadatan vector pembawa penyakit, yakni alat perangkap lalat (fly trap),
alat ukur kepadatan lalat (fly grill), alat penangkap nyamuk, senter, alat penangkap
kecoa, dan alat penangkap tikus
4. Untuk melaksanakan uji laboratorium terhadap media dan/atau sampel media
lingkungan seperti udara ambien, gas dan debu emisi, mikrobiologi ruangan, kualitas
fisika, kimia dan mikrobiologi air bersih dan air limbah dan lainnya, maka rumah sakit
dapat menyerahkan kepada laboratorium kesehatan lingkungan rujukan yang telah
terakreditasi nasional sesuai ketentuan yang berlaku.
5. Peralatan media lingkungan harus dilakukan kalibrasi secara berkala untuk menjamin
keakuratan angka hasil pengukuran dengan ketentuan sesuai petunjuk penggunaan alat.
6. Peralatan ukur harus disimpan dalam tempat/wadah/ruangan yang memenuhi syarat
agar tetap terpelihara dan berfungsi dengan baik.
1. Kurangnya tenaga untuk pengambilan safetybox dan operator mesin untuk pergantian shift
2. Masalah asap yang timbulkan oleh mesin Incinerator yang menyebar ke lingkungan
masyarakat, dalam hal ini di segerakan untuk meninggikan cerobong ( min 17 meter)
JOB DESCRIPTION SANITARIAN (KESEHATAN LINGKUNGAN)