Anda di halaman 1dari 15

Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

BAB I
PENDAHULUAN

1. Informasi Umum
PERATURAN DAN TATA TERTIB
KEGIATAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN

1. Setiap praktikan wajib memiliki buku petunju panduan praktikum.


2. Setiap praktikan diwajibkan hadir tepat pada waktunya. Praktikan yang
terlambat dari 15 menit, tidak diperkenankan mengikuti kegiatan
praktikum,kecuali seizin dosen pengampu mata kuliah
3. Sebelum memasuki laboratorium, praktikan wajib memakai jas lab terlebih
dahulu.
4. Selama praktikum, praktikan tidak diperkenankan makan, minum dan
melakukan kegiatan diluar kegiatan praktikum.
5. Setelah melakukan praktikum, diwajibkan membersihkan alat-alat yang dipakai
dan disimpan kembali pada tempat semula dalam keadaan bersih. Sampah harus
dibuang ditempat sampah dan praktikan wajib menjaga kebersihan
laboratorium.
6. Selama kegiatan praktikum, praktikan diwajibkan membuat Data Hasil
Praktikum per kelompok
7. Setiap kelompok atau mahasiswa wajib mengganti alat yang rusak atau hilang
selama praktikum berlangsung.
8. Laporan praktikum dikumpulkan 1 minggu setelah praktikum dilaksanakan.
9. Keterlambatan pengumpulan laporan dikenakan pengurangan nilai (per jam
minus 5)

2. SANKSI
1. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum, tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir semester (UAS).
2. Bagi praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum, nilai laporan
dikurangi 5 per jam.

1
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

BAB II
PRAKTIKUM

1. Diskripsi Dan Tujuan


a) Diskripsi
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan dan perikehidupan manusia, serta untuk memajukan
kesejahteraan umum, sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama
pembangunan. Air merupakan komponen lingkungan hidup yang penting bagi
kelangsungan hidup dan kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya, bahwa
untuk melestarikan fungsi air perlu dilakukan pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air secara bijaksana dengan memperhatikan
kepentingan generasi sekarang dan mendatang serta keseimbangan ekologis.
Bahwa untuk menunjang hal tersebut diatas, maka perlu diadakan
praktikum di laboratorium untuk mendapatkan validitas data pengujian yang
dapat dipercaya sesuai tujuan yang diharapkan, maka bukan hanya dibutuhkan
peralatan dan personel pengambilan sampel, tetapi juga prosedur dan teknik
pengambilan sampel.
Dengan keterbatasan peralatan, maka peralatan penunjang yang dipakai baru
dapat menganalisa parameter fisik (Warna, Bau, Rasa, Suhu, TDS dan salinitas)
dan parameter kimia (pH/derajat keasaman, dan DO meter/ mengukur kadar
oksigen terlarut) dari sampel air Pengambilan sampel harus memenuhi
kesesuaian terhadap standar baku yang telah diakui baik secara internasional
maupun nasional, seperti standar EPA, WHO, maupun SNI, jika tidak akan sia-sia
serta membuang waktu dan biaya.
b) Tujuan
Adapun tujuan praktikum ini adalah
1. Penentuan bahan uji coba praktikum sebagai tahap awal untuk pengujian air
2. Mengetahui teknik pengambilan sampel air bersih dan air kotor/limbah
3. Menganalisis kualitas air dengan parameter kimia berdasarkan Standar
Nasional Indonesia.
2
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

4. Menganalisis kualitas air dengan parameter kimia berdasarkan Standar


Nasional Indonesia.
5. supaya mahasiswa dapat melakukan proses pemantauan kualitas air di
lingkungan

2. Dasar Teori
Berdasarkan PP no 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 disebutkan dalam
pasal 8 ayat 1 bahwa Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Kualitas air mencangkup sifat fisika, kimia, biologi yang mempengaruhi
kesediaan air dalam kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan
pemanfaatan lainnya. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada penjelasan berikut:
a. Parameter Fisik
1) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
2) Salinity dan TDS
Adalah parameter untuk menentukan jumlah garam terlarut, dan tingkat
salinitas juga bisa ditunjukkan melalui nilai TDS. Tubuh kita terdiri dari 80%
air, maka air memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga

3
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

kesehatan. Banyak diantara kita hanya mengetahui bahwa air yang layak
konsumsi adalah air yang bebas bakteri dan virus, pada hal kualitas air yang
layak konsumsi adalah lebih dari itu. Salah satu faktor yang sangat penting
dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan TDS
(Total Dissolved Solid) atau total zat padat terlarut. Menurut DEPKES RI
melalui Permenkes No: 492/Menkes/Per/IV/2010 standar TDS maksimum
yang diperbolehkan 500 mg/ltr.
Tabel 1. Kriteria Penilaian TDS (Total Dissolved Solids)

Berdasarkan Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990 disebutkan


bahwa :
Tabel 2. Daftar persyaratan TDS untuk kualitas air minum dan air bersih

Sedangkan PP no 82 Tahun 2001menyebutkan bahwa :


Tabel 3. Klasifikasi Kelas Mutu Air berdasarkan nilai TDS-nya.

4
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

b. Parameter Kimia
1) pH (derajat keasaman)
Derajat keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut
dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH
yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu
kesehatan. Berdasarkan Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990
disebutkan bahwa :
Tabel 4. Daftar persyaratan derajat keasaman untuk kualitas air minum dan
air bersih
Parameter syarat Air Minum Air Bersih

pH (derajat keasaman) 6,5 - 8,5 6,5 - 9,0

Sedang PP no 82 Tahun 2001 menyebutkan bahwa :


Tabel 5. Klasifikasi Kelas Mutu Air berdasarkan nilai pH-nya
Parameter syarat Kelas I Kelas II Kelas III Kelas IV

pH (derajat keasaman) 6-9 6-9 6-9 5-9

3. Peralatan Dan Bahan


 Peralatan
Peralatan yang harus disiapkan sebelum melakukan pengambilan sampel terdiri
dari : alat pengambil sampel dan wadah sampel.
a. Alat Pengambil dan wadah Sampel, meliputi :

1) Sarung Tangan

2) Masker

3) Gayung

4) Botol sampel

b. Alat pengukur parameter kualitas air sampel, meliputi :

1) Beaker glass

2) TDS Meter
5
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

3) Salinitas

4) Do Meter

 Bahan
1) Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel air dari sumber
buangan outlet RS, outlet Home industri batik, bengkel mobil dan rumah
tangga di wilayah Pekalongan.
2) Aquades

4. Langkah Kerja
a. Perencanaan Pengambilan Sampel
Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan
Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel
sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang
membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan
sistematik. Pengamanan sampel terdiri dari :
1. Identifikasi sampel
2. Pengemasan sampel
3. Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan
4. Tindakan pencegahan selama transportasi ke laboratorium, jika ada
ketidak sesuaian
5. Penyimpanan sampel di laboratorium dan pengawetan
b. Persyaratan Alat Pengambil Sampel
Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari
logam);
2. mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;
3. contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa
bahan tersuspensi di dalamnya;
4. kapasitas alat 600 ml – 1 liter tergantung dari maksud pemeriksaan;
5. mudah dan aman dibawa.

6
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

c. Metode Pengawetan Sampel


Pengawetan pada dasarnya adalah usaha penundaan kerusakan/degradasi
sampel melalui penambahan zat-zat tertentu yang menghambat laju kerusakan
sample. Berikut ini merupakan alat dan bahan yang dibutuhkan dalam
pengawetan sampel :
 Alat pendingin. Berfungsi menyimpan sampel pada suhu 0°C-/+2°C yang
selanjutnya dapat digunakan untuk pengujian sifat fisik dan kimia sampel.

 Bahan kimia untuk pengawet. Bahan kimia yang digunakan untuk


pengawet harus memenuhi persyaratan bahan kimia untuk analisis dan
tidak mengganggu atau mengubah kadar zat yang akan diuji.

 Wadah sampel,

persyaratan wadah sampel yang digunakan antara lain :

1) Terbuat dari bahan glass atau plastik PE (polietilen) atau polipropilen


(PP) atau teflon (PTFE);
2) Dapat ditutup kuat dan rapat;
3) Bersih dan bebas kontaminan;
4) Tidak mudah pecah;
5) Wadah yang disiapkan jumlahnya dilebihkan sebagai cadangan;
6) Pelabelan dan dokumentasi sampel.
d. Metode Pelaksanaan
1. Pengambilan sampel air
a) Air sungai :
Secara umum penentuan titik pengambilan sampel pada air bertujuan
agar pada saat pengambilan sampel, benda yang terapung
dipermukaan air dan endapan yang mungkin tergerus dari dasar
sungai tidak ikut terambil.
 Siapkan alat pengambil contoh sesuai dengan saluran pembuangan;
 Bilas alat dengan contoh yang akan diambil, sebanyak 3 (tiga) kali;
 Ambil contoh sesuai dengan peruntukan analisis dan campurkan
dalam penampung sementara
 Masukkan ke dalam wadah yang sesuai peruntukan analisis;
7
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

b) Untuk tujuan uji sampel air pemeriksaan kimia


Pengambilan contoh untuk pengujian oksigen terlarut
1. Pengambilan contoh dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 Cara langsung
a) Gunakan alat DO meter.
b)Cara pengoperasian alat, lihat petunjuk kerja alat.
c) Nilai oksigen terlarut dapat langsung terbaca
 Cara tidak langsung
Pengukuran oksigen terlarut dilakukan dengan cara titrasi,
sebagai berikut:
a) siapkan botol yang bersih dengan volume yang diketahui
sertadilengkapi dengan tutup asah;
b) celupkan botol dengan hati- hati ke dalam air dengan
posisi mulut botol searah dengan aliran air, sehingga air
masuk ke dalam botol dengan tenang, atau dapat pula
dengan menggunakan sifon;
c) isi botol sampai penuh dan hindarkan terjadinya
turbulensi dan gelembung udara selama pengisian,
kemudian botol ditutup;
d) contoh siap untuk dianalisa.

2. Pemeriksaan kualitas air bersih


 Fisik
1) Warna
Warna perairan dapat dipakai (tidak selamanya) sebagai
parameter apakah suatu perairan sudah tercemar atau belum. Air
selokan dapat berubah dari bening menjadi kelabu karena adanya
proses dekomposisi. Warna perairan dapat pula dipengaruhi oleh
biota yang ada didalamnya, misalnya algae, plankton dan
tumbuhan air. Air sungai pada umumnya berwarna bening
sampai kecoklatan, hal ini karena dipengaruhi oleh adanya

8
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

pencucian badan sungai itu sendiri dan kandungan suspensi


didalamnya.
Metode Pengamatan : Organoleptik (Uji organoleptik atau
uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk. Uji organoleptik
atau uji indera atau uji sensori merupakan cara pengujian dengan
menggunakan indera manusia sebagai alat utama untuk
pengukuran daya penerimaan terhadap produk.).
2) Bau
Bau suatu perairan dapat disebabkan oleh adanya
dekomposisi zat-zat organik pada suatu perairan yang dapat
menimbulkan gas-gas. Gas yang keluar dari hasil dekomposisi
bukan saja menimbulkan bau yang kurang sedap tetapi
adakalanya dapat mematikan biota yang ada di dalamnya,
contohnya adanya kasus ikan-ikan yang mati atau mabuk.
Metode Pengamatan : Organoleptik
3) Rasa
Parameter ini erat hubungannya dengan pengujian
parameter warna dan bau sehingga seringkali pada
pelaksanaannya digabungkan. Rasa suatu perairan dalam
kondisi air berasa hambar, bila suatu perairan sudah berwarna
kurang baik atau/dan bau yang kurang sedap secara otomatis
akan mempunyai rasa yang kurang enak. Metode Metode
Pengamatan : Organoleptik
4) Temperatur
Suhu merupakan parameter yang penting karena erat
hubungannya dengan “Aquatic life” atau kehidupan di dalam air
dan sangat mempengaruhi pertumbuhan organisme baik secara
langsung maupun tidak langsung. Aktivitas biologi dapat
menaikkan suhu perairan sampai 60°C. suhu air buangan
kebanyakan lebih tinggi daripada suhu badan air. Hal ini erat

9
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

hubungannya dengan proses biodegradasi. Pengamatan suhu


dimaksudkan untuk mengetahui kondisi perairan dan interaksi
antara suhu dengan aspek kesehatan habitat dan biota air lainnya.
Tetapi hal ini tidak mutlak karena dengan perubahan suhu yang
kecil sudah dapat mempengaruhi kondisi biota, contohnya
terumbu karang. Bila suhu perairan semakin tinggi maka kadar O²
yang terlarut akan semakin rendah, demikian pula sebaliknya.
Alat : thermometer
Cara Kerja :
 Dicatat suhu udara sekitar
 Untuk air permukaan :Termometer dicelupkankan ke dalam
perairan, ditunggu beberapa menit. Diangkat dan dicatat
suhunya.
 Untuk air di bawah : Sampel diambil dalam botol, kemudian
termometer dicelupkan ke dalam air tersebut, ditunggu
beberapa menit. Diangkat dan dicatat suhunya.

 Pengujian Kimia
1) Pengujian PH
Cara Kerja :
Tempatkan larutan yang akan diperiksa ke dalam beaker glass
secukupnya.
 Langkah I : Gunakan distill water untuk membersihkan
elektroda sebelum menggunakan peralatan. Putar beberapa
kali ujung alat pada air tersebut. (Posisi alat di “on” kan).
Lalu lap elektroda dengan tisu kering
 Langkah II : Ambil gelas yang telah diisi dengan cairan pH 7.
(posisi alat sudah “on”). Lalu masukkan alat ke dalam cairan
pH 7 yang ada di gelas sehingga bagian elektroda terendam
cairan (namun jangan sampai menyentuh dasar beaker glass).
 Langkah III : Lalu elektroda dicuci dengan memasukkan ke
dalam “clean water”. Putar beberapa kali ujung alat pada air
tersebut. Bersihkan / lap dengan tisu kering.
10
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

 Langkah IV : Ambil gelas yang telah diisi dengan cairan pH 4.


(posisi alat masih “on”). Lalu masukkan alat ke dalam cairan
pH 4 yang ada di gelas sehingga bagian elektroda terendam
cairan (namun jangan sampai menyentuh dasar beaker glass).
 Langkah V : Bersihkan elektroda dengan “distill water”
sebelum dipakai mengukur pH cairan yang akan diuji.
 Langkah VI : Lalu masukkan elektroda pada gelas berisi
cairan yang akan diuji. Lihat layar jika angka nilai pH berhenti
bergerak naik, maka tekan “hold” lalu baca. (peringatan , jika
terlambat tekan hold sedangkan posisinya nilai pH sudah
optimal, maka angka pada layar akan turun).
 Langkah VII : Catat angka pH dan nilai suhu yang tertera pada
layar alat, lalu matikan alat dan cuci elektroda dengan clean
water.

2) Pengujian TDS
Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut yang
tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti
kandungan logam misal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll)
maupun partikel non padatan seperti mikro organisma dll.
Salah satu cara untuk mengukurnya adalah menggunakan alat
yang disebut sebagai TDS meter. Tds meter ini biasa digunakkan
untuk mengukur kadar kemurnian dan kandungan mineral air,

11
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

seperti air minum, air pam, air ro, air destilasi,air sadah dan air
yang lainnya.
Cara kerja :
cara mencelupkan ujung Tds meter kedalam air uji kira-kira
sedalam 5 cm dalam posisi on, dan tahan kurang lebih selama 2
sampai 3 menit sampai angka penunjuk dalam layar digital stabil.
Larangan Penggunaan Tds Meter
Ada larangan penggunaan Tds meter pada beberapa jenis air
karena bisa menyebabkan kerusakan pada alat diantaranya yaitu:
 Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar bisa
menyebabkan hasil pengukuran tidak presisi lagi
 Air es atau air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar juga
bisa menyebabkan alat tidak presisi lagi
 Air laut atau air garam hal ini bisa menyebabkan errror pada
hasil pengukuran
 Air accu, alcohol dan air lainnya yang tidak masuk dalam
range pengukuran alat ini

3) Pengujian BOD dengan DO meter


Dalam air, oksigen mengurai komponen kimia menjadi
lebih sederhana. Oksigen mampu untuk beroksidasi dengan zat
pencemar (ex: komponen organik) sehingga zat tersebut tidak
berbahaya. Dengan adanya oksigen dalam air, mikroorganisme
semakin giat dalam menguraikan kandungan dalam air. Reaksi
yang terjadi dalam penguraian tersebut adalah:
Biological Oxygen Demand menunjukkan jumlah oksigen dalam
satuan ppm yang dibutuhkan oleh mikroorganisme untuk
memecahkan bahan-bahan organik yang terdapat di dalam air.

12
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

Pemeriksaan BOD diperlukan untuk menentukan beban


pencemaran akibat air buangan penduduk atau industri.

Alat : DO Meter
Cara Kerja :
Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana,
yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari
sampel segera setelah pengambilan contoh dengan menggunakan
DO meter, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada
sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan
suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5.

Ket :
BOD = Bological oxygen demand (mg/L)
DOi = Okesigen terlarut 0 hari
DO5 = Oksigen terlarut 5 hari

4) Hasil analisis di buat dalam bentuk laporan praktikum kelompok


5) Dalam Pemeriksaan Kualitas Air dibuat video diupload di youtube

13
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

BAB III
SISTEMATIKA PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM

Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Parameter I
BAB I PENDAHULUAN
A. A.Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
B. Alat dan Bahan
C. Teknik Sampling
D. Metode yang Digunakan
E. Skema Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran

14
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Hadi,Anwar. 2005. Prinsip Pengelolaan Pengambilan Sampel Lingkungan. Penerbit


PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Nasution, Rozaini. 2013. Teknik Sampling. Http://library.usu.id/download/fkm/fkm-


rozaini.pdf. Diakses pada tanggal 29 April 2013.

15

Anda mungkin juga menyukai