1)
Jelizanur, 2)Padil, 3)Sri Rezeki Muria
1)
Mahasiswa Program Studi Sarjana Teknik Kimia, 2)Dosen Jurusan Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Binawidya JL. HR Subrantas Km 12,5 Pekanbaru 28293
jelizanur.ze@gmail.com
Abstract
Microalgae cultivation is one technique to grow microalgae in a controlled environment. Cultivation
aims to provide a single species in microalgae mass culture for harvesting. This research used AF6 media with a
volume of 90 ml and 10 ml of microalgae. The purpose of this research was to cultivate microalgae using AF6
media with variations in pH 4, 6, 8 and types of microalgae namely Chlamydomonnas sp (chl),
Chlamydomonnas sp (019), Chlamydomonnas sp (4), Chlamydomonnas sp (5), Chlorella sp (6 ). The results
showed that pH had a significant effect on microalgae cultivation. Microalgae Chlorella sp (6) with a
combination of treatment pH 8 and observation time of the 10th day was the best treatment of all types of
microalgae cultivated that is equal to 0.1255.
(chl)
0,7 Chlamydom 4. Kesimpulan
onnas sp Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin
0,6 tinggi pH medium pada kultivasi mikroalga, maka
(019) nilai optical density nya semakin tinggi. Dan laju
Chlamydom
0,5 pertumbuhan mikroalga akan lebih baik jika
onnas sp (4)
dilakukan aerasi secara terus menerus dan
0,4 menggunakan media AF6 dengan pH 8. Didapatkan
Chlamydom
0,3 onnas sp (5) nilai optimum nya sebesar 0,1255 dan specific
growth rate yang tertinggi pada mikroalga
0,2 Chlorella sp Chlamydomonnas sp (chl) sebesar 0,7625/hari.
0,1 (6)
Daftar Pustaka
Addini, I. dkk., 2017. Pertumbuhan Mikroalga
0 Spirulinna Plantensis Yang Dikultur
pH4 pH6 pH8 Dengan Media Teknis.
Gambar 3 Specific growth rate mikroalga Arnata, W. dkk. 2013. Produksi Biomassa Nutrisi
pada berbagai pH media AF6. Mikroalga Nannochloropsis sp. K4.
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa semakin Universitas Udayana.
meningkatnya pH media AF6 pada berbagai Azimatun., 2014. Potensi Mikroalga Sebagai
mikroalga, maka semakin rendah specific growth Sumber Pangan fungsional di Indonesia.
rate nya. Hal ini disebabkan karena pH Becker, E.W., 2007, Micro-algae as source of
mempunyai pengaruh terhadap pertumbuhan protein. Biotechnology Advances .Vol.
mikroalga. 25:207-210.
Pada penelitian ini, pada pH 4 dapat Dimas, A. dkk., 2017. Pemanfaatan Air Lindi TPA
menghasilkan specific growth rate tertinggi pada Jati Barang Sebagai Media Alternatif
mikroalga Chlamydomonnas sp (chl) sebesar Kultivasi Mikroalga Untuk Perolehan
0,7625/hari. Penelitian sebelumnya mendukung Lipid. Universitas Diponegoro, Semarang.
hasil penelitian ini, pada penelitian musdalifah dkk Vol. 6, No. 1. http://ejournal-
(2015) melakukan kultivasi dan ekstraksi minyak s1.undip.ac.id/index.php/tlingkungan.
dari mikroalga Botryococcus braunii dan Durmaz, Y., 2007, Vitamin E (α-tocopherol)
Nannochloropsis sp dengan variasi waktu production by marine microalgaee
pengujian kepadatan sel dan pH, didapatkan Nannochloropsis oculata in nitrogen
kepadatan sel nya sebesar 6,67 log sel/hari pada limitation.
Botryococcus braunii dan 6,60 log sel/hari. Dan Fogg G.E, Thake B. 1987. Algae Culture and
didapat kadar minyak dari ekstraksi 25 gram Phytoplankton Ecology Second edition.
biomassa kering untuk mikroalga Botryococcus The University of Winconsin Press.
braunii dengan tingkat keasaman (pH) 5, 7 dan 9 London.
berturut-turut adalah 1,59% ; 1,37% ; dan 0,62%. Handayani, N. A., 2012. Potensi Mikroalga
Hasil rata-rata kadar minyak dari ekstraksi 25 gram Sebagai Sumber Biomassa Dan
biomassa kering Nannochloropsis sp dengan tingkat Pengembangan Produk Turunannya.
keasaman (pH) 5, 7, dan 9 berturut-turut adalah