Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

Disusun Oleh:
Nama : Resta Noviana
Npm : E1G021014
Prodi : Teknologi Industri Pertanian
Hari/tanggal : Senin/16 mei 2022
Dosen : 1. Ulfa Anis
2. Ir. Hasanuddin, M.sc.
Ko-ass : Trio Putra Setiawan S.TP
Objek Praktikum : Pemurnian Dan Pengenalan Koloni

LABORATORIUM TEKNOLOGI
PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS
BENGKULU 2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikroorganisme merupakan makhluk yang berukuran mikron atau bahkan lebih kecil lagi.
Yang termasuk golongan mikroorganisme adalah bakteri, cendawan, atau jamur tingkat rendah,
ragi yang termasuk golongan jamur, ganggang, protozoa, dan virus yang hanya dapat dilihat
melalui mikroskop elektron (Dwidjoseputro, 1990). Mikroorganisme dapat ditemukan di
berbagai tempat, seperti di dalam tanah, di lingkungan akuatik, berkisar dari aliran air sampai
larutan, dan atmosfer (Pelczar dan Chan, 1986).
Judoamidjojo (1991) menyatakan bahwa di alam, populasi mikroorganisme hampir selalu
dalam keadaan tercampur. Populasi ini dapat sangat kompleks, artinya banyak jenisnya, dan
walaupun memiliki sedikit jenis, mikroorganisme tersebut memiliki sifat-sifat yang berbeda. Di
habibat alaminya, bakteri hidup di dalam suatu komunitas yang terdiri dari berbagai jenis
mikroorganisme. Satu spesies dapat saling mempengaruhi dengan berbagai cara yang merugikan
maupun menguntungkan.
Dalam bidang ilmu mikrobiologi, untuk menelaah suatu mikroorganisme terutama bakteri
terutama di laboratorium, perlu dilakukan dengan menumbuhkan bakteri dalam suatu biakan
yang hanya terdiri dari satu bakteri tanpa adanya kontaminasi dari mikroba lainnya. Biakan
semacam ini disebut juga dengan biakan murni (Pelczar, 1986) Untuk mendapatkan biakan
murni proses yang pertama kali dilakukan yaitu isolasi mikroorganisme. Isolasi mikroorganisme
merupakan proses mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya
dalam suatu medium buatan.
Prinsip dari isolasi ini yaitu memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya yang
berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan
menumbuhkannya dalam media padat karena dalam padat sel-sel mikroba akan membentuk
suatu koloni sel yang tetap pada tempatnya. Dalam proses isolasi harus diperhatikan jenis-jenis
nutrien yang disyaratkan dan lingkungan fisik yang sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu melakukan pemurnian mikroba
2. Mahasiswa dapat mengenal perbedaan bentuk koloni jamur dan bakteri
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Karena banyak mikroba yang sulit diamati, maka sangat penting mengisolasi suatu mikroba
dari lingkungan seperti pada makanan, minuman dan pada diri sendiri. Dengan isolasi maka akan
mempermudah dalam mengamati bentuk pertumbuhan mikroba pada medium serta morfologinya.
Selain teknik pertumbuhan mikroba, dikenal juga teknik isolasi mikroba yaitu inokulasi yang
merupakan suatu teknik pemindahan suatu biakan tertentu dari medium yang lama ke medium yang
baru dengan tujuan mendapatkan biakan murni tanpa adanya kontaminasi dari mikroba yang tidak
diinginkan (Ghoni, 2013).
Tujuan dari inokulasi ini untuk memindahkan biakan bakteri dari satu wadakhke wadah lain,
secara aseptik sehingga hanya biakan murni yang diharapkan yang akan tumbuh. Hal ini sangat
penting dalam tahap awali isolasi mikroba terutama yang berasal dari stok kultur (bukan dari
substrat). Kegagalan dalam hal pemindahan biakan dapat menyebabkan kontaminasi dari
pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan (Dwyana, 2012).
Isolasi merupakan cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroorganisme,dalam teknik
biakan murni tidak saja diperlukan bagaimana memperoleh suatu biakan yang murni, tetapi juga
bagaimana memelihara serta mencegah pencemaran dari luar. Kultur murni adalah kultur yang sel-
sel mikrobanya berasal dari pembelahan dari satu sel tunggal, artinya mikroba
ditumbuhkembangkan dari bakteri yang dihomogenkan dengan kata lain bakteri di isolasikan agar
didapatkan bakteri murni yang dibutuhkan nantinya dalam kegiatan praktikum. Objek yang harus
diperhatikan adalah bakteri (Trianda, 2011. Dalam Trianda).
Isolasi adalah mengambil mikroorganisme yang terdapat di alam dan menumbuhkannya
dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lainnya yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Hal ini dapat
dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media padat sel-sel mikroba akan membentuk suatu
koloni sel yang tetap pada tempatnya. Isolasi bakteri atau biakan yang terdiri dari satu jenis
mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan murni atau biakan aksenik. Biakan yang berisi
lebih dari satu macam mikroorganisme (bakteri) dikenal sebagai biakan campuran, jika hanya terdiri
dari dua jenis mikroorganisme, yang dengan sengaja dipelihara satu sama lain dalam asosiasi,
dikenal sebagai biakan dua-jenis (Alam dkk, 2013).
Dalam teknik pemeliharaan bakteri, sangat perlu diperhatikan dalam masalah pemenuhan
nutrisi bagi bakteri dan mikroba lainnya agar dapat terus survive dan tumbuh optimal pada suatu
lingkungan, sehingga perlu ditemukannya media yang cocok dan bagus untuk pertumbuhan bakteri.
Media tersebut dikenal sebagai media agar. Media agar memungkinkan suatu bakteri tetap tumbuh
dengan baik di koloni yang telah ada dan sejenis dengan diriya. Sehingga dalam kultur bekteri, satu
koloni dianggap sebagai satu organisme yang sejenis. Namun dalam isolasi dan pemurnian bekteri,
perlu adanya teknik teknik yang dipelajari dan dikuasai. Yakni teknik dilusi, teknik pour plate, serta
teknik streak plate. Dalam isolasi kultur murni bakteri, perlu diperhatikan komponen komponen
yang dibutuhkan untuuk menunjang kehidupan bakteri itu sendiri (Astuti Widyaputri. 2010).
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat dan Bahan


Alat : - Cawan Petri - Bunsen
- Cotton bud - Spatula drigalski
- Timbangan analitik - Vortex mixer
- Lampu spirtus - Korek api
- Tabung reaksi - Pipet ukur
- Pulpen OHP - Kertas label
- Kertas pembungkus

- Plastik seal

Bahan :

- Media NA dan PDA


- Tahu putih
- Alkohol
- Akuades

3.2 Prosedur Kerja


1. Pengamatan mikroorganisme lingkungan

- Cotton buds diambil dan digoreskan pada lubang hidung.


- Tutup cawan petri dibuka dan cotton buds yang telah terkontaminasi digoreskan
pada permukaan media secara aseptis kemudian cawan petri ditutup.
- Langkah selanjutkan yaitu cawan petri diinkubasikan selama 24 jam pada suhu
ruang.

2. Isolasi dengan teknik cawan tuang

- Meja kerja disterilisasi menggunakan alcohol 70%, kemudian nutrien agar dicairkan
dengan cara mendidihkannya dalam penangas air dan dibiarkan hingga suhunya
sekitar 40o.
- Untuk bahan cair, bahan diambil sebanyak 1 mL menggunakan pipet ukur steril, dan
dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah disterilkan.
- Untuk bahan padat, bahan diambil sebanyak 1 gram dan ditimbang lalu dimasukkan ke
dalam 9 mL akuades steril dalam tabung reaksi kemudian dihomogenisasi
menggunakan vortex mixer.
- Setelah itu larutan diambil sebanyak 1mL dan dimasukkan ke dalam cawan petri steril.
- Medium nutrien agar cair (±40oC) dituangkan ke dalam cawan petri steril yang telah
berisi bahan yang akan diamati.
- Cawan petri ditutup dan dihomogenisasi dengan menggesernya diatas meja searah
angka delapan, kemudian didiamkan hingga memadat dan cawan petri dibungkus
dalam keadaan terbalik dan diinkubasikan pada suhu 28oC selama 24-48 jam.
3. Isolasi dengan teknik cawan sebar
- Meja kerja disterilisasi menggunakan alkohol 70%, kemudian nutrien agar dicairkan
dengan cara mendidihkannya dalam penangas air dan dibiarkan hingga suhunya
sekitar 40o
- Untuk bahan cair, bahan diambil sebanyak 0,1 mL menggunakan pipet ukur steril, dan
dimasukkan ke dalam medium agar yang telah memadat (lempeng agar).
- Sampel diratakan ke seluruh permukaan menggunakan spatula drigalski hingga
permukaan cukup kering.
- Untuk bahan padat, bahan ditimbang sebanyak 1 gram dan dimasukkan ke dalam 9
mL akuades steril dalam tabung reaksi kemudian dihomogenisasi menggunakan vortex
mixer.
- Selanjutnya sampel diratakan ke seluruh permukaan menggunakan spatula drigalski
hingga permukaan cukup kering lalu cawan petri dibungkus dalam keadaan terbalik
dan diinkubasikan pada suhu 28o C selama 24-48 jam.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN

1. Medium NA dengan teknik Pour

Hasil Isolasi Mikroorganisme di Tahu Teknik Pour

2. Medium PDA teknik spread

Hasil Isolasi Mikroorganisme di Tahu Teknik Spread

3. Medium PDA isolasi lingkungan (lubang hidung)

Hasil Isolasi Mikroorganisme dari Lubang Hidung


BAB V
PEMBAHASAN
Pada praktikum yang berjudul “Pemurnian Dan Koloni” ini di dapat bahwa Dalam proses
isolasi bakteri, diperlukan lingkungan dan medium yang berisi zat hara untuk pertumbuhan sel,
sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan yang sesuai dengan
mikroorganisme. Medium yang digunakan dalam praktikum ini adalah medium padat yaitu agar.
Agar digunakan sebagai media karena tidak dapat diuraikan oleh mikroba.Ada 3 metode yang
digunakan dalam praktikum ini yaitu :
Metode Tuang (Pour),pada metode ini medium yang digunakan adalah medium NA
(Nutrient Agar). Bahan yang akan diisolasi yaitu mikroba dari tahu putih. Tahu dihancurkan dan
ditimbang lalu dihomogenisasi dengan menggunakan vortex mixer. Tujuan dari proses
homogenisasi ini yaitu agar tahu putih dan akuades dapat tercampur dengan sempurna sehingga
dapat diisolasi. Kemudian bahan dimasukkan ke dalam cawan petri dan dituang media kemudian
ditutup dan dihomogenisasi. Tujuan penuangan supaya bahan dapat terendam dalam agar ada
mikroba yang tumbuh di tempat yang kurang kadar Oksigen (di dalam agar) serta ada mikroba
yang tumbuh di tempat yang kaya akan kadar Oksigen (di permukan agar). Proses penuangan
dilakukan di dekat lampu spirtus bertujuan agar tetap steril dan meminimalisir terjadinya
kontaminasi. Homogenisasi dilakukan dengan menggeser cawan petri searah angka 8 secara
perlahan. Tujuan agar larutan tercampur dengan sempurna dan tidak mengenai tutup cawan petri.
Setelah larutan terhomogen maka cawan petri dibungkus secara terbalik untuk mencegah air
kondensasi jatuh di atas permukaan sehingga dapat terjadi penyebaran koloni. Proses terakhir yaitu
inkubasi di dalam suhu ruangan, tujuannya agar bakteri dapat berkembang dengan baik karena
suhu serta kelembapan yang sesuai dengan tempat hidup aslinya. Pada proses inkubasi sel-sel
bakteri akan saling terpisah satu sama lain dan kemudian membentuk koloni-koloni yang terpisah
dalam medium yang padat. Pada percobaan isolasi bakteri menggunakan medium NA ini
didapatkan bentuk koloni yang menyebar tidak teratur. Koloni bakteri yang dihasilkan kebanyakan
berbentuk circular yang ukurannya kecil. Namun didapatkan juga bakteri yang memiliki bentuk
irregular. Warna dari kolon bakteri ini putih sampai putih gading dengan tekstur yang lembut.
Yang kedua Medium PDA dengan teknik spread, Teknik ini dilakukan dengan cara
menyebarkan mikroba pada permukaan media yang akan digunakan. Pada metode ini, medium
yang digunakan adalah medium PDA (Potato Dextrosa Agar). Bahan yang akan diisolasi yaitu
mikroba dari tahu putih. Tahu dihancurkan
dan ditimbang lalu dihomogenisasi dengan menggunakan vortex mixer. Tujuan dari proses
homogenisasi ini yaitu agar tahu putih dan akuades dapat tercampur dengan sempurna
sehingga dapat diisolasi. Setelah tercampur 0,1 mL bahan dituangkan dalam medium agar
PDA dan diratakan dengan spatula drigalski. Tujuannya agar bahan dapat merata ke seluruh
permukaan medium. Alasan diteteskannya bahan 0,1 mL untuk teknik spread dan 1 mL
untuk teknik pour karena teknik spread ditujukan untuk menumbuhkannya di permukaan
saja, sedangkan teknik pour membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya
sehingga diberikan lebih banyak bahan dibanding dengan teknik spread. Proses penuangan
ini dilakukan di dekat lampu spirtus bertujuan agar tetap steril dan meminimalisir terjadinya
kontaminasi. Pada praktikum, koloni bakteri yang dihasilkan berukuran sangat kecil dan
berjumlah. Rata-rata koloni bakteri tersebut memiliki bentuk circular dan irregular serta
memiliki sifat translucent, yaitu dapat meneruskan cahaya meskipun benda di bawahnya
tidak terlihat dengan jelas.
Yang ketiga Medium PDA isolasi dari lingkungan (Lubang hidung), teknik yang
dilakukan dalam praktikum ini yaitu dengan metode gores. Cotton buds yang steril di
goreskan pada lubang hidung untuk mengambil bakteri yang terkandung di dalamnya,
kemudian digoreskan pada cawan petri yang berisi medium PDA. Proses ini dilakukan
dengan teknik aseptis yaitu di dekat lampu spirtus agar tetap steril dan meminimalisir
terjaidnya kontaminasi. Bakteri akan tumbuh pada bekas goresan cotton buds dan akan
membentuk koloni-koloni yang terpisah. Proses terakhir yaitu penginkubasian cawan petri di
suhu ruangan dengan tujuan agar bakteri dapat tumbuh karena bakteri hanya dapat tumbuh
pada suhu yang optimum dan sesuai dengan lingkungan aslinya. Pada praktikum, bakteri
yang dihasilkan rata-rata berukuran kecil dan berwarna putih, memiliki tepi yang rata serta
memiliki sifat opaque, yaitu tidak dapat ditembus cahaya. Selain itu juga tumbuh kapang
yang berukuran cukup besar. Hal ini disebabkan karena adanya kontaminasi dari luar dan
proses isolasi yang kami lakukan tidak cukup steril.
BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan
Yang dapat saya simpulkan dari praktikum ini adalah isolasi mikroorganisme
berfungsi untuk mengambil mikroorganisme dari alam dan memisahkannya
dengan mikroorganisme yang lain agar dapat ditumbuhkan di dalam suatu
medium buatan. Pada umumnya, metode untuk melakukan isolasi
mikroorganisme ada 3 jenis, yaitu : Teknik Pour Plate (cawan tuang), Teknik
Spread Plate (cawan sebar), dan Teknik Gores. Media yang digunakan untuk
menumbuhkan mikroba pada tahu media Nutrient Agar dengan teknik Pour
Plate, media Potato Dextrosa dengan teknik Spread Plate, dan isolasi
mikroorganisme dari lubang hidung menggunakan media Potato Dextrosa
Agar. Pemilihan media dikarenakan media tersebut sangat baik untuk
menumbuhkan mikroba. Setelah dilakukan isolasi, didapatkan hasil bahwa di
tahu dan lubang hidung terdapat banyak mikroorganisme terutama bakteri.
Hal tersebut menunjukkan bahwa bakteri dapat ditemukan dimana-mana
Morfologi koloni isolat bakteri yang ditemukan pada penelitian ini
sesuai dengan pernyataan Cappucino and Sherman (1987) bahwa pada
umumnya bentuk koloni bakteri berbentuk circular, irregular, filamentous,
rhizoid. Elevasi berbentuk raised, convex, flat, umbonate, crateriform.
Morfologi Jamur. Struktur tubuh jamur tergantung pada jenisnya. Ada jamur
yang satu sel, misalnyo khamir, ada pula jamur yang multiseluler membentuk
tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter, contohnyojamur
kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hif
6.2 Saran
Pada saat praktikum diharap semua praktikan mendengarkan koass dengan
serius,dan ketika menjelskan diharapkan suara koass lebih jelas lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Alam, M.S , Sarjodo P.R , Aminin ,A.L.N. 2013. Isolasi Bakteri Selulolitik Termolifik
Kompos Pertanian DesaBayat, Klaten, Jawa Tengah. ChemInfo.No.1(1) : 190-195.
Diakses pada tanggal 23 mei 2022
Dwyana. 2012. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin
Ghoni. 2013. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: Papas Sinar Sinanti
Trianda,2011.InokulasiMikroba Mikrobiologi.www.Trianda.herisonsurbakti.com.
Diaksespadatanggal 23 mei 2022
Widyaputri Astuti . 2010. Identiffikasi Jamur dan Bakteri dalam Buku Mikrobiologi Dasar
Jilid I. Bandung

Anda mungkin juga menyukai