Anda di halaman 1dari 18

Laporan Praktikum Ekologi Perairan

PENGAMBILAN CONTOH PLANKTON

Disusun Oleh:

KHALISAH HUWAINA ADANI

201110201003

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKULTAS KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH, APRIL 2021


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullah wabarakatu, Puji dan syukur atas kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayat-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Laporan Praktikum Pengambilan Contoh Plankton ini. Adapun
tujuan dari penulisan Laporan Praktikum ini untuk memenuhi tugas pada Mata
Kuliah Ekologi Perairan.

Saya mengucapkan terimakasih banyak pada semua pihak yang telah


berkontribusi untuk membantu saya dalam menyelesaikan Laporan Praktikum ini
dengan semaksimal mungkin. Saya menyadari bahwa Laporan Praktikum ini masih
jauh dari kata sempurna dan belum maksimal. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang sifatnya membangun sangat saya nantikan demi menyempurnakan makalah
ini. Semoga Laporan Praktikum ini bermanfaat bagi kita semua.

Banda Aceh, April 2021

Praktikan
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR ISI................................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB I PENDAHULUAN ............................................... Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ...................................................... Error! Bookmark not defined.

1.2 Tujuan Praktikum .................................................. Error! Bookmark not defined.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III METODELOGI KERJA................................... Error! Bookmark not defined.

3.1 Waktu dan Tempat ................................................ Error! Bookmark not defined.

3.2 Alat dan Bahan ...................................................... Error! Bookmark not defined.

3.3 Cara Kerja ............................................................. Error! Bookmark not defined.

3.4 Analisa Data.........................................................................................................................8

BAB IV HASIL PENGAMATAN ................................. Error! Bookmark not defined.

4.1 Hasil Pengamatan .................................................. Error! Bookmark not defined.

4.2 Pembahasan ........................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V PENUTUP ......................................................... Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan............................................................ Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran ...................................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA ..................................................... Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sungai mempunyai peranan yang sangat penting bagi masyarakat. Berbagai


aktivitas manusia seperti pembuangan limbah industri dan rumah tangga
menyebabkan menururunnya kualitas air sungai. Penambahan bahan buangan
dalam jumlah besar dari bagian hulu hingga hilir sungai yang terjadi terus
menerus akan mengakibatkan sungai tidak mampu lagi melakukan pemulihan.
Pada akhirnya terjadilah gangguan keseimbangan terhadap konsentrasi faktor
kimia, fisika dan biologi dalam sungai. ( sri, 2010 )
Sungai merupakan perairan terbuka yang mengalir (lotik) yang mendapat
masukan dari buangan berbagai kegiatan manusia di daerah permukiman,
pertanian, dan industri di daerah sekitarnya. Masukan buangan kedalam sungai
akan mengakibatkan terjadinya perubahan faktor fisika, kimia dan biologi di
dalam perairan. Perubahan ini dapat menghabiskan bahan-bahan yang esensial
dalam perairan sehingga dapat menggangggu lingkungan perairan. (Sanita,
2000)
Pemanfaatan sungai sebagai daerah pembuangan sisa aktivitas manusia
menyebabkan sungai cepat mengalami pendangkalan dan menurunkan kualitas
air di dalamnya. Jika beban masukan bahan-bahan terlarut tersebut melebihi
kemampuan sungai untuk membersihkan diri sendiri (self purification), maka
timbul permasalahan yang serius yaitu pencemaran perairan. Pencemaran air ini
berpengaruh negatif terhadap kehidupan biota perairan dan kesehatan penduduk
yang memanfaatkan air sungai tersebut. Kualitas air secara umum menunjukkan
mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan
tertentu. ( Efendi, 2003)

1.2Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu melakukan cara
pengambilan plankton di kolam dan di rawa, mengidentifikasi jenis plankton
yang hidup di perairan tergenang, serta membedakan fitoplankton dan
zooplankton.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Pengambilan sampel plankton di perairan dapat dilakukan secara tegak


(vertical), miring (obligue), ataupun mendatar (horizontal). Pengambilan
sampel plankton harus sesuai dengan pengambilan sampel air untuk analisis
faktor fisika dan kimia air dengan beberapa kali ulangan secara random
(Fachrul, 2007).
Plankton merupakan sekelompok biota akuatik baik berupa tumbuhan
maupun hewan yang hidup melayang maupun terapung secara pasif di
permukaan perairan, dan pergerakan serta penyebarannya dipengaruhi oleh
gerakan arus walaupun sangat lemah (Sumich, 1992; Nybakken, 1993;
Arinardi, 1997).
Menurut Sumich (1999), plankton dapat dibedakan menjadi dua golongan
besar yaitu fitoplankton (plankton nabati) dan zooplankton (plankton hewani).
1. Fitoplankton
Fitoplankton merupakan tumbuh-tumbuhan air dengan ukuran yang sangat
kecil dan hidup melayang di dalam air. Fitoplankton mempunyai peranan yang
sangat penting dalam ekosistem perairan, sama pentingnya dengan peranan
tumbuh-tumbuhan hijau yang lebih tingkatannya di ekosistem daratan.
Fitoplankton juga merupakan produsen utama (Primary producer) zat-zat
organik dalam ekosistem perairan, seperti tumbuh-tumbuhan hijau yang lain.
Fitoplankton membuat ikatan-ikatan organik sederhana melalui fotosintesa
(Hutabarat dan Evans, 1986).
Fitoplakton dikelompokkan dalam 5 divisi yaitu: Cyanophyta, Crysophyta,
Pyrrophyta, Chlorophyta dan Euglenophyta (hanya hidup di air tawar), semua
kelompok fitoplankton ini dapat hidup di air laut dan air tawar kecuali
Euglenophyta (Sachlan, 1982).
Fitoplankton yang dapat tertangkap dengan 6 planktonet standar adalah
fitoplankton yang memiliki ukuran ≥ 20 µm, sedangkan yang biasa tertangkap
dengan jarring umumnya tergolong dalam tiga kelompok utama yaitu diatom,
dinoflagellata dan alga biru (Nontji, 1993).
2. Zooplankton
Zooplankton merupakan plankton hewani, meskipun terbatas namun
mempunyai kemampuan bergerak dengan cara berenang (migrasi vertikal).
Pada siang hari zooplankton bermigrasi ke bawah menuju dasar perairan.
Migrasi dapat disebabkan karena faktor konsumen atau grazing, yaitu dimana
zooplankton mendekati fitoplankton sebagai mangsa, selain itu migrasi juga
terjadi karena pengaruh gerakan angin yang menyebabkan upwelling atau
downwelling (Sumich, 1999).
BAB III
METODELOGI KERJA

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum ini telah dilaksanakan pada hari Rabu, 7 April 2021 pada pukul
16.30 WIB di Laboraturium Terpadu Bologi Laut Fakultas Kelautan dan
Perikanan Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh.

3.2 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Tabel 3.2.1 Alat
no Nama Alat Jumlah Fungsi
1. Pipet Tetes 1 Untuk mengambil
sampel Plankton untuk
diletakkan pada kaca
preparat menggunakan
pipet tetes.
2. Botol Sampel 1 Untuk meletakkan
sampel Plankton
3. Plankton Net 1 Untuk mengambil
sampel Plankton
4. Mikroskop 1 Untuk mengidentifikasi
Plankton
3.2.2 Bahan
Tabel 3.2.2 Bahan
No Nama Bahan Jumlah Fungsi
1. Formalin 5% 4 Tetes Untuk mengawetkan
sampel Plankton
2. Air sampel Plankton 100 ml Sebagai Sampel
Penelitian

3.3 Prosedur Kerja


Pada titik pengamatan dilakukan penyaringan air sebanyak 100 Liter
melalui Plankton Net dengan menggunakan water sampel volume 3 liter atau
ember plastik volume 10 liter sehingga dihasilkan air sampel plankton dalam
botol sampel. Selanjutnya sampel tersebut diawetkan dengan menggunakan
larutan formalin 5% sebanyak 4 tetes lalu diberi label nama yang dilengkapi
dengan keterangan tempat pengambilan, hari serta tempat pengambilan sampel.
Lalu dilakukan analisa identisikasi dan dihitung jumlah plankton dibawah
mikroskop. Lalu dilakukan perhitungan kelimpahan plankton dengan metode
lapang pandang.
3.4 Analisa Data
Kelimpahan plankton dengan metode lapang pandang dapat ditentukan
dengan rumus sebagai berikut :

N(ind/l) = n(ind) X X

Keterangan:

N = kelimpahan plankton (ind/l)

Vt = Volume yang tersaring (30 ml)

Vd = Volume yang di ambil (25 l)

Acg = Luas cover glass (400 mm2)

Aa = Luas lapang pandang (400)

Vcg = Volume Cover glass (1 ml)

n = Jumlah Plankton yang tercacah

Aa = Jumlah lapang pandang X luas lingkaran (πr2)


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Lampiran Hasil pengamatan
4.2 Pembahasan

Plankton adalah salah satu organisme hanyut apapun yang hidup dalam zona
pelagik (bagian atas) samudera, laut, dan badan air tawar. Plankton berasal dari
bahasa Yunani yaitu planktos yang berarti pengembara atau penghanyut. Istilah ini
diterapkan pertama kali oleh Victor Hansen Direktur Ekspedisi Jerman pada tahun
1887 yang terkenal dengan sebutan Plankton Expedition yang dibuat untuk
menentukan sistematika organisme laut. Setelah ekspedisi ini selesai
disempurnakan kembali oleh Haeckel pada tahum 1990.

Secara luas plankton dianggap sebagai salah satu organisme terpenting di


dunia, karena menjadi bekal makanan untuk kehidupan akuatik. Bagi kebanyakan
makhluk laut, plankton adalah makanan utama mereka. Plankton terdiri dari sisa-
sisa hewan dan tumbuhan laut. Ukurannya kecil saja. Walaupun termasuk sejenis
benda hidup, plankton tidak mempunyai kekuatan untuk melawan arus, air pasang
atau angin yang menghanyutkannya. Plankton hidup di pesisir pantai di mana ia
mendapat bekal garam mineral dan cahaya matahari yang mencukupi. Ini penting
untuk memungkinkannya terus hidup. Mengingat plankton menjadi makanan ikan,
tidak mengherankan bila ikan banyak terdapat di pesisir pantai. Itulah sebabnya
kegiatan menangkap ikan aktif dijalankan di kawasan itu. Selain sisa-sisa hewan,
plankton juga tercipta dari tumbuhan. Jika dilihat menggunakan mikroskop, unsur
tumbuhan alga dapat dilihat pada plankton. Beberapa makhluk laut yang memakan
plankton adalah seperti batu karang, kerang, dan ikan paus.

Umumnya ukuran plankton sangat kecil dan dapat diukur dengan


besaran mikrometer sampai dengan milimeter. Namun, ada juga yang berukuran
besar seperi ubur-ubur scyphozoa yang ukurannya bisa mencapai dua meter, tapi
untuk sebaran jenis ini di laut sangat sedikit. Ubur-ubur terbesar di dunia
adalah Scyanea Actica yang memiliki diameter payung dua meter dan panjang
umbai-umbai tentakelnya sampai dengan 20 meter. Ukuran kecil pada plakton
sangat menguntungkan untuk adaptasi kehidupan mengapung di air. Dengan
ukuran yang kecil daya apungnya akan lebh tinggi dan juga proses faali (fisiologi)
antara individu sel dengan lingkungannya dapat terjadi dengan lebih efisien.

Terdapat 2 jenis plankton, yaitu Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton


adalah jenis plankton yang sering disebut mikroalga mirip dengan tanaman
terestrial karena memiliki klorofil dan membutuhkan sinar matahari untuk hidup
dan berkembang. Fitoplakton dapat digunakan sebagai indikator kontaminasi dan
kualitas air. Hal itu dapat terjadi karena fitoplankton akan terhambat populasi dan
proses fotosintesisnya karena pencemaran air tempat tinggalnya. Fitoplankton
bersifat seperti tumbuhan, seperti diatoaeme. Berdasarkan hasil penelitian jenis
plankton yang teridentfikasi adalah Fitoplankton.

Zooplankton adalah jenis plankton mikroskopis yang hidup pada tubuh air
dan mengandalkan arus air sebagai transportasinya. Zooplankton adalah makanan
penting untuk ikan dan dapat mengevaluasi pencemaran air tempat mereka
tinggal. Zooplankton bersifat seperti hewan, seperti radiolaria dan foraminifera.

Manfaat Plankton adalah sebagai komponen utama rantai makanan makhluk


hidup di perairan, Fitoplankton dan rumput laut menghasilkan 70
persen oksigen bumi, Mengambil karbon dioksida di atmosfer dan menyimpannya
jauh di dalam lautan sehingga plankton dapat mengekang perubahan iklim, serta
plankton berjasa dalam pasokan minyak bumi bagi bahan bakar kendaraan melalui
proses yang berasal dari laut kuno.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
1. Plankton adakah mikroorganisme yang melayang-layang di perairan dan
terbawa oleh arus.
2. Plankton terbagi kedalam 2 jenis yaitu, Fitoplankton dan Zooplankton
3. Fitoplankton sebagai produsen utama di dalam perairan karena Fitoplankton
dapat berfotosintesis.
4. Zooplankton bersifat seperti hewan, memiliki alat gerak yang disebut Flagel
5. Berdasarkan daur hidupnya, plankton di bagi menjadi 2 kelompok yaitu
Holoplankton dan Meroplankton.

5.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepan adalah mikroskop yang digunakan
lebih banyak lagi agar semua praktikan dapat memperhatikan objek
penelitian lebih seksama.
DAFTAR PUSTAKA
Barus, Ternala., (1996). Metode Ekologis untuk Menilai Kualitas suatu Perairan Lotik. Medan:
FMIPA USU .(2004). Faktor-faktor Lingkungan Abiotik dan Keanekaragaman Plankton sebagai Indikator Kualitas Perairan
Yogyakarta: UGM .(2004). Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. Medan: USU Press
Basmi, J.(1992). Ekologi Plankton. Bogor: Fakultas Perikanan Bogor Brahmana, Pembela. (2001). Ekologi
Laut. Jakarta: Universitas Terbuka
Effendi, Hefni. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Penerbit Kansius Effendi, Sagala. (2012). Penuntun
Praktikum Planktonologi. Palembang: FMIPA Universitas Sriwijaya
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai