PERAIRAN
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh:
4.2. PEMBAHASAN
Dalam tatanan ekosistem, faktor fisika dan kimia berperan penting dalam
menentukan stabilitas ekosistem tersebut. Faktor fisika dan kimia dapat berpengaruh
pada keberlangsungan kehidupan bagi organisme-organisme yang hidup dalam
cakupan wilayah tertentu. Adapun faktor fisika sendiri merupakan salah satu faktor
lingkungan yang kita dapat berinteraksi secara makro dengannya antara lain seperti
yang disebutkan oleh Mukkun, et al. (2021), yaitu warna dan bentuk. Namun dalam
konteks pengukuran untuk suatu perairan, maka ada komponen-komponen lain
seperti pencahayaan, dan kecepatan arus. Sedangkan untuk faktor-faktor kimianya
antara lain adalah oksigen terlarut, pH, serta salinitas.
Mengetahui faktor fisika dan kimia suatu lingkungan kerap dijadikan salah satu
aspek penting dalam suatu penelitian ekologi, sebagaimana penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Rumahlatu, et al. (2009), yang melibatkan penggunaan
termometer dan pH meter dalam meneliti hubungan faktor kimia-fisik lingkungan
dengan keanekaragaman Echinodermata pada daerah pasang surut Pantai Kairatu.
Termometer sendiri merupakan alat yang dipergunakan untuk mendeteksi suhu pada
area atau objek tertentu, dalam hal ini perairan. Adapun untuk pH meter, digunakan
untuk mengukur derajat keasaman dari perairan tersebut. Salinitas yang merupakan
juga salah satu parameter penting untuk laut, menurut Cen, et al. (2020), alat yang
dirancang untuk mengukur salinitas ini sendiri adalah refraktometer.
Pengukuran tingkat kecerahan dalam perairan dapat dilaksanakan melalui
beberapa cara, antara lain dengan menggunakan keping secchi dan dapat juga
menggunakan light meter yang sebenarnya lebih akurat dibandingkan dengan keping
secchi sendiri. Akan tetapi, metode penggunaan keping secchi ini diklaim lebih
membutuhkan perlengkapan yang lebih murah serta hanya memerlukan satu
pengukuran dibanfingkan dengan metode light meter yang lebih (Pal, et al., 2015).
Lalu mengukur kecepatan arus air laut, dapat dilakukan metode Float Tracking atau
metode Lagranian, yang melibatkan penggunaan benda apung untuk diukur jarak
perpindahannya (Irawan, et al., 2018), yang dalam hal ini digunakan bola pingpong
sebagai benda apung, meteran untuk mengukur jarak, serta stopwatch untuk aspek
waktunya.
Selanjutnya adalah pengukuran tingkat produksi primer yang secara umum dapat
melalui pengukuran kadar oksigen terlarut atau dissolved oxygen (DO) pada suatu
perairan. Hal ini melibatkan penggunaan alat yang dikenal dengan nama DO meter.
Menurut Dick, et al. (2016), oksigen terlarut (DO) diatur oleh keseimbangan antara
re-aerasi atmosfer dan proses metabolisme fotosintesis dan respirasi. Perkembangan
terkini dalam teknologi penginderaan telah membuat pengukuran dinamika oksigen
terlarut (DO) dalam jangka panjang dan akurat dalam sistem perairan relatif mudah
dan murah. Dengan menggunakan rangkaian waktu DO in-stream yang
berkelanjutan, metabolisme aliran dapat diperkirakan menggunakan metode saluran
terbuka. Kemudian terdapat pula sebuah alat bernama botol winkler yang memiliki
fungsi untuk mengukur Biological Oxygen Demand (BOD).
BAB V
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum ini antara lain:
1. Faktor fisika merupakan faktor yang dapat diinteraksikan dan diperlakukan
secara makroskopis
2. Faktor kimia adalah faktor yang tidak bisa dilihat secara makroskopis, namun
dengan bantuan alat tertentu dapat menampilkan nilai dari pengukuran
3. Alat-alat yang digunakan untuk pengukuran faktor fisika antara lain,
termometer, keping secchi, stopwatch, meteran
4. Alat-alat yang digunakan untuk mengukur faktor kimia antara lain
refraktometer, pH meter, DO meter
5. Pengukuran faktor fisika-kimia untuk suatu perairan penting dilakukan untuk
menelaah keanekaragaman hayati di area tertentu.
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Ahdiaty, R., & Fitriana, D. (2020). Pengambilan Sampel Air Sungai Gajah Wong di
Wilayah Kota Yogyakarta. Indonesian Journal of Chemical Analysis
(IJCA), 3(2), 65-73.
Cen, X., Su, J., Li, G., Wei, W., Bai, X., & Wu, C. (2020, January). Optimal design
of optical refractometer for seawater salinity measurement. In Second
Target Recognition and Artificial Intelligence Summit Forum (Vol. 11427,
p. 1142748). International Society for Optics and Photonics.
Irawan, S., Fahmi, R., & Roziqin, A. (2018). Kondisi Hidro-Oseanografi (Pasang
Surut, Arus Laut, Dan Gelombang) Perairan Nongsa Batam. Jurnal
Kelautan: Indonesian Journal of Marine Science and Technology, 11(1),
56-68.
Mukkun, L., LALEL, H. J. D., & KLEDEN, Y. L. (2021). The physical and chemical
characteristics of several accessions of sorghum cultivated on drylands in
East Nusa Tenggara, Indonesia. Biodiversitas Journal of Biological
Diversity, 22(5).
Pal, S., Das, D., & Chakraborty, K. (2015). Colour optimization of the Secchi disk
and assessment of the water quality in consideration of light extinction co-
efficient of some selected water bodies at Cooch Behar, West Bengal. Int. J.
Multidiscip. Res. Dev, 2(3), 513-518.
Rumahlatu, D., Gofhur, A., & Sutomo, H. (2009). Hubungan faktor fisik-kimia
lingkungan dengan keanekaragaman Echinodermata pada daerah pasang
surut Pantai Kairatu. MIPA dan Pembelajarannya, 37(1).