Anda di halaman 1dari 8

PENCUPLIKAN PLANKTON, BENTHOS, DAN

PERIFITON

LAPORAN PRAKTIKUM

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan


memenuhi syarat-syarat guna pelaksanaan praktikum
Mata Kuliah Biologi Laut

Oleh:

PRIMANDA AULIA RACHMAN


1908104010056

LABORATORIUM BIOLOGI LAUT, JURUSAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH
SEPTEMBER, 2021
BAB IV
FATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. DATA HASIL PENGAMATAN


4.1.1. Tabel Data hasil Pengamatan

No. Alat dan Gambar Keterangan


1. Jala Plankton Digunakan untuk proses
mencuplik/sampling plankton

2. Ekman Grab Digunakan untuk mencuplik


benthos

3. Saringan Bertingkat Digunakan dalam proses


penyaringan hasil pencuplikan
benthos
4. Jala Surber Digunakan untuk mencuplik
sampel pada area sedimental

5. Plat Kaca Digunakan sebagai tempat


pengendapan perifiton

6. Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil


larutan dalam takaran yang kecil

7. Meteran Digunakan untuk mengukur jarak


untuk sebuah kecepatan arus
8. Botol Sampel Digunakan untuk menampung
sampel hasil cuplikan

9. Kertas Label Digunakan untuk pemberian label


pada botol sampel

10. Mikroskop Stereo Digunakan untuk mengamati


dalam proses identifikasi sampel
plankton

4.2. PEMBAHASAN
Istilah plankton berasal dari kata Yunani 'planktos', yang berarti 'melayang'.
Organisme planktonik bergantung pada arus air, seperti yang ditemukan di sungai.
Oleh karena itu, sungai menawarkan habitat sementara untuk kelangsungan hidup
dan pertumbuhan plankton, dan ada proporsi oportunis yang lebih besar di antara
kumpulan plankton sungai dibandingkan dengan genangan air (Hamilton & Duggan,
2010). Plankton secara umum dibagi menjadi dua yakni zooplankton (plankton
menyerupai hewan), serta fitoplankton (plankton menyerupai tumbuhan).
Bentos atau organisme bentik hidup di dasar laut, baik pada substrat (epifauna
dan epiflora) atau di dalamnya, terkubur atau menggali di sedimen (infauna).
Organisme bentik mungkin sessile, menempel pada permukaan yang kokoh seperti
batuan dan struktur buatan, atau bergerak, bergerak bebas pada atau di dasar
sedimen. Benthos terdapat di semua habitat, mulai dari intertidal hingga abyssal
plain. Kelimpahan dan keanekaragaman berkurang dengan bertambahnya kedalaman
air dan jarak dari garis pantai, sebagai akibat dari berkurangnya ketersediaan
makanan, peningkatan tekanan, dan penurunan suhu air. Contoh umum organisme
bentik termasuk makroalga, lamun, karang, teritip, remis, bulu babi, dan bintang laut.
Bentos dapat berupa: autotrofik, seperti lamun dan alga; heterotrofik, memangsa
organisme lain; pengumpan filter; pengumpan bahan organik dalam sedimen; atau
pengurai, seperti bakteri (Kress, 2019).
Kelompok perifiton merupakan komunitas biota yang mampu beradaptasi dan
tumbuh dengan baik di perairan lentik (Dharmaji et al., 2020). Berasal dari unsur
kata Yunani "peri-", yang berarti sekitar, dan "phyton," yang berarti tanaman,
perifiton tampaknya tumbuh di seluruh padang rumput rawa. Hanya sedikit orang
yang menyadari bahwa ketika Anda mengambil sepotong tikar yang kenyal dan
basah ini, Anda memegang lebih dari sekadar tanaman. Perifiton adalah seluruh
komunitas organisme, termasuk ganggang biru-hijau, jamur, mikroba, bakteri,
detritus tanaman, dan hewan yang bersama-sama membentuk fondasi seluruh
ekosistem (US NPS, 2020).
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sari et al. (2014), alat-alat yang
digunakan dalam pencuplikan plankton antara lain adalah, jala plankton ukuran 25
mikron untuk menyaring fitoplankton dan ukuran 150 mikron untuk menyaring
zooplankton, bucket digunakan untuk wadah sampel pada plankton net, botol sampel
100 ml untuk wadah sampel, kertas label untuk melabeli botol sampel, pipet tetes
untuk mengambil larutan, kamera digital dan alat tulis. Langkahnya adalah
menyaring air dengan jala plankton, kemudian dari suatu titik ditarik ke titik lain
secara horizontal, lalu sampel yang didapatkan dimasukkan ke dalam botol sampel
dan akhirnya diberi formalin 2 - 5% untuk proses pengawetan sampel.
Pencuplikan sampel berdasarkan penelitian Istiqomah & Purwanti (2014),
menggunakan alat-alat antara lain Ekman Grab untuk mengambil sedimen, kantong
plastik untuk tempat sampel, saringan bentos untuk menyaring bentos, mikroskop
untuk mengidentifikasi makrobentos, buku identifikasi makrobentos untuk
mengidentifikasi makrobentos, petridis untuk menampung sampel, slide glass untuk
mengamati sampel, dan kamera digital untuk dokumentasi. Sedangkan bahan yang
digunakan adalah Rose Bengole untuk pemberi warna pada sampel, Formalin untuk
mengawetkan sampel. Pertama sedimen dicuplik dengan Ekman Grab, kemudian
disaring, lalu dimasukkan sampelnya ke botol sampel dengan diberi label
selanjutnya, dan diawetkan dengan formalin 4%. Setelah itu diberi Rose Bengole
untuk pewarnaan sampel.
Proses pencuplikan perifiton dapat dilakukan dengan perendaman plat kaca pada
suatu perairan dalam jangka waktu tertentu. Kemudian setelah waktu yang
ditentukan, plat kaca diambil untuk digerus sehingga substrat dapat terpisahkan dari
pla kaca. Lalu sampel yang didapatkan dimasukkan ke dalam botol sampel yang
sudah diberi formalin 4%. Hingga tiba di proses akhir yaitu sampel diidentifikasi.
Alkohol 70% dalam pencuplikan benthos sebelumnya digunakan untuk
mengawetkan sampel di laboratorium.
BAB V
KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh dalam praktikum ini antara lain:
1. Plankton merupakan makhluk yang memiliki sifat melayang di perairan, terbagi
menjadi zooplankton dan fitoplankton
2. Benthos adalah organisme yang mendiami perairan bentik
3. Perifiton ialah organisme yang hidupnya di sedimen
4. Alat-alat yang penting digunakan dalam pencuplikan plankton adalah jala
plankton, untuk pencuplikan benthos Ekman Grab, serta perifiton dengan plat
kaca
5. Alkohol serta formalin keduanya difungsikan sebagai pengawet sampel
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Dharmaji, D., Asmawi, S., Yunandar, Y., & Kurniawan, R. R. Analisis Kelimpahan
Dan Keanekaragaman Perifiton Rawa Bangkau Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Kalimantan Selatan. EnviroScienteae, 16(3), 366-372.
Hamilton, D. P., & Duggan, I. C. (2010). Chapter: Plankton. In book: Waters of the
Waikato: Ecology of New Zealand’s Longest River, 117-132.
Istiqomah, N., & Purwanti, F. (2014). Status Sedimen Sungai Bremi Kabupaten
Pekalongan Ditinjau Dari Aspek Kimia Dan Biologi. Management of
Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(1), 134-142.
Kress, N. (2019). Marine impacts of seawater desalination: science, management,
and policy. Elsevier.
Sari, A. N., Hutabarat, S., & Soedarsono, P. (2014). Struktur komunitas plankton
pada padang lamun di pantai Pulau Panjang, Jepara. Management of
Aquatic Resources Journal (MAQUARES), 3(2), 82-91.
US NPS. (2020). Periphyton. US National Park Service, Ochopee.

Anda mungkin juga menyukai