LAPORAN PRAKTIKUM
MIKROBIOLOGI
Disusun oleh :
Kelompok 2
Kelompok : II (DUA)
Mengetahui,
Dosen Pengampu
1. PENDAHULUAN
Medium merupakan suatu bahan yang terdiri atas campuran zat makanan (nutrient)
yang berfungsi sebagai tempat tumbuh mikrobia. Selain untuk menumbuhkan mikrobia,
membentuk koloni yang dapat dilihat, dihitung atau diisolasi misalnya Nutrient Agar,
3. Medium setengah Padat memiliki kosistensi diantara medium cair dan medium padat.
Medium padat mengandung bahan pemadat seperti agar , glatin atau silika gel.
Medium yang paling sering digunakan adalah agar yang diperoleh dari ganggang laut
dan telah diperdagangkan dalam bentuk murni dan kering. Konsentrasi penggunaan agar
biasannya 1,5%, tetapi jika akan dilakukan goresan pada permukaan agar dapat
digunakan konsentrasi 1,8-2.0%. Medium yang disimpan dalam keadaan telah memadat.
Misalnya dalam lemari es, dapat dicairkan kembali dengan cara memanaskan wadah
yang berisi medium tersebut di dalam panci yang berisi air mendidih selama beberapa
1.2. Tujuan
Tujuan umum
I.1.1 Mahasiswa mampu memahami media selektif
Tujuan Khusus
1.3. Manfaat
Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi : timbangan, elenmeyer, waterbath,
Bahan yang digunakan pada praktikum ini meliputi : Nutrient Broth, Lactose Broth,
Metode yang dilakukan pada pembuatan Potato Dextrose Agar adalah dengan
baik itu bakteri/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. Potato Dextrose Agar (PDA)
merupakan paduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Karena ekstrak potato
monosakarida atau polysakarida) sebagai tambahan nutrisi bagi biakan, sedangkan agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena mengandung
cukup air. Hal ini sesuai pendapat Rais (2011) bahwa media PDA adalah medium yang
umum digunakan dalam kultivasi bakteri. Selain karena proses pembuatannya mudah,
Berdasarkan komposisinya PDA termasuk media semi sintetik karena tersusun atas
bahan alami (kentang) dan bahan sintesis (dextrose dan agar). Kentang merupakan
sumber karbon (karbohidrat), vitamin dan energy, dextrose sebagai sumber gula dan
energy, selain itu komponen agar berfungsi untuk memadatkan PDA. Masing-masing
mikroorganisme.
Tujuan penggunaan medium PDA itu sendiri karena PDA memiliki kandungan
PDA (Potato Dextrose Agar) sering digunakan dalam percobaan karena memiliki pH
rendah yaitu antara 4,5 sampai 5,6 sehingga pertumbuhan bakteri menjad terhambat,
juga dibutuhkan lingkungan yang netral dengan pH 7,0 dengan suhu optimum untuk
ion-ion pendukung sebagai sumber energy dan katalis (Morse & Meitzner, 2010).
4. SIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini adalah percobaan ini dilakukan
pembuatan medium yaitu PDA, karena merupakan salah satu media yang banyak
Berdasarkan komposisinya PDA termasuk media semi sintetik karena tersusun atas
5. DAFTAR PUSTAKA
STERILISASI
1. PENDAHULUAN
Sterilisasi adalah usaha yang dilakukan untuk membebaskan alat-alat atau bahan dari
segala macam kehidupan ,termasuk mikroba. Serta proses penghilangan atau membunuh
kontaminasi.
1.2. Tujuan
sporanya pada alat-alat yang disterilkan. Tujuan penelitian ini untuk menilai efisiensi
proses sterilisasi dengan pemanasan kering, oven dengan ozon dan infrared sebagai
pengendalian infeksi.
1.3. Manfaat
menghindari hasil positif palsu. Sterilisasi terhadap alat dan bahan sebelum pelaksanaan
kegiatan praktikum mikrobiologi membantu hasil atau identifikasi yang akurat terhadap
pemeriksaan mikrobiologi,serta memastikan alat dan bahan aman dari bakteri ataupun
hisab, erlenmeyer
Serta bahan yang digunakan pada praktek ini meliputi : kertas pembungkus, kapas,
alkohol dan alumunium foil. Metode yang digunakan pada sterilisasi ini adalah
1. Siapkan pipet, cawan petri, eryemeler serta alat gelas lainya sesuai dengan
kebutuhan.
2. Bersihkan cawan petri dengan menggunakan kapas yang dibahasi dengan alkohol
untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel pada cawan, kemudian
3. Bersihkan pipet hisab dan sumbat bagian pangkal pipet dengan kapas kemudian
bungkus beberapa pipet dengan kertas jangan lupa memberi tanda pada bagian
5. Masukkan awan petri, pipet an erlenmeyer kedalam oven selama 2 jam pada suhu
1. Masukkan medium yang akan di serilisasi kedalam erlenmeyer atau tabung reaksi
serta larutan pengencer alam tabung reaksi, kemudian tutup rapat menggunakan
kapas.
2. Masukkan erlenmeyer dan tabung reaksi tsb kedalam autoklaf kemudian tutup
hingga autoklaf tiak lagi bertekanan, setelah itu buka autoklaf dan keluarkan
mediumnya.
5. Kusus untuk medium agar, untuk menurunkan suhunya dan menjaga agar tidak
digunakan.
Berasarkan hasil percobaan yang dilakukan sterilisasi alat yang digunakan yaitu
cawan petri dan pipet hisab menggunakan oven dan menggunakan kapas yang dibasahi
dengan alkohol, hal ini sesuai dengan pendapat yang ada di diktat.
a. Tujuan dilakukan sterilisasi kering adalah Sterilisasi kering lebih efektif dalam
b. Alat dan bahan yang di perlukan saat melakukan sterilisasi kering adalah
Alat : Pipet, awan petri, erlenmeyer serta alat lainya sesuai dengan kebutuhan.
c. Tujuan alat disemprot dengan alkohol adalah mensterilkan alat yang akan digunakan
dari bakteri yang dapat tercampur dengan bahan yang akan diletakkan pada alat tsb.
Serta tujuan alat dibungkus dengan kertas pembungkus adalah agar mesterilkan alat
sebelum digunakan.
laboratorium yang memiliki peranan yang sang penting. Alat ini digunakan untuk
kerja dari oven adalah melakukan pemanasan secara tertutup sehingga suhu dan
waktunya bias diatur, oven dapat digunakan sebagai alat sterilisasi yang bertujuan
membunuh mikrobakteri yang menempel pada sempel atau alat yang akan
digunakan.
e. Alasan menggunakan suhu 160°C selama 2 jam atau 170°C Selama 1 jam agar
bakteri yg menempel pada alat atau sampel yang akan digunakan bisa benar benar
mati.
mekanisme konduksi, panas akan diabsorpsi oleh permukaan luar dari peralatan
yanag akan disterilkan, lalu merambat kebagian yang lebih dalam dari peralatan.
Berasarkan hasil percobaan yang dilakukan sterilisasi bahan yang digunakan yaitu
aquaest dialam tabung reaksi dan medium PDA didalam eryerlener menggunakan larutan
a. Tujuan dilakukan sterilisasi basah yaitu proses sterilisasi secara cepat menggunakan
uap air dengan alat yaitu autoklaf. Sterilisasi basah bertujuan untuk membunuh dan
c. Prinsip dasar sterilisasi basah, metode sterilisasi basah atau panas basah adalah
pemanasan menggunakan air atau uap air. Uap air adalah media penyalur panas yang
d. Alasan penggunaan suhu 121°C selama 15 menit yaitu agar medium yang akan
e. Prinsip kerja sterilisasi basah dalam membunuh mikroba adalah sterilisasi basah
biasanya dilakukan dengan alat autoklaf uap dengan menggunakan uap air jenuh
1. Dalam mensterilkan alat memakai terdapat beberapa metode yaitu metode kering dan
basah.
2. Hal yang harus diperhatikan dalam sterilisasi yaitu jenis alat yang akan disterilisasikan
terbuat dari bahan yang berbeda-beda. Karena dalam sterilisasi fisik harus
5. DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN 3
klorofil. Ada beberapa yang fotosintetik dan reproduksi aseksualnya secara pembelahan.
maupun kelompok dalam bentuk koloni. Bila bakteri yang ditumbuhkan di dalam
medium yangn tidak cair maka akan terjadi suatu kelompok yang di namakan koloni.
Metode yang dapat digunakan untuk menghitung jumlah mikroba dalam bahan pangan
terdiri dari metode hitungan cawan, Most Propable number (NPN), dan metode hitungan
mikroskopik langsung.
1.2. Tujuan
mikroorganisme dengan metode hitung cawan atau Total plate Count ( TPC).
1.3. Manfaat
Manfaat yang didapat dari dari praktikum ini adalah Metode hitungan
cawan merupakan cara yang akurat untuk menentukan jumlah mikroba, karena hanya sel
yang masih hidup yang dihitung. Beberapa jenis mikroba dapat dihitung dan dapat
Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi tabung reaksi, cawan petri, pipet,
(bakteri/jamur/mikroba), medium.
metode hitung cawan (total plate count) metode ini dibagi menjadi 2 yaitu :
cawan petri penuangan ini sebisa mungkin tidak lebih dari 30 menit dari awal
pengenceran. Kemudian agar tidak cair steril didinginkan sampai 47-50C sebanyak
10-15 ml lalu di masukkan dalam cawan tersebut. Dalam penuangan medium tutup
cawan tidak boleh dibuka terlalu lebar untuk menghindari kontaminasi luar. Lalu
cawan digerakkan seperti angkat delapan untuk menyebarkan dan meratakan sel
dalam incubator.
Pada metode permukaan, medium agar yang telah steril didiamkan dalam
medium dipipet dengan sampel yang sudah dicairkan sebanyak 0,1 ml. lalu diratakan
dengaan cara memutar cawan petri di atas meja. Selanjutnya diinkubasi dan di
lakukan perhitungan koloni seperti yang dilakukan di metode tuang. Diingat jumlah
sampel yang dibutuhkan hanya 0,1 ml, jadi harus dimasukkan ke dalam perhitungan
sebagai berikut :
SPC
Medium Pengenceran
Sampel Metode (CFU/ml)
Berdasarkan data hasil praktikum dapat diketahui bahwa jumlah bakteri dalam suatu
a. Mikroba dalam susu di bawah sampel rata-rata (dibawah SNI) jadi susu ini baik
b. Batas cemar pada susu sapi mempunyai batas maksimal cemaran Entprobacteriacpae 1
x 103 CFU/ml dan staphylococcus aureus 1 x 102 CFU/ml dengan total organisme
d. Faktor pengenceran yaitu rasio antara volume akhir dan volume awal dari solusi
4. SIMPULAN
5. DAFTAR PUSTAKA
Saraswati, Rasti, dkk. 2007. Metode Analisis Tanah. Balai Besar Penelitian dan
Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertaanian : Bogor.
Widanarni., dkk. 2008. Inhibitory Mechanism of Robiotic Bacteria on The Growth of Vibro
harveyi in Tiger Shrimp (Penaeus monodon) Larvae dalam Jurnal Akuakultur
Indonesia, Vol 7, No 2.
Winda, S. 2009. Pembuatan Media Potato Dextrose Agar. Diunduh pada tanggal 18
November 2018. http://www.mikromedia.co.org. 21 Februari 2019 .
PERCOBAAN 4
PEWARNAAN GRAM
1. PENDAHULUAN
2.2 Latar Belakang
Fiksasi adalah kegiatan membunuh bakteri dan membuat sel-sel bakteri tersebut
melekat pada gelas objek, biasanya digunakan panas dari api bunsen. Jika kultur
diambil dari medium cair, maka penyebaran dapat langsung dilakukan diatas kaca
objek yang bersih menggunakan loop. Tetapi jika kultur yang diambil dari medium
padat maka sebelumnya di atas kaca objek harus diberi setetes air, kemudian kultur
diambil sedikit dengan menggunakan ujung loop yang telah dipijarkan dan diratakan
di atas kaca objek sehingga terbentuk lapisan tipis Kesalahan yang sering dilakukan
adalah pengambilan kultur yang.
2.3. Tujuan
2.4 Manfaat
Agar mahasiswa dapat mengetahui dan membedakan bakteri gram positif dan bakteri
gram negatif.
Pada pewarnaan gram, mula-mula bakteri diwarnai dengan zat warna basa
yaitu violet kristal, dan diikuti perlakuan menggunakan suatu mordant yaitu larutan
yodium (lugol). Mordant adalah suatu zat yang dapat menaikkan afinitas atau
peningkatan antar sel dengan zat warna. Keberadaan mordant menyebabkan zat
warna akan lebih sukar tercuci. Sel kemudian dicuci dengan alkohol untuk
menghilang violet kristal. Setelah dicuci dengan air, sel diwarnai dengan
“counterstain” yaitu safranin. Sel-sel yang tidak dapat melepaskan warna akan tetap
berwarna kristal violet yaitu biru-ungu dan disebut bakteri gram positif, sedang sel-
sel yang dapat melepaskan violet violet kristal dan mengikat safranin sehingga
berwarna merah-merah muda disebut bakteri gram negatif.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bentuk : diameter 0,7 um, lebar 0,4 Bentuk : diameter 0,7 um, lebar 0,4
Crystal violet atau ungu gentian adalah pewarna triarylmethane. Pewarna ini
digunakan sebagai histologis noda dalam metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet
memiliki sifat sifat anti bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai
antiseptik topikal (Sutedjo,1991).
Lactobacillus plantarum yang menandakan bahwa bakteri tersebut merupakan bakteri gram
positif.
1. Anaerob
2. tidak memiliki alat gerak
3. tidak menghasilkan spora
4. berbentuk batang
5. salah satu bakteri yang berperan penting dalam pencernaan
mikroskop.
Bakteri gram positif mampu menahan kompleks pewarna primer ungu kristal yodium
sampai pada akhir prosedur (sel-sel tampak biru gelap dan ungu).
sebagai berikut :
didapat warna merah pada bakteri Escherichia coli yang menandakan bahwa bakteri tersebut
1. Memiliki pembungkus / envelope sel yang berbeda dengan bakteri Gram positif
2. Mempunyai ruang periplasma yang memisahkan antara membran luar dengan lapisan
sitoplasma
4. Anggota dari bakteri Gram negatif tidak selamanya berkorelasi dengan kelompok
6. Bakteri Gram negatif juga termasuk kedalam kelompok yang bersifat anaerob
obligat.
7. Bakteri Gram negatif fermentasi dapat memfermentasi banyak jenis gula, asam
8. Beberapa spesies dari bakteri Gram negatif juga dikenal sebagai agensia penyebab