BAB I
PENDAHULUAN
1. Informasi Umum
PERATURAN DAN TATA TERTIB
KEGIATAN PRAKTIKUM LABORATORIUM LINGKUNGAN
2. SANKSI
1. Bagi praktikan yang tidak mengumpulkan laporan praktikum, tidak
diperkenankan mengikuti ujian akhir semester (UAS).
2. Bagi praktikan yang terlambat mengumpulkan laporan praktikum, nilai laporan
dikurangi 5 per jam.
1
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
BAB II
PRAKTIKUM
2. Dasar Teori
Berdasarkan PP no 82 Tahun 2001 tanggal 14 Desember 2001 disebutkan dalam
pasal 8 ayat 1 bahwa Klasifikasi mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :
a. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum,
dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
kegunaan tersebut;
b. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi
pertanaman, dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut;
c. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan
air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut;
d. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air yang
sama dengan kegunaan tersebut.
Kualitas air mencangkup sifat fisika, kimia, biologi yang mempengaruhi
kesediaan air dalam kehidupan manusia, pertanian, industri, rekreasi, dan
pemanfaatan lainnya. Untuk lebih jelasnya dipaparkan pada penjelasan berikut:
a. Parameter Fisik
1) Suhu
Secara umum, kenaikan suhu perairan akan mengakibatkan kenaikan
aktifitas biologi sehingga akan membentuk O2 lebih banyak lagi.
2) Salinity dan TDS
Adalah parameter untuk menentukan jumlah garam terlarut, dan tingkat
salinitas juga bisa ditunjukkan melalui nilai TDS. Tubuh kita terdiri dari 80%
air, maka air memiliki peranan yang sangat penting untuk menjaga
3
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
kesehatan. Banyak diantara kita hanya mengetahui bahwa air yang layak
konsumsi adalah air yang bebas bakteri dan virus, pada hal kualitas air yang
layak konsumsi adalah lebih dari itu. Salah satu faktor yang sangat penting
dan menentukan bahwa air yang layak konsumsi adalah kandungan TDS
(Total Dissolved Solid) atau total zat padat terlarut. Menurut DEPKES RI
melalui Permenkes No: 492/Menkes/Per/IV/2010 standar TDS maksimum
yang diperbolehkan 500 mg/ltr.
Tabel 1. Kriteria Penilaian TDS (Total Dissolved Solids)
4
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
b. Parameter Kimia
1) pH (derajat keasaman)
Derajat keasaman air pada umumnya disebabkan gas oksida yang larut
dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH
yang lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan
beberapa senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat menggangu
kesehatan. Berdasarkan Permenkes RI No 416/MENKES/PER/IX/1990
disebutkan bahwa :
Tabel 4. Daftar persyaratan derajat keasaman untuk kualitas air minum dan
air bersih
Parameter syarat Air Minum Air Bersih
1) Sarung Tangan
2) Masker
3) Gayung
4) Botol sampel
1) Beaker glass
2) TDS Meter
5
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
3) Salinitas
4) Do Meter
Bahan
1) Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sampel air dari sumber
buangan outlet RS, outlet Home industri batik, bengkel mobil dan rumah
tangga di wilayah Pekalongan.
2) Aquades
4. Langkah Kerja
a. Perencanaan Pengambilan Sampel
Secara garis besar prosedur pengambilan sampel terdiri dari perencanaan,
persiapan, pelaksanaan pengambilan sampel serta Quality Asurance (QA) dan
Quality Control (QC) pengambilan sampel. Hal penting bagi pengambil sampel
sebelum ke lapangan adalah menyusun perencanaan dalam suatu dokumen yang
membantu dalam setiap tahapan pengambilan sampel secara jelas dan
sistematik. Pengamanan sampel terdiri dari :
1. Identifikasi sampel
2. Pengemasan sampel
3. Penyegelan wadah sampel, bila diperlukan
4. Tindakan pencegahan selama transportasi ke laboratorium, jika ada
ketidak sesuaian
5. Penyimpanan sampel di laboratorium dan pengawetan
b. Persyaratan Alat Pengambil Sampel
Alat pengambil sampel harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk
keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari
logam);
2. mudah dicuci dari bekas sampel sebelumnya;
3. contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa
bahan tersuspensi di dalamnya;
4. kapasitas alat 600 ml – 1 liter tergantung dari maksud pemeriksaan;
5. mudah dan aman dibawa.
6
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
Wadah sampel,
8
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
9
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
Pengujian Kimia
1) Pengujian PH
Cara Kerja :
Tempatkan larutan yang akan diperiksa ke dalam beaker glass
secukupnya.
Langkah I : Gunakan distill water untuk membersihkan
elektroda sebelum menggunakan peralatan. Putar beberapa
kali ujung alat pada air tersebut. (Posisi alat di “on” kan).
Lalu lap elektroda dengan tisu kering
Langkah II : Ambil gelas yang telah diisi dengan cairan pH 7.
(posisi alat sudah “on”). Lalu masukkan alat ke dalam cairan
pH 7 yang ada di gelas sehingga bagian elektroda terendam
cairan (namun jangan sampai menyentuh dasar beaker glass).
Langkah III : Lalu elektroda dicuci dengan memasukkan ke
dalam “clean water”. Putar beberapa kali ujung alat pada air
tersebut. Bersihkan / lap dengan tisu kering.
10
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
2) Pengujian TDS
Setiap air minum selalu mengandung partikel yang terlarut yang
tidak tampak oleh mata, bisa berupa partikel padatan (seperti
kandungan logam misal : Besi, Aluminium, Tembaga, Mangan dll)
maupun partikel non padatan seperti mikro organisma dll.
Salah satu cara untuk mengukurnya adalah menggunakan alat
yang disebut sebagai TDS meter. Tds meter ini biasa digunakkan
untuk mengukur kadar kemurnian dan kandungan mineral air,
11
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
seperti air minum, air pam, air ro, air destilasi,air sadah dan air
yang lainnya.
Cara kerja :
cara mencelupkan ujung Tds meter kedalam air uji kira-kira
sedalam 5 cm dalam posisi on, dan tahan kurang lebih selama 2
sampai 3 menit sampai angka penunjuk dalam layar digital stabil.
Larangan Penggunaan Tds Meter
Ada larangan penggunaan Tds meter pada beberapa jenis air
karena bisa menyebabkan kerusakan pada alat diantaranya yaitu:
Air panas dengan suhu melebihi suhu kamar bisa
menyebabkan hasil pengukuran tidak presisi lagi
Air es atau air dingin dengan suhu dibawah suhu kamar juga
bisa menyebabkan alat tidak presisi lagi
Air laut atau air garam hal ini bisa menyebabkan errror pada
hasil pengukuran
Air accu, alcohol dan air lainnya yang tidak masuk dalam
range pengukuran alat ini
12
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
Alat : DO Meter
Cara Kerja :
Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana,
yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari
sampel segera setelah pengambilan contoh dengan menggunakan
DO meter, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada
sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan
suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5.
Ket :
BOD = Bological oxygen demand (mg/L)
DOi = Okesigen terlarut 0 hari
DO5 = Oksigen terlarut 5 hari
13
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
BAB III
SISTEMATIKA PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM
Halaman Judul
Halaman Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar tabel
Daftar gambar
Parameter I
BAB I PENDAHULUAN
A. A.Latar Belakang
B. Tujuan Praktikum
C. Manfaat Praktikum
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan Tempat Praktikum
B. Alat dan Bahan
C. Teknik Sampling
D. Metode yang Digunakan
E. Skema Kerja
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
BAB V
A. Simpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Lampiran
14
Panduan Praktikum Lapangan dan Laboratorium
DAFTAR PUSTAKA
Efendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
15