Anda di halaman 1dari 18

DAFTAR ISI

Halaman

BAB I. PENDAHULUAN.................................................................................... 1

BAB II. PRAKTIKUM LAPANGAN.................................................................. 2


2.1 Pengumpulan Plankton.................................................................................... 2

BAB III. PRAKTIKUM LABORATORIUM....................................................... 4


3.1 Penggunaan Mikroskop................................................................................... 4
3.2 Jenis dan Klasifikasi Plankton......................................................................... 6
3.3 Kelimpahan Plankton....................................................................................... 8
3.4 Menghitung Plankton Menggunakan Sedgewick Rafter.................................. 12
3.5 Tumbuhan Air.................................................................................................. 17

FORMAT LAPORAN........................................................................................... 19
I. PENDAHULUAN

Plankton merupakan organisme akuatik yang bersifat pasif dan pergerakannya


sangat tergantung pada arus serta angin di permukaan air. Kecuali ubur-ubur, hampir
semua plankton bersifat mikroskopis. Bahkan jenis plankton tertentu hanya bisa
dilihat dengan mikroskop dengan perbesaran sangat tinggi (jenis mikroskop elektron).
Berdasarkan ukurannya plankton dapat dibedakan menjadi makroplankton,
mikroplankton, nanoplankton dan ultraplankton. Ubur-ubur merupakan jenis plankton
yang paling besar, kadang-kadang mencapai diameter 2 cm.
Pentingnya plankton dalam habitat perairan tidak bisa dilihat berdasarkan
ukurannya. Fungsi plankton dalam perairan antara lain :
1. Sebagai penentu produktivitas primer yang menyediakan makanan potensial
bagi hampir sebagian besar organisme hewani akuatik lainnya.
2. Sebagai penghasil oksigen yang sangat potensial pada habitat perairan (dari
jenis plankton nabati).

Seringkali plankton dapat dijadikan petunjuk kesuburan perairan sebagai


rangkaian dasar atau baseline dari food chain akuatik. Namun demikian, kadang kala
plankton juga sering merugikan jika tumbuh secara berlebihan, terutama untuk
spesies tertentu karena akan merusak keseimbangan perairan yaitu ketika terjadinya
depresi oksigen di malam hari. Pertumbuhan mendadak tersebut dalam perikanan
biasa disebut blooming. Blooming plankton biasanya disebabkan oleh spesies tertentu
seperti Dinoflagelata sp.
Mengingat pentingnya peranan plankton terutama dalam bidang perikanan,
maka studi tentang plankton dijadikan objek tersendiri dengan ilmu lainnya yang
disebut planktonologi. Pengamatan plankton secara visual saja tidak mungkin
dilakukan dengan mata biasa, mengingat kecilnya ukuran dari sebagian kecil
plankton. Perlakuan tambahan seperti mikroskop sangat diperlukan sebagai alat
bantu.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 1


Pengamatan tentang plankton juga tidak bisa dilakukan tanpa mempelajari
hubungannya dengan lingkungan perairan, seperti potensi plankton nabati dalam
mensuplai oksigen sebagai baseline dalam rantai makanan ataupun fungsi lainnya.

II. PRAKTIKUM LAPANGAN

2.1 Pengumpulan Plankton


Tujuan :
1. Menambah pemahaman mahasiswa tentang pengumpulan plankton
2. Menambah keterampilan mahasiswa terutama dalam penentuan lokasi dan
pengambilan sampel plankton

2.1.1 Dasar Teori


Plankton merupakan rantai makanan pertama pada ekosistem akuatik dan
merupakan baseline food chain pada lingkungan perairan. Plankton merupakan
makanan alami bagi sebagian besar ikan yang termasuk plankton feeder. Sedangkan
kelimpahan plankton tergatung dari beberapa hal antara lain; kesuburan perairan serta
tersedianya intensitas cahaya matahari yang cukup. Banyak cara untuk menghitung
kelimpahan plankton dalam suatu perairan, yang paling paling banyak dilakukan oleh
para peneliti adalah cara sampling air dan menganalisa jumlah plankton dibawah
mikroskop. Selain dapat menghitung fitoplankon, dapat juga menghitung kelimpahan
zooplankton. Dari hasil perhitungan, dugaan selanjutnya bisa dilakukan dengan
hubungan relatif antara kelimpahan fitoplankon dan zooplankton sebagai
makanannya. Cara pengukuran di atas ketepaanya sangat tergantung dari banyak
faktor, antara lain terpenuhinya beberapa asumsi mengikat. Asumsi tersebut antara
lain :
1. Sampling harus mewakili populasi yang ada dalam perairan itu sendiri
2. Ketepatan dalam mengambil contoh air. Contoh air diambil dengan
menggunakan plankton net, maka sebagian plankton yang mempunyai ukuran

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 2


sangat kecil akan lolos dan tidak ikut terhitung. Dalam hal ini termasuk
nanoplankton dan ultraplankton

2.1.2 Materi Praktikum


Pengumpulan atau konsentrasi plankton dalam air dan mengukur parameter-
parameter yang mempengaruhi kehidupan plankton. Tempat pengambilan sempel
adalah di perairan laut. Selama praktikum mahasiswa diharapkan mampu
mengoperasikan alat sesuai prosedur pengambilan sampel plankton.

2.1.3 Bahan dan Alat


Bahan: 1. Air Sampel Alat: 1. Botol film
2. Lugol 2. Plankton net
3. Kertas Label
4. Water sampler
5. Pipet

2.1.4 Prosedur
1. Ambil sampel air dari perairan dengan menggunakan ember bervolume 5 liter.
2. Saring air sampel dengan plankton net.
3. Ulangi prosedur 1-2 sebanyak lima kali.
4. Pindahkan sampel air yang tersaring ke dalam botol film.
5. Tambahkan pengawet sampel plankton, yaitu Lugol sebanyak satu tetes.
6. Tutup botol film dan beri label sesuai lokasi dan waktu pengambilan sampel.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 3


III. PRAKTIKUM LABORATORIUM

3.1 Penggunaan Mikroskop


Tujuan :
1. Menambah keterampilan mahasiswa terutama dalam menggunakan mikroskop
2. Menambah kemampuan mahasiswa untuk menghitung luas bidang pandang

3.1.1 Dasar Teori


Kebanyakan peneliti lebih menyukai menggunakan mikroskop binokuler
compound, walaupun demikian tipe mikroskop monokuler bisa juga digunakan untuk
analisis plankton. Tiap mikroskop tipe monokuler dilengkapi dengan 10 kali
pembesaran okuler, pembesaran lensa objektif 20, 40 dan 100 kali. Mikroskop
stereoskopik merupakan 2 mikroskop yang disatukan menjadi mikroskop binokuler
untuk memberikan pandangan stereo. Jenis mikroskop ini biasanya digunakan untuk
studi dan perhitungan plankton yang besar seperti crustacean. Mikroskop ini
dilengkapi dengan 10 sampai 15 kali pembesaran lensa okuler yang dikombinasi 1
sampai 8 kali lensa objektif.
Kalibrasi pada mikroskop sangat diperlukan jika ingin mengukur besarnya
suatu organisme plankton. Alat kalibrasi ini disebut micrometer okuler whipple
gird. Alat ini diletakkan pada lensa okuler. Mikroskop yang digunakan haruslah
standar dengan skala yang mempunyai ukuran tepat. Dengan 10 kali pembesaran
lensa okuler dihubungkan dengan 10 kali lensa objektif (atau pembesaran menjadi 10
x 10 = 100 kali) masih kurang jelas untuk melihat dan menghitung plankton dengan
diameter 10 mikrometer atau yang lebih kecil. Untuk itu digunakan lensa objektif
dengan pembesaran minimal 20 kali. Hal yang sama bisa digunakan untuk
menghitung jenis nanoplankton lainnya.

3.1.2 Materi Praktikum


Materi praktikum adalah pengenalan penggunaan dan pemeliharaan
mikroskop setelah dipakai serta mengetahui cara perhitungan luas bidang pandang.
Mikroskop yang dipakai dalam praktikum ini adalah mikroskop binokuler elektrik.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 4


Praktikum dilakukan di Laboratorium Perikanan UNRAM. Selama praktikum,
praktikan diharapkan mampu mempergunakan mikroskop dengan baik dan benar.

3.1.3 Alat dan Bahan


Bahan : 1. Sampel Plankton Alat : 1. Mikroskop
2. Aquadest 2. Objek glass
3. Bahan Preservasi 3. Cover glass
4. Kertas Tisu 4. Botol semprot
5. Botol Film
6. Pipet tetes
7. Kertas
8. Alat tulis

3.1.4 Prosedur
1. Persiapan mikroskop.
2. Ambil objek dan cover glass, cuci dengan akuades, keringkan dengan kertas
tisu. Cara mengeringkannya dengan mengusap secara searah.
3. Ambil botol film yang berisi sampel plankton dan diaduk.
4. Buat preparat plankton dengan mengambil sampel dari botol film yang berisi
sampel plankton dengan pipet tetes sebanyak satu tetes.
5. Teteskan pada objek glass dengan sudut kemiringan saat menutup sebesar 450,
jika ada gelembung udara ulangi sekali lagi.
6. Preparat plankton jadi.
7. Letakan di bawah mikrosop dengan lensa objektif lemah ditempatkan tepat di
bawah lensa okuler dengan memutar revolver.
8. Lampu dalam mikrosop dinyalakan.
9. Atur fokus dengan pembesaran terkecil 100x sampai terlihat yang paling jelas
dengan menggunakan pengatur kasar dan halus.
10. Tampak organisme plankton.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 5


11. Dengan bantuan satu gambar plankton sebagai patokan maka dapat dihitung
luas lapang bidang pandang LBH, dengan persamaan:
LBP = . JI.d2
12. Kondisi mikroskop setelah selesai digunakan harus tetap bersih dan sama
seperti kondisi semula, caranya:
1. Bersikan objek glass dan cover glass.
2. Lensa objektif lemah harus berada di bawah lensa okuler dan berjarak
kurang lebih 1 cm dari meja objek.
3. Penjepit preparat dikembalikan ke posisi semula yaitu tidak menonjol
keluar dari meja objek.

3.2 Jenis dan Klasifikasi Plankton


Tujuan :
1. Menambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan klasifikasi plankton
2. Menambah keterampilan dalam identifikasi plankton

3.2.1 Dasar Teori


Mulanya beberapa jenis binatang dan tumbuhan yang merupakan plankton
telah dikenal sejak dulu. Plankton tersebut ditangkap secara sederhana dan dipisahkan
dari air, kemudian pada tahun 1845 Johanes Muller memulai studi secara konsisten
tentang jasad organisme renik ini. Organisme tersebut ditangkap dengan menarik
jaring yang sangat halus dipantai Laut Utara. Akhirnya tahun 1887, Hassen
menyatakan bahwa organisme renik tersebut disebut sebagai plankton.
Sejak pertama kali kata plankton diperkenalkan oleh Hasen, terminologi
plankton menjadi kompleks sehubungan dengan banyaknya aspek studi yang berbeda
mengenani plankton. Organisme tunggal dalam plankton disebut Plankter. Plankton
berdasarkan ukurannya juga ada yang disebut dengan nanoplankton. Plankton jenis
ini tidak tertangkap dengan plankton net ukuran nomor 2, karena diameternya lebih
kecil dari 60 mikron. Sebagian besar spesies yang termasuk dalam kategori ini adalah

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 6


plankton nabati yaitu fitoplankton, dan yang terpenting adalah dari ordo
Cocolithophores, Silicoflagellata, Diatom, serta beberapa jenis algae unicelluler.
Sebaliknya, dari hewani kebanyakan dari Protozoa yaitu Mastigophora.
Nanoplankton sedikit diketahui dibandingkan dengan kategori lainnya, sebab
ukurannya sangat kecil dan memerlukan teknik khusus dalam studinya. Namun
demikian, nanoplankton memegang peranan penting dalam kehidupan air.
Plankton bisa diklasifikasikan berdasarkan makanannya. Plankton nabati
disebut dengan fitoplankton. Fitoplankton memiliki klorofil sehingga memungkinkan
untuk fotosintesis. Zooplankton terdiri dari plankter yang makanannya bersifat
holozoik sehingga dalam jenis ini termasuk semua plankton hewani. Pada berbagai
studi peneliti dihadapkan kesulitan untuk mengidentifikasi berbagai jenis plankton
berbeda, yang ditemukan di lapangan dalam penyelidikan sampel. Selain kesulitan
karena banyaknya anggota tiap grup, plankton nabati atau hewani pada stadium
perkembangan juga mengakibatkan proses identifikasi menjadi sangat kompleks dan
sulit.

3.2.2 Materi Praktikum


Identifikasi dan pengklasifikasian plankton merupakan metode untuk
mengetahui jenis atau spesies plankton yang ada di dalam perairan. Identifikasi
merupakan metode kualitatif, namun hal ini sangat penting jika ingin mengenal
plankton lebih khusus. Selain itu pengalaman juga sangat menunjang dalam
melakukan identifikasi.

3.2.3 Bahan dan Alat


Bahan: 1. Sampel plankton Alat : 1. Mikroskop
2. Akuades 2. Objek glass
3. Bahan Preservasi 3. Cover glass
4. Kertas Tisu 4. Botol semprot
5. Botol film
6. Pipet tetes

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 7


7. Kertas
8. Alat tulis
3.2.4 Prosedur
1. Preparasi plankton
2. Diamati di bawah mikroskop dimulai dengan perbesaran terkecil sampai
terlihat gambar organisme plankton pada bidang pandang 1 sampai 5 sebagai
berikut :
1 2

4 5

3. Digambar bentuk plankton, warna pigmen, dan ditulis ciri-ciri plankton serta
jumlah plankton (n) yang didapat dari masing-masing bidang pandang.

3.3 Kelimpahan Plankton


Tujuan :
1. Menambah pemahaman mahasiswa tentang jenis dan kelimpahan plankton
2. Melatih kemampuan dalam menghitung plankton

3.3.1 Dasar Teori


Ada beberapa metode yang digunakan untuk menghitung kelimpahan
plankton dalam perairan antara lain dengan metode klorofil, mengukur laju
fotosintesa atau dengan menghitung kelimpahan secara kuantitatif. Metode mana
yang paling baik, tergantung dari tujuan studi serta kemampuan dari peneliti itu
sendiri. Tidak ada suatu metode yang memuaskan untuk semua kepentingan.
Pada kondisi tertentu metode klorofil mungkin baik, namun jika tujuan studi
untuk mengetahui kelimpahan jenis fitoplankton maka metode ini tidak mampu untuk
menjawab hal tersebut. Demikian pula sebaliknya, jika tujuan studi untuk mengetahui
produksi potensial oleh plankton, maka metode klorofil mungkin akan memberikan

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 8


hasil yang memuaskan. Seperti yang telah diketahui bahwa tidak semua plankton
dapat dimanfaatkan untuk perikanan. Bahkan banyak diantaranya dapat menyebabkan
kerugian bagi perikanan. Misalnya spesies Dinoflagelata sp., yang dapat
menyebabkan blooming pada perairan. Oleh karena itu kelimpahan jenis merupakan
informasi yang penting untuk mengetahui potensi plankton bagi kepentingan
perikanan.
Para peneliti sering menganalisa kelimpahan plankton berdasarkan jumlah sel
plankton per liter air. Pada metode ini tidak diketahui kelimpahan jenisnya atau
spesies plankton yang dominan pada perairan tersebut. Dengan demikian metode ini
dalam banyak hal belum memberikan informasi tentang plankton secara menyeluruh,
namun secara kuantitatif metode ini cukup baik.
Metode untuk menghitung kelimpahan plankton secara kuantitatif sangat
tergantung pada ketepatan kita dalam mengambil contoh air. Kalau contoh air di
ambil dengan menggunakan plankton net, maka sebagian plankton yang mempunyai
ukuran saringan kecil akan lolos dan tidak ikut terhitung, termasuk nanoplankton dan
ultraplankton.
Plankton mempunyai ukuran yang sangat kecil dan hampir semua tidak dapat
dilihat menggunakan mata telanjang. Oleh karena itu diperlukan alat bantu
mikroskop. Pengamatan plankton di bawah mikroskop sangat tergantung pada :
1. Plankton yang akan diambil dari sampel air menyebar secara merata dengan
pengadukan air.
2. Sub sampel yang diambil dari sampel air atau lapang pandang pada
pengamatan harus mewakili, begitu pula dengan jumlah sampel atau lapang
pandang pengamatan di mikroskop.

Perhitungan plankton bisa menggunakan Hemocytometer. Alat ini berupa


gelas preparat yang apabila dilihat dari samping akan terlihat pada bagian
permukaannya agak rendah dibandingkan dengan bagian kiri-kanannya. Selisih
perbedaan ini terulis pada gelas tersebut sebagai depth. Disitu tercantum depth 0,1
mm. Ukuran kotak yang terbentuk dari garis-garis yang bersilangan itu dalam

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 9


keadaan sebenarnya adalah 1 mm x 1 mm sehingga luas dari permukaan glass yang
bergaris itu adalah 1 mm2.
Untuk menghitung jumlah plankton dengan hemocytometer, pertama-tama
sampel air diteteskan pada permukaan gelas preparat di bagian tengah. Kemudian
ditutup dengan gelas penutup, sehingga air akan menutupi permukaan gelas yang
bergaris. Karena luas permukaan yang bergaris sudah diketahui yaitu 1 mm2 dan
tinggi atau jarak sampel air (plankton) antara permukaan gelas bagian tengah dan
gelas penutup juga diketahui yaitu 0,1 mm (depth) maka volume air diatas permukaan
bergaris sama dengan 1 mm2 x 0,1 mm = 0,1 mm3 atau 0,0001 cc.
Dengan menghitung jumlah sel plankton di dalam ruang di atas permukaan
bergaris tersebut, maka dapat diketahui jumlah sel plankton per cc. Misalnya jumlah
sel plankton dalam ruang tersebut adalah N berarti jumlah sel plankton per cc adalah
N x 104 sel.
Dari definisi plankton memang termasuk organisme yang pasif dan
pergerakannya tergantung dari arus dan angin. Namun kenyataannya menunjukkan
bahwa kelimpahan plankton juga dipengaruhi banyak faktor. Misalnya kelimpahan
zooplankton yang akan selalu mengikuti kelimpahan fitoplankton sebagai
makanannya, sedangkan fitoplankton tergantung pada kesuburan perairan terhadap
bahan anorganik seperti fosfat, nitrat dan amonia. Oleh karena itu kelimpahan
plankton mungkin akan mengelompok pada tempat tertentu dimana kondisi
lingkungan mendukung untuk kehidupannya.
Pola distribusi plankton, apakah secara acak atau kelompok bisa dilihat dari
keragamannya. Jika keragamannya tinggi maka dapat kita duga bahwa faktor
lingkungan sangat berpengaruh dalam penyebarannya. Sedangkan jika keragamannya
kecil, maka dapat diduga hal yang sebaliknya.
Dalam air, fitoplankton bisa hidup apabila mendapat cukup sinar matahari
untuk melakukan proses fotosintesis. Oleh karena itu fitoplankton akan menyebar
pada kedalaman dimana sinar matahari cukup baginya. Karena zooplankton
cenderung mengikuti pola sebaran fitoplankton, maka zooplankton akan banyak
tersebar pada kedalaman dengan sinar matahari yang cukup.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 10


3.3.2 Materi Praktikum
Tempat pengambilan contoh bisa didapat dari kolam, tambak/laut, waduk atau
danau. Sedangkan analisa dilakukan di laboratorium perikanan program studi
perikanan UNRAM. Pada praktikum ini, setiap praktikan diharapkan mampu
menghitung kelimpahan plankton.

3.3.3 Bahan dan Alat


Bahan : 1. Sampel plankton Alat : 1. Mikroskop
2. Akuades 2. Objek glass
3. Bahan preservasi 3. Cover glass
4. Kertas Tisu 4. Botol semprot
5. Botol film
6. Pipe tetes
7. Kertas
8. Alat tulis

3.3.4 Prosedur
1. Siapakan preparat plankton.
2. Amati di bawah mikroskop.
3. Amati jumlah plankton pada tiap bidang pandang 1 sampai 5. Jika (p) adalah
jumlah bidang pandang maka (n) adalah jumlah plankton dalam bidang
pandang.

1 2

4 5

4. Lakukan beberapa kali ulangan untuk menghindari bias dalam perhitungan.


5. Catat data yang didapat dengan rapi.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 11


6. Jumlah plankton (sel/liter) dihitung dengan persamaan:

Keterangan :
N : Jumlah total plankton (individu/ liter).
n : Jumlah rata-rata total individu plankton pada setiap lapang pandang.
A : Luas gelas penutup (20 mm X 20 mm).
B : Luas satu lapang pandang ( x r2 mm, r adalah jari-jari lapang pandang lensa
objektif yang telah ditera dengan mikrometer okuler).
C : Volume air yang tersaring atau dikoleksi (ml).
D : Volume air 1 tetes (ml) di bawah gelas penutup (0,04 ml, 0,05 ml atau 0,06
ml, tergantung pada ukuran gelas penutup yang dipakai).
E : Volume air yang disaring (liter).

3.4 Menghitung Plankton Menggunakan Sedgewick Rafter

Metode yang digunakan dalam perhitungan fitoplankton adalah dengan


metode perhitungan langsung (direct counting) menggunakan Sedgewick Rafter.

3.4.1 Bahan dan Alat


Bahan : 1. Larutan Lugol Alat : 1. Mikroskop
2. Formalin 4 % 2. Pipet Pasteur
3. Minyak emersi 3. Gelas ukur/ silinder 10 ml
(untuk pembesaran 1000 x) 4. Paper lens cleaning
5. Object glass
6. Cover glass/ deck glass
7. Counter dan alat tulis

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 12


3.4.2 Prosedur
1. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop, dengan pembesaran
40X atau 100X.
2. Penghitungan dilakukan dengan menggunakan sedgewick rafter dengan cara
mengambil 1 ml air sampel dari botol 100 ml, kemudian ditutup dengan gelas
penutup.
3. Penghitungan dilakukan dengan menghitung jumlah plankton yang terdapat
dalam sedgewick rafter.
4. Apabila sampel terlalu padat, dilakukan pengenceran dengan destilled water.

Catatan :

Apabila sampel langsung diambil dari kolam tanpa plankton net, maka perhitungan
pada sedgewick rafter langsung jumlah unit / ml. Disarankan untuk analisa dahulu
sebelum diberi formalin, untuk mengetahui keberadaan Dinoflagellata.

3.4.3 Contoh Perhitungan Fitoplankton dengan Sedgewick Rafter

Misalnya air tersaring pada plankton net sebanyak 5 liter. Didapat 100 ml
dalam botol penampung. Dalam pengamatan diambil 1 ml sampel dengan
menggunakan pipet pasteur. Identifikasi dan hitung jumlah plankton yang terdapat
pada semua ruang/ kotak dalam sedgewick rafter.

Gb 01. Penampang Sedgewick Rafter

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 13


Sedgewick Rafter terdiri dari :
Panjang : 50 kotak (50 mm)
Lebar : 20 kotak (20 mm)
Tinggi : 1 mm
Volume air yang tertampung dengan atas ditutup slide glass = 1 ml

Rumus Penghitungan Kepadatan Plankton :

Kepadatan (sel/ml) = jumlah sel yang terhitung pada satu kotak x 50 kotak x jumlah
volume air yang disaring.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 14


LEMBAR PERHITUNGAN KEPADATAN

NAMA :
NIM :
LOKASI SAMPLING :
TANGGAL PENGAMBILAN SAMPEL :

Jumlah plankton yang terhitung pada 1 kotak sedgewick rafter :


volume air yang disaring :
volume air yang tersaring :
volume air yang diteteskan di sedgewick rafter:
maka hitung kepadatan plankton (sel/ml) =

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 15


LEMBAR GAMBAR DAN IDENTIFIKASI

Amati plankton yang terlihat dibawah mikroskop dan gambar semua jenis yang
teramati kemudian identifikasi nama spesiesnya sesuai buku identifikasi!

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 16


FORMAT LAPORAN
(Planktologi)

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN:
1.1.Latar Belakang (kenapa praktikum ini penting untuk dilakukan?)
1.2.Tujuan
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA (dari textbook, jurnal dan hasil penelitian)
BAB III. HASIL (hasil perhitungan kepadatan dan gambar jenis yang teramati)
BAB IV. PEMBAHASAN (pembahasan kepadatan dan jenis yang ditemukan).
BAB V. KESIMPULAN (kepadatan yang terhitung dan jenis yang teridentifikasi)
DAFTAR PUSTAKA.

Penuntun Praktikum Planktonologi dan Tumbuhan Air 17

Anda mungkin juga menyukai