Anda di halaman 1dari 10

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950

Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge

Cultivation of Local Microalga Isolate on Bean Sprouts Extract


Medium

Silvia Imelda*), Cindy Claudia , Orryani Lambui, dan I Nengah Suwastika

Lab. Bioteknologi Jur.Biologi Fakultas MIPA, UniversitasTadulako


Jl. Soekarno-Hatta Km9 Tondo palu 94118

ABSTRAK
Mikroalga adalah organisme perairan yang dikenal dengan fitoplankton. Mikroalga
dapat melakukan fotosintesis dan hidup dari nutrien anorganik. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pertumbuhan mikroalga isolat lokal asal kolam ikan di Desa Langaleso
Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi Biromaru pada beragam konsentrasi medium dengan
penambahan ekstrak tauge dan menentukan konsentrasi ekstrak tauge yang menghasilkan
kepadatan sel tertinggi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah eksperimental
dengan 6 perlakuan konsentrasi yaitu ekstrak tauge 0, 4, 6, 8 dan 10%. Hasil isolasi
mikroalga diperoleh satu jenis mikroalga yaitu Chlorella. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa konsentrasi esktrak tauge mempengaruhi pertumbuhan Chlorella. Penambahan ekstrak
tauge 10% mampu mendorong pertumbuhan mikrolaga Chlorella pada hari ke- 1 sampai hari
ke- 3 dengan kepadatan sel tertinggi sebesar 7,4 x 108 sel/mL.

Kata Kunci :Mikroalga, Chlorella, kepadatan sel, medium ekstrak tauge

ABSTRACT
Microalgae are marine organisms known as phytoplankton. Microalgae can perform
photosynthesis and and live from inorganic nutrients.This study aims was to determine the
growth of local isolated microalgae from Langaleso Village, Dolo Subdistrick, Sigi Biromaru
Regency in various concentration of tauge extract medium and the concentration of tauge
extract medium yielding the highest cell density. This research experimental method with 6
treatments of concentration of tauge extract medium 0, 4, 6, 8 and 10%. The results of
isolation mikroalga obtained that one kind of mikroalga namely Chlorella. The results
showed that each concentration of tauge extract medium influenced the growth of Chlorella.
The addition of 10% tauge extract could increased the growth of Chlorella in three days with
the highest maximum cell 7.4 x 108 cells / mL.

Keyword : Microalgae, Chlorella, cell densities, tauge extract medium

Corresponding author: imeldasilvia6@gmail.com (+6281523852190)

148
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

LATAR BELAKANG dan tapioka (Agustini, 1997) serta limbah


sagu (Susilaningsih dkk., 2014).
Mikroalga atau ganggang adalah
Ekstrak tauge dapat di gunakan
organisme perairan yang dapat melakukan
sebagai media alami bagi pertumbuhan
fotosintesis dan hidup dari nutrien anorganik
mikroalga. Tague kacang hijau mengandung
dan menghasilkan zat-zat organik melalui
makronutrien, mikronutrien, asam amino dan
proses fotosintesis (Pranayogi, 2003).
gula yang dibutuhkan untuk pertumbuhan
Mikroalga memiliki berbagai potensi yang
mikroalga. Penelitian sebelumnya oleh
dapat dikembangkan sebagai sumber pakan,
Prihantini dkk., (2005; 2007) menyatakan
pangan dan telah dimanfaatkan dalam
bahwa pemberian ekstrak tauge terhadap
berbagai macam keperluan dibidang
pertumbuhan Scenedesmus dan Chlollera sp
perikanan sebagai makanan larva ikan,
dengan konsentrasi ekstrak tauge dan variasi
organisme penyaring, industri farmasi, dan
pH yang berbeda mampu mendorong laju
makanan suplemen dengan kandungan
pertumbuhan mikroalga dan menghasilkan
protein, lipid serta berbagai macam mineral
kerapatan sel yang berbeda. Penelitian ini
(Cresswell et al., 1989; Renaund et al.,
bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan
1991).
mikroalga isolat lokal pada medium ekstrak
Kendala dalam pemanfaatan biomassa
tauge dan kosentrasi yang dapat
maupun metabolit yang berasal dari
meningkatkan kepadatan sel kultivasi
mikroalga adalah media kultivasi yang
mikroalga isolat lokal.
cukup mahal sehingga dibutuhkan sumber
media kultivasi yang murah, mudah
BAHAN DAN METODE
diperoleh dan tersedia cukup melimpah
Penelitian ini dilaksanakan di
(Susilaningsih dkk., 2014).
Laboratorium Bioteknologi Fakultas
Media yang umum digunakan untuk
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
kultur mikroalga adalah media sintetik dan
Universitas Tadulako. Penelitian ini
alami (Setyaningsih, 1999). Media sintetik
dilakukan pada bulan Junuari sampai
terdiri dari senyawa-senyawa kimia yang
Agustus 2017.
komposisi dan jumlahnya telah ditentukan
Alat yang digunakan dalam penelitian
(Brock, 1991). Beberapa media alami yang
ini adalah botol kultur 100 ml, cawan petri,
dapat dipakai diantaranya air limbah
jarum ose, erlenmeyer, rak tabung, tabung
pengolahan produk kacang kedelai, limbah
reaksi, tip dan pipet mikro, selang, aerator,
minuman teh (Wong and Lay, 1980), air
lampu TL 36 watt, Laminar air flow,
kelapa (Hasanah, 1997), limbah cair tahu

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

149
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

Spektrofotometer Ultra Violet Visible (UV- nilai absorbansinya serta warna dari media
Vis). perlakuan selama proses kultivasi.
Bahan yang digunakan yaitu mikroalga
isolat lokal diperoleh dari hasil isolasi Pembuatan Medium Isolasi
monokultur, tauge kacang hijau umur 2 atau Media yang digunakan untuk
3 hari, kertas saring (qualitative filter paper aklimatisasi dan isolasi mikroalga adalah
102). Bahan untuk menumbuhkan dan media AF6 padat dan cair. Pembuatan media
mengisolasi mikrolaga pada media padat AF6 padat 500 ml dibuat dengan komposisi
berupa NaNO3, MgSO4, KH2PO4, K2HPO4, bahan sebagai berikut 0,070 g NaNO3,
CaCl2, Fe Sitrat, Asam sitrat, dan agar 0,015 g Mg SO4. 7H2O, 0,005 g KH2 PO4,
mikrobiologi, aquadest steril dan air kolam 0,0025 g K2 HPO4, 0,05 g CaCl2. 2H2O, 0,05
steril. g CaCO3, 0,001 g Fe Sitrat , 0,001 g Asam
sitrat dan 34,5 g agar mikrobiologi. Masing-
Rancangan Penelitian masing bahan ditimbang menggunakan
Penelitian ini menggunakan metode timbangan analitik dan dimasukkan ke
eksperimental dengan 6 perlakuan dalam erlemeyer 500 ml lalu ditambahkan
konsentrasi ekstrak tauge. Konsentrasi yang aquadest 500 ml.
di gunakan yaitu 0% (kontrol), 2, 4, 6, 8 dan
10%. Ekstrak tauge 2% yaitu 2 ml ektrak Pengambilan Sample
tauge ditambah 10 ml isolat mikroalga Sampel diambil dari kolam ikan yang
dengan penambahan air kolam steril sampai berlokasi di Desa Langaleso Kecamatan
volume 100 ml. Konsentrasi 4, 6, 8, dan 10% Dolo Kabupaten Sigi Biromaru. Sebelum
diambil ekstrak tauge 4, 6, 8 dan 10 ml lalu pengambilan sampel, dilakukan pengukuran
ditambah 10 ml isolat mikroalga dengan fisik lingkungan yaitu pengukuran suhu, pH
penambahan masing-masing air kolam steril dan salinitas. Sampel diambil berupa air
sampai volume 100 ml. Untuk kontrol 0% kolam yang berwarna hujau sebanyak 5 ml
tanpa perlakuan ekstrak tauge. menggunakan pipet mikro dan dimasukkan
Setiap perlakuan dilakukan ulangan ke tabung falcon yang telah berisi media
sebanyak 3 kali, sehingga jumlah AF6 45 ml. Tabung falcon yang berisi
keseluruhan perlakuan terdiri dari 18 sampel air kolam kemudian dibawa ke
perlakuan. Pengamatan dilakukan setiap 24 laboratorium untuk dilakukan tahapan
jam dengan parameter kekeruhan atau selanjutnya.
kepadatan sel mikroalga dengan membaca

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

150
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

Isolasi dan Identifikasi Prihantini (2007) dengan memodifikasi


Sampel air kolam diambil sebanyak 1 konsentrasi dan media alami. Tauge
ml lalu ditumbuhkan diatas media AF6 agar ditimbang sebanyak 100 gr, dan dicuci di
dengan metode sebar selama 7 hari. Isolat bawah air mengalir sampai bersih. Tauge
yang tumbuh lalu diambil satu titik dan direndam menggunakan 500 ml aquadest
digoreskan secara berulang- ulang dengan (mendidih) selama 1 jam. Setelah dingin, air
teknik Colony Pickup sampai monokultur rebusan tauge berupa ekstrak disaring
dan diidentifikasi menggunakan buku Fresh menggunakan kertas saring agar terpisah
Water Algae Identification and Use as dari ampas tauge. Selanjutnya, ekstrak tauge
Bioindicators (Edward and David, 2010). disterilisasi secara bertahap (tyndalisasi)
Uji pigmen dilakukan dengan kultur dambil pada suhu 100oC selama 1 jam, dilakukan
sebanyak 1,5 ml dan dimasukkan kedalam tiga kali berturut-turut dengan selang waktu
tube lalu dipisahkan antara biomassa dan 24 jam.
filtrat dengan disentrifuse selama 30 menit, Kultivasi mikroalga diaerasi
o
kecepatan 3000 rpm pada suhu 30 C. menggunakan aerator dengan pencahayaan
Ektraksi berdasarkan modifikasi metode lampu TL 36 watt (intensitas cahaya 1000-
yang digunakan oleh Naviner et al (1999). 4000 lux) (Susilaningsih dkk., 2014).
Biomassa yang didapat dikeringkan dalam Pengukuran laju pertumbuhan kultur
oven selama 24 jam sampai kering pada dilakukan selang waktu 24 jam. Kultur
suhu ± 90oC. Biomassa yang telah diambil sebanyak 3 ml lalu dimasukan dalam
dikeringkan kemudian diberi metanol kuvet dan mengukur kepadatan sel pada
sebanyak 1 mluntuk melihat pigmen yang spektrofotometer dengan panjang gelombang
dihasilkan dari jenis mikroalga yang (λ) 680 nm. Data pertumbuhan sel
diisolasi. Isolat digoreskan kembali pada 6 menggunakan kurva standar sebagai acuan
buah cawan media AF6 padat untuk untuk melihat pertumbuhan sel berdasarkan
diperbanyak sampai hijau lalu digerus dan nilai absorbansi.
dipindahkan ke media AF6 cair lalu
diaklimatisasi kemudian dipindahkan HASIL
kemedium perlakuan. 1. Isolasi dan Identifikasi
Isolasi dan identifikasi mikroalga di
Pembuatan Media Ekstrak Tauge bawah mikroskop pada perbesaran 40x10
tampak memiliki morfologi sel berbentuk
Pembuatan medium pertumbuhan
bulat kecil dan berwarna hijau. Morfologi
medium ekstrak tauge mengacu pada
bentuk sel tersebut sesuai dengan morfologi
Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge
(Silvia Imelda dkk)

151
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

sel Chlorella Menurut Edward and David 2. Kultivasi


(2010). Selama proses kultivasi, kultur
Chlorella menyebabkan perubahan warna
pada media kultur dari masing-masing
konsentrasi. Perubahan warna pada kultur
menunjukkan kepadatan sel Chlorella
mengalami peningkatan. Warna pada media
Pengamatan morfologi sel Chlorella (a) Morfologi sel juga menunjukan umur kultur serta
pada pengamatan mikroskop perbesaran 40x10, (b)
bentuk selChorella menurut Edward dan David kandungan klorofil dari Chlorella. Warna
(2010).
Chlorella memiliki bentuk sel bulat, kultur hari ke-0 tidak menunjukan adanya

kecil dan memiliki diameter sel <10 µm warna hijau pada media dikarenakan hari

dengan kloroplas parietal tunggal yang awal pemindahan kultur dan belum teraerasi.

hampir mengisi sel. Hari pertama setelah diaerasi warna media


hijau kekuning-kuningan, warna media pada
Chlorella adalah jenis alga dari divisi
hari ke-7 berwarna hijau muda dan warna
yang merupakan alga hijau. Chlorophyceae
media pada hari ke-14 berwarna hijau.
(alga hijau) merupakan alga yang berasal
dari divisi Chlorophyta (Kawaroe, dkk.,
2010). Selnya mengandung klorofil a dan b.
Pigmen yang dihasilkan dari mikrolaga
Chlorella setelah pemberian metanol
sebelum dan sesudah 24 jam adalah hijau.
Perubahan warna pada media kultivasi (a) Kultur
Hari ke-0, (b) kultur Hari ke-1, (c) kultur Hari ke-7,
dan (d) kultur Hari ke-14.
Menurut Prihantini dkk., (2005)
selama proses kultivasi perubahan warna
Chlorella pada media kultur dari warna
kekuning-kuningan hingga hijau
mengindikasikan bahwa terjadi peningkatan
kadar pigmen klorofil yang merupakan

Uji warna pigmen Chlorella (a) sebelum 24 jam pigmen utama mikroalga Chlorella. Selain
berwarna hijau, (b) sesudah 24 jam tetap berwarna itu perubahan warna juga menandakan
hijau.
terjadinya pemanfaatan nutrien yang

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

152
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

terkandung dalam ekstrak tauge oleh sel-sel lux. Nilai pH pada media pemeliharaan
Chlorella. Chlorella selama penelitian adalah 7-9.
3. Laju Pertumbuhan Menurut Prihantini dkk., (2005) menyatakan
Laju pertumbuhan maksimum sel bahwa pH yang sesuai dengan pertumbuhan
pada masing-masing konsentrasi berbeda. Chlorella berkisar antara 4,5-9,3. Hasil
Hal tersebut menandakan bahwa pengukuran suhu air dan media selama
penambahan ekstrak tauge pada perlakuan penelitian berkisar antara 28-30oC. Chlorella
mampu mendorong pertumbuhan sel masih dapat bertahan hidup pada suhu 40oC.
maksimum Chlorella. Pertumbuhan Rentang suhu antara 25o–30oC merupakan
maksimum sel tertinggi dengan penambahan suhu yang optimal untuk pertumbuhan
ekstrak tauge 10% dengan kepadatan sel mikrolaga (Isnansetyo dan Kurniastuty,
sebesar 7,4 x 108 sel/mL dan pertumbuhan 1995). Salinitas pada media pemeliharaan
sel terendah konsentrasi ekstrak tauge 2% mikroalga berkisar antara 22- 60 ppt (Fast
yaitu 2,5 x 108 sel/mL. Pada kontrol 0% dan Lester, 1992).
tidak mengalami pertumbuhan sel.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil isolasi dan
identifikasi mikroalga isolat lokal dari kolam
ikan didapatkan satu jenis alga yaitu
Chlorella. Menurut Edward dan David
(2010) sel Chlorella berbentuk bulat, kecil
dan berdiameter <10μm. Sel Chlorella
berbentuk bola dengan subspesial kloroplas
parietal tunggal yang hampir memenuhi
Kurva pertumbuhan mikroalga dengan
penambahan konsentrasi medium ekstrak tauge yang sel.Chlorella adalah salah satu jenis
berbeda.
(a) Kosentrasi ekstrak tauge 0% (kontrol), mikroalga yang mengandung klorofil untuk
(b) konsentrasi ekstrak tauge 2%, melakukan fotosintesis. Bentuk sel Chlorella
(c) konsentrasi ekstrak tauge 4%,
(d) kosentrasi ekstrak tauge 6%, bulat atau bulat telur, merupakan alga bersel
(e) kosentrasi ekstrak tauge 8%
dan (f) konsentrasi ekstrak tauge 10%. tunggal (uniseluler) dan kadang - kadang

Faktor-faktor yang mempengaruhi bergerombol (Merizawati, 2008). Diameter

keberhasilan kultivasi Chlorella adalah sel Chlorella berkisar antara 2−8 µm.

kualitas air yang meliputi suhu, salinitas, Dinding selnya keras terdiri dari selulosa dan

kekuatan cahaya, dan pH (Rostini, 2007). pektin. Sel ini mempunyai protoplasma yang

Intensitas cahaya pada penelitian ini 1.400 berbentuk cawan (Isnansetyo dan

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

153
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

Kurniastuty ,1995). Warna hijau pada alga (1987), salah satu faktor yang menentukan
ini disebabkan selnya mengandung klorofil a lamanya fase adaptasi adalah umur kultur
dan b dalam jumlah yang besar selain itu yang digunakan sebagai inokulum. Fase
juga mengandung karoten dan xantofil adaptasi akan menjadi lebih singkat atau
(Volesky, 1970). Chlorella merupakan bahkan tidak terlihat apabila sel-sel yang
mikroalga yang termasuk dalam kelas alga diinokulasikan berasal dari kultur yang
hijau atau Chlorophycea. Chlorella berada dalam fase eksponensial. Fase
merupakan jenis mikroalga yang paling adaptasi tidak terlihat secara jelas pada
banyak ditemukan hidup di air tawar ataupun kelima media perlakuan kemungkinan juga
laut. disebabkan sel-sel Chlorella yang
Chlorella mengandung berbagai diinokulasikan cepat beradaptasi terhadap
nutrien seperti protein, karbohidrat, asam media kultur yang baru, mampu tumbuh dan
lemak tak jenuh, vitamin, klorofil, enzim, membelah dengan cepat. Hal ini menunjukan
serat yang tinggi (Steenblook, 2000). bahwa Chlorella sangat menyukai medium
Chlorella memiliki potensi untuk ekstrak tauge sehingga mampu beradaptasi
dimanfaatkan sebagai pakan alami, pakan dengan cepat.
ternak, suplemen, penghasil komponen Fase eksponensial dari kelima
bioaktif bahan farmasi dan kedokteran perlakuan berkisar antar hari pertama sampai
(Wirosaputro, 1998). Selain itu Chorella hari ketiga. Pada konsentrasi ekstrak tauge
dimanfaatkan untuk mengetahui pengaruh 10% mencapai fase eksponensial pada hari
logam berat karena kemampuan tumbuh pertama sampai hari ketiga dengan
Chlorella pada lingkungan tercemar. kepadatan sel tertinggi sebanyak 7,4 x 108
Beberapa penelitian yang telah dilakukan sel/mL diikuti konsentrasi 8% dan 6%
untuk menguji efekifitasnya antara lain dengan kepadatan sel tertinggi sebanyak 6,2
untuk penyerapan logam berat Zn dan Pb x 108 sel/mL dan 4,8 x 108 sel/mL. Pada
(Kurniawan dan Aunorohim, 2013), logam konsentrasi 2% dan 4% mencapai fase
berat Cu (Musa dkk., 2013), logam berat Cd eksponensial pada hari kedua sampai
dan Pb (Purnawati dkk., 2012) dan logam Fe keempat dengan kepadatan sel sebanyak 2,5
(Rizky dkk., 2012). x 108 sel/mL dan 4,1 x 108
Chlorella mengalami beberapa fase sel/mL.Berhentinya fase eksponensial
pertumbuhan yaitu fase adaptasi, fase menurut Fogg (1987), disebabkan
eksponensial, fase stasioner dan fase berkurangnya nutrien.
kematian. Fase adaptasi berlangsung kurang Fase stasioner ditandai dengan
dari 24 jam. Menurut Fogg dan Thake rendahnya tingkat nutrisi dalam sel
Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge
(Silvia Imelda dkk)

154
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

mikroalga, sehingga akan berpengaruh pada Cu, Mo, B, Ti, Cr, dan Co yang terdapat
laju reproduksi dan laju kematian.Lamanya dalam media kultur akan mengefektifkan
fase stasioner berkisar dari hari ke-5 sampai fotosintesis pada Chlorella pyrenoidosa.
hari ke- 14.
UCAPAN TERIMA KASIH
Menurut Becker (1994) fase kematian
Terima kasih kepada Laboran
terjadi ketika sel mikroalga mulai mati,
(Sami Bukang, S. P dan Dra. Happy)
ditandai dengan menurunnya kelimpahan
diLaboratorium Bioteknologi Fakultas
sel. Pada penelitian, penurunan pertumbuhan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
sel tidak terjadi secara signifikan. Hal
Universitas Tadulako.
tersebut menunjukkan bahwa kandungan
nutrien dalam media masih mendukung sel
DAFTAR PUSTAKA
untuk bertahan hidup.
Agustini, N.W.S., dan Susilaningsih, D.
Menurut Wulandari, dkk., (2010) (2014). Pertumbuhan mikroalga
medium ekstrak tauge merupakan medium Scenedesmus sp. dalam limbah cair
tahu dan tapioka. Prosiding Seminar
kultur alami yang mengandung komponen- Biologi XIV & Kongres Nasional
komponen yang dibutuhkan untuk Biologi XI (hal 281-287). Jakarta.

pertumbuhan mikroalga Chlorella seperti Aunurohim dan Kurniawan, J. I. (2013).


nitrogen dan fosfor. Penggunaan medium Biosorpsi logam Zn2+ dan Pb2+ oleh
mikroalga Chlorella sp. Jurnal Sains
ekstrak tauge menghasilkan pertumbuhan dan Seni Pomits. 3(1): 2337-3520.
mikroalga yang sangat pesat dibandingkan
Becker. (1994). Microalgae biotechnology
dengan medium dengan bahan sintetik and microbiology. London. Cambridge
seperti medium Air Laut (MAL), medium University Press.

AF6 dan Medium Guillard (MG). Media Brock, T.D., dan Madigan, M.T. (1991).
perlakuan medium ekstrak tauge yang Biology of microorganism. 6th ed.
Prentice Hall Inc. New Jersey. 893.
digunakan mengandung nutrien anorganik
seperti K, P, Ca, Mg, Na, Fe, Zn, Mn, dan Cresswell, R. C., Rees, T. A. V., and Shah,
N. (1989). Alga and cyanobacterial
Cu. Nutrien anorganik yang tergolong biotechnology. Mc Graw Hill. London.
makronutrien, yaitu K, P, Ca, Mg, dan Na
Edward G. B., and David, C. S. (2010).
dibutuhkan oleh sel Chlorella sebagai Freshwater algae: identification and
use as bioindicators. UK.
komponen penyusun sel. Mikronutrien
seperti Fe, Zn, Mn, dan Cu dibutuhkan oleh Fogg, G. E.,and Thake B. (1987). Alga
cultures and phytoplankton ecology,
sel baik sebagai kofaktor enzim, maupun
3rd ed., The University of Wisconsin
sebagai komponen pembentuk klorofil. Press, Wisconsin.
Menurut Weissner (1962) bahwa Mn, Zn,
Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge
(Silvia Imelda dkk)

155
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

Hasanah, Y. (1997). Pengaruh penambahan


beberapa konsentrasi glukosa terhadap Renaud S, Parry D, Thinh L-V, Kuo C,
pertumbuhan Chlorella pyrenoidosa Padovan A, and Sammy N. (1991).
chick pada medium air kelapa. Skripsi Effect of light intensity on the
S1 FMIPA Universitas Indonesia proximate biochemical and fatty acid
Jurusan Biologi, Depok. p60. composition of Isochrysis sp. and
Nannochloropsis oculata for use in
Kawaroe, M., Partono T., Sunudin A., tropical aquaculture. Journal of
Wulan D.S., dan Augustine D.(2010). Applied Phycology3(1), 43-53.
Mikroalga : potensi dan
pemanfaatannya untuk produksi bio Susilaningsih, D., Lestari S., Hidayat T., and
bahan bakar. IPB Press : Bogor. Susanti H. (2014). Efikasi Limbah
Sagu Sebagai Substrat Kaya Nutrisi
Merizawati (2008). Analisi sinar merah, Untuk Mikroalga Isolat LIPI11-2-
hijau, dan biru (RGB) untuk mengukur AL002.(13) 301–7.
kelimpahan fitoplankton (Chlorella
sp.). Skripsi. Jurusan Ilmu dan Setyaningsih. (1999). Pemisahan senyawa
Teknologi Kelautan Institut Pertanian bioaktif dari beberapa jenis mikroalga
Bogo. Bogor. dan aplikasinya pada bahan pangan.
Skripsi. Fakultas Perikanan IPB.
Naviner, M., Berge, JP., Durand , P., and Bogor. 58.
Bris, L.H. (1999). Antibacterial
activity of the marine diatom Steenblock, D. (2000). Chlorella: makanan
Skeletonema costatum against sehat alami. Terjemahan Muhilal dan
aquacultural pathogens. Aquaculture U. L. Siagian. PT Gramedia Pustaka
174 (1999): 15 – 24. Utama. Jakarta.

Pranayogi, D. (2003). Studi potensi pigmen Volesky, G. (1970). Algal product. New
klorofil dan karotenoid dari mikroalga Delhi: In Properties of Algal (Ed)
jenis Chlophyceae. Universitas Penum Press.
Lampung. Lampung.
Weissner, W. (1962). Inorganic
Prihantini, Betawati N., Putri B.,, and micronutrient. Dalam: Lewin, R.A.
Yuniati R. (2005). Pertumbuhan (ed.). Physiology and biochemistry of
Chlorella Spp. Dalam Medium Ekstrak algae. University of California Press.
Tauge (MET) Dengan Variasi pH California. 267-284.
Awal Jurnal makara Sains, VOL. 9, Wirosaputro, S. (1998). Chlorella: makanan
NO. 1. April 2005: 1-6 kesehatan global buku. Gadjah Mada
University Press. Yogyakarta.
Prihantini, Betawati, N., Damayanti D., dan
Yuniati R.,. (2007). Pengaruh Wong, M. H., Lay, C. C. (1980). The
konsentrasi mediumekstrak tauge (met) comparison of soy-bean wastes, used
terhadap pertumbuhanScenedesmus tea-leaves and seawage sludge for
Isolat Subang.JurnalMakara Sains, growing Chlorella pyrenoidosa,
11(1), 1-9. Enviromental pollution. Seri A (23)
247-259.
Purnawati, F. S., Soeprobowati T. R., Izzati
M. (2012). Potensi Chlorella vulgaris Wulandari, A. P., Naderia, F., Pattalia, A. E.
beijerinck dalam remediasi logam berat dan Permata, D. R. (2010). Identifikasi
Cd dan Pb skala laboratorium. Jurnal mikroalgae di sekitar pantai
Bioma. 16(2), 102-113.

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

156
Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p: 2338-0950
Vol 7 (2) : 148 – 157 (Agustus 2018) ISSN-e: 2541-1969

pangandaran dan potensi


pertumbuhannya pada formulasi
medium ekstrak tauge (MET).
Prosiding Seminar Nasional
LimnologiV Tahun 2010(hal 535-
542).Jatinangor: Jurusan Biologi
FMIPA Universitas Padjadjaran.

Kultivasi Mikroalga Isolat Lokal Pada Medium Ekstrak Tauge


(Silvia Imelda dkk)

157

Anda mungkin juga menyukai