Anda di halaman 1dari 24

Budidaya Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Baglog di Desa Bina Baru

Kabupaten Kampar

DWI TYA NURRAHMA_TPTH-C


2006110842

PENDAHULUAN
Desa Bina Baru memiliki kelembaban udara yang cukup tinggi, hal ini
dikarenakan desa bina baru berada memiliki daerah masih asli dengan hutan. Oleh
karena itu, budidaya tanaman perlu dilakukan, terutama tanaman yang tidak
membutuhkan perawatan yang rumit dari proses pembibitan sampai dengan panen.
Salah satu tanaman yang berpotensi ekonomis dan dapat tumbuh dengan baik di
wilayah ini adalah jamur tiram. Letak wilayah ini sangat strategis, yakni termasuk
kawasan tumbuh, didukung oleh ketersediaan air tawar dan sumber daya manusia
yang cukup
Jamur dalam bahasa indonesia disebut “cendawan” dan dalam istilah botani
disebut “fungi”. Jamur termasuk kedalam golongan tumbuhan sederhana karena tidak
berklorofil. Salah satu jenis jamur yang paling banyak dibudidayakan dan dikonsumsi
oleh masyarakat Indonesia adalah jamur tiram putih. Jamur tiram putih (Pleurotus
ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur kayu yang tumbuh dipermukaan batang
pohon yang sudah lapuk. Nama jamur tiram diambil dari bentuk tudungnnya yang
melengkung, lonjong, dan membulat menyerupai kerang atau cangkang tiram dengan
bagian tepi yang bergelombang (Alex, 2011).
Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan zat-zat seperti selulosa, kalsium
karbonat, air, glukosa, kapur, fosfor, nitrogen, karbon, kitin, dan beberapa mineral
lainnya. Dalam budidaya jamur tiram dapat digunakan substrat, seperti kompos
serbuk gergaji kayu, sekam, jerami padi dan alang-alang. Pada umumnya budidaya
jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) yang diterapkan oleh petani jamur yaitu
menggunakan serbuk kayu sebagai media tanam. Kelebihan serbuk kayu sebagai
media tanam antara lain mudah di peroleh dalam bentuk limbah sehingga harganya
relatif murah, mudah dicampur dengan bahan-bahan lain pelengkap nutrisi, serta
mudah dibentuk dan dikondisikan (Maulana, 2011).
Desa Bina Baru juga memiliki beberapa tempat pemotongan kayu balok untuk
dijadikan sebagai bahan untuk membuat kusen, daun pintu, daun jendela, dan bahan
baku lainnya yang berasal dari kayu. Hal ini menyebabkan banyaknya limbah serbuk
kayu dari hasil pemotongan kayu balok tersebut yang tidak di manfaatkan oleh
masyarakat. Permasalahan yang ditimbulkan akibat limbah serbuk kayu yang tidak
dimanfaatkan oleh masyarakat ini disebabkan karena minimnya pengetahuan
masyarakat tentang cara pengolahan limbah serbuk kayu. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk mengurangi limbah serbuk kayu ialah dengan cara dijadikan sebagai
media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus). Oleh karena itu, perlu
dikembangkan budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai sebuah
solusi untuk mengurangi limbah serbuk kayu yang ada di Desa Bina Baru dan sebagai
edukasi kepada masyarakat Desa Bina Baru tentang bagaimana cara mengolah limbah
serbuk kayu menjadi media tanam jamur tiam putih (Pleurotus ostreatus). Selain
dapat mengurangi limbah serbuk kayu, budidaya jamur tiram putih juga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat.

PEMBAHASAN
Komoditas jamur tiram putih yang menggunakan media serbuk kayu
dibudidayakan pada suatu unit rumah jamur yang dilengkapi dengan beberapa unit
rak susun yang terbuat dari bambu untuk meletakkan baglog yang berisi media tanam
dan bibit jamur yang siap untuk dibudidayakan. Proses produksi jamur tiram putih
diawali dengan penyiapan media tanam dan bibit di dalam wadah yang biasa disebut
dengan baglog. Baglog yang digunakan adalah kantong plastik putih transparan.
Baglog yang telah berisi media tanam steril dan diinokulasikan bibit kemudian
diletakkan pada rak susun bambu agar mudah dalam mengontrol pertumbuhan jamur
tiram putih tersebut.
Budidaya jamur tiram memerlukan media tumbuh yang mempunyai
komposisi formulasi tertentu, diantaranya serbuk kayu gergaji, bekatul, kapur, dan
gips. Komposisi masing-masing media berbeda, hal ini sangat menentukan
keberhasilan tumbuh dan besarnya produksi jamur (Widyastuti dan Istini, 2004).
Pertumbuhan miselium yang baik disebabkan oleh adanya media tumbuh jamur yang
terdekomposisi secara cepat dan merata, sehingga unsur-unsur hara yang terdapat
pada media tumbuh. Serbuk kayu sengon selain memiliki kandungan lignin, juga
memliki kandungan selulosa dan hemiselulosa. Kandungan selulosa pada serbuk kayu
sengon sebesar 49,40% dan kandungan hemiselulosa sebesar 24,59%. Fungsi selulosa
adalah memperkuat dinding sel tanaman sedangkan di dalam pencernaan, berperan
sebagai pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut dalam air. Hemiselulosa
berfungsi memperkuat dinding sel tanaman dan sebagai cadangan makanan
bagitanaman. Sifatnya sama dengan selulosa, yaitu mampu berikatan dengan air
(Henni Elfandar, 2021).
Petani jamur umumnya menggunakan substrat atau media tanam serbuk

gergaji kayu sengon karena mengandung selulosa, hemiselulosa dan lignin yang

dapat mempercepat tumbuh jamur. Konsekuensi akan timbul masalah apabila

serbuk gergaji sulit diperoleh, kalaupun ada harganya cukup mahal. Hal ini terjadi

karena potensi hutan saat ini berkurang dan dibatasi. Selain itu pemanfaatan serbuk

gergaji juga untuk pembuatan arang aktif, briket arang, campuran pembuatan

batako dan lain-lain. Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut perlu dicari substrat

alternatif yang tersedia dan mudah didapat. Alternatif bahan yang bisa digunakan

untuk menggantikan serbuk gergaji kayu salah satunya adalah berbagai limbah

organik (Hariadi dkk, 2013).


Produktivitas jamur tiram putih dapat ditingkatkan jika baglog yang
digunakan dalam kondisi bagus, hal ini disebabkan karena pertumbuhan miselium
jamur akan semakin merata. Sebaliknya jika menggunakan baglog yang jelek maka
pertumbuhan miselium jamur menjadi terhambat bahkan bisa terhenti. Agar baglog
dalam kondisi bagus maka dilakukan pasteurisasi. Hal ini bertujuan agar
mikroorganisme patogen yang ada di dalam baglog mati (Djuwendah & Septiarini
2016). Alat pasteurisasi yang baik untuk baglog jamur tiram, yaitu bangker. Bangker
adalah alat pemanas tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi suatu benda
menggunakan uap bersuhu dan bertekanan tinggi (121°C). Penggunaan bangker
mampu menghambat pertumbuhan semua jasad hidup yang mungkin terbawa
bersama bahan baku (Yateno & Ratmono 2011).

DAFTAR PUSTAKA
Alex, M. S. 2011. Meraih Sukses dengan Budidaya Jamur Tiram, Jamur Merang, dan
Jamur Kuping. Jakarta : Penebar Swadaya.
Djuwendah E Septiarini E. 2016. Manajemen Risiko Usaha tani Jamur Tiram Putih
(Plerotus Astreotus) dalam Upaya Mempertahankan Pendapatan Petani.
Paspalum. IV: 11–22. https://doi.org/10.35138/paspalum.v4i2.26
Elfandari, H., Yusanto, dan Septiana. 2021. Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Komposisi Media Tanam Sengon dan
Jerami. Jurnal Agrotektropika. 9(2) : 301 – 305.
Hariadi, Nurul dkk, 2013.” Studi Pertumbuhan dan Hasil Produksi Jamur Tiram Putih
(Pleorotus ostreatus) Pada Media Tumbuh Jerami Padi dan Serbuk Gergaji”.
Jurnal Produksi Tanaman. 1(1) : 55- 60
Maulana. 2011. Panen Jamur Tiap Musim. Lampung: Lily Publisher.
Widyastuti, N. dan S. Istini. 2004. Optimasi Proses Pengeringan Tepung Jamur Tiram
Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 2 (1) : 1-4.
Yateno, Ratmono. 2014. Analisis Perbandingan Studi Kelayakan Budidaya Jamur
Tiram dengan Pendekatan Model Outsourcing di Kota Metro. Akuisisi Jurnal
Akuntansi. 10(2): 1–14.
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
37
ISSN 2460-1365

PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus


ostreatus) PADA MEDIA LIMBAH SEKAM PADI
DAN DAUN PISANG KERING SEBAGAI MEDIA
ALTERNATIF

Suparti dan Lismiyati Marfuah,


Program Pendidikan BiologiFKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta
supartidadica@gmail.com

Abstrak – Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan jenis jamur pangan yang
banyak dikonsumsi mengandung protein 27%. Kandungan protein pada jamur tiram
putih dapat dipengaruhi oleh komposisi media tanam seperti selulosa, hemiselulosa,
lignin dan nutrisi tambahan. Sekam padi dan daun pisang kering merupakan salah satu
limbah organik yang dapat digunakan sebagai media alternatif untuk meningkatkan
produktivitas jamur tiram putih.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
produktivitas jamur tiram putih yang ditumbuhkan pada media limbah sekam padi
dan daun pisang kering sebagai media alternatif. Jenis penelitian eksperimen dengan
metode rancangan acak lengkap (RAL) dua faktor yaitu faktor 1 penambahan sekam
padi dan faktor 2 daun pisang kering (0%, 5%, 10%, 15%), masing-masing dengan
empat perlakuan dan dua kali ulangan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
penambahan sekam padi dan daun pisang kering 15% (S3T3) memberikan pengaruh
nyata terhadap lama penyebaran miselium, jumlah badan buah dan berat segar jamur
tiram putih.Perlakuan yang paling baik untuk pertumbuhan jamur pada perlakuan S3T3,
dengan rata-rata lama penyebaran miselium 25,5 hari, jumlah badan buah 64,5 buah
dan berat segar yang dihasilkan 402,5. Hasil data tersebut lebih tinggi dibandingkan
dengan perlakuan yang lain.

Kata kunci: sekam padi, daun pisang kering, produktivitas

PENDAHULUAN manfaat bagi kesehatan tubuh, antara lain


Jamur tiram putih merupakan jenis menurunkan kolesterol, sebagai sumber
jamur yang tumbuh pada media kayu antioksidan yang dapat mencegah kanker,
lapuk. Jamur ini banyak ditemukan di dan mencegah hipertensi. Pada jamur tiram
daerah sub-tropis, daerah beriklim sedang putih juga ditemukan protein, fosfor, lemak,
dan daerah tropis. Jamur tiram putih besi riboflavin dan lovastatin .
banyak digemari oleh masyarakat karena Jamur tiram memerlukan media
cita rasanya yang khas. Jamur tiram putih tumbuh yang mengandung unsur Carbon
dapat diolah menjadi beragam menu dalam jumlah yang tinggi dalam bentuk
yang lezat dan nikmat misalnya, nugget, polisakharida, unsur N dalam bentuk
bakso, sup, oseng-oseng, orak-arik, dan amonium atau Nitrat, N-organik atau
sate jamur. Selain memiliki cita rasa yang N-atmosfer, yang akan diubah menjadi
enak jamur tiram putih juga memiliki protein. Di samping itu juga harus
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
38
ISSN 2460-1365

mengandung unsur Ca yang berfungsi digunakan sebagai media tanam jamur


untuk menetralkan asam oxalat yang merang (Volvariella volvacea), namun
dikeluarkan oleh miselium, pH antara 5.5- berdasarkan hasil penelitian yang
6,5, kelembaban 68%, CO2 kurang dari 1%, dilakukan oleh Nurul Hariadi dkk (2013),
suhu sekitar 23o-25oC dan memiliki partikel pemberian serbuk gergaji kayu dan jerami
yang agak kasar supaya tidak mudah padi yang berbeda berpengaruh pada hasil
memadat, sehingga tidak menghambat rata-rata bobot segar 58,71g per panen,
ruang pertumbuhan miselium (Djarijah dan dengan total bobot segar badan buah paling
Nunung, 2009). tinggi sebesar 548g selama masa tanam per
Petani jamur umumnya menggunakan baglog, lama penyebaran miselium 35,19
substrat atau media tanam serbuk gergaji HSI dan muncul bakal badan buah pertama
kayu sengon karena mengandung selulosa, 65,7 HSI. Komposisi jerami padi yang dapat
hemiselulosa dan lignin yang dapat digunakan sebagai campuran media tanam
mempercepat tumbuh jamur. Konsekuensi jamur tiram putih adalah 100g jerami padi
akan timbul masalah apabila serbuk gergaji banding 700 g serbuk gergaji pada ukuran
sulit diperoleh, kalaupun ada harganya baglog 1000g.
cukup mahal. Hal ini terjadi karena potensi Sekam padi adalah bahan buangan
hutan saat ini berkurang dan dibatasi. dari limbah hasil penggilingan yang
Selain itu pemanfaatan serbuk gergaji juga umumnya dimusnahkan dengan cara
untuk pembuatan arang aktif, briket arang, dibakar. Limbah ini merupakan sumber
campuran pembuatan batako dan lain-lain. bahan baku berserat dengan komposisi
Upaya untuk mengantisipasi hal tersebut utama 33%-44% selulosa, 19%-47% lignin,
perlu dicari substrat alternatif yang tersedia 17%-26% hemiselulosa dan silika 13%
dan mudah didapat. Alternatif bahan yang (Sipahutar, 2010).
bisa digunakan untuk menggantikan serbuk Penelitian Sulistyarini (2003), tentang
gergaji kayu salah satunya adalah berbagai produksi jamur tiram putih pada media
limbah organik (Hariadi dkk, 2013). campuran serbuk gergaji dan sekam padi,
Limbah pertanian antara lain berupa menunjukkan dengan penambahan media
jerami padi, sekam padi, batang jagung, sekam padi 25% dan 75% memberikan hasil
daun pisang kering (klaras), dan tongkol yang optimal produksi berat basah paling
jagung. Limbah tersebut mengandung optimal yaitu 78,67gram.
zat-zat yang bisa dimanfaatkan sehingga Daun pisang kering merupakan salah
dapat meningkatkan nilai ekonomisnya. satu dari bagian pohon pisang yangtidak
Masyarakat memanfaatkan jerami padi diperhatikan keberadaannya, padahal daun
sebagai pakan ternak, atau malah dibakar. pisang kering mempunyai kandungan
Pada hal jerami padi mempunyai serat nutrisi yang cukup tinggi. Menurut Mayun
yang tinggi meskipun proteinnya rendah. (2007), daun pisang memiliki kandungan
Jerami berfungsi sebagai substrat tempat selulosa 10,85%, lignin 18,21% dan
menempelnya miselium dan sumber hemiselulosa 19,95%.Menurut penelitian
nutrisi, terutama karbon (Suriawiria dalam Sumpeni (2012), penambahan daun pisang
Sukmadi dkk, 2012). kering 17% dan jerami 68% memperoleh
Kandungan nutrisi dalam 100g hasil paling optimal terhadap berat basah,
jerami padi terdiri dari selulosa 29,63%, berat kering dan jumlah tubuh buah jamur
hemiselulosa 17,11% dan lignin 12,17% merang yaitu 90,68 gram, 7, 01 gram dan 14
(Hartini, 2012). Jerami padi biasanya buah.
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
39
ISSN 2460-1365

Subyek penelitian ini adalah limbah sekam kembali cincin log dengan koran yang
padi dan daun pisang kering sebagai media diikat karet gelang. Tahap pemeliharaan
tambahan jamur tiram putih. Obyek penelitian yaitu mengatur suhu dan kelembaban
ini adalah produktivitas jamur tiram putih. ruangan. Suhu yang baik berkisar 220C-230C
Parameter penelitian ini adalah pertumbuhan, dengan kelembaban 80-90%, dan menjaga
miselium (hari), jumlah badan buah (buah), kelembaban ruangan dengan penyiraman
berat segar (g). Tujuan penelitian ini adalah lantai kumbung. Selanjutnya penyobekan
untuk mengetahui pengaruh limbah sekam padi platik baglog sekitar 3 sampai 4 tempat dan
dan daun pisang kering sebagai media tambahan membuka penutup baglog bila miselium
terhadap produktivitas jamur tiram putih. sudah penuh, Setelah dibuka dalam
waktu kurang lebih 7 hari tubuh buah
METODE PENELITIAN
akan tumbuh. Tahap pemanenan yaitu
Penelitian dilaksanakan di
melakukan dua kali pemanenan. Data yang
Laboratorium Budidaya Jamur Biologi diamati adalah lama penyebaran miselium,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. jumlah badan buah dan berat segar jamur
Alat yang digunakan dalam penelitian (dua kali panen).
ini meliputi: timbangan, skop pengaduk, Penelitian ini menggunakan
plastik polipropilen, cincin log jamur dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan
penutup, drum, selang karbulator, kompor dua faktor dengan 4 taraf konsentrasi
gas, ember, spatula, bunsen, kertas koran, penambahan sekam padi dan daun
karet gelang, penyemprot air, karung padi, pisang kering (0%, 5%, 10% dan 15%),
ember, ayakan, dan gunting. Bahan yang masing-masing dengan 2 kali ulangan.
digunakan dalam penelitian ini meliputi Media standar/asli: serbuk kayu sengon,
bibit F3 jamur tiram putih, serbuk gergaji bekatul dan kapur= 904g. Data dianalisis
25600g, bekatul 2560g, kapur CaCO3 768g, menggunakan Two Way Anova.
sekam padi 2169,6g, daun pisang kering Sampai miselium memenuhi baglog.
2169,6g , air, gas, alkohol 70%. Inokulasi sangat berpengaruh terhadap
Tahap penelitian meliputi tahap keberhasilan miselium. Jika baglog tidak
persiapan yaitu mempersiapkan limbah ditumbuhi miselium atau miseliumnya
daun pisang kering dan sekam padi, berwarna hijau kehitaman maka
selanjutnya pengomposan yaitu dengan pelaksanaan inokulasi dinyatakan gagal.
mengomposkan sekam padi dan daun
pisang kering selama 2 hari dalam HASIL DAN PEMBAHASAN
ember.Tahap pencampuran bahan yaitu 1. Pertumbuhan miselium
mencampur semua media jamur hingga rata Pertumbuhan miselium diamati
dan tidak menggumpal. Tahap sterilisasi sejak munculnya miselium, yaitu pada
yaitu memasukkan log pada drum sterilisasi bagian dekat cincin (Gambar 1). Hasil
pada suhu 100oC dengan tekanan 1,5 atm pengamatan terhadap lama penyebaran
selama 4-5jam kemudian setelah 4jam tutup miselium menunjukkan adanya
drum dibuka dan membiarkan dingin pengaruh paling baik pada perlakuan
selama 1jam kemudian ditaruh di tempat S3T3 (penambahan media sekam padi
yang steril. Tahap inokulasi yaitu, membuka 15% dan daun pisang kering 15%):
tutup cincin padabaglog ± 2 sendok makan rerata lama penyebaran miselium 25,5
bibit jamur tiram putih dalam baglog hari setelah inokulasi. Hal ini karena
dengan tongkat inokulasi dan menutup sekam padi dan daun pisang kering
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
40
ISSN 2460-1365

mengandung selulosa dan lignin yang selulosa (33%-44%) dan lignin (19%-47%)
dibutuhkan untuk pertumbuhan jamur (Sipahutar, 2010). Kandungan selulosa
tiram putih yang terdapat pada kayu dan lignin pada daun pisang kering
sengon. yaitu selulosa 10,85% dan lignin 18,21%.
Dari hasil analisis data yang Kayu sengon memiliki kandungan
sudah dilakukan dapat dilihat bahwa selulosa tinggi (Holo-selulosa 74,9% dan
sekam padi dan daun pisang kering Alfa-selulosa 46,0%) dan kandungan
tidak berpengaruh nyata terhadap laju lignin yaitu 25,7% (Atmosuseno, 1996).
pertumbuhan miselium jamur tiram Perlakuan yang kurang baik dalam
putih.Dalam uji hipotesis Ho diterima, merangsang pemenuhan miselium
sehingga penambahan sekam padi yaitu S0T0, tanpa penambahan sekam
maupun daun pisang kering tidak padi dan daun pisang kering dengan
berpengaruh terhadap laju pertumbuhan rata-rata 44 hari. Hal ini dikarenakan
miselium jamur tiram putih. tidak adanya penambahan nutrisi dari
Selulosa dan lignin merupakan media tambahan sekam padi dan daun
senyawa organik yang digunakan sebagai pisang kering, sehingga jamur kurang
media pertumbuhan jamur tiram putih. mendapatkan nutrisi dan mengakibatkan
Kandungan selulosa sekam padi yaitu lambatnya pemenuhan miselium jamur.

Gambar 1. Histogram rata-rata lama penyebaran miselium (hari)

Menurut Djarijah dan Djarijah, nutrisi bagi jamur, sehingga membantu


2001, fungi dapat hidup pada media mempercepat tumbuhnya miselium.
tumbuh yang mengandung selulosa, Hasil tersebut sesuai dengan penelitian
hemiselulosa dan lignin. Pada awal Susiana (2009), bahwa penambahan
perkembangan miselium melakukan gula 450g memiliki pengaruh paling
penetrasi pada sel kayu. Penetrasi tinggi terhadap pertumbuhan miselium
dibantu oleh enzim pemecah selulosa, jamur tiram merah dan pada perlakuan
hemiselulosa dan lignin sebagai sumber tanpa penambahan gula menunjukkan
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
41
ISSN 2460-1365

pengaruh paling rendah terhadap


pertumbuhan miselium jamur tiram
merah.
Selain nutrisi pada sekam
padi, daun pisang kering dan kayu
sengon, juga mengandung nutrisi yang
membantu pertumbuhan miselium.
Kandungan bekatul antara lain
energi metabolisis 1890 kilo kalori per
kilogram, phospor 1,7%, serat kasar
13%, protein kasar 13,5%, bahan kering
91%, lemak kasar 0,6%, kalsium 0,1%,
energi 1320 kalori per kilogram. Selain Gambar 2. Pertumbuhan jamur tiram putih
nutrisi tersebut juga terdapat vitamin
pendukung pertumbuhan jamur tiram
2. Jumlah Badan Buah
putih antara lain niacin 303 miligram per
Jumlah badan buah (Gambar 3)
kilogram, biotin 4200 mcg/kg, riboflanvin
diketahui adanya pengaruh paling baik
3 miligram per kilogram, vitamin e 60,8
pada perlakuan dengan penambahan
miligram per kilogram, thiamine 22,8
media sekam padi dan daun pisang
miligram per kilogram (Rasyaf, 1990).
kering 15% dengan rata-rata jumlah
Serbuk gergaji mengandung selulosa,
badan buah yaitu 64,5 buah.Sedangkan
lignin, pentosan dan zat eksatraktif.
pada perlakuan S0T0 (tanpa penambahan
Selulosa dan lignin berfungsi untuk
sekam padi dan daun pisang kering)
memperkuat dinding sel pada tanaman
menunjukkan hasil paling rendah
serta pengganti karbon.Kapur CaCO3
dengan hasil rata-rata yaitu 23,5 buah,
merupakan sumber kalsium sebagai
hal itu diduga karena pada perlakuan
penguat batang atau akar jamur agar
tanpa penambahan sekam padi dan
tidak mudah rontok (Agromedia, 2009).
daun pisang kering kurangnya unsur
Laju pertumbuhan miselium
hara yang diperlukan jamur. Menurut
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
Royhana, 2002, bahwa limbah sekam padi
faktor lingkungan berupa pH, suhu,
dan daun pisang kering mengandung
intensitas cahaya dan kelembapan yang
nitrogen dan kalium sebagai nutrisi
dibutuhkan jamur sekitar 90% (Chazali
pembentukan badan buah.
dan Pertiwi, 2010).Tingkat kepadatan
Nitrogen berfungsi selain
baglog juga berpengaruh terhadap
mempercepat miselium juga membantu
kecepatan tumbuhnya miselium.
pembentukan badan buah. Tanaman yang
Semakin padat baglog maka miselium
kekurangan nitrogen akan menghasilkan
akan semakin lama merambat dalam
buah yang kecil, buah terlalu cepat tua
baglog, Faktor lainnya berupa kualitas
dan pengeringan tanaman (Redaksi
bibit jamur tiram putih dan kandungan
trubus, 1992). Nitrogen adalah salah
air dalam baglog. Semakin basah media
satu unsur hara yang dibutuhkan jamur
maka semakin lama miselium akan
(Widyastuti, 2009). Kalium berfungsi
merambat (Cahyana, 2004).
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
42
ISSN 2460-1365

membantu asimilasi tanaman dengan agar tidak mudah gugur pada bagian
membantu memperkuat tubuh tanaman bunga, buah dan daun (Aak, 1993).

Gambar 3. Histogram rata-rata jumlah badan buah (buah)

Selain unsur-unsur tersebut jamur tiram putih. Dalam uji hipotesis


pemben-tukan badan buah juga Ho ditolak, sehingga penambahan sekam
memerlukan unsur tambahan seperti padi dan daun pisang kering berpengaruh
vitamin dan kalsium. Vitamin dapat nyata terhadap pruduktivitas (jumlah
diperoleh dari bekatul. Kalsium dapat badan buah) jamur tiram putih.
diperoleh dari bekatul dan kapur CaCO3.
Sesuai dengan penelitian Sulistyarini
(2003) menunjukkan pada perlakuan P3
dengan penambahan sekam padi 75%
memberikan hasil yang optimal terhadap
jumlah badan buah jamur tiram putih
dan pada perlakuan P0 (kontrol) tanpa
penambahan sekam padi memberikan
hasil yang paling rendah terhadap
jumlah badan buah jamur tiram putih.
Faktor penyiraman juga merupakan
syarat tumbuh utama jamur tiram putih
agar media tumbuh tidak basah dan Gambar 4. Jumlah Badan Buah Jamur Tiram Putih
kering sehingga pertumbuhan jamur
3. Berat Segar Jamur
bisa optimal (Adiyuwono (2001).
Pada pengamatan berat segar
Hasil tersebut juga di dukung
jamur data yang diperoleh mempunyai
oleh hasil analisis data bahwa
pengaruh terhadap berat segar buah
tambahan sekam padi dan daun pisang
panen pertama dan panen kedua yaitu
kering berpengaruh nyata terhadap
menunjukkan adanya pengaruh paling
produktivitas (jumlah badan buah)
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
43
ISSN 2460-1365

baik adalah pada perlakuan S3T3pada segar jamur tiram putih. Di samping itu,
media standar 904g dengan penambahan faktor suhu yang baik yaitu 220C-280C serta
media sekam padi 15% dan daun pisang kelembapan yang baik yaitu 80-90.Pengisian
kering 15%. Berat segar yang memiliki media kedalam baglog juga mempengaruhi
rata-rata paling tinggi yaitu 402,5 g. produktivitas hasil jamur jika baglog padat
Perlakuan ini paling tinggi karena maka hasilnya akan lebih bagus dan banyak,
mempunyai cadangan energi dari namun jika baglog kendor maka hasilnya
media tambahan yang dapat membantu juga kurang bagus.
merangsang hasil produktivitas jamur Hasil analisis data yang sudah
tiram putih, sehingga jamur yang tumbuh dilakukan menunjukkan bahwa media
mempunyai berat yang berbobot. tambahan sekam padi dan daun pisang
Artinya bahan media mampu diserap kering berpengaruh nyata terhadap
secara sempurna oleh jamur tiram. produktivitas (berat segar buah) jamur
Sedangkan pada perlakuan S0T0tanpa tiram putih. dalam uji hipotesis Ho
penambahan sekam padi dan daun ditolak, sehingga penambahan sekam
pisang kering menunjukkan hasil paling padi dan daun pisang kering berpengaruh
rendah yaitu 217,5g. Hal ini dikarenakan nyata terhadap pruduktivitas (berat
media standar tanpa penambahan sekam segar buah) jamur tiram putih.
padi dan daun pisang kering tidak
KESIMPULAN
memiliki nutrisi atau nutrisinya kurang
Penambahan media sekam padi
diserap.Nutrisi pada media tanam
dan daun pisang kering ke dalam media
jamur yang dapat diabsorbsi oleh jamur jamur tiram putih menghasilkan tidak
dapat meningkatkan berat segar jamur berpengaruh terhadap laju pertumbuhan
(Suriawiria, 2004). miselium jamur tiram putih.
Penambahan sekam padi dan
daun pisang kering sebanyak 15% (135,6
g) ke dalam media jamur tiram putih
menghasilkan rata-rata jumlah badan buah
64,5 buah dan berat segar badan buah
402,5g.
SARAN
Perlu adanya penelitian lebih lanjut
mengenai media tambahan sekam padi
dan daun pisang kering dengan dosis yang
lebih tinggi untuk dapat menghasilkan
produktivitas jamur tiram yang lebih baik.
Para petani jamur diharapkan dapat
membuat media jamur tidak hanya dengan
Gambar 5 Histogram rata-rata berat segar jamur (g) menggunakan media standar tetapi dengan
memanfaatkan berbagai macam limbah
Supiah (2000), penambahan daun daun pisang kering dan sekam padi sebagai
pisang kering 15% pada media serbuk gergaji media tambahan seperti sekam padi atau
kayu sengon 75%, dapat meningkatkan berat daun pisang kering.
Bioeksperimen
Volume 1 No. 2, (September 2015)
44
ISSN 2460-1365

DAFTAR PUSTAKA Puspaningrum. 2013. “Produksi Jamur Tiram


Aak. 1993. Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Putih (Pleurotus ostreatus) Pada
Yogyakarta: Kanisius. Media Tambahan Molase Dengan
Dosis Yang Berbeda” [skripsi]
Budianto, Aprih. 2004. Pengaruh Macam
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Media Dan Dosis Bekatul Terhadap
Pendidikan Biologi. Surakarta.
Pertumbuhan Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus). [skripsi]. Sipahutar, D. 2010. Teknologi Briket Sekam
Surakarta: Fakultas Pertanian Padi. Riau: Balai Pengkajian
Universitas Sebelas Maret Teknologi Pertanian (BPTP).
(halaman: vii-43). Sulistyarini. 2003. “Produksi Jamur Tiram
Cahyana, dkk. 2005. Jamur Tiram Pembibitan, Putih(Pleurotus florida)Pada Media
Pembudidayaan dan Analisis Usaha. Campuran Serbuk Gergaji Dan
Jakarta: Penebar Swadaya. Sekam Padi”. [skripsi] Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan
Campbell. 2003. Biologi Edisi Kelima Jilid
Alam. Semarang: Universitas
Kedua. Jakarta: Erlangga.
Diponegoro.
Darne y. 2006. Pengantar Mikologi. Pengaruh
Sumpeni. 2012. Pemanfaatan Daun Pisang
Penambahan Bekatul dan Ampas Tahu
Kering Atau Kelaras Sebagai
Pada Media Terhadap Pertumbuhan
Media Pertumbuhan Jamur
dan Produksi Jamur Tiram Putih
Merang(volvariella Volvacea)
(Pleurotus ostreatus).http://ib.uin-
(Undergraduate thesis, Duta
malang.ac.id/2009/0350064-lailatul-
Wacana Christian University)
mufarrih/ diakses tanggal 26 Maret
(Diakses pada hari Minggu 29
2014.
Desember 2013).
Djariah, M. N & A.S. Djariah. 2001.
Suriawiria, Unus. 2000. Sukses Beragrobisnis
Budidaya Jamur Tiram: Pembibitan,
Jamur Kayu, Shitake, Kuping, Tiram.
Pemeliharaan,dan Pengendalian Hama
Jakarta: Penebar Swadaya.
Penyakit. Yogyakarta: Kanisius.
Susiana. 2010. “Pengaruh Penambahan Gula
Purnamasari, Anisa. 2013. “Produktivitas
(Sukrosa) Terhadap Pertumbuhan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
Miselium Jamur Tiram Merah
ostreatus) Pada Media Tambahan
(Pleurotus flabellatus)” [Skripsi].
Serabut Kelapa (Cocos nucifera)”
Malang: Jurusan Biologi Fakultas
[skripsi] Fakultas Keguruan dan
Sains Dan Teknologi Universitas
Ilmu Pendidikan Biologi. Surakarta:
Islam Negeri (UIN) Maulana Malik
Universitas Muhammadiyah
Ibrahim Malang, http://www.lib.
Surakarta.
uin-malang.ac.id, diakses tanggal 18
Purnamasari, Eliska. 2013. “Produktivitas Maret jam 14.00 WIB). (Halaman:
Jamur Tiram Putih (Pleurotus 25-37, 22-25).
ostreatus) Pada Media Tambahan
Tongkol Jagung (Zea mays)” [skripsi].
Widyastuti, Netty. 2009. Jamur Shitake
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Budidaya & Pengolahan Si Jamur
Pendidikan Biologi. Surakarta:
Penakluk Kanker. Yogyakarta: Lily
Universitas Muhammadiyah
Publisher. (halaman: 48).
Surakarta.
Jurnal Agrotektropika, Mei 2021, Vol 9, No. 2, pp. 301 - 305
DOI : http://dx.doi.org/10.23960/jat.v9i2.4915
Elfandari et al. : Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih 301
ISSN: 2337-4993 (Print), 2620-3138 (Online)

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus)


PADA KOMPOSISI MEDIA TANAM SENGON DAN JERAMI

GROWTH AND PRODUCTIVITY OF OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN


MEDIA COMPOSITION OF SENGON AND STRAW PLANT

Henni Elfandari1, Yusanto1 dan Septiana1


1
Program Studi Hortikultura, Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung; Indonesia
*Email: elfandarihenni@polinela.ac.id

* Corresponding Author, Diterima: 6 Apr. 2021, Direvisi: 27 Apr. 2021, Disetujui: 17 Mei 2021

ABSTRACT

Oyster mushrooms are one of the most popular consumption mushrooms because they have a delicious
taste and high nutritional value. Oyster mushrooms can be cultivated in a medium (baglog) derived from
rotten wood dust or lignin and wrapped in plastic and sterilized. The raw material for sawdust is increas-
ingly difficult to obtain because of the reduced use of wood which causes the price of sawdust to be more
expensive and the cost of producing mushrooms to be more expensive. So that we need an alternative
lignocellulosic waste as a medium for fungal growth, one of which is straw. This study used a single
treatment in a randomized block design (RBD) with four replications. The combination treatment of sengon
and straw media consisted of 8 levels. P0 = Sawdust 100%; P1 = Sawdust 90% + Straw 10%; P2 = Sawdust
80% + Straw 20%; P3 = Sawdust 70% + Straw 30%; P4 =Sawdust 60% + Straw 40%; P5 = Sawdust 50%
+ Straw 50%; P6 = Sawdust 40% + Straw 60%; P7 = Sawdust 30% + Straw 70%. The experiment was
repeated four times.The results showed that oyster mushrooms grown on 100% sengon wood powder media
showed the best growth and productivity compared to other treatments.
Keywords: Oyster mushroom, sawdust, straw, sengon

ABSTRAK

Jamur tiram merupakan jamur konsumsi yang disukai oleh masyarakat karena memiliki rasa yang enak dan nilai
gizi yang tinggi. Jamur tiram dapat dibudidayakan dalam media (Baglog) yang berasal dari serbuk kayu atau bahan
lignin yang telah lapuk dan dibungkus plastik dan disterilkan.Bahan baku serbuk kayu semakin sulit diperoleh karena
berkurangnya pemanfaatan kayu, yang menyebabkan harga serbuk kayu semakin tinggi dan biaya produksi jamur
akan meningkat. Oleh karena itu diperlukan alternatif limbah lignoselulosa yang diperlukan sebagai media untuk
pertumbuhan jamur, salah satunya adalah jerami. Penelitian ini menggunakan perlakuan tunggal dalam rancangan
acak kelompok (RAK) dengan empat ulangan. Perlakuan kombinasi media sengon dan jerami terdiri dari 8 taraf.
P0 = Serbuk kayu sengon 100%; P1 = Serbuk kayu sengon 90% + Jerami 10%; P2 =Serbuk kayu sengon 80% +
Jerami 20%; P3 = Serbuk kayu sengon 70% + Jerami 30%; P4 = Serbuk kayu sengon 60% + Jerami 40%; P5 =
Serbuk kayu sengon 50% + Jerami 50%; P6 = Serbuk kayu sengon40% + Jerami 60%; P7 = Serbuk kayu sengon
30% + Jerami 70%. Percobaan diulang sebanyak empat kali. Hasil penelitian diketahui bahwa jamur yang ditanam
pada media 100% serbuk kayu sengon menunjukkan pertumbuhan dan produktivitas terbaik dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Kata kunci : Jamur tiram, jerami, sengon, serbuk kayu.
302 Jurnal Agrotek Tropika 9(2): 301-305, 2021

PENDAHULUAN lignoselulosa yang diperlukan sebagai media untuk


Jamur merupakan tumbuhan yang banyak dan pertumbuhan jamur, salah satunya adalah jerami.
mudah dijumpai di alam, seperti di hutan atau kebun.
Jamur banyak dijumpai terutama pada musim hujan. BAHAN DAN METODE
Jamur tiram putih (Pleuroptus ostreatus) merupakan Waktu dan Tempat
salah satu jenis jamur kayu. Jamur banyak dimanfaatkan Penelitian ini dilaksanakan di Kubung Jamur,
sebagai sayuran dan obat-obatan karena rasa yang lezat Program Studi Hortikultura, Jurusan Budidaya
dan berkhasiat bagi kesehatan (Cahyana, 2006). Tanaman Pangan, Politeknik Negeri Lampung dari Juni
Dundar et al. (2008) menyatakan bahwa 2020 sampai dengan November 2020.
kandungan nutrisi dalam 100 gram berat kering jamur Alat dan Bahan
tiram putih terdiri dari protein 17,12 , lemak 2,60 g, Bahan yang digunakan adalah sengon, jerami,
karbohidrat 37,87 g, energi 243,66 g, serat 30,25 g, bekatul (dedak), kapur (CaCO3), glukosa, kantong
dan abu 4,8 g. Budidaya jamur tiram putih (Pleurotus plastik, karet, kapas. Adapun alat yang digunakan
ostreatus) merupakan salah satu usaha agribisnis yang adalah cangkul, sekop, filler, botol, boiler, gerobak
memiliki peluang bisnis cukup besar karena dalam 10 dorong, sendok bibit, centong, blower, selang, dan alat
tahun terakhir nilaiekonomis jamur tiram putih terus pasteurisasi, cincin plastic, erlenmeyer, timbangan analitik.
meningkat (Syammahfuz dalam Setiagama, 2014; Rancangan disusun dan dilaksanakan dengan
Amelia dkk., 2017). menggunakan Rancangan Acak Kelmpok (RAK)
Budidaya jamur tiram memerlukan media dengan perlakuan komposisi media tanam yang terdiri
tumbuh yang mempunyai komposisi formulasi tertentu, dari 8 taraf, yaitu :
diantaranya serbuk kayu gergaji, bekatul, kapur, dan P0 = Serbuk kayu sengon 100%
gips. Komposisi masing-masing media berbeda, hal ini P1 = Serbuk kayu sengon90% + Jerami 10%
sangat menentukan keberhasilan tumbuh dan besarnya P2 =Serbuk kayu sengon80% + Jerami 20%
produksi jamur (Widyastuti dan Istini, 2004). P3 = Serbuk kayu sengon70% + Jerami 30%
Jamur umumnya dibudidayakan dalam media P4 = Serbuk kayu sengon60% + Jerami 40%
Baglog. Secara umum, bubuk yang digunakan berasal P5 = Serbuk kayu sengon50% + Jerami 50%
dari kayu sengon yang memiliki kandungan selulosa P6 = Serbuk kayu sengon40% + Jerami 60%
49,90%, hemiselulosa 24,59%, dan 26,80% lignin P7 = Serbuk kayu sengon30% + Jerami 70%
(Rahma dan Purnomo, 2016). Bahan baku serbuk Percobaan diulang sebanyak empat kali.
kayu semakin sulit diperoleh karena berkurangnya Pengamatan dilakukan pada parameter hari
pemanfaatan kayu, yang menyebabkan harga serbuk munculnya miselium, hari munculnya tubuh buah,
kayu semakin tinggi dan biaya produksi jamur akan panjang tangkai buah, jumlah tubuh buah, diameter
meningkat. Oleh karena itu diperlukan alternatif limbah tudung buah dan bobot basah tubuh buah jamur. Data
Elfandari et al. : Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih 303

yang diperoleh akan diuji F (analisis ragam), dan tanaman dan sebagai cadangan makanan bagitanaman.
dilanjutkan dengan uji pemisahan nilai tengah dengan Sifatnya sama dengan selulosa, yaitu mampu berikatan
Uji BNT pada taraf 5 %. dengan air (Sunanto, 2000).
Pengaruh waktu pertumbuhan miselium selaras
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan hari munculnya badan buah. Pada perlakuan
Berdasarkan pengamatan selama penelitian P0 memiliki waktu tercepat dalam pertumbuhan badan
didapatkan data sebagaimana pada Tabel 1. Hasil buah yakni 28,3 hsi. Hal ini sejalan dengan pendapat
analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan P0 Sumiati (2005), bahwa jika penyebaran miselium cepat
memiliki waktu tercepat pada pertumbuhan miselium maka akan semakin cepat pula dalam pembentukan
yaitu miselium muncul pada 3 hari setelah masa inkubasi badan buah.
(hsi) jika dibandingkan dengan perlakuan lain. Panjang tangkai buah jamur terpanjang
Pertumbuhan miselium yang baik disebabkan terdapat pada perlakuan P0 dan P1sebesar 4,9 cm.
oleh adanya media tumbuh jamur yang terdekomposisi Media tanam dengan bahan-bahan yang cepat
secara cepat dan merata, sehingga unsur-unsur hara terdekomposisi menjadi media yang ideal bagi
yang terdapat pada media tumbuh. Serbuk kayu sengon pertumbuhan jamur. Bahan organik yang mengandung
selain memiliki kandungan lignin, juga memliki selulosa dan lignin dalam jumlah yang besar akan
kandungan selulosa dan hemiselulosa. Kandungan mendukung pertumbuhan dan perkembangan tubuh
selulosa pada serbuk kayu sengon sebesar 49,40% jamur (Stevani, 2011).
dan kandungan hemiselulosa sebesar 24,59%. Fungsi Perlakuan media tanam 100% serbuk kayu
selulosa adalah memperkuat dinding sel tanaman sengon (P0) menghasilkan jumlah tubuh buah terbanyak
sedangkan di dalam pencernaan, berperan sebagai yaitu 4,9 tubuh buah jamur. Hal ini disebabkan karena
pengikat air, namun jenis serat ini tidak larut dalam air. badan buah yang terbentuk biasanya tergantung pada
Hemiselulosa berfungsi memperkuat dinding sel banyaknya primordia yang tumbuh. Jika primordianya

Tabel 1. Hasil Pengamatan Pertumbuhan dan Hasil Jamur Tiram pada Berbagai Komposisi Medai Tanam
Hari munculnya Hari munculnya Panjang tangkai Jumlah Diameter tudung Bobot basah
Perlakuan
miselium (hsi) tubuh buah (hsi) buah (cm) tubuh buah buah (cm) tubuh buah (g)
P0 3,0 d 28,3 c 4,9 a 4,9 a 12,0 ab 9,1 a
P1 5,0 c 32,0 b 4,9 a 3,8 bc 11,9 ab 4,2 b
P2 5,3 c 33,3 ab 4,8 a 4,4 abc 11,7 ab 3,3 bc
P3 6,7 b 35,3 a 3,8 b 3,9 abc 10,7 b 3,0 bc
P4 7,0 b 34,0 ab 4,6 a 3,3 c 12,5 ab 3,2 bc
P5 9,7 a 34,6 ab 4,5 a 4,8 ab 14,7 a 2,0 cd
P6 0,0 e 0,0 d 0,0 c 0,0 d 0,0 c 0,0 d
P7 0,0 e 0,0 d 0,0 c 0,0 d 0,0 c 0,0 d
BNT (0,05) 0,6 3,0 0,7 1,1 3,0 2,0
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukan pengaruh yang tidak
berbeda nyata pada taraf uji BNT 5%.
304 Jurnal Agrotek Tropika 9(2): 301-305, 2021

banyak, maka jumlah badan buah yang terbentuk juga DAFTAR PUSTAKA
banyak karena nutrisi yang terdapat dalam media tanam
Amelia, F. J., K. Ferdinand, M.G. Maria, Waluyan,
tersebar pada tiap primordia yang membentuk badan
dan I.J. Sari. 2017. Pengaruh Suhu dan
buah (Ningsih, 2008). Intensitas Cahaya Terhadap Pertumbuhan
Pengamatan diameter tudung buah dilakukan Jamur Tiram di Tangerang. Jurnal Ilmiah
Biologi (Biogenesis) 5(1): 1-6.
pada minggu ke 6-9 MSI. Dari hasil pengamatan
diketahui bahwa perlakuan P5 menghasilkan diameter Cahyana, Y.A., Muchrodji, dan M. Bakrun. 2006.
tudung buah terbesar 14,7cm dan tidak berbeda Jamur Tiram Pembibitan Pembudidayaan
dengan diameter tudung buah pada perlakuan P0-P4 dan Analisis Usaha. Penebar Swadaya.
Jakarta.
karena pada penelitian ini menggunakan bahan tanam
yang sama yaitu satu varietas jamur. Hal ini sejalan Dundar, A., H. Acay, and A. Yildiz . 2008. Yield
dengan pernyataan Hariadi, dkk. (2013), bahwa salah Performances And Nutritional Contents Of
satu faktor utama yang menyebabkan tidak adanya Three Oyster Mushroom Species Cultivated
On Wheat Stalk. African Journal of
perbedaan diameter buah yang dihasilkan pada setiap
Biotechnology (7):3497-3501.
perlakuan adalah dikarenakan faktor genetik yang sama
yang berasal dari satu varietas jamur. Hariadi, N., L. Setyobudi, dan E. Nihayati. 2013. Studi
Pertumbuhan Dan Hasil Produksi Jamur Tiram
Produktivitas jamur juga dapat dilihatdari
Putih (Pleurotus ostreatus) Pada Media
parameter bobot basat tubuh buah jamur. Pengamatan Tumbuh Jerami Padi Dan Serbuk Gergaji.
bobot basah jamur dilakukan pada minggu ke 6-9 Jurnal Produksi Tanaman 1(1): 47-53
MSI. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
Ningsih, L. 2008. Pengaruh jenis media tanam dan
perlakuan P0 menghasilkan bobot basah tubuh buah jamur
konsentrasi terhadap pertumbuhan dan
terberat yaitu 9,1 gram dibandingkan dengan perlakuan produksi jamur tiram merah (Pleurotus
lainnya. Bobot basah tubuh buah jamur dipengaruhi oleh flabellatus). Skripsi: 63-86. UIN. Malang.
pertumbuhan miselium. Hal ini sejalan dengan pernyataan
Rahma A. R. dan A. S. Purnomo. 2016. Pengaruh
Subowo dan Nurhasanah (2000) bahwa produksi
campuran ampas tebu dan sabut kelapa sebagai
jamur dapat dilihat dari pertumbuhan miseliumnya. media pertumbuhan alternatif terhadap
kandungan jamur tiram (Pleurotus ostreatus).
Jurnal Sains dan Seni ITS 5(2) :90-92
KESIMPULAN
Pertumbuhan dan produktivitas jamur tiram Subowo,Y.B. dan Nurhasanah. 2000. Produksi Jamur
putih dipengaruhi oleh komposisi media tanam. Kuping (Auricularia polytrica) Menggunakan
Perlakuan media tanam P0 (Serbuk kayu sengon 100%) Berbagai Media dan Umur Bibit. Jurnal Biologi
Indonesia (2): 44-48.
memberikan hasil terbaik dibandingkan dengan
perlakuan lainnya.
Elfandari et al. : Pertumbuhan dan Produktivitas Jamur Tiram Putih 305

Sunanto, H. 2000. Budidaya Jamur Tiram, Edisi 1. CV. Wiardani. 2010. Budidaya Jamur Konsumsi. Lily
Aneka Ilmu ,Anggota IKAPI. Semarang. publisher. Yogyakarta

Steviani, S. 2011. Pengaruh Penambahan Molase Widyastuti, N. dan S. Istini. 2004. Optimasi Proses
dalam berbagai Media pada Jamur Tiram Pengeringan Tepung Jamur Tiram Putih
(Pleurotus ostreatus). Skripsi 19-48. (Pleurotus ostreatus). Jurnal Ilmu
Universitas Sebelas Maret Surabaya. Kefarmasian Indonesia 2 (1) : 1-4

Sumiati, E., E. Suryaningsih, dan Puspitasari. 2005.


Perbaikan Jamur Tiram Putih (Pleurotus
ostreatus) Strain Florida dengan Modifikasi Ba-
han Baku Utama Substrat. J. Hort 16 (2) : 96-17
Agrokreatif Juni 2020, Vol 6 (2): 105111
Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat ISSN 2460-8572, EISSN 2461-095X

Peningkatan Produktivitas Usaha Tani Jamur Tiram melalui Penerapan


Inovasi Teknologi Bangker Pintar di Desa Balecatur, Kecamatan
Gamping, Kabupaten Sleman

(Enchacement of Oyster Mushroom Productivity through Application


Technology Innovation of Smart Banker in Balecatur Village, Gamping
Sub-District, Sleman District)
Oki Wijaya1*, Afrio Darmawan1, Marbudi1, Muhammad Nabil Dhiyaulhaq Dzikrulloh2,
Maki Lukmanul Hakim3
1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Geblagan,
Tamantirto, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183.
2 Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Geblagan,

Tamantirto, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183.


3 Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Jl. Lingkar Selatan, Geblagan,

Tamantirto, Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55183.


* Penulis Korespondensi: okiwijaya@umy.ac.id
Diterima Juli 2019/Disetujui Februari 2020

ABSTRAK
Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan produktivitas usaha tani jamur tiram Kelompok Usaha Budi daya
(KUB) Jamur Gamol melalui penerapan inovasi teknologi banker pintar. Kegiatan penerapan inovasi teknologi
dilakukan pada bulan Maret‒Juni 2019 dan diikuti oleh petani jamur tiram yang tergabung dalam KUB di Dusun
Gamol, Desa Balecatur, Kabupaten Sleman sejumlah 20 orang. Agar teknologi dapat diterapkan secara efektif
dan efisien, metode pelaksanaan kegiatan yang dilakukan meliputi perancangan dan pembuatan alat sesuai
dengan kapasitas produksi kelompok, penjelasan fungsi dan komponen, pendampingan penggunaan alat,
edukasi perawatan, dan monitoring kendala yang dihadapi oleh KUB Jamur Gamol. Hasil yang diperoleh dari
kegiatan ini adalah mampu menghemat biaya pasteurisasi sebesar 51%. Penerapan inovasi teknologi bangker
pintar juga mampu menghemat air, penggunaan air sebelumnya mencapai 1.100 L, dapat berkurang hingga
mencapai 35 L. Selain itu, penerapan inovasi teknologi juga dapat meningkatkan produksi jamur tiram di lokasi
sasaran. Produksi kelompok yang awalnya rata-rata hanya 1,6 ons/baglog, meningkat menjadi 3,25 ons/baglog.
Hal tersebut berdampak pada meningkatknya keuntungan kelompok, yang awalnya hanya Rp 607.500/1.000
baglog, meningkat menjadi Rp 2.659.000/1.000 baglog.

Kata kunci: bangker pintar, inovasi teknologi, jamur tiram

ABSTRACT
The purpose of this activity was to increase the productivity of oyster mushroom farming, Gamol Mushroom
Cultivation Business Group (CBG) through the application of Smart Banker technology innovation. The activity
of implementing technological innovation was carried out March until June 2019 and was by oyster mushroom
farmers, who are members of the CBG in Gamol, Balecatur Village, Sleman District. In order the technology
effectively and efficiently, the method includes the design and manufacture of tools the group's production
capacity, explanation of functions and components, assistance in the use of tools, maintenance education and
monitoring of obstacles faced by the Gamol Mushroom CBG. The results obtained from this activity wereable to
save pasteurization costs by 51%. The application of Smart Banker technology innovation was also able to save
water, which previously used 1,100 L of water use, can be reduced up to 35 L. In addition, the application of
technological innovation can also increase the production of oyster mushrooms. Initially the average group
production was only 1.6 ounces/baglog, increasing to 3.25 ounces/baglog. This has an impact on increasing
profits, which initially only IDR 607,500/1,000 baglog, increased to IDR 2,659,000/1,000 baglogs.

Keywords: oyster mushroom, smart banker, technology innovation

105
Agrokreatif Vol 6 (2): 105–111

PENDAHULUAN adalah alat pasteurisasi baglog yang digunakan


tidak memenuhi standar. Alat yang digunakan
Jamur merupakan sumber protein nabati yang hanya drum bekas yang difungsikan sebagai
tidak mengandung kolesterol dan dapat men- penghasil uap dan ruang pasteurisasi yang
cegah timbulnya penyakit darah tinggi, jantung, terbuat dari batako (Gambar 1). Penggunaan
diabetes serta dapat mengurangi berat badan ( drum bekas berukuran besar mengakibatkan
(Widyastuti et al. 2016). Konsumsi jamur tiram di proses penguapan membutuhkan waktu yang
Indonesia terus meningkat, dengan jumlah lama, sehingga membutuhkan banyak bahan
peningkatan dari tahun 2013‒2017 sebesar 1,2 bakar. Selain itu, penggunaan ruang pasteurisasi
ons/kapita (BPS 2018). Peningkatan konsumsi yang terbuat dari batako juga menyebabkan suhu
jamur justru dihadapkan dengan menurunnya ruang pasteurisasi tidak optimal, dikarenakan
jumlah produksi jamur nasional. Rata-rata ruang pasteurisasi tidak dapat tertutup rapat.
penurunan produksi jamur dari tahun 2013‒ Akibatnya proses pasteurisasi baglog jamur
2016 mencapai 16,32% per tahun (Badan Pusat tiram yang dilakukan KUB Jamur Tiram Gamol
Statistik 2018), sehingga untuk memenuhi tidak efektif dan tidak efisien.
kebutuhan konsumsi dalam negeri jamur di- Baglog merupakan media yang digunakan
impor dari luar negeri, salah satunya dari Cina sebagai media tumbuh jamur. Jika baglog yang
(Piryadi 2013). digunakan dalam kondisi bagus maka per-
Kelompok Usaha Budi daya (KUB) Jamur tumbuhan miselium jamur semakin merata.
Gamol, yang terletak di Kecamatan Gamping, Sebaliknya jika menggunakan baglog yang jelek
Kabupaten Sleman merupakan kelompok tani maka pertumbuhan miselium jamur menjadi
yang melakukan usaha budi daya dan produksi terhambat bahkan bisa terhenti (Zhang et al.
olahan jamur tiram. Usaha tersebut telah ber- 2014). Agar baglog dalam kondisi bagus maka
langsung selama empat tahun, namun usaha tani dilakukan pasteurisasi. Hal ini bertujuan agar
yang dilakukan tidak dapat berkembang dengan mikroorganisme patogen yang ada di dalam
baik. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya baglog mati (Djuwendah & Septiarini 2016). Alat
produktivitas baglog jamur tiram dan harga pasteurisasi yang baik untuk baglog jamur tiram,
bahan baku yang selalu naik. Sehingga yaitu bangker. Bangker adalah alat pemanas
keuntungan yang didapatkan oleh kelompok ini tertutup yang digunakan untuk mensterilisasi
masih relatif rendah. Rata-rata produktivitas suatu benda menggunakan uap bersuhu dan
baglog KUB Jamur Gamol hanya 1,6 ons per bertekanan tinggi (121°C). Penggunaan bangker
musim (Tabel 1). Padahal produktivitas normatif mampu menghambat pertumbuhan semua jasad
jamur adalah 4 ons/baglog (Piryadi 2013). hidup yang mungkin terbawa bersama bahan
Akibatnya jamur tiram yang dihasilkan belum baku (Yateno & Ratmono 2011).
mampu memenuhi kebutuhan bahan baku Proses pasteurisasi yang tidak efektif meng-
olahan jamur tiram, sehingga KUB harus membeli akibatkan baglog tidak dapat steril mencapai
330 kg jamur tiram/bulan dari petani lain atau 100%. Baglog yang tidak steril masih menyisakan
dari pasar. jamur berbahaya seperti jamur Trichoderma Sp.,
Berdasarkan hasil observasi yang telah Mucor Sp., Neurospora Sp., dan Pencillium Sp.
dilakukan, penyebab utama rendahnya pro- (Piryadi 2013). Bibit jamur berbahaya tersebut
duktivitas baglog jamur tiram KUB Jamur Gamol dapat menggangu pertumbuhan spora jamur

Tabel 1 Produksi jamur tiram KUB Jamur Gamol pada 2014‒2018


Periode Jumlah baglog Produksi (kg) Produktivitas(baglog/ons)
Desember 2014‒April 2015 2.000 384 1,9
Mei‒Agustus 2015 1.200 294 2,5
Oktober–Desember 2015 1.000 231 2,3
Januari–Maret 2016 1.200 183 1,5
Februari–Maret 2016 1.000 140 1,4
Juni–Agustus 2016 1.000 131 1,3
November 2016–Januari 2017 1.000 52 0,5
Juni–Juli 2017 1.000 84 0,8
November 2017–Januari 2018 1.000 202 2,0
Rata-rata 1.156 189 1,6
Sumber: Buku catatan kelompok usaha budi daya Jamur Gamol, 2018

106
Vol 6 (2): 105111 Agrokreatif

METODE PELAKSANAAN KEGIATAN

Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan penerapan inovasi teknologi
bangker pintar dalam rangka meningkatkan
produktivitas usaha tani jamur dilaksanakan
pada bulan Maret‒Juni 2019, di Dusun Gamol,
Desa Balecatur, Kecamatan Gamping, Kabupaten
Sleman.

Partisipan Kegiatan
Kegiatan ini diikuti oleh petani jamur tiram,
yang tergabung dalam Kelompok Usaha Budi
daya (KUB), yang ada di Dusun Gamol, Desa
Balecatur, Kabupaten Sleman. KUB Jamur Gamol
Gambar 1 Alat peustorisasi tradisional milik KUB. merupakan kelompok tani yang bergerak dalam
budi daya dan pengolahan jamur, yang terdiri
tiram, sehingga pertumbuhan spora jamur tiram dari 20 orang anggota. Kelompok ini melakukan
tidak maksimal (Sánchez 2010). Masalah ter- aktivitas mulai dari pembuatan baglog (media
sebut dialami oleh KUB Gamol karena peng- tanam jamur), budi daya jamur di dalam
gunaan alat pasteurisasi tradisional, dan kumbung, hingga pengolahan yang dilakukan
menyebabkan tingkat kegagalan budi daya oleh ibu-ibu istri petani. Kelompok ini memiliki
mencapai 15–50% (Zahro & Agustini 2013). kendala dalam melakukan produksi baglog, yaitu
Proses pasteurisasi yang tidak efisien keterbatasan kapasitas produksi pada alat
menyebabkan biaya bahan bakar pasteurisasi pasteurisasi yang dimiliki, sehingga tidak dapat
dan biaya tenaga kerja tinggi. Satu kali proses memenuhi permintaan konsumen.
pasteurisasi membutuhkan satu kubik kayu
bakar dengan kisaran harga Rp 150.000. Selain Perancangan dan Pembuatan Alat
itu, waktu pasteurisasi yang mencapai 12 jam Langkah pertama yang dilakukan dalam
mengakibatkan pengeluaran biaya tenaga kerja penerapan inovasi teknologi bangker pintar
juga tinggi. Apabila dibandingkan dengan alat adalah merancang alat sesuai dengan kebutuhan
pasteurisasi standar yang digunakan perusahaan kelompok tani jamur di Dusun Gamol. Alat
jamur tiram, biaya pasteurisasi rendah dan dirancang sesuai dengan rata-rata kemampuan
waktu yang dibutuhkan dalah satu kali proses produksi tenaga kerja, tempat penyimpanan
pasteurisasi hanya 3–4 jam. Namun, alat baglog serta permintaan terhadap baglog, se-
pasteurisasi standar yang biasa digunakan oleh hingga alat dapat digunakan secara efektif dan
perusahaan jamur skala besar harganya lebih efisien. Setelah dilakukan rancangan alat, langkah
dari 200 juta rupiah. Harga tersebut dirasa sangat selanjutnya adalah pembuatan alat bangker
mahal oleh petani jamur skala kecil, termasuk pintar yang dilakukan di Laboratorium Teknik
KUB Jamur Gamol. Mesin, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.
Berdasarkan permasalahan yang dialami oleh Perancangan dan pembuatan alat membutuhkan
KUB Jamur Gamol, perlu dilakukan penerapan waktu sekitar 3 minggu.
teknologi tepat guna yang dapat mengatasi
permasalah pasteurisasi dalam budi daya jamur. Penjelasan Fungsi dan Komponen Bangker
Teknologi tepat guna dimaksud adalah teknologi Pintar
yang sesuai dengan kapasitas produksi kelompok Kegiatan penjelasan fungsi dan komponen
sasaran, dapat dimengerti cara kerjanya, serta bangker pintar dilakukan untuk memberikan
adanya keberlanjutan usaha oleh kelompok pemahaman pada kelompok sasaran terkait
sasaran. Oleh karena itu, kegiatan ini bertujuan komponen yang ada pada bangker pintar beserta
untuk menerapkan teknologi alat pasteurisasi fungsinya. Pada tahapan dilakukan penjelasan
yang disebut dengan “bangker pintar” dengan tiap komponen lalu anggota kelompok sasaran
tepat guna. Sehingga, penerapan teknologi ini mengamati masing-masing komponen dan me-
diharapkan dapat meningkatkan efektivitas dan nanyakan terkait fungsi serta manfaat pada tiap-
efisiensi usaha tani jamur di KUB Gamol, tiap komponen. Proses penjelasan fungsi
Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman. komponen diiringi dengan simulasi penggunaan

107
Agrokreatif Vol 6 (2): 105–111

bangker pintar. Penerapan metode ini cukup kelompok masyarakat sasaran. Bangker pintar
efektif, terbukti dengan meningkatnya pema- memiliki ruang pasteurisasi berdiameter 1,2 m
haman kelompok sasaran mengenai fungsi membuat uap panas dapat menyebar dengan
bangker pintar. baik sehingga baglog yang dipasteurisasi dapat
matang dengan cepat. Berbeda dengan alat
Pendampingan Penggunaan Bangker Pintar sebelumnya dengan ukuran 2 x 2 m yang
Setelah kelompok sasaran memahami fungsi memiliki pintu bocor, ruang pasteurisasi bangker
dan cara menggunakan bangker pintar, ke- dilengkapi dengan pintu yang rapat sehingga pro-
lompok sasaran mulai menggunakan bangker ses pasteurisasi berlangsung secara maksimal.
pintar. Proses pendampingan dilakukan untuk Selain itu, bangker pintar memiliki terobosan
memastikan bahwa kelompok sasaran mampu berupa reproduksi uap yang cepat. Jika se-
menggunakan alat bangker pintar dengan benar. belumnya boiler yang digunakan berkapasitas air
Proses pendampingan penggunaan alat di- 600 L, boiler bangker pintar dibuat dengan
lakukan selama satu minggu. kapasitas air 10 L dan ditambah 24 pipa-pipa
berukuran 0,5 inci pada bagian dalam boiler. Hal
Edukasi Perawatan Bangker Pintar ini memungkinkan proses produksi uap air dapat
Bangker pintar merupakan alat pasteurisasi terjadi dengan cepat sehingga suhu dalam ruang
dengan komponen yang tidak terlalu rumit, pasteurisasi dapat meningkat dengan cepat. Suhu
sehingga perawatannya cenderung mudah. yang meningkat dengan cepat memungkinkan
Kegiatan edukasi perawatan bangker pintar bahan bakar yang dibutuhkan sedikit sehingga
dilakukan agar mitra mampu merawat alat biaya pasteurisasi efisien.
dengan baik sehingga alat dapat awet digunakan. Selain dua komponen inti di atas, bagker
Proses edukasi perawatan alat dilakukan dengan pintar juga dilengkapi dengan komponen
cara memberikan pemahaman mengenai peng- pendukung berupa termometer, safety valve, ma-
gunaan alat yang baik, pembersihan ruang nometer, pengatur tekanan parsial, dan indikator
pasteurisasi setelah digunakan, dan pembersihan air. Termometer merupakan komponen pen-
boiler bangker pintar. dukung yang sangat penting. Termometer sangat
dibutuhkan untuk mengetahui suhu pada ruang
Monitoring Kendala pasteurisasi. Pada proses pasteurisasi baglog
Kegiatan monitoring kendala dilakukan untuk jamur tiram, setelah suhu mencapai 100°C
memastikan bangker pintar berfungsi dengan kompor didiamkan hidup selama 2 jam. Tanpa
baik sehingga tidak menghambat kegiatan pro- termometer akan sulit memprediksi waktu ber-
duksi. Kegiatan monitoring kendala dilakukan 2 akhirnya pasteurisasi. Safety valve berfungsi
hari sekali pada minggu pertama dan tiga hari untuk mengeluarkan uap panas yang berlebihan
sekali pada minggu berikutnya. sehingga meningkatkan keamanan kerja. Mano-
meter digunakan untuk mengetahui besaran
tekanan pada ruang pasteurisasi. Pengatur
HASIL DAN PEMBAHASAN tekanan parsial berfungsi sebagai lubang udara

Tahap pertama yang dilakukan dalam ke-


giatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah
perancangan dan pembuatan alat. Hasil dari
tahapan ini adalah alat pasteurisasi yang
terjangkau, efektif, dan efisien, yang diberi nama
“bangker pintar” (Gambar 2). Alat ini terjangkau,
efektif, dan efisien karena biaya pembuatan alat
yang relatif murah jika dibandingkan dengan alat
yang dibuat oleh pabrik, sehingga dapat
dijangkau oleh kelompok tani skala kecil. Selain
itu, fungsi alat ini sesuai dengan kebutuhan
kelompok tani skala kecil dan menengah.

Perancangan dan Pembuatan Alat


Penerapan teknologi ini mampu meng- Gambar 2 Foto alat bangker pintar beserta
hadirkan solusi permasalahan yang dihadapi komponennya.

108
Vol 6 (2): 105111 Agrokreatif

pengatur uap panas. Indikator air merupakan bagian mana saja yang harus dibersihkan setelah
pipa kaca kecil yang dipasang di samping boiler. proses produksi dilakukan.
Keberadaan indikator air cukup penting untuk
memastikan boiler tidak mengalami kekurangan Efisiensi Biaya Pasteurisasi
air saat proses pasteurisasi. Penggunaan alat pasteurisasi jamur tiram
tradisional oleh KUB Jamur Gamol belum efisien.
Penjelasan Fungsi dan Komponen Bangker Tidak efisiennya alat pasteurisasi dapat dilihat
Pintar dari biaya pasteurisasi, dan kebutuhan air untuk
Pada tahapan penjelasan fungsi dan kom- proses pasteurisasi, namun dengan menggu-
ponen bangker pintar diikuti oleh 5 orang nakan bangker pintar biaya pasteurisasi lebih
pengurus inti dari KUB Jamur Gamol. Penjelasan efisien. Dengan menggunakan bangker pintar
fungsi dan komponen dilakukan sebanyak 2 kali. KUB Jamur Gamol mampu menghemat biaya
Hal ini dimaksudkan agar anggota kelompok pasteurisasi sebesar 51%. Hal itu disebabkan
dapat mengetahui fungsi dan komponen dari penggunaan bangker yang lebih efisien sehingga
bangker pintar dengan jelas, sehingga peng- proses menghasilkan uap semakin cepat yang
gunaan dan perawatan alat sesuai dengan berdampak terhadap penghematan biaya bahan
Standar Operational Procedure (SOP) agar tidak bakar pasteurisasi. Tabel 2 menunjukkan
membahayakan dan tidak cepat rusak. perbadingan biaya pasteurisasi dan kebutuhan
air menggunakan bangker pintar dan alat
Pendampingan Penggunaan dan Edukasi pasteurisas sebelumnya (untuk 1.000 baglog).
Perawatan Bangker Pintar Penggunaan bangker pintar juga mampu
Hasil observasi yang dilakukan sebelum pe- menghemat air yang digunakan untuk pas-
laksanaan program adalah strategi agar program teurisasi. Sebelumnya air yang digunakan untuk
dapat dilakukan dengan baik oleh masyarakat proses pasteurisasi mencapai 1.100 L, namun
dan ada keberlanjutan. Salah satu faktor dengan menggunakan bangker pintar air yang
keberlanjutan program pengabdian masyarakat dibutuhkan untuk pasteurisasi hanya 35 L.
adalah pola pendampingan yang dilakukan oleh Penghematan ini dapat dilakukan karena boiler
pelaksana program. Hal ini sesuai dengan bangker pintar hanya berdiameter 60 cm dengan
pendapat Asnawati (2015) yang menyatakan dilengkapi 24 pipa kecil pada bagian dalam
bahwa hal yang memengaruhi kecepatan adopsi bangker. Adanya pipa-pipa kecil memungkinkan
inovasi petani adalah komunikasi dan kualifikasi proses produksi uap semakin cepat karena api
penyuluh. Untuk itu cara kami menyampaiakn mengenai lebih banyak besi yang tergenang air.
inovasi terbaru agar dapat diterima oleh masya-
rakat adalah dengan pendampingan penggunaan Peningkatan Produktivitas dan Keuntungan
dan edukasi, bukan sekedar memberikan alat Proses pasteurisasi yang sempurna meng-
kepada masyarakat. hasilkan baglog jamur yang steril sehingga
Setelah pada tahapan sebelumnya dilakukan tingkat kontaminasi berkurang. Baglog yang
penjelasan fungsi dan komponen, tahap selanjut- tanpa mikroorganisme patogen memungkinkan
nya adalah pendampingan penggunaan bangker misilium jamur tiram dapat tumbuh dengan baik
pintar. Pendampingan penggunaan dilakukan dan cepat. Dengan demikian semua sumber
sebanyak 4 kali setiap akhir pekan. Peserta dalam makanan berupa protein, karbohidrat, lignin,
kegiatan ini berganti-ganti, dikarenakan aktivitas selulose, hemniselulose mampu dicerna dengan
anggota kelompok. Pendampingan penggunaan baik oleh misilium jamur tiram sehingga ter-
meliputi menentukan jumlah baglog yang dapat konversi menjadi buah jamur tiram.
dipasteurisasi dalam sekali proses produksi, cara Berdasarkan data produksi jamur tiram KUB
bagaimana memasukkan baglog jamur ke dalam Jamur Gamol hasil produksi jamur tiram sejak
bangker dengan tepat, hingga menjelaskan 2014‒2018 rata-rata hanya 160kg/1.000 baglog.

Tabel 2 Perbadingan biaya pasteurisasi dan kebutuhan air menggunakan bangker pintar dan alat pasteurisas
sebelumnya (untuk 1.000 baglog)
Indikator pembanding Bangker pintar Alat pasteurisasi sebelumnya
Biaya pasteurisasi (Rp) 146.000 300.000
Kebutuhan air (L) 35 1.100

109
Agrokreatif Vol 6 (2): 105–111

Jika dihitung per baglog maka produktivitasnya DAFTAR PUSTAKA


hanya 1,6 ons/baglog. Padahal menurut Piryadi
(2013), normatifnya produktivitas per baglog Asnawati L. 2015. Strategi Percepatan Adopsi dan
adalah 4 ons. Setelah menggunakan bangker Difusi Inovasi dalam Pemanfaatan Mesin
pintar produktivitasnya meningkat menjadi 3,25 Tanam Padi Indojarwo Transplanter Di
ons. Meskipun belum mencapai 4 ons namun Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi
hasil ini sudah cukup baik yakni mengalami Bengkulu. Dalam: Prosiding Seminar Nasional
peningkatan 100%. Tabel 3 menunjukkan FMIPA-UT 2015: Optimalisasi Peran Sains dan
perbadingan hasil produksi menggunakan Teknologi Menuju Kemandirian Bangsa.
bangker pintar dan alat pasteurisasi sebelumnya Jakarta (ID): Universitas Terbuka.
(untuk 1.000 baglog)
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2018. Statistik
Meningkatnya produktivitas berdampak
Tanaman Sayuran dan Buah-buahan Semusim
terhadap meningkatnya keuntungan usaha tani
Tahun 2016. Jakarta (ID): Badan Pusat
KUB Jamur Gamol. Sebelumnya keuntungan
Statistik.
usaha tani Rp 607.500/1.000 baglog, dengan
menggunakan bangker pintar keuntungan me- Djuwendah E Septiarini E. 2016. Manajemen
ningkat 4 kali lipat menjadi Rp 2.659.000/1.000 Risiko Usaha tani Jamur Tiram Putih (Plerotus
baglog. Astreotus) dalam Upaya Mempertahankan
Pendapatan Petani. Paspalum. IV: 11–22.
Peningkatan Ketersediaan Bahan Baku https://doi.org/10.35138/paspalum.v4i2.26
Olahan Jamur
Kelompok usaha budi daya Jamur Gamol juga Piryadi TU. 2013. Bisnis Jamur Tiram. Jakarta
(ID): PT Agromedia Pustaka.
memiliki unit usaha pembuatan berbagai macam
olahan jamur tiram. Olahan jamur yang saat ini Sánchez C. 2010. Cultivation of Pleurotus
dihasilkan oleh KUB Jamur Gamol di antaranya ostreatus and other edible mushrooms.
nugget, keripik, kerupuk, brownis, bakso, dan Applied Microbiology and Biotechnology.
serbuk jamur tiram. Setiap bulannya unit 85(5): 1321–1337. https://doi.org/10.1007/
pembuat olahan jamur membutuhkan 490 kg s00253-009-2343-7
jamur tiram. Akan tetapi produksi jamur tiram Widyastuti N, Tjokrokusumo D, Giarni R. 2016.
yang dihasilkan oleh KUB hanya 160kg/bulan. Potensi Beberapa Jamur Basidiomycota
Kekurangan bahan baku biasanya dipenuhi dari sebagai Bumbu Penyedap Alternatif Masa
pasar atau petani lain. Penggunakan bangker Depan. Dalam: Seminar Agroindustri dan
pintar dapat meningkatkan hasil produksi Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi
sehingga kekurangan bahan baku yang dibeli dari TIP-UTM. (pp: 2–3).
pasar atau petani lain berkurang.
Yateno, Ratmono. 2014. Analisis Perbandingan
Studi Kelayakan Budidaya Jamur Tiram
dengan Pendekatan Model Outsourcing di
SIMPULAN Kota Metro. Akuisisi Jurnal Akuntansi. 10(2):
1–14.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat
dengan penerapan teknologi bangker pintar ini Zahro L, Agustini R. 2013. Antibacterial
mampu meningkatkan produktivitas usaha budi Effectivity Test Of Saponins Crude Extract
daya jamur di KUB Jamur Gamol. Selain itu, From White Oyster Mushroom (Pleurotus
penerapan teknologi ini juga memberikan ostreatus) Against Staphylococcus aureus and
manfaat lain berupa peningkatan ketersediaan Escherichia coli. UNESA Journal of Chemistry.
bahan baku olahan jamur, efisiensi penggunaan 2(3): 120–129.
air, serta peningkatan jumlah anggota kelompok.

Tabel 3 Perbadingan hasil produksi menggunakan bangker pintar dan alat pasteurisasi sebelumnya (untuk
1.000 baglog)
Indikator pembanding Bangker pintar Alat pasteurisasi sebelumnya
Tingkat kontaminasi <1% 15‒50%
Hasil produksi (kg) 332,5 160
Keuntungan usahatani (Rp) 2.659.000 607.500

110
Vol 6 (2): 105111 Agrokreatif

Zhang Y, Geng W, Shen Y, Wang Y, Dai Y. 2014. Innovation, Technological Dissemination and
Edible Mushroom Cultivation for Food Marketing. Sustainability. 6(5): 2961–2973.
Security and Rural Development in China: Bio- https://doi.org/10.3390/su6052961 .

111

Anda mungkin juga menyukai