SITU BURUNG
KELOMPOK 5
Kelompok 5
PRAKATA
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat-Nya kepada kami sehingga pada kesmepatan kali ini kami
dapat menyelesaikan laporan praktikum ini dengan tepat waktu. Laporan
praktikum yang berjudul Morfologi dan Kajian Kualitas Air Perairan Situ Burung
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kualitas Air.
Laporan praktikum ini dapat diselesaikan tidak lepas dari beberapa pihak
yang telah memebantu dalam menyelesaikan tugas ini, pada kesempatan ini kami
ingin menyampaikan rasa terima kasih khususnya kepada para asisten praktikum
yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga laporan ini dapat
terselesaikan. Laporan praktikum kali ini menggunakan hasil kajian kualitas air
dari perairan Situ Burung yang telah dilakukan selama pelaksaaan praktikum yang
berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Praktikum ini diharpkan dapat menjadi bahan kajian bagi mahasiswa
perikanan dan ilmu kelautan khsusnya mahasiswa jurusan Manajemen
Sumberdaya Perairan dan perairan dan kualitas perairan Situ Burung. Kelompok
kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kelompok kami. Oleh karena itu dengan
segala kerendahan hati kami mengharapkan kritik dan saran yang baik dan
konstruktif.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Praktikum 2
Manfaat 2
METODE 2
Waktu dan Tempat 2
Alat dan Bahan 3
Prosedur Analisis Sampel 4
Analisis Data 5
HASIL DAN PEMBAHASAN 12
Hasil 12
Parameter Fisika Perairan 12
Pembahasan 13
SIMPULAN DAN SARAN 17
Simpulan 17
Saran 17
DAFTAR PUSTAKA 18
DAFTAR TABEL
Latar Belakang
Situ adalah wilayah cekungan yang dapat menampung air dan merupakan
bagian dari sungai yang melebar. Situ dapat digunakan sebagai tempat rekreasi,
pengendali banjir, kekeringan, daerah resapan untuk meningkatkan ketersedian air.
dan tempat mata pencaharian masyarakat disana. Situ memiliki ukuran yang lebih
kecil dibandingkan dengan danau (Sriyono 2012). Salah satu contoh Situ di Bogor
ialah Situ Burung terletak didaerah Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor. Situ Burung memiliki luas sebesar 2,50 Ha dengan kedalaman rata-rata 3
m dan memiliki kedalaman maksimal 4,69 m. Situ burung memiliki empat inlet
dan dua outlet. Sumber air Situ Burung adalah air hujan dan air dari bawah tanah.
Keberadaan Situ Burung memiliki fungsi utama sebagai sumber pengairan untuk
kegiatan pertanian disekitar (Ghufrona et al. 2009).
Perairan menggenang memiliki karakter fisika kimia, dan biologi yang
dapat menjadi parameter kualitas diperairan tersebut (Augusta dan Evi 2014).
Analisis kualitas air adalah suatu kajian terhadap ukuran karakterisik fisik,
kimiawi dan, biologisnya. Kualitas air juga menunjukan ukuran kondisi air relatif
terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air seringkali menjadi ukuran
standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air (Ikhtiar 2017). Kualitas air
dinyatakan dalam beberapa parameter yaitu parameter fisika meliputi suhu,
kekeruhan, padatan terlarut , dan sebagiannya,. Parameter kimia meliputi pH,
oksigen terlarut, BOD, kadar logam, nirit, nitrat dan sebagiannya. Parameter
biologi meliputi plankton, perifiton, bentos, nekton dan, neuston (Effendi 2003).
Kualitas air ditentukan berdasarkan keadaan air dalam keadaan normal,
dan bila terjadi penyimpangan dari keadaan normal disebut sebagai air yang
mengalami pencemaran, atau disebut air terpolusi. Analisis penentuan kualitas air
sangat penting bagi pengguna air sebagai informasi keberadaan senyawa kimia
yang terkandung didalam air (Agustira et al. 2013).Kualitas air tidak terbatas pada
karakteristik air, tetapi lebih dinamis yang merupakan hasil dari proses faktor-
faktor lingkungan dalam proses biologi. Oleh karena itu untuk menghasilkan
kualitas air yang baik diperlukan kegiatan kontroling atau pengontrolan secara
rutin (Maniagasi et al. 2013).
2
Tujuan Praktikum
Manfaat
METODE
Praktikum lapang kualitas air dilakukan di Situ Burung, Bogor, Jawa Barat.
Praktikum lapang dilakukan pada Minggu, 4 September 2019. Praktikum lapang
tersebut dilaksanakan pada pukul 07.00 WIB – selesai. Tempat pengambilan
sampel ini terletak pada koordinat 06°32.831' S dan 106°44.027' BT. Analisis
sampel yang didapat ketika praktikum lapang dilaksanakan setiap hari Rabu pukul
15.00 WIB sampai 18.00 WIB di Laboratorium Proling tepatnya di Laboratorium
BioMikro 1 dan Laboratorium BioMikro2, Departemen Manajemen Sumberdaya
Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3
Sumber: googleearth.com
Alat Fungsi
DO meter Mengukur DO
Van dorn Mengambil sampel air
pH meter Mengukur pH
Refraktometer Mengukur salinitas
Botol gelap Menempatkan air sampel
Botol 250 ml Menempatkan air sampel
Botol putih besar Menempatkan air sampel
Botol winkler 100 ml Menempatkan air sampel
Botol winkler 125 ml Menempatkan air sampel
Alat Fungsi
Secchi disk Mengukur kecerahan
SCT meter Mengukur daya hantar listrik (DHL)
Termometer Mengukur suhu perairan
Stopwatch Menghitung waktu
Alat Fungsi
Perahu karet Alat transportasi ke tengah danau
Dayung karet Membantu menjalankan perahu
Life jacket Alat keselamatan praktikan
Pompa Memompa perahu
Alat tulis Mencatat data
Baki abu Tempat alat-alat lain
Gayung Mengambil air sampel
Ember Mengambil aie sampel
Box es Tempat menyimpan es
Alat Fungsi
NHO3 Menurunkan pH sampel
H2SO4 Menurunkan pH sampel
Es batu Mendinginkan sampel
Parameter yang diamati pada perairan di Situ Burung ada dua yaitu
parameter fisika dan kimia. Parameter fisika adalah parameter yang berhubungan
dengan sifat fisika seperti dapat dilihat dan dirasa. Parameter kimia adalah
parameter yang berhubungan dengan proses kimia dalam perairan. Melakukan
analisis sampel untuk menghitung parameter kualitas air dibutuhkan prosedur
sesuai jenis parameter itu sendiri. Prosedur analisis sampel dibuat dalam bentuk
tabel, dipisahkan antara parameter fisika dan kimia.
Parameter Kimia
1 Amonia Mg/l Spektofotometri
2 pH CTD
3 Alkalinitas Ppm CaCO3 Titimetri
4 Kesadahan Titimetri
5
Analisis Data
Paremeter Fisika
Kecerahan
Kecerahan adalah salah satu parameter yang dapat diukur dengan secchi disk
menggunakan rumus berikut
Kecerahan =
D1 Adalah ukuran kedalaman saat tepat dimana warna hitam dan putih
pada secchi disk tidak terlihat saat dicelupkan. D2 adalah hasil ukuran kedalaman
saat secchi disk warnanya mulai terlihat saat diangkat dari dalam perairan.Hasil
pengukuran dari kecerahan bisa langsung didapat dan dihitung saat penelitian
dilakukan di lapangan. Satuannya adalah cm (centi meter).
TSS
TSS (Total suspended solid) atau total padatan tersuspensi adalah material padat
yang tersuspensi termasuk kedalam bahan organik dan anorganik diwilayah
perairan. TSS dapat diukur dengan metode gravimetric lalu di hitung dalam rumus
berikut
TSS =
Bobot akhir kertas saring adalah hasil dari bobot kertas saring yang telah
digunakan untuk menyaring sampel dan telah di oven setelah itu bobotnya
6
dihitung. Hasil dari pengukuran bobot kertas saring ini dikurangi dengan bobot
awal kertas saring saat sebelum digunakan lalu dibagi volume dari sampel untuk
mendapatkan hasil TSS.
TDS
TDS (Total dissolved solid) aatau total padatan terlarut adalah padatan yang
memiliki ukuran lebih kecil dibandingkan dengan TSS, dapat diukur dengan
metode gravimetri yang dihitung dengan rumus berikut
TDS =
Bobot akhir dari kertas saring pada TDS didapatkan melalui hasil
penimbangan cawan yang telah digunakan untuk menampung sampel yang telah
disaring menggunakan filter aparas lalu dipanaskan dan didiamkan didalam
desikator. Bobot awal kertas saring didapatkan dari hasil penimbangan cawan
porselen tak berisi yang sudah dioven dan disimpan dalam desikator. Selisih dari
bobot akhir dan awal kertas saring kemudian dibagi dengan volume sampel, maka
didapatkan hasil pengukuran TDS.
PARAMETER KIMIA
COD
7
Y= a + bx
Diketahui : y = absorbansi
X = konsentrasi
a dan b = persamaan kalkulator
Konsentrasi COD dihitung menggunakan rumus regresi linear. Y
merupakan nilai absorbansi yang nilainya didapat melalui hasil pengukuran
sampel yang telah ditambahkan dan digest solution yang kemudian di
vortex lalu dipanaskan setelah itu di spektro menggunakan spektrofotometer. Nilai
a dan b didapatkan melalui persamaan kalkulator. Setelah hasil dari y, a, dan b
didapat, maka konsentrasi dari COD dapat dicari melalui rumus diatas.
Total N
Total N merupakan jumlah keseluruhan kandungan nitrogen yang terdapat
dalam perairan. Nitrogen dalam suatu peraran memiliki berbagai bentuk
diantaranya seperti nitrat, nitrit, dan ammonia. Untuk menghitung N total dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Y= a + bx
Diketahui : y = absorbansi
X = konsentrasi
a dan b = persamaan kalkulator
Konsentrasi total N dihitung menggunakan rumus regresi linear. Y
merupakan nilai absorbansi yang nilainya didapat melalui hasil pengukuran
sampel yang sudah ditambahkan beberapa larutan. Kemudian absorbansinya di
hitung menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 410 nm. Nilai
a dan b didapatkan melalui persamaan kalkulator. Setelah hasil dari y, a, dan b
didapat, maka konsentrasi dari total N dapat dicari melalui rumus diatas.
8
Nitrat
Nitrat merupakan salah satu zat hara organic utama yang diperlukan oleh
fitoplankton untuk tumbuh dan berkembang biak. Nitrat berasal dari amonium
yang masuk kedalam sungai. Untuk menghitung konsentrasi nitat dibutuhkan
rumus sebagai berikut :
Y= a + bx
Diketahui : y = absorbansi
X = konsentrasi
a dan b = persamaan kalkulator
Konsentrasi nitrat dihitung menggunakan rumus regresi linear. Y
merupakan nilai absorbansi yang nilainya didapat melalui hasil pengukuran
sampel yang sudah disaring dan ditambahkan brucine 10 tetes dan sudah
dipanaskan. Kemudian nilai absorbansinya dihitung menggunkan
spektrofotometer dengan panjang gelombang 410 nm. Nilai a dan b didapatkan
melalui persamaan kalkulator. Setelah hasil dari y, a, dan b didapatkan, maka
konsentrasi dari Nitrat dapat dicari melalui rumus diatas.
Nitrit
Nitrit adalah senyawa intermediet antara ammonia dan nitirit yang
pembentukan nya sangatlah dipengaruhi oleh kandungan DO diperairan.Nilai
konsentrasi nya lebih kecil dari nitrat karena bersifat stabil. Untuk menghitung
konsentrasi nitrrit diperairan dapat menggunakan rumus berikut :
Y= a + bx
Diketahui : y = absorbansi
x = konsentrasi
a dan b = persamaan kalkulator
Konsentrasi dari nitrit dihitung menggunakan rumus regresi linear. Y
merupakan nilai absorbansi yang nilainya didapat melalui hasil pengukuran
sampel yang sudah disaring dan ditambahkan sulphanilomide yang kemudian di
vortex. Setelah itu untuk mendapatkan nilai absorbansi adalah dengan
menggunakan spektrofotometer dengan panjang gelombang 543 nm. Nilai a dan b
didapatkan melalui persamaan kalkulator. Setelah hasil dari y, a, dan b didapat,
maka konsentrasi dari nitrit dapat dicari melalui rumus diatas.
9
Ammonia
Ammonia adalah senyawa kimia berupak gas dengan bau tajam yang khas
yang dapat berasal dari metabolism ikan dan sisa pakan dari budidaya. Dibutuhkan
rumus dibawah ini untuk menghitung konsentrasi ammonia
Y= a + bx
Diketahui : y = absorbansi
X = konsentrasi
a dan b = persamaan kalkulator
Konsentrasi dari ammonia dihitung menggunakan rumus regresi linear. Y
merupakan nilai absorbansi yang nilainya didapat melalui hasil pengukuran
sampel yang sudah disaring dan ditambahkan beberapa larutan yang kemudian di
vortex. Setelah itu sampel dimasukkan kedalam ruang gelap dan untuk
mendapatkan nilai absorbansi adalah dengan menggunakan spektrofotometer
dengan panjang gelombang 640 nm. Nilai a dan b didapatkan melalui persamaan
kalkulator. Setelah hasil dari y, a, dan b didapat, maka konsentrasi dari nitrit dapat
dicari melalui rumus diatas.
Do =
NaThio, kemudian dikali 1000. Hasil dari perkalian tersebut akan dibagi dengan
hasil kali dari volume sampel dan volume botol.
Kesadahan
Kesadahan merupakan suatu kondisi dimana suatu perairan telah
bercampur banyak dengan unsur kation Mg, Na, dan Ca.Kesadahan dapat
digolongkan menjadi dua yaitu kesadahan tetap atau permanen dan kesadahan
sementara atau temporer. Rumus yang digunakan untuk menghitung konsentrasi
kesadahan adalah sebagai berikut :
Kesadahan =
Alkalinitas
Alkalinitas pada umumnya menyatakan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir keasaman dalam air. Alkalinitas adlaah larutan penyangga
atau buffer terhadap perubahan pH pada perairan. Penyusun utama dari alkalinitas
adalah hidroksida, bikarbonat, dan karbonat.
Alkalinitas PP =
Alkalinitas Total =
CO2 bebas
CO2 bebas merupakan jenis karbon anorganik utama yang digunakan
mikroalga berupa ion karbonat dan ion bikarbonat. Peningkatan kadar
karbondioksida dalam perairan dipengaruhi oleh peningkatan bahan organik dari
suatu perairan.
CO2 bebas =
11
12
Hasil
Parameter Nilai
Suhu 28,3
Kedalaman 4,4
Kecerahan 85
Warna Hijau tua
TSS 7,03 x 102
TDS 2,1 x 10-5
Salinitas 0
Parameter Nilai
Ph 6,66
DO (mg/l) 6,3 mg/l
COD 14,666
BOD 1 mg/l
CO2 bebas 7,04 mg/l
N total 0,2598 mg/l
Nitrat 0,801 mg/l
Nitrit 0,0044 mg/l
Amonia 0,5683 mg/l
Kesadahan 44,044 mg/l CaCO3
Alkalinitas PP 48 mg/l CaCO3
Alkalinitas total 8 mg CaCO3/l
P total 0,0501 mg/l
P terlarut 0,0277 mg/l
Pembahasan
13
Situ burung adalah perairan menggenang yang kondisi air nya saat ini
sangat berbeda sekali dengan zaman dahulu yang masih bersih dan jernih. Namun
saat ini perairan Situ burung ini memiliki substrat yang berlumpur serta banyak
sampah yang dibuang sembarangan ke situ ini. Parameter fisika yang diamati pada
perairan Situ Burung meliputi waktu, suhu, warna, salinitas, kekeruhan,
kedalaman, DHL, TSS, dan TDS. Hasil pengamatan parameter fisika di perairan
Situ Burung terdapat pada tabel 2 . suhu pada stasiun ini yaitu sebesar 28,3o .
Warna perairan Situ Burung diamati secara visual dengan warna yang
teramati umumnya hijau tua. Warna tersebut disebabkan karena substrat pada Situ
Burung berupa lumpur dan banyak terdapat fitoplankton serta tumbuhan air seperti
teratai di sebagian daerah yang terpapar cahaya matahari. Parameter TSS dan TDS
dalam perairan beturut-turut sebesar 7,03 x 102 mg/l dan 2,1 x 10-5 juga dapat
dijadikan acuan standar dalam pengelolaan kualitas air (Effendi 2003). perairan
dengan warna hijau tua menunjukkan adanya dominasi diatome, dan warna hijau
kecoklatan yang menunjukkan adanya dominasi Chloropiceae sp. dan diatome.
Kedalaman perairan di Situ Burung berkisar antara 4,4 meter. Kedalaman
perairan Situ Burung sebesar 4,4 m dapat memengaruhi parameter lain seperti DO
dan suhu. Konsentrasi oksigen terlarut pada umumnya mengalami penurunan
dengan bertambahnya kedalaman. Hal ini terjadi karena suplai oksigen dari proses
fotosintesis menurun dan proses dekomposisi oleh bakteri yang menyebabkan
penurunan nilai konsentrasi oksigen terlarut dalam perairan (Megawati et al.
2014).
Kecerahan di perairan Situ Burung pada stasiun 4 bernilai 85 cm yang
dapat dipengaruhi oleh banyak parameter. Nilai TSS (Total Suspended Solid)
merupakan salah satu parameter yang mempengaruhi kecerahan perairan. Semakin
besar nilai TSS maka nilai kecerahan akan semakin menurun kecerahan perairan
tersebut. Hal ini karena TSS dapat menghambat masuknya cahaya matahari yang
masuk ke dalam perairan (Ayudewi dan Mulanafula 2015). Hasil perhitungan TSS
yang didapatkan adalah 7 x 102 mg/L. Angka tersebut mengindikasikan bahwa
kadar TSS pada perairan sampel yaitu Situ Burung memiliki nilai dibawah kadar
alamiah menurut Effendi (2003) yaitu 25-80 mg/L dan masuk dalam baku mutu
kelas nomor I dan II menurut PP RI No. 82 Tahun 2001 yang peruntukannya untuk
bahan baku air minum, prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air
tawar, peternakan , air untuk mengairi pertanaman, dan atau peruntukkan lain
yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut.
Analisis TDS dengan electrometri menunjukkan angka 2,1 mg/L. Angka
tersebut mengindikasikan TDS pada perairan Situ Burung lebih rendah dari kadar
alamiah menurut Effendi (2003) yaitu 23mg/L karena banyak faktor yang
mempengaruhinya. Sedangkan menurut baku mutu berdasarkan PP RI No. 82
Tahun 2001, perairan tersebut masuk ke dalam baku mutu kelas I, II, dan III yaitu
1000mg/L yang peruntukannya adalah untuk pengairan budidaya ikan.
14
Parameter kimia yang dianalisis di perairan Situ Burung meliputi pH, DO,
kesadahan, alkalinitas, nitrat, nitrit, total N, ammonia, BOD, COD, CO 2 bebas,
dan P total. Hasil analisis parameter kimia di perairan Situ Burung terdapat pada
tabel 3. Hasil analisis pH diperairan Situ Burung yaitu bernilai 6,66 yang
mengindikasikan bahwa perairan tersebut termasuk ke perairan air tawar. Hasil
analisis oksigen terlarut di perairan Situ Burung yang diperoleh adalah sebesar 6,3
mg/l . Nilai oksigen terlarut tersebut yakni < 10 mg/l menyatakan bahwa perairan
tersebut cukup baik. Yang menandakan bahwa perairan tersebut masuk kedalam
baku mutu kelas III yang berarti air tersebut di peruntukan untuk kegiatan
budidaya perairan dan pengairan sawah atau tanaman. Dampak jika kadar DO
diperairan rendah dapat meningkatkan kekeruhan air yang disebabkan semakin
meningkatnya aktivitas mikroorganisme untuk menguraikan zat organik menjadi
zat anorganik, sedangkan jika kadar DO semakin tinggi menunjukkan kualitas air
tersebut baik (Sinaga et al. 2016).
Hasil dari uji COD low lebih tinggi dari kadar alamiah, COD low senilai
924 mg/L. Nilai COD high sebesar 14,6667 mg/L yang lebih rendah dari kadar
alamiah dan baku mutu. Rendahnya nilai COD tersebut baik untuk keberadaan
biota laut yang ada didalamnya. Tingginya nilai COD mampu memengaruhi
kehidupan biota akuatik. Penurunan dari COD disebabkan peningkatan pH yang
menyebabkan terpakainya oksigen untuk menguraikan bahan organik, sehingga
kadar CO2 menurun dan tertahannya bahan organik yang mempengaruhinya
(Lumaela et al. 2013).
hasil parameter CO2 Bebas yang didapatkan adalah 7,04 mg/L. Hasil
pengukuran melebihi kadar alamiah, sesuai dengan Effendi (2003) yang
menyatakan bahwa kadar alamiah CO2 di perairan <5mg/L. Hasil tersebut
menunjukkan perairan bersifat basa.
Hasil analisis total N di Situ Burung sebesar 0,2598 mg/L. Hasil tersebut
sedikit lebih besar dari kadar alamiah nya menurut Effendi (2003), yaitu sebesar ≤
0,1 mg/L. kadar nitrit yang tinggi dipengarui oleh kedalaman, semakin dalam
suatu perairan maka N total di perairan tersebut akan semakin tinggi. Kadar N
total yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi atau pengayaan perairan yang
dapat menstimulir pertumbuhan algae dan tumbuhan algae (blooming algae)
(Rismasu dan Prayitno 2011).
Hasil analisis kadar nitrat diperoleh sebesar 0,801 mg/L. Jika
dibandingkan dengan kadar alamiah yakni berada lebih tinggi sedangkan pada
baku mutu termasuk kelas I dan II. Nilai nitrat yang tinggi disebabkan oleh hasil
akhir dari oksidasi terakhir amonium dan amoniak yang berasal dari pemupukan
dan limbah domestik. Nilai nitrat yang semakin rendah dikarenakan jumlah
vegetasi air yang beragam dapat meresidu jumlah nitrat untuk pertumbuhannya.
Nilai konsentrasi nitrat yang tinggi dapat menyebabkan eutrofikasi yaitu proses
dimana tumbuh-tumbuhan memiliki pertumbuhan yang sangat cepat
15
pertanian, budidaya perairan, dan sarana prasarana rekreasi air serta irigasi
pertanian.
17
Simpulan
Perairan situ burung dapat dikategorikan sebagai perairan yang masih layak
digunakan dalam aktivitas perikanan. Hal tersebut dapat dilihat dari parameter
fisika dan kimia yang didapatkan. Parameter fisika yang dianalisis antara lain
meliputi waktu, suhu, warna, salinitas, kekeruhan, kedalaman, DHL, TSS, dan
TDS. Parameter kimia yang dianalisis antara lain pH, DO, kesadahan, alkalinitas,
nitrat, nitrit, total N, ammonia, BOD, COD, CO 2 bebas, dan P total. Pengamatan
kualitas air pada perairan Situ Burung baik dari segi parameter fisika dan kimia
perairan masih layak untuk wisata, pengairan atau irigasi, dan untuk budidaya
karena memilki nilai yang tidak melebihi baku mutu perairan untuk kelas II dalam
PP No 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Kualitas Air.
Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Contoh perhitungan
Kecerahan
Diketahui : : 10 cm
: 20 cm
23
Kecerahan =
= 15 cm
TSS
TSS =
= x
= x
= - 7,03 x mg/L
TDS
TDS =
= x
= 2,1 x
COD
Diketahui : a = 0,2878
b = - 0,0002
y = 0,103 abs
24
y = a + bx
0,103 = a + bx
-0,1848 = - 0,0002x
X = 904 mg/L