Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jamur merupakan (Pleurotus ostreatus) tanaman yang tidak memiliki klorofil

sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri.

Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa, glukosa, liginin,

protein, dan senyawa pati dari organisame lain. Dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh

hifa (bagian jamur yang bentuknya seperti benang halus, panjang dan kandang bercabang),

bahan makanan tersebut diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk

pertumbuhan.oleh karena itu, jamur digolongkan sebagai tanaman heterofik, yaitu tanaman

yang kehidupannya tergantung pada organisme lain.(Parjimo dan Agus Andoko.2007.1)

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur yang banyak digemari oleh

masyarakat. Selain kelezatannya, jamur tiram juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh.

Kandungan gizinya yang tinggi dengan berbagai macam asam amino esensial yang

terkandung di dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-senyawa lainnya yang

penting bagi aspek medis. Pada masyarakat Jepang dan Cina, menu makanan yang terbuat

dari jamur sudah menjadi menu yang turun temurun karena mengetahui khasiatnya yang

sangat baik bagi tubuh. Di Indonesia, konsumsi jamur tiram dari tahun ke tahun diketahui

semakin meningkat seiring dengan kebutuhan masyarakat akan produk pangan yang sehat

dan terjangkau.

1
Menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, kandungan gizi

jamur tiram terdiri atas protein rata-rata sebanyak 3.5–4% dari berat basah. Berarti dua kali

lipat lebih tinggi dibandingkan asparagus dan kubis. Bila diukur berat kering kandungan

proteinnya 19-35%. Sedangkan beras hanya 7,3%, gandum 13,2%, kedelai 39,1% dan susu

sapi 25,2%. (http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-

tiram.html/Diakses 11 Desember 2014pukul 11:59).

Jamur mempunyai nilai gizi tinggi terutama kandungan proteinnya 15-20 % dari berat

keringnya. Daya cernanya pun tinggi mencapai 34-89 %. Sifat nutrisi kelengkapan asam

amino yang dimiliki oleh jamur lebih menentukan mutu gizinya. Jamur segar umumnya

mengandung 85-89 % air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-9,4 % dari berat

kering terdiri dari asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol dan phoshpolipida.

Jamur juga merupakan sumber vitamin antara lain thiamin, niacin, biotin dan asam askorbat.

Vitamin A dan D jarang ditemukan pada jamur, namun dalam jamur tiram putih terdapat

ergosterol yang merupakan prekursor vitamin D. Jamur umumnya kaya akan mineral

terutama phosphor, mineral lain yang dikandung, diantaranya kalsium dan zat besi

(Jamurtiramputih’s Weblog.htm.,2008).

Jamur yang dapat dikonsumsi selain kandungan gizi yang cukup tinggi, juga banyak

manfaatnya bagi kesehatan. Jamur tiram mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia

sebagai protein nabati yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah

timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi berat badan dan

diabetes. Kandungan asam folatnya (vitamin B-kompleks) tinggi sehingga dapat

menyembuhkan anemia (kekurangan darah) dan obat anti tumor. Digunakan untuk mencegah

dan menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan gizi dan pengobatan

2
kekurangan zat besi. Untuk terapi pengobatan sebaiknya tidak digoreng karena bisa

menurunkan kadar vitaminnya dan zat-zat yang bermanfaat untuk penyembuhan penyakit.

1.2 Perumusan Masalah

Berkaitan dengan uraian pada latar belakang diatas, maka permasalahan yang dikemukakan

dalam makalah ini adalah sebagai berikut, yakni :

1. bagaimana Sejarah Jamur?

2. Apa Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram?

3. Apa saja syarat tumbuh Tanaman Jamur Tiram?\

4. Bagaimana cara membudidayakan Tanaman Jamur Tiram?

5. Bagaimana cara memanen Jamur Tiram?

6. Apa manfaat Jamur Tiram ?

1.3 Tujuan

Sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya, maka

penulisan ini bertujuan :

1. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Sejarah Jamur

2. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Morfologi dan Klafikasi Jamur Tiram

3. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Syarat Tumbuh Jamur Tiram

4. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Manfaat Jamut Tiram

5. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Cara Untuk Membudidayakan jamur tiram

6. Untuk Mengetahui Lebih Dalam Tentang Cara Memanen jamur tiram

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sejarah Jamur

Dalam sejarah pembudidayaan jamur konsumsi, perancis boleh dikatakan sebagai

pionir atau pelapornya.sekitar tahun 1650-an seorang petani perancis berhasil menanam

jamur champignon di perkarangan rumahnya dengan hasil yang cukup memuaskan. Dari

Perancis, budi daya jamur menyebar ke beberapa negara di Eropa seperti seperti Inggris,

Jerman, Hongaria, Denmark dan bahkan ke Amerika Sarikat. Sampai mencatatkan diri

sebagai produsen jumer champignon terbesar di dunia.(Parjimo dan Agus Andoko. 2007.14)

Di indonesia, budi daya jamur konsumsi, terutama champignon baru di mulai sekitar

tahun 1969 oleh sebuah perusahaan swasta nasiolan yang bergerak di bidang agrobisnis.

Perusahaan ini memilih dataran tinggi dieng di Wonosobo, jawa tengah, sebagai tempat

pembudidayaan jamur champignon dengan produksi mencapai ribuan ton per bulan. Sebagai

besar hasil budi daya jamur secara modern tersebut diekspor dalam bentuk kalengan ke

beberapa negara.(Parjimo dan Agus Andoko.2007:14)

2.2 Taksonomi dan Morfologi Jamur Tiram

Super kingdom : Eukaryota

Kingdom : Myceteae (fungi)

Divisio : Amastigomycota

Sub Divisio : Basidiomycotae

4
Kelas : Basidiomycetes

Ordo : Agaricales

Famili : Agaricaeae

Genus : pleurotus

Spesies : pleurotus sp

Nama jamur tiram (pleurotus sp) di berikan karena bentuk tudung jamur ini agak

membulat, lonjong, dan melengkung menyerupai cankang tiram. Permukaan tundung jamur

tiram licin, agak berminyak jika lembap, dan tepiannya bergelombang diameternya mencapai

3-15 cm.(Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Batang atau tangkai jamur tiram tidak tepat berada ditengah tudung, tetapi agak ke

pinggir. Tubuh buahnya membentuk rumpun yang memilii banyak percabangan dan menyatu

dalam satu media. Jika sudah tua, daging buahnya akan menjadi liat dan keras. Warna jamur

sering di sebut dengan oyster mushroom ini ber-macam-macam, ada yang putih, abu-abu,

cokelat dan merah. Di indonesia, jenis yang paling banyak di budidayakan adalah jamur tiram

putih.(Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

Sama dengan jamur kuping yang merupakan kerabat dekatnya, jamur tiram juga

memiliki inti plasma dan spora yang berbentuk sel-sel lepas atau bersambung membentuk

hifa dan miselium. Pada titik-titik pertemuan percabangan miselium akan terbentuk bintik

kecil yang disebut dengan pin head atau calon tubuh buah jamur yang akan berkembang

menjadi tubuh buah jamur.(Parjimo dan Agus Andoko. 2007:9)

2.3 Syarat Tumbuh

1) Temperature

5
Serat (miselium) jamur tiram putih tumbuh dengan baik pada kisaran suhu antara 23-28 °C,

artinya kisaran temperature normal untuk pertumbuhannya. Waluapun begitu, dengan

temperature di bawah 23 °C, miselium jamur masih dapat tumbuh meskipun memerlukan

waktu yang lebih lambat.

Sedangkan untuk pertumbuhan tubuh buahnya yang bentuk seperti cangkang tiram,

memerlukan kisaran suhu antara 13-15 °C selama 2 samapai 3 hari.

Bila nilai temperature rendah tersebut tidak didapatkan, maka ada dua kemungkinan yang

terjadi, yaitu pertumbuhan tumbuh buah jamur tidak akan terbentuk, yang berarti

pemeliharaan tidak berhasil, atau walaupun terbentuk maka waktu yang diperlukan akan

lama.

Tetapi walaupun demikian fase kedua jamur tiram putih tersebut masih dapat tumbuh pada

rentang suhu 12-37,8 °C.

2) Kelembapan

Kandungan air di dalam subtract sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

perkembangan miselium jamur.

Terlalu sedikit air akan mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan akan terganggu,

bahkan terhenti sama sekali. Namun, apabila terlalu banyak air, miselium akan membusuk

dan mati. Kandungan air didalam subtract tanaman akan didapat dengan baik bila dilakukan

penyiraman.

Jamur tumbuh baik dalam keadaan yang lembab, tetapi tidak menghendaki genangan air.

Miselium jamur tiram tumbuh optimal pada subtract yang memiliki kandungan air sekitar

60%. Sedangkan untuk merangsang pertumbuhan tunas dan tubuh buah, memerlukan

kelembapan udara sekitar 70-85%.

6
3) Cahaya

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada keadaan gelap. Sebaliknya, tubuh buah

jamur tidak dapat tumbuh pada tempat gelap. Cahaya diperlukan untuk merangsang

pertumbuhan tubuh buah. Tangkai jamur akan tumbuh kecil dan tudung tumbuh abnormal

bila saat pertumbuhan primordial tidak memperoleh penyiraman.

Akan tetapi, cahaya matahari yang menembus secara langsung dapat merusak dan

menyebabkan kelayuan, serta ukuran tudung yang relative kecil. Pertumbuhan jamur hanya

akan memerlukan cahaya yang bersifat menyebar. Oleh karena itu, diperlukan peneduh

pohon di dekat bangunan tempat pemeliharaan jamur.

4) Udara

Jamur tiram putih adalah tanaman saprofit fakultatif aerobic yang membutuhkan oksigen

sebangai senyawa untuk pertumbuhannya. Sirkulasi udara yang lancer akan menjamin

pasokan oksigen. Terbatasnya pasokan oksigen udara disekitar tempat tumbuh jamur dapat

mengganggu pertumbuhan tubuh buah.

Jamur tiram juga yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksigen memiliki tubuh buah

kecil dan abnormal. Tubuh buah jamur yang tumbuh pada tempat yang kekurangan oksisgen

akan mudah layu dan mati. Jamur tiram juga memerlukan sirkulasi udara segar untuk

pertumbuhannya. Oleh karena itu, harus diberi ventilasi agar pertukaran udara dapat berjalan

secara baik.

Pertumbuhan miselium jamur memerlukan kandungan karbon dioksida yang agak tinggi,

yaitu 15%-20%. Tetapi, jamur tiram yang tumbuh pada tempat yang mengandung karbo

dioksida yang terlalu tinggi memiliki tubuh buah yang abnormal. Biasanya, tudung jamur

tiram tumbuuh relative kecil dibandingkan tangkainya.

7
5) Derajat Keasaman (pH)

Miselium jamur tiram putih tumbuh optimal pada pH media yang sedikit asam, yaitu antara

5,0-6,5. Nilai pH medium diperlukan untuk produksi metabolism dari jamur tiram putih,

seperti produksi asam organic.

Kondisi asam dapat menyebabkan pertumbuhan miselium jamur tiram terganggu, tumbuh

kontaminasi oleh jamur lain, bahkan menimbulkan kematian jamur tiram putih. Kondisi pH

yang terlalu tinggi (basa), dapat menyebabkan system metabolism dari jamur tiram putih

tidak efektif. Bahkan, menyebabkan kematian. Tubuh buah jamur tiram tumbuh optimal pada

pH lingkungdn yang mendekati normal (pH 6,8-7,0).

2.4 Mebudidayakan Jamur Tiram

2.4.1 Pembibitan

Pembibitan merupakan tahapan budi daya yang memerlukan ketelitian yang tinggi karena

harus dilakukan dalam kondisi steril dengan menggunakan bahan dan peralatan khusus.

Dalam kegiatan pembibitan di kenal dengan istilah pembiakan tahap pertama (F 2), pembiakan

tahap kedua (F2), dan pembiakan tahap ketiga (F3). Setelah pembiakan tahap ketiga (F 3), bibit

siap diinokullasikan di media tanam untuk ditumbuhkan menjadi jamur dewasa siap

konsumsi.(19)

Persiapan lokasi dan media tanam

a. Pembuatan kumbang

Secara tradisonal, budi daya jamur konsumsi bisa dilakukam di sembarang lokasi

memenuhi syarat tumbuh. Namun, produksi panen yang didapat sangat kecil, atau

bahkan jamur yang di tanam tidak tumbuh sama seklai. Penyebabnya adalah selama

masa pertumbuhannya, jamur membutuhkan kelembapan tinggi, suhu udara tertentu,

8
terlindumg dari hujan dan panas matahari, serta bebas dari spora jamur lain yang

berpotensi menjadi kontaminan.(29)

Oleh karena itu, dalam budi daya jamur tiram konsumsi secara modern dengan

orentasi produksi tinggi , kumbang sangat diperlukan. Kumbang adalah bangunan

berbentuk rumah yang khusus dibangun untuk digunakan sebagai tempat

membudidayakan khusus dan berfungsi melindungi media tanam jamur dari air hujan

dan sinar matahari langsung dan kemungkinan masuknya kontaminan spora jamur

lain yang tidak diharapkan. Dengan menggunakan bahan dan kontruksi tertentu,

kondisi di dalam kumbang dapat diatur sehingga bisa menyerupai keadaan di habitat

asli jamur.(29)

b. Penyiapan media tanam

Tidak seperti tanaman autotrofik yang mengambil makanan dari tanah dan

mengolahnya melalui proses fotosintesis, jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat

makanan yang dihasilkan oleh organisme lain. Oleh karena itu, media jamur bukan

tanah. Media tanam untuk jamur tiram adalah batang kayu atau bagian tubuh tanaman

yang sudah mati. Di tempatkan seperti itulah terkandung selulosa, glukosa, lignin,

protein, dan senyawa pati yang merupakan bahan makanan bagi jamur.(31)

Namun, kebelakangan ini penggunaan kayu batang untuk media tanam jamur mulai

ditingglkan karena sulit didapat dan harganya relatif mahal. Selainiti, bibit jamur yang

ditanam batangan kayu masa tumbuhnya lama, sehingga gantinya , saat ini para petani

jamur lebih banyak menggunakan serbuk kayu limbah usaha penggergajian yang

lebih mudah didapat dan murah harganya. Selain itu, bibit jamur yang ditanam di

media serbuk kayu juga cepat tumbuh sehingga waktu panennya pun menjadi lebih

cepat(32)

9
Walaupun hamir semua jenis serbuk kayu dapat digunakan sebagi bahan utama media

tanamm, ada beberapa jenis kayu yang memiliki kandungan zat ektraakti (zat

pengawet alami terdapat pada kayu) dan terpentin (minyak pelarut, cat) cukup tinggi

sehingga tidak cocok dijaidkan media karena bisa menghambat pertumbuhan jamur.

(32)

Kandungan kimia kayu


Komponen
Berdaun lebar (%) Berdaun jarum (%)

Selulosa 40-45 41-44

Lignin 18-23 26-44

Pentosan 21-24 8-13

Zat ekstraaktif 1-1.2 2.03

Abu 0.22-6 0.89

Tabel 1

dari tabel 1, terlihat bahwa kayu dari kelompok berdaun jarum memiliki kandungan zat

ekstraktif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu dari kelompok kayu dari kelompok berdaun

lebar. Karena itu, disarankan dengan menggunakan serbuk kayu yang berasal dari jenis kayu

berdaun lebar, seperti kayu albasia,meranti,jati dan randu.

2.4.2 Penanaman Bibit

a. Pembuatan Bag Log

Tempat menanam bibit jamur kayu seperti jamur tiram dengan membuat log, yaitu media

tanam yang dimasukkan ke dalam plastik dan dibentuk menyerupai potongan kayu

gelondongan.(34)

10
Langkah-langkah pembuatan bag log:

1. Pencampuran

Pencampuran bisa di lakukan secara menual menggunakan tangan atau tergantung pada

banyaknya pencampuran ini harus dilakaukan secara merata sehingga campuran menjadi

homogen dan tidak terjadi gumpalan-gumpalan antara serbuk kayu dan kapur karena bisa

menghambat pertumbuhan jamur yang ditanam.(35)

2. Pengomposan

Pengomposan media tanam yang telah dicampur bertujun menguraikan senyawa-senyawa

yang terdapat di dalamnya agar menjadi lebih sederhana sehingga mudah diserap dan dicerna

oleh jamur. Pengomposan dilakukan dengan cara yang sederhana, yaitu menumpuk media

tanam setinggi 50 cm, lalu ditutup dengan lembaran plastik selama dua hari sampai suhunya

mencapai 50℃ dengan kadar air 50-65% dan pH 6-7.(35)

3. Pembungkusan

Setelah dikomposkan serta kelembapan dan nilai Ph-nya telah sesuai, media tanam

dimasukkan kedalam kantong plastik polipropilrn (PP) berukuran 20 × 30 cm berkapasitas

1000 gram, lalu dipadatkan agar bibit bisa ditanam secara merata. Pembungkusan media

tanam dapat dilakukan secara menual menggunakan tangan atau dengan mesin khusus. Jika

pembungkusan dilakukan secara menual, media dalam bungkus plastik dipadatkan

menggunakan botol atau alat sejenis. Jika menggunakan mesin pengisi, biasanya sudah

dilengkapi dengan alat untuk memadatkannya. Pemadatan dilakukan sampai media mencapi

ketinggian sekitar 20 cm. Tepat di tengah permukaan media dibuat lubang tanam 10 cm

dengan diameter 2,5 cm menggunakan kayu atau besi bulat yang steril.(36)

Kemudian bagian ujing plastik yang terbuka, tepat di atasa batas media tanam dipasang

cincin dari plastik atau potongan pipa paralon, lalu di sumpal dengan kapas. Proses terakhir,

11
kapas dibungkus dengan kertas atau alumunium foil. Media tanam jamur kayu di dalam

bungkus plastik inilah yang disebut dengan bag log.(36)

4. Sterilisasi Bag Log

Sterilisasi harus dilakukan karena media tanam yang sudah berbentuk bag log biasanya masih

mengandung banyak mikroba, khususnya jamur-jamur liar. Jika tidak disterilkan, jamur-

jamur liar ini akan hidup subur dan menghambat pertumbuhan jamur utama yang sengaja

ditanam. Ada dua alat yang biasa digunakan petani untuk mensterilisasikan bag log.(37)

1. Sterilisator tardisonal

Alat ini berbentuk drum minyak tanah yang dimodifikasikan. Drum tersebut disekat

menggunakan anyaman kawat atau ram tersebut di bagian tengahnya sehingga menjadi

seperti dandang di bagian tengahnya. Sehingga menjadi seperti dandang untuk mengukus

masakan. Kemudianbagian bawah. Ram diisi air dan bag log diatur secara bertumpuk diatas

ram kawat, lalu drum dipanaskan sampai air bagian bawah ram kawat mendidih. Rebusan

inilah yang mensterilkan tumpukan bag log di atasnya.(37)

Sayangnya, sterilisasi menggunakan alat seperti tingkat keberhasilannya hanya sekitar 70%.

Penyebabnya adalah tidak tercapainya besar uap panas dan tekanan yang diharapkan

sehingga masih banyak mikroba liar tetap hidup di dalam bag log. Selain itu, waktu biasanya

kurang dari lima jam sehingga pemanasan di dalam drum tidak bisa berlangsung maksimal.

Pemanasan lebih dari lima jam akan meningkatkan suhu di dalam drum sampai 100 ℃ dan

tekanan di atas 2 atmosfer sehingga bisa mengakibatakan drum meledak.(38)

2. Sterilisator modern

Sterilisatir ini bisa meningkatkan keberhasilan strelisasi bag log sampai 95%. Hanya,

harganya sangat mahal sehingga petani jamur bermodal kuat yang mampu membelinya.

Untuk menghemat biaya, yaitu petani bermodal kecil bisa membuatnya sendiri atau secara

12
piutang. Bentuknya terdiri dari dua bagian, yaitu benjana penghasil uap air (boiler) dan ruang

sterilisasi.(38)

5. Pendinginan

Sebelum diinokulasikan dengan bibit jamur, bag log didinginkan terlebih dahulu selama 12

jam sampai suhunya mencapai 35-40℃ . Jika suhu masih lebih dari 40 ℃ bibit jamur yang

diinokulasikan tidak akan tumbuh. Gunakan kipas angin atai blower agar proses pendinginan

cepat.(39)

b. Penanaman

1. Penanaman bibit jamur kuping dan jamur tiram ke dalam bag log meliputi kegiatan

inokulasi, inkubasi,seleksi, memasukan kedalam kumbang, dan penyataan bungkus bag log.

1) Inokulsi

Inokulasi atau penanaman harus segera dilakukan setelah bag log sudah dingin dan

dilakukan ruangan yang telah disterilkan. Sebaiknya inokulasi dilakukan oleh dua orang, satu

orang bertugas menanam bibit ke bag log dan seorang lagi bertugas menutup bag log

secepatnya. Dengan demikian waktu inokulasi semakin cepat dan kemungkinan bibit

tercemar mikroba akan semakin kecil. Cara melakukan inokulasi jamur tiram ke bag log

sebagai berikut.(39)

o Buka penutup seluruh bag log.

o Buka botol atau bungkus biakan F3, lalu tuangkan di tengah- tengah lubang tanam bag log.

Setiap bungkus biakan F3 biasanya dapat ditanam di sekitar 40 bag log.

o Tutup kembali bag log menggunakan penutupnya. Usahankan penutupan tidak terlalu

rapatasi agar masih ada sedikit oksigen yang masuk agar miselium jamur bkubg iisa tumbuh

dengan sempurna.

13
2) Inkubasi

Inkubasi atau peroses menumbuhkan miselium jamur dilakukan dengan cara menyimpan bag

log di ruang bersuhu 22-28℃ . Suhu ini harus terus dikontrol karena pertumbuhan miselium

akan terhambat jika berada di bawah atau di atas kisaran angka tersebut. Oleh karena itu,

sebaiknya ruang inkubasi di lengkapi dengan alat pengatur suhu.(4)

Bag log diletakkan langsung di atas lantai ruang inkubasi dengan posisi berdiri. Lamanya

waktu inkubasi 40-60 hari sampai seluruh media bag log di penuhi miselium. Tanda

keberhasilan inkubasi sudah bisa dilihat sekitar dua minggu, yaitu tumbuhnya miselium

jamur berwarana putih yang berwarana putih yang merambat ke bawah. Jika miselium tidak

tumbuh atau tumbuh atau tumbuh miselium berwarna bukan puti, berarti proses inkubasi

gagal dan harus diulangi. Caranya, bag log disterilisasi dan diinokulasi ulang, lalu diinkubas

kembali. Jika inkubasi yng kedua juga gagal, sebaiknya bag log dibuang karena

kemungkinan besar sudah rusak.(40)

3) Seleksi

Sebelum bag log dimasukan ke dalam kumban, dilakukan seleksi agar tingkat pertumbuhan

jamur kumbang optimal. Bibit yang baik adalah yang miseliumnya tumbuh merata ke

seluruh bagian bag log. Jangan menggunakan bibit miseliumnya terlalu padat, terlalu tipis,

atau jarang. Bibit yang miselumnya tumbuh mengelompok di bagian-bagian tertentu bag log

jug tidaj bagus untuk digunakan.(41)

4) Memasukan bag log kedalam kumbang

Bag log jamur tiram yang sudah diseleksi segera dimasukan kedalam kumbang yang telah

disiapkan. Bag log –bag log tersebut ditata rebah di atas rak dengan posisi satu baris

tutupnya menghadapi ke jalan, dan baris berikutnya tutup menghadapi ke sebaliknya.

Demikian seterusnya.(41)

5) Penyaytan bungkus bag log

14
Untuk tempat keluarnya jamur yang telah perlu di buatkan lubang pada bungkus bag log.

Ada dua cara yang biasa dilakukan untuk melubangi bungkus bag log, yaitu membuat sayatan

berbentuk huruf L di bagian lengkungan yang membentuk sudut siku-siku terbuka ke arah

ujung bag log atau membuat sayatan berbentuk persegi ukuran 1 × 1 cm di tempat yang

sama.(42)

Penyayatan dilakukan dua kali. Penyayatan pertama dilakukan pada saat bag log baru

dimasukkan ke dalam kumbang. Satu atau dua minggu kemudian akan tumbuh akan tumbuh

calon tubuh buah jamur melalui sayatan ini. Lokasi penyayatan bersberangan dengan lokasi

sayatan pertama agar terjadi pemerataan pemanfaatan sumber nutrisi di semua bagian bag

log dan untuj menjaga kontinuitas panen.(43)

2.4.3 Pemeliharaan

a. Pengaturan suhu dan kelembapan

Jamur tiram memerlukan suhu 16-22℃ dan kelembapan 80-90% untuk pertumbuhan tubuh

buahnya. Jamur merang memerlukan suhu 32-85℃ dan kelembapan 80-85% untuk

menumbuhkan tubuh buahnya. Oleh karena itu, kondisi di dalam kumbang harus memenuhi

syarat pertumbuhan ketiga jenis jamur ini. Termomete dan higrometer yang dipasang di

dalam kumbang harus selalu diperiksa untuk memastiakan suhu dan tinggal kelembapannya

berada pada tingkat yang sesuai(47)

Salah satu cara menjaga suhu dan kelembapan kumbang adalah denga melakukan

pengabutan air dari sproyer yang dilengkapi nozzle. Kumbang modern bisanya sudah

dilengkapi dengan alat pengabut air di bagian atasnya sehingga penggunaannya tinggal

menaktifkan saja.

Frekuensi pengabutan kumbang tergantung pada cuaca. Pada musim hujan yang suhu udara

dan kelembapannya normal, pengabutan cukup sekali pada pagi hari. Pada musim kemarau

15
yang suhu udaranya panas dan kelembapannya rendah pengabutan dilakukan dua kali sehari,

pada pagi dan sore hari.(47)

b. Pengaturan sirkulasi udara

Saat masih berbentuk miselium, jamur memang tidak memerlukan oksigen dalam jumlah

besar. Namun, pasokan oksigen yang besar sangat diperlukan saar jamur membetuk tubuh

buah. Pasokan oksigen yang kurang saat jamur membentuk tubuh buah akan berakibat

jjamur tumbuh kerdil. Bahkan, tubuh buah tidak akan terbentuk dakam miseliumnya

memadat dan meluas ke segala arah.(48)

Sebaliknya, adanya kandungan karbondioksida walaupun dalam kosentrasi kecil akam

menyebabkan terjadinya perpanjanga tubuh buah(etiolasi). Jika kadar karbondioksida sudah

mencapai 5%, tubuh buah jamur tidak akan terbentuk. Oleh karena itu, pengaturan sirkulsi

udara harus rutin dilakukan. Caranya dengan membuka jendela kumbang selama 1-2 jam

setiap hari agara proses masuknya oksigen dan keluarnya karbondioksida lancar.(48)

2.5 Panen Dan Pascapanen Jamur Tiram

1. Panen

Panen jamur dilakukan secara menual menggunakan tangan atau menggunakan pisau tajam.

Jamur yang dipanen harus dipotong berserta akarnya karena akar tertinggal di dalam media

akan membusuk dan menganggu pertumbuhan calon jamur di sekitar lokasi tersebut. Oleh

karena itu, jika ada akar yang tertinggal di media harus di cabut secara pakasa menggunakan

penjepit.(49)

Saat terbaik untuk memanen jamur adalah pada pagi hari sebelum pukul 10:00 atau sore hari

sebelum pukul 17:00 jika dipanen siang hari, berat jamur akan menyusut karean kepanasan.

Jamur tiram dioanen 4-5 hari sejak pembentukan tubuh buah (pin head) saat itu beratnya

16
telah mencapai 50-70 gram. Masa panen mencapai empat bulan dengan interval pemanenan

lima hari sekali.(49)

2. Pascapanen

langkah pertama dilakukan setelah panen adalah membersih jamur dari berbagai kotoran

yang menempel. Caranya, permukaan tubuh buah dibasahi dengan air bersih,kemudian di

tekgosok dengan tangan secara pelan-pelan sampai seluruh kotoran yang menempel hilang.

Mengingat tubuh buah jamur gampang sobek, perkerjaan ini harus dilakukan dengan h tujati-

hati. Setelah itu, barulah jamur siap dipasarkan sesuai dengan tujuan yang dikehendaki.

Untuk sakala petani (bukan perushaan besar) produk yang dipasarkan biasanya hanya berupa

segar dan jamur kering.(51)

a. Jamur segar

1) Penyimpanan pada suhu kering

Buah jamur yang telah dicuci bersih kemudian ditiriskan samapi tidak ada lagi air

yang mentes. Pastikan jamur benar-benar sampai tidak ada lculatkan muagi air yang

menetes. Pastikan jamur benar-benar tiris karena air cucian yang masih menempel di

jamur akan mengakibatkan munculnya bintik-bintik berwarna. Jika hal ini terjadi

kualitas jamur akan menurun dan harga jualnya menjadi rendah. Setelah itu, jamur

dikemas dalam katong plasti atau styrofoam chest dengan ukkuran kemasan

tergantung pasa selera dan dimasukan ke dalam refrigerator bersuhu 15 ℃. Demgan

cara ini, umur kesegaran jamur dapat diperpanjang sampai lima hari.(51)

2) Penambahan bahan kimia

Bahan kimia yang dapat digunakan untuk memperpajang kesegaran jamur adalahNa-

bisulfi 0,2% (2000ppm), larutan asam sitrat 0.5%, garam dapur 15%, SO 2 0.1%, K-

bikarbonat 0,1%. Dosis di atas masih di bawah nilai yang diperbolehkan Ditjen POM

17
Depkes sehingga masih aman jika konsumsi manusia. Penamabahan kimia dilakukan

dengan cara menyemprotkan ke jamur atau biasa juga dengan merendamnya seama 10

menit. Dengan pe’namabahan bahan kimia ini perumbuhan mikroba pembusuk bisa

terhambat sehnga jamur akan tetep sega sampai satu bulan.(51)

b. Jamur kering

Pengeringan bertujan mengurangi kandungan air yang ada di dalam tubuh buah jamur

sehingga mikroba pembusuk tidak dapat hidup. Walupun akan mengubah buntuk dan

rasanya, pengeringan merupakan cara terbaik untuk memperpanjang daya simpan

sehingga waktu pemasaranya lebih lama.(52)

Pengeringan jamur bisa dilakukan dengan cara menjamur atau menggunakan ruang

pengringan khusus yang sumber panasnya berasla dari listrik atau minyak tanah. Jika

pengeringan dilakukan dalam ruang khusus, jamur yang telah ditiriskan disusun di

ata rak, lalu dimasukkan ke dalam pengering. Awalny suhu panas yang pengering

dilakukan 3-4 jam jika dijemur langsung dan delapan jam dilakukan 3-4 jam jika

dijemur langsung dan delapan jam jika dilakukan di dalam ruang pengering.(52)

Jamur tiram yang telah dicuci dan ditiriskan bisa langsung dikeringkan sambil

dibolak-balik agar keringnya merata. Sementara itu, jamur merang stadia kancing

sebelum dijemur harus dibelah dulu secara memanjang agar cepat kering.(52)

Jamur yang sudah kering lalu dimasukkan ke dalam kantkanung plastik tebal. Setelah

penuh, tekan sedikit sehingga udra di dalamnya dilipat dan diikat menggunakan karet

aatau tali rafia. Jamur kering ini biasany di jual ke supermarket atau diekspor.(53)

2.6 Manfaat Jamur Tiram

Jamur tiram itu mengandung Rendah kolestrol sehingga dapat mencegah penyakit

darah tinggi (hipertensis) dan aman bagi mereka yang rentan terhadap serangan

jantung, serta baik untuk di konsumsi oleh ibu hamil dan menyusui.(Parjimo.2007.5)

18
Adapun manfaat jamur bagi kesehatan yaitu:

1. Membantu menurunkan kolesterol.

2. Sebagai antibakterial dan antitumor.

3. Penghasil enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.

4. Dapat membunuh nematoda.

5. Mengurangi Resiko jantung lemah.

6. Mengatasi Penyakit lever.

7. Membantu menyenbuhkan diabetes.

8. Menghilangkan anemia.

9. Membantu Sistem pencernaan.

10. Mencegah timbulnya tumor.

19
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jamur tiram yang umum dikembangkan untuk budidaya biasanya berwarna putih, sementara

warna coklat dan merah muda tidak. Secara umum, jamur termasuk dalam jenis sayuran yang

mengandung sedikit sekali protein dan hidrat arang, seperti halnya kangkung, ketimun, kool,

kembang kool, tauge, sawi. Karena kandungan kalorinya rendah, jamur boleh dimakan

sekehendak atau bebas tanpa memperhitungkan banyaknya Jamur ini, tumbuh di kayu yang

mengalami pelapukan atau yang sudah mati, tumbuh pula di ilalang, sampah tebu dan sampah

sagu.Jamur tersebut tidak beracun dan boleh dimakan.

20
DAFATAR PUSTAKA

Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budi daya jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka

Genders, Roy. 1982. Bercocok tanam jamur. Bandung:pionir

Maulana ,Febrian. 2012. Kandungan Gizi dan Khasiat Jamur

Tiram.http://carasendiri.blogspot.com/2012/05/kandungan-gizi-dan-khasiat-jamur-

tiram.html/Diakses 11 Desember 2014pukul 11:59

Yasri, Muhammad. 2014.Manfaat Jamur Tiram Bagi

Kesehatan.http://manfaattumbuhanbuah.blogspot.com/2014/05/manfaat-jamur-tiram-bagi-

kesehatan.html/ diakses 13 desember 2014.

Yulisnawati. 2011. Budidaya Jamur Tiram.

http://kubunghortikultura.wordpress.com/2011/09/02/budidaya-jamur-tiram-laporan-pkl/

diakses 13 desember 2014.

Fery. 2011.Makalah Budidaya Jamur Tiram 2. http://stiep.blogspot.com/2011/01/makalah-

budidaya-jamur-tiram-2.html/diakses15 desember 2014

21

Anda mungkin juga menyukai