Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA MAHASISWA (LKM) 3

Protista mirip Tumbuhan: Pyrrophyta


Berbasis Model PBL

IDENTITAS

Offering :D
Kelompok :5
Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.

CPMK
1. Mahasiswa menguasai konsep tentang struktur morfologi, fisiologi,
reproduksi, sistematika, dan peranan orgnaisme kelompok Protista mirip
tumbuhan.

Sub-CPMK

1.4 Menjelaskan karakteristik dan kehidupan Protista mirip tumbuhan:


Pyrrophyta.

PETUNJUK

1. Bacalah dengan cermat setiap instruksi pengerjaan yang ada pada LKM!
2. Tuliskan jawaban saudara pada tempat yang telah disediakan!
3. Apabila ada pertanyaan atau instruksi kurang jelas, silahkan langsung
ditanyakan pada dosen!
KEGIATAN INTI

Tahap I: Orientasi Mahasiswa pada Masalah

Baca dan pahamilah wacana di bawah ini secara individu, kemudian


identifikasilah masalah pada wacana tersebut dan buatlah dalam bentuk rumusan
masalah (minimal 2) secara berkelompok!

Dinoflagellata Plantonik di Perairan Makassar, Sulawesi Selatan

Kejadian pasang merah (red tide) atau secara umum dikenal


sebagai HAB (Harmful Algal Bloom) telah menjadi suatu fenomena di
lingkungan global. Peristiwa ini melanda hampir seluruh kawasan yang
memiliki pesisir dan laut, baik itu daerah tropis maupun subtropis. Saat
ini negara yang paling parah menghadapi pencemaran alga berbahaya ini
adalah Cina, Taiwan, dan Jepang serta beberapa negara di Eropa.
Beberapa tempat di Indonesia pernah terjadi peristiwa HAB, seperti
di Teluk Lampung dan Teluk Jakarta. Unsur hara yang tinggi ditambah
lagi tenangnya perairan di perairan tersebut sehingga mendukung
pertumbuhan Dinoflagellata. Beberapa dari negara tersebut (Cina,
Taiwan, Jepang, Florida, Korea) bergabung dan membentuk suatu
komisi yang khusus menangani masalah ini. Dampak dari terjadinya HAB
dapat membuat perekonomian terpuruk terutama pada sektor
perikanan, baik itu perikanan tangkap maupun budidaya. Selain itu, HAB
juga memberikan dampak yang sangat buruk bagi kesehatan
masyarakat, terutama yang mengonsumsi ikan sebagai sumber protein.
Hal ini karena berbagai jenis racun yang ditimbulkan oleh HAB dapat
menyebabkan berbagai macam gangguan saraf hingga dapat
menyebabkan kematian. Dinoflagellata merupakan protista yang sangat
dominan pada kejadian HAB dan sering dihubungkan dengan
meningkatnya masukan nutrien ke ekosistem pesisir sebagai
konsekuensi aktivitas manusia. HAB ini banyak terjadi di wilayah
dengan aktivitas penduduk yang tinggi. Ada lima jenis racun yang dapat
diproduksi oleh Dinoflagelata, yaitu Paralytic Shellfish Poisoning (PSP),
Diarrehetic Shellfish Poisoning (DSP), Neurotoxic Shellfish Poisoning
(NSP), Amnesic Shellfish Poisoning (ASP), dan Ciguatera Fish Poisoning
(CFP). Perairan Makassar merupakan perairan yang sudah masuk
kategori eutrofik. Konsentrasi nitrat sudah cukup tinggi, yaitu 18- 418
µ/L dan konsentrasi fosfat mencapai 18- 91 µ/L. Tingginya masukan
nutrien dapat merangsang partumbuhan Dinoflagellata di perairan
tersebut.

Hasil identifikasi masalah:


Permasalahan 1:
Apakah intensitas cahaya berpengaruh terhadap kehidupan phyrophyta?
Permasalahan 2:
Kandungan apa yang menjadi faktor hidupnya phyrophyta blooming?

Tahap II: Pengorganisasian Mahasiswa

Setelah saudara mengamati video pembelajaran dan mengindetifikasi


permasalahan pada wacana yang diberikan, rancanglah strategi pemecahan
masalah secara berkelompok untuk mengatasi dua permasalahan yang ditemukan
dengan cara membagi tugas antar anggota dalam satu kelompok!
Penetapan lokasi penelitian, Waktu pengambilan, Pengambilan sampel air, sampel
dimasukan kedalam botol, sampel di simpan di laboratorium, lalu diamati dengan
spektrofometer.

Tahap III: Investigasi Kelompok

Lakukan investigasi dengan mencari data/referensi/sumber terkait masalah yang


akan diselesaikan dengan cara menuliskan solusi pemecahan masalah pada setiap
permasalahan beserta alat bahan dan cara kerjanya!

Permasalahan 1
Solusi:

Alat dan Bahan:


1. Water quality checker untuk mengukur parameter fisika kimia seperti
suhu, salinitas, pH dan DO
2. Lux meter untuk mengukur intensitas cahaya
3. Van Dorn Sampler untuk pengambilan air seperti klorofil,nitrat dan fosfat
4. Plankton net bermata jarring ukuran 25µm untuk pengambilan sampel
phyrophyta
5. Flowmeter (Alat pencatat air masuk)
6. Botol sampel ukuran 100ml
7. Lugol (bahan pengawet)
8. Sedgewick Rafter Counting Cells (pencacahan dinoflagellate)
9. Sampel klorofil
10. Botol polyetilen
11. Larutan MgCO3 1ml
12. Spektfotometer
Cara Kerja:
1. Penetapan lokasi pengambilan sampel untuk diteliti di perairan yang
memiliki intensitas kecerahan yang tinggi.yang masih mendapat suplai
unsur hara.
2. Waktu pengambilan dengan menggunakan masa inkubasi sesuai waktu
pencahayaan matahari selama satu hari saat pagi jam 06.00 sampai malam
jam 18.00 pada selang waktu dua jam pada satu lokasi.
3. Pengukuran intensitas cahaya dengan lux meter pada kedalaman 5 sampai
10 meter.
4. Pengambilan sampel air seperti klorofil, nitrat dan fosfat menggunakan
Van Dorn Sampler setiap masa inkubasi diulangi sebanyak tiga kali di
kedalaman 5 meter.
5. sampel diambil yang dilengkapi dengan alat pencatat air masuk
menggunakan flowmetter
6. Pengambilan sampel diambil secara vertical pada permukaan perairan 0-5
m menggunakan plankton net berukuran 25 µm yang ditarik selama 2-3
menit dengan kecepatan konstan.
7. Sampel ditampung kedalam botol ukuran 100ml
8. Sampel yang didalam botol diberi bahan pengawet sekitar 2 tetes
9. Sampel disimpan di laboratorium.
10. Diindetifikasi dan hasilnya dinyatakan dalam sel.
11. Sampel klorofil sebanyal 1liter dimasukkan dalam botol
12. Sampel klorifil diberi 1 ml larutan MgCO3
13. Sampel klorofil disimpam di laboratorium selama satu hari
14. Pengamatan sampel dilakukan dengan spektrofometer.
15. Pengamatan dihitung dengan panang gelombang 750, 664, 647 dan 630
nm dengan menggunakan sampel klorofil menggunakan jumlah klorofil
dengan rumus APHA.

Permasalahan 2
Solusi:
…………………………………………………………………………………........
Alat dan Bahan:
1. Water quality checker untuk mengukur parameter fisika kimia seperti
suhu, salinitas, pH dan DO
2. Lux meter untuk mengukur intensitas cahaya
3. Van Dorn Sampler untuk pengambilan air seperti klorofil,nitrat dan fosfat
4. Plankton net bermata jarring ukuran 25µm untuk pengambilan sampel
phyrophyta
5. Flowmeter (Alat pencatat air masuk)
6. Botol sampel ukuran 100ml
7. Lugol (bahan pengawet)
8. Sedgewick Rafter Counting Cells (pencacahan dinoflagellate)
9. Sampel klorofil
10. Botol polyetilen
11. Larutan MgCO3 1ml
12. Spektfotometer

Cara Kerja:
1. Penetapan lokasi pengambilan sampel untuk diteliti di perairan yang
memiliki intensitas kecerahan yang tinggi.yang masih mendapat suplai
unsur hara.
2. Waktu pengambilan dengan menggunakan masa inkubasi sesuai waktu
pencahayaan matahari selama satu hari saat pagi jam 06.00 sampai malam
jam 18.00 pada selang waktu dua jam pada satu lokasi.
3. Pengukuran intensitas cahaya dengan lux meter pada kedalaman 5 sampai
10 meter.
4. Pengambilan sampel air seperti klorofil, nitrat dan fosfat menggunakan
Van Dorn Sampler setiap masa inkubasi diulangi sebanyak tiga kali di
kedalaman 5 meter.
5. sampel diambil yang dilengkapi dengan alat pencatat air masuk
menggunakan flowmetter
6. Pengambilan sampel diambil secara vertical pada permukaan perairan 0-5
m menggunakan plankton net berukuran 25 µm yang ditarik selama 2-3
menit dengan kecepatan konstan.
7. Sampel ditampung kedalam botol ukuran 100ml
8. Sampel yang didalam botol diberi bahan pengawet sekitar 2 tetes
9. Sampel disimpan di laboratorium.
10. Diindetifikasi dan hasilnya dinyatakan dalam sel.
11. Sampel klorofil sebanyal 1liter dimasukkan dalam botol
12. Sampel klorifil diberi 1 ml larutan MgCO3
13. Sampel klorofil disimpam di laboratorium selama satu hari
14. Pengamatan sampel dilakukan dengan spektrofometer.
15. Pengamatan dihitung dengan panang gelombang 750, 664, 647 dan 630
nm dengan menggunakan sampel klorofil menggunakan jumlah klorofil
dengan rumus APHA.

……………………………………………………………………………………

Tahap IV: Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya


Setelah menyusun solusi beserta alat bahan dan cara kerjanya pada setiap
permasalahan, selanjutnya silahkan terapkan solusi tersebut pada permasalahan
yang sudah ditulis dengan mengacu pada hasil penelitian dari berbagai artikel
jurnal! Setelah semua selesai, silahkan presentasikan hasil kerja kelompok di
depan kelas (bagi kelompok presenter).

Permasalahan 1
Hasil penerapan solusi:
Kondisi intensitas cahaya dengan kedalaman 5,10, 15 meter tetap dan tidak
berubah selama proses pengamatan. Seperti pada pagi hari pukul 06.00-08.00
intensitas cahayanya rendah (50 lux) dan terlihat beragam disetiap lapisan yang
diamati. Di setiap waktu perubahan intensitas cahaya semakin beragam seperti
pada jam 10.00-12.00, kemudian pada sore hati jam 16.00-18.00 intensitas
cahayanya menurun. Perubahan intensitas cahaya pada lapisan kedalaman terjadi
pada siang hari. Namun pada menjelang sore hari menurun, hal ini disebabkan ada
organisme plankton atau partikel partikel organic dapat menghambat masuknya
intensitas cahaya. Intensitas cahaya yang masuk kedalam perairam memengaruhi
phyrophyta ini melakukan fotosintesis. Kelimpahan phyrophyta ini ditemukan
lebih mendominasi pada intensitas cahaya rendah (160-600 lux), namun saat
intensitas cahaya meningkat (1300-3000 lux). Peningkatan kelimpahan
phyrophyta ini terjadi saat pukul 10.00-12.00 seiring terjadinya peningkatan
klorofil a dan meningkatnya intensitas cahaya. Intensitas cahaya memiliki
pengaruh besar terhadap kelipahan phyrophyta. Kandungan klorofil ini
berhubungan terhadap tinggi rendahnya kelimpahan phyrophyta ini. Sesuai
dengan penelitian Tambaru (2008).

Permasalahan 2
Hasil penerapan solusi:
Kandungan yang menjadi faktor hidupnya phyrophyta yaitu kandungan
nitrat dan fosfat saat setiap masa inkubasi berselang sepanjang waktu dalam satu
hari. Kandungan nitrat tertinggi ditemukan di masa inkubasi keempat 0,376 mg.L-
1 dan terendah pertama 0,253 mg.L-1. Kandungan fosfat tertinggi diperoleh saat
masa inkubasi keempat 0,528 mg.L-1 dan terendah 0,019 mg.L-1. nilai
kandungan nitrat dan fosfat memilki nilai tertinggi dan nilai terendah sama. Saat
masa inkubasi pertama dan keempat, namun fosfat memilki pola fluktuatif
dibandingkan nitrat. Pengaruh intensitas cahaya ini mempengaruhi kelimpahan
phyrophyta di suatu perairan. Dalam proses fotosintesis ini klorofil a dan
kandungan nutriennya juga turut berperan sesuai kapasitasnya. Pola kelimpahan
phyrophyta ini diketahui melalui pendekatan analisis regresi linear sederhana.
Kelimpahan phyrophyta ini dipengaruhi oleh ketersediaan nutrient pada
suatu perairan. Dari hasil regresi linear ini, kandungan fosfat dan nitrat ini
berbanding terbalik. Kandungan nitrat tertinggi ditemukan pada kelimpahan
dinoflagelata yang rendah, sedangkan kandungan fosfat yang rendah membantu
tingkat perubahan oembelahan sel dinoflagelatte (Muara. 2012). Kandungan fosfat
yanggi akan berpengaruh terjadinya ledakan populasi plankton di perairan (Pello.
2014). Hasil kandungan nutrient di perairan ini menunjukkan bahwa ketersediaan
fosfat dan nitrat ini tidak secara signifikan menentukan pola kelimpahan
phyrophyta ini. Tetapi kandungan nitrat dan fosfat ini merupakan salah satu factor
penting dalam pertumbuhan phyrophyta (Thoha, Rachman. 2013). Kandungan
nutrient akan meningkat pada musim hujan karena sebaran klorofil a sangat
dipengaruhi oleh parameter lingkungan di perairan tersebut (Matondkar. 2012).

Tahap V: Menganalisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah

Setelah kegiatan presentasi selesai, analisislah hasil kegiatan presentasi tersebut


terkait pemecahan masalah yang telah disampaikan.
a. Bagi kelompok yang tidak presentasi menganalisis ketepatan hasil pemecahan
masalah kelompok presenter dengan cara memberikan kritik ataupun saran
bahwa terdapat solusi lain yang lebih baik dibandingkan solusi yang
disampaikan kelompok presenter dan menyampaikannya kepada kelompok
presenter.
Kritik atau saran untuk kelompok presenter terkait ketepatan hasil
pemecahan masalah:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
b. Bagi kelompok presenter mengevaluasi kembali hasil pemecahan masalah
kelompoknya sendiri berdasarkan hasil kritik ataupun saran dari kelompok
lain.
Hasil evaluasi:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
c. Buatlah kesimpulan dari seluruh kegiatan pembelajaran pada hari ini terkait
materi yang dipelajari!
Kesimpulan:
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………

Daftar Rujukan
Tasak. A.R,dkk. (2015). Keterkaitan Intensitas Cahaya dan Kelimpahan
Dinoflagellate di Pulau Samalona, Makassar. Ilmu Kesehatan. 20(2):113-12.

Anda mungkin juga menyukai