grandis)
Jidan Akbar1), Anom Bustanussuruur2), Syahri Prasetyo3), M. Lufti Alin Naufal4), M.
Ardika Pangestu5)
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta
Jl. KH. Ahmad Dahlan, No. 1, Cirendeu, Ciputat. 15419
Email: jidanakbar23@gmail.com
ABSTRAK
Tanaman jati yang dapat kita kenal sebagai Tectona grandis L merupakan tanaman
pohon tropis dengan distribusi yang luas di Asia Tenggara seperti Thailand, Laos,
Burma, dan Indonesia. Namun penanaman secara kultur jaringan masih kurang dari segi
peminatannyadan keberhasilannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
kombinasi terbaik dari zat pengatur tumbuh kombinasi NAA dan BAP dalam
meningkatkan produksi jati merah dengan menggunakan kultur jaringan skala in vitro.
Review ini sangatlah penting dikarenakan menjelaskan mengenai perbanyakan kultur
jaringan pada jati secara NAA dan BAP agar meningkatkan kualitas pada produktifitas
tanaman jati. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 9 November 2023 di
laboratorium fakultas pertanian Universitas Muhammadiyah Jakarta. Bahan yang
digunakan dalam penelítian adalah planlet pucuk jati merah (Tectona grandis L.), media
Murashige & Skoog (MS), sukrosa, agar pemadat. aquades, aquabidest, Naphthalene
Acetic Acid, Benzyl Aminopurine, sabun cair, bakterisida, fungisida, byclin 10% dan 5%,
alkohol 96%, spirtus, plastik tahan panas, karet gelang, tisu dan beberapa bahan yang
umumnya digunakan dalam laboratorium kultur jaringan. Hasil yang didapat dari kultur
jaringan jati tidak terdapat satu pun eksplan yang mengindikasi pertumbuhan tunas. Hal
ini dikarenakan kematian eksplan yang terjadi pada saat tahap sterilisasi mempengaruhi
ketahanan imunitas dari eksplan itu sendiri, kesimpulannya yaitu tanaman jati yaitu
tanaman yang bernilai tinggi dan pada media budidaya. Ada 2 jenis ZPT yaitu auksin
dan sitokinin, namun hasil pada eksplan terkontaminasi dikarenakan jamur bakteri dan
cendawan dikarenkan kurangnya sterilisasi pada alat maupun pembuatannya.seharusnya
sterilisasi pada byclin tidak boleh terlalu lama menghindari adanya perusakan pada
sampel tanaman jati tersebut.
Kata kunci : In-vitro, Murashige & Skoog, , Naphthalene Acetic Acid, Tectona grandis L
ABSTRACT
The teak plant, known as Tectona grandis L., is a tropical tree with widespread
distribution in Southeast Asia, including Thailand, Laos, Burma, and Indonesia.
However, tissue culture cultivation of teak is still lacking in terms of interest and success.
The objective of this research is to determine the best combination of growth regulators,
specifically the combination of NAA (Naphthalene Acetic Acid) and BAP (Benzyl
Aminopurine), in enhancing the production of red teak using in vitro tissue culture. This
review is crucial as it explains the tissue culture propagation of teak using NAA and BAP
to improve the quality and productivity of teak plants. The study was conducted on
November 9, 2023, in the agriculture laboratory of Muhammadiyah University Jakarta.
The materials used in the research included red teak shoot planlets (Tectona grandis L.),
Murashige & Skoog (MS) medium, sucrose, agar as a solidifying agent, distilled water,
Naphthalene Acetic Acid, Benzyl Aminopurine, liquid soap, bactericide, fungicide, byclin
10% and 5%, 96% alcohol, spirit, heat-resistant plastic, rubber bands, tissues, and
various commonly used materials in tissue culture laboratories. The results obtained
from teak tissue culture showed no explants indicating shoot growth. This is attributed to
the death of explants during the sterilization stage, which affected the immune resistance
of the explants themselves. In conclusion, teak is a valuable plant with high economic
significance in cultivation media. There are two types of plant growth regulators (ZPT),
namely auxins and cytokinins, but contamination in explants occurred due to bacterial
and fungal infestations, possibly due to insufficient sterilization of equipment and
preparation. Sterilization using byclin should not be excessively prolonged to avoid
damaging in the park plants.
Keywords: In-vitro, Murashige & Skoog, , Naphthalene Acetic Acid, Tectona grandis L
PENDAHULUAN Perbanyakan tanaman jati biasanya
Tanaman jati (Tectona dilakukan dengan biji atau bagian
grandis L.) telah lama dianggap vegetatif seperti stek dan sambungan.
sebagai jenis pohon yang bernilai Sulit untuk menyediakan tanaman
ekonomi tinggi, terutama karena jati berumur genjah dalam jumlah
keunggulan kayunya, seperti besar dengan menggunakan metode
keawetan, kekuatan, dan kemudahan perbanyakan tradisional (stek atau
dalam pengolahan. Hal ini pula yang sambungan). Oleh karena itu
menjadi alasan mengapa spesies ini perbanyakan tanaman kini banyak
begitu populer di kalangan dilakukan dengan teknik kultur
masyarakat, terbukti dengan semakin jaringan (mariska 2003).
banyaknya masyarakat yang Kultur jaringan adalah
menanam jati di lahan agroforestri metode perbanyakan tanaman yang
(suryanto 2006). banyak digunakan untuk
Jati (Tectona grandis L.) perbanyakan tanaman. Menurut
merupakan tanaman berkayu Fauzi (2010), perbanyakan tanaman
tahunan yang mempunyai nilai dengan kultur jaringan memiliki
ekonomi komersial tinggi. Tanaman banyak keuntungan, seperti dapat
ini mempunyai kualitas kayu yang berkembang biak kapan saja tanpa
sangat baik, sangat populer, dan memandang musim dan
permintaan pasar yang sangat tinggi. menghasilkan bibit tanaman dalam
Kualitas, kekuatan dan keindahan jumlah besar dalam waktu singkat.
seratnya menjadikan kayu jati Regenerasi atau organogenesis
pilihan utama. Ini banyak digunakan dengan teknik kultur dapat terjadi
untuk bahan pembuatan kapal, bahan melalui regenerasi secara langsung
konstruksi, furnitur, kerajinan maupun tidak langsung. Pada
tangan, dll. Akar jati juga sering regenerasi eksplan meristem secara
digunakan untuk menghasilkan langsung langsung terbentuk tunas-
pewarna alami kuning, coklat, dan tunas tambahan, sedangkan pada
merah. Selain itu, daun jati juga regenerasi tidak langsung eksplan
sering digunakan untuk kemasan terlebih dahulu tumbuh menjadi
makanan dan pengobatan penyakit kalus kemudian menjadi tunas
kolera. (Siregar, 2005) (Rosmaina, 2010). Proses yang
Saat ini telah tersedia dan terjadi pada organogenesis antara
dikembangkan sebanyak 4444 lain respon sel somatik terhadap zat
tanaman jati berkualitas tinggi pengatur tumbuh, dilanjutkan dengan
dengan siklus hidup panen yang inisiasi dan perkembangan tunas baru
relatif singkat (jati cepat tumbuh) dari sel responsif (Purnaningsih,
dan berasal dari pohon induk yang 2006; Zhang dan Lemaux, 2004).
dipilih dengan cermat. Mulai Perbanyakan tanaman jati
sekarang di artikel ini saya akan sendiri biasanya dilakukan dengan
menyebutnya sebagai "Jati Genja". biji atau bagian vegetatif seperti stek
Saat ini jati genja digunakan sebagai dan sambungan. Namun untuk
bahan baku utama untuk mengatasi menyediakan tanaman jati dalam
sulitnya memperoleh bahan baku jumlah banyak dan cepat, hal ini sulit
jati, dan permasalahan reproduksinya dicapai dengan cara perbanyakan
menjadi perhatian utama dalam tradisional (stek atau sambungan).
pengembangan tanaman ini. Oleh karena itu, perbanyakan
tanaman kini banyak dilakukan Tahapan Penelitian
melalui teknik kultur jaringan 1. Sterilisasi Alat dan Penviapan
(mikropropagasi). Tanaman jati yang Media Kultura
dihasilkan Kebun Pembibitan Menurut Pelczar dan Chan
Permanen (KBP) melalui (2010) seluruh peralatan yang akan
mikropropagasi adalah jati dengan digunakan terlebih dahulu disterilkan
nama dagang Jati Unggul Lamongan untuk menghindari terjadinya
(JUL).( farah 2023) kontaminasi. Alat-alat yang di
Berdasarkan permasalahan gunakan dicuci terlebih dahulu
yang terkemuka diatas maka tujuan menggunakan detergen setelah itu
dari penelitian ini adalah untuk dibilas dan dikeringkan. Setelah
mengetahui kombinasi terbaik dari kering alat-alat seperti gelas kimia,
zat pengatur tumbuh kombinasi NAA cawan petri, gelas ukur, botol ukur,
dan BAP dalam meningkatkan scalpel, pinset, batang pengaduk dan
produksi jati merah dengan pipet dibungkus rapi dengan kertas
menggunakan kultur jaringan skala lalu disterilkan dalam oven listrik
in vitro. selama 1 x 24 jam. Setelah itu alat
dikeluarkan dari oven dan disimpan
METODE PENELITIAN pada lemari yang steril.
Alat Dan Bahan Dikutip dari jurnal deden dan
Alat yang digunakan dalam mariska (2003), Sterilisasi bahan
penelitian ini adalah botol kultur, tanaman (eksplan) merupakan
cawan petri, spatula, timbangan langkah awal yang cukup penting
analitik, gelas ukur, gelas kimia, dan dapat menentukan keberhasilan
pipet tetes, tip pipet, magnetic, penanaman secara in vitro. Eksplan
stirrer, pH meter, hot plate/kompor, yang akan ditanam pada media
rak kultur, lampu LED 5000-10.000 tumbuh harus bebas dari
lux, pinset, pisau bedah (scalpel), mikroorganisme kontaminan. Tahap
sprayer, Laminar Air Flow Cabinet sterilisasi sering menjadi kendala
(LAFC), autoklaf, spirtus, oven, utama keberhasilan perbanyakan
plastic wrap, spidol permanen. tanaman secara in vitro. Terlebih
timer/stopwatch, kamera digital dan iklim tropis seperti Indonesia yang
beberapa alat yang umumnya memungkinkan kontaminan seperti
digunakan dalam laboratorium kultur cendawan dan bakteri terus tumbuh
jaringan. sepanjang tahun. Untuk tanaman
Bahan yang digunakan dalam tertentu, sterilisasi sulit dilakukan
penelítian adalah planlet pucuk jati karena kontaminan berada pada
merah (Tectona grandis L.), media bagian internal dari jaringan
Murashige & Skoog (MS), sukrosa, tanaman.
agar pemadat. aquades, aquabidest, Media merupakan faktor
Naphthalene Acetic Acid, Benzyl paling penting dalam perbanyakan
Aminopurine, sabun cair, bakterisida, menggunakan teknik kultura
fungisida, byclin 10% dan 5%, jaringan, keberhasilan perbanyakan
alkohol 96%, spirtus, plastik tahan dengan metode kultur jaringan angat
panas, karet gelang, tisu dan tergantung terhadap kesuksesan
beberapa bahan yang umumnya media tanam. Alat-alat tanam (cawan
digunakan dalam laboratorium kultur petri, pinset, dan pisau) dan media
jaringan. kultur disterilkan dengan
menggunakan autoklaf. Langkah- ekspansi bawah air mengalir
langkah dalam sterilisasi alat dan perendaman menggunakan fungisida
bahan adalah sebagai berikut: bakterisida sitrun antibakteri dan
Mencuci peralatan botol antiseptik yang mana masing-masing
kultur, cawan petri dan pinset selama 30 menit dan dibilas
menggunakan sabuna Alat tanam menggunakan air steril sebanyak
seperti pinset dan scapel dibungkus empat kali selanjutnya sterilisasi di
dengan kertas HVS dana dibungkus dalam laminar air flow yang pertama
dengan 0menggunakan plastik HDPE explan rendam dengan alkohol 70
tahan panas. Sterilisasi botol kultur persen selama 1 menit lalu dibilas
dilakukan dua tahap, tahap pertama dengan air steril tiga kali ini
tanpa penutup dan tahap kedua wujudnya dengan baiklin 5% yang
dengan dengan plastik HDPE tahan dilarutkan dalam aquades dengan
panas kemudian diikat dengan karet perbandingan 1 banding 4 selama 10
gelang sebagai penutup botol. menit lalu dibilas dengan air steril
Laminar Air Flow Cabinet sebanyak empat kali saat persiapan
(LAFC) disterilkan menggunakan inisiasi yang perlu disiapkan yaitu
sinar UV (Ultra Violet) selama satu alkohol 90% untuk sterilisasi alat
malam dan disemprot alkohol betadin yang dilarutkan dalam
sebelum digunakan. Bahan bahan aquades serta persiapan alat seperti
yang digunakan, ditimbang dan scapel pinset dan cawan Petri
dipipet sesuai dengan kebutuhan. siapkan tisu dua helai lalu disemprot
Media Murashige Skoog (MS) denan alkohol 70 persen untuk
sebanyak 4,43 g/L, 30 g/L sukrosa, penirisan eksplan nantinya. semua
dan 8 g/L agar pemadat. Media alat dilakukan sterilisasi sebelum
perlakuan terdiri atas 4 perlakuan digunakan explain jadi diberi
mengandung ZPT NAA (1 mg/L; 1,5 pelukaan pada setiap kunjung
mg/L; 2 mg/L) dan BAP (3 mg/L; 4 permukaannya lalu dimasukkan ke
mg/L; 5 mg/L) dan kontrol (MS0). dalam larutan betadin dan ditiriskan
PH media diatur sekitar 5,8-6, media kultur sebelum dipakai di cek
dengan penambahan KOH 1% dan terlebih dahulu Apakah
HCl 1M. terkontaminasi atau tidak dan
Media dimasak hingga dilakukan sterilisasi pincher pada
mendidih kemudian dituang ke bibir botol penanaman eksplan Jati
dalam botol kultur steril dengan dilakukan dengan posisi tegak lurus
volume sekitar 15-20 ml/botol, dan didekatkan dengan api bunsen
kemudain ditutup dan disterilkan untuk menjaga kesterilan total kultur
menggunakan autoklaf pada suhu ditutup dengan plastik dan diikat
121 ͦC selama 20 menit pada tekanan rapat lalu dililit dengan plastik wrab
1 atm. dan diberi lebel penamaan.