Anda di halaman 1dari 6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat, sel-sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya (Nur, I. dan Asnani, 2007).
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
suubstrat yang berupa bahan pangan, tanaman dan hewan. Jenis
mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapng dan sebagainya.
Populasi dari mikroba yang ada di linkungan ini sangatlah beraneka
ragam sehinga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap penanaman
sehingga berhasil diperoleh koloni yang tunggal. Koloni yang tunggal ini
kemudian yang akan diperbanyak untuk suatu tujuan penelitian misalnya
untuk menngisolasi DNA mikroba yang dapat mendeteksi mikroba yang
telah resisten terhadap suatu antibiotik. Atau untuk mengetahui mikroba
yang dipakai untuk bioremediasi holokarbon (Ferdiaz, 1992).
Dikenal beberapa cara atau metode untuk memperoleh biakan murni
dari suatu biakan campuran. Dua diantaranya yang paling sering
digunakan adalah metode cawan gores dan metode cawan tuang. Yang
didasarkan pada prinsip pengenceran dengan maksud untuk memperoleh
spesies individu. Dengan anggapan bahwa setiap koloni dapat terpisah
dari satu jenis sel yang dapat diamati (Afrianti, 2004).
Biarkan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis,
antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati
ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang
berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Pembiakan mikrobia di laboratorium memerlukan media yang berisi
zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroba. Media
adalah suatu bahan yang digunakan untuk menumbuhkan mikroba yang
terdiri atas campuran nutrisi atau zat-zat makanan. Selain untuk
menumbuhkan mikroba, media dapat juga digunakan untuk isolasi,
memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah
mikroba (Lay, 1994; Jutono dkk, 1980).
Syarat media yang baik untuk pertumbuhan mikroba adalah
lingkungan kehidupannya harus sesuai dengan lingkungan pertumbuhan
mikroba tersebut, yaitu : susunan makanannya (media harus mengandung
air untuk menjaga kelembaban dan untuk pertukaran zat/metabolisme,
juga mengandung sumber karbon, mineral, vitamin dan gas), tekanan
osmose yaitu harus isotonik, derajat keasaman/pH umumnya netral tapi
ada juga yang alkali, temperatur harus sesuai dan steril. Media harus
mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikroba, yaitu:
sumber energi (contoh: gula), sumber nitrogen, juga ion inorganik
essensial dan kebutuhan yang khusus, seperti vitamin (Jawetz dkk, 1996).
Berdasarkan komposisi kimianya, media dapat dibedakan menjadi
media sintetik yaitu media yang susunan kimianya diketahui dengan pasti,
medium ini biasanya digunakan untuk mempelajari kebutuhan makanan
mikroba. Media non sintetik (kompleks) yaitu media yang susunan
kimianya tidak dapat diketahui dengan pasti, media ini digunakan untuk
menumbuhkan dan mempelajari taksonomi mikroba. Berdasarkan
konsistensinya media dapat dibedakan menjadi : media cair, media padat,
dan media padat yang dapat dicairkan (Lay, 1994; Jutono dkk, 1980;
Jawetz dkk, 1996).
BAB III
METODE KERJA
III.1 Waktu Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 9 Januari 2021 di
Laboratorium Farmasetika Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Makassar.
III.2 Pelaksanaan Praktikum
III.2.1 Alat
Alat-alat yang digunakan antara lain: Bunsen, cawan petri, cotton
swab, Erlenmeyer, spoit 10 mL.
III.2.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan antara lain: air gallon, air keran, media
NA, media PDA.
III.3 Cara Kerja
a. Disiapkan alat dan bahan
b. Diambil medium NA dan PDA masing-masing 10 mL
c. Dimasukkan kedalam cawan petri masing-masing yang sebelum
dibuka difiksasi terlebih dahulu
d. Dihomogenkan dengan cara memutar seperti angka 8
e. Dibiarkan hingga dingin dan memadat
f. Diambil 2 swab steril masing-masing dicelupkan pada sampel yaitu
air keran dan air gallon
g. Digoreskan pada permukaan agar selama penggoresan tutup cawan
dibuka secukupnuya dan pengerjaannya selalu didekat api Bunsen
h. Digores dengan cara cawan petri dibagi menjadi 2 kemudian
goreskan sampel pada permukaan agar dengan pola zig-zag
menyambung dari cawaan bagian satu ke bagian dua
i. Diinkubasi selama 2 hari, dan setelah diinkubasi terlihat coloni
bakteri berkumpul pada goresan-goresan tersebut
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada percobaan isolasi teknik gores digunakan sampel air keran
dengan medium PDA dan air galon dengan medium NA. Medium PDA
dan NA yang telah dibuat diambil  10 mL dan dituangkan pada cawan petri
steril, kemudian diratakan dengan cara memutar seperti angka 8 dan
dibiarkan hingga dingin dan memadat setelah medium memedat, ambil 1
swab steril dicelupkan pada sampel secukupnya. Kemudian digoreskan
pada permukaan agar selama penggoresan tutup cawan dibuka
secukupnuya dan pengerjaannya selalu didekat api bunsen.
Cara menggoresnya yakni  dengan  cawan petri dibagi menjadi 2
kemudian goreskan sampel pada permukaan agar dengan pola zig-zag
menyambung dari cawaan bagian satu ke bagian dua. Setelah
penggoresan diinkubasi selama 2 hari, dan setelah diinkubasi terlihat
coloni bakteri berkumpul pada goresan-goresan tersebut. Karena pada
saat penggoresan yang kurang baik, ada beberapa goresan yang
terputus. Bakteri yang dihasilkan ada bermacam-macam bentuk, elvasi
dan tepi.
BAB V
PENUTUP
V.1. Kesimpulan
Pada uji isolasi teknik gores digunakan media PDA dan NA dengan
sampel air keran dan air galon. Dan hasil yang didapatkan terdapat
mikroorganisme yang tumbuh pada media yang telah digoreskan.
V.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, L. 2004. Menghitung Mikroba Pada Bahan Makanan. Cakrawala
(Suplemen pikiran rakyat untuk iptek). Bandung: Farmasi FMIPA ITB.

Djiwoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Fardiaz. 1993. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: Gramedia.

Jawetz, and Melnick. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.

Jutono, J. Soedarsono, S. Hartadi, S. Kabirun S., Suhadi D. 1980.


Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum, Departemen Mikrobiologi.
Yogyakarta: Fakultas Pertanian UGM.

Lay, B. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada.

Nur, I dan Asnani. 2007. Penuntun Praktikum Mikrobiologi. Kendari:


Universitas Haluoleo.

Anda mungkin juga menyukai