PENDAHULUAN
perjual belikan di pasar baik pasar tradisional maupun swalayan, seperti jamur
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi
lebih tinggi dibandingkan dengan jenis jamur kayu lainnya. Jamur tiram
mengandung protein, lemak fosfor, besi thiamin, dan riboflavin lebih tinggi
dibanding jenis jamur lain. Jamur tiram mengandung 18 macam asam amino
yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak mengandung kolestrol. Macam
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tanah tertentu yang mendukung, dan lama
hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di
kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. Namun jamur ini segera
baru dimulai sekitar tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasional yang
pekerjaan baru dibidang pertanian yang selama ini belum dikenal masyarakat
menggiurkan baik dilakukan dalam skala kecil maupun besar (Tim Karya Tani
Mandiri, 2014:1-2).
seperti cangkang tiram. Warna tudung beragam dari mulai putih, putih
berwarna coklat dan biru. Permukaan tudungnya sedikit licin namun tidak
tangkai yang bercabang, tubuh atau batangnya berwarna putih, pendek dan
jenis ada yang tumbuh soliter. Jamur tiram berdaging tebal, berwarna putih,
Jamur Tiram relatif mudah karena jamur tiram mempunyai daya adaptasi
Masalah yang sering dihadapi dalam budidaya jamur tiram selama ini
adalah penumbuhan dan penyebaran miselium jamur yang masih relatif lama
hari, pemanenan tubuh buah dapat dilakukan dengan selang waktu antara
masing-masing panen adalah 1-2 minggu dengan masa panen ideal sebanyak
penambahan nutrisi dan zat pengatur tumbuh dari luar yang dapat berupa
tanam jamur tiram putih. Nutrisi dan zat pengatur pertumbuhan hendaknya
Salah satu nutrisi spesifik yang dibutuhkan oleh jamur tiram cokelat
kkal, protein 6,35 gram, lemak 9,41 gram dan karbohidrat sebesar 30,58
gram. Akan tetapi jagung merupakan bahan pokok yang banyak digunakan
dalam berbagai industri, hal ini menyebabkan harga jualnya akan stabil dan
relatif tinggi. Oleh karena itu perlu dicari bahan alternatif pengganti nutrisi
bagi jamur, salah satunya adalah air tebu yang diketahui memiliki
kandungan karbohidrat yang setara dengan kedua bahan diatas dan juga
unsur amilum (karbohidrat) berupa sukrosa (gula tebu), yang terdiri dari
glukosa dan fruktosa. Dalam 100 g batang tebu, terdiri dari 62 kalori, 82,5 g
air, 0,6 g protein, 0,l g lemak, 16,5g karbohidrat, 10,16 g serabut, 0,3 g abu,
niasin, 3 mg cuka yang askorbik (Duke dan Atchley dalam Bardan, dkk,
2009).
dalam jaringan kayu, walaupun dalam jumlah sedikit untuk kehidupan dan
unsur mineral dan vitamin. Air leri juga mudah didapatkan karena sebagian
pokok. Air leri merupakan air bekas cucian beras yang belum banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena masyarakat
belum mengetahui manfaat dari air leri. Air leri belum termanfaatkan secara
lainnya. Air leri masih banyak mengandung gizi seperti vitamin B1 (tiamin)
jamur tiram putih adalah thiamin (vitamin B1), asam nikotat (vitamin B3),
B. Identifikasi Masalah
2. Pertumbuhan dan penyebaran miselium jamur tiram sangat lama dan kurang
maksimal
permasalah yang perlu diteliti dalam penelitian ini, untuk menghindari hal-hal
yang bersifat umum agar tujuan penelitian tercapai dan terarah. Batasan
Subjek dalam penelitian ini adalah terbatas pada jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus).
penggunaan air tebu dan air beras terhadap produktifitas jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus).
D. Rumusan Masalah
adalah apakah ada pengaruh pemberian air tebu dan air beras terhadap
E. Tujuan Penelitian
mengetahui pengaruh pemberian air tebu dan air beras terhadap Produktivitas
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini akan menemukan pengaruh pemberian air tebu dan air
2. Manfaat Praktis
tiram.