Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

Disusun oleh :

Nama : Dwijo Agus Purnomo

NPM : 1300036

Prodi : Agroteknologi

UNIVERSIAS SLAMET RIYADI

SURAKARTA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Maha Esa yang telah memberikan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul
“Budidaya Jamur Tiram”

Dalam menulis karya ilmiah ini tentunya terdapat banyak sekali rintangan
yang dihadapi penulis, Namun semua rintangan tersebut dapat dihadapi dengan
penulis berkat do’a,motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada Bu Yayuk Setyawati Mustikaningrum
selaku guru bahasa indonesia yang telah memberikan arahan, kepada rekan rekan
yang telah memberikan motivasi untuk penulis serta Ibu Kartika dan Bapak Ragil
yang telah memberikan izin untuk penulis agar dapat melakukan penelitian dikebun
jamur tiram miliknya.

Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini jauh dari kesempurnaan, sehingga
kritik dan saran yang konstruktif sangat diharapkan untuk dijadikan pedoman pada
penulisan berikutnya. Kami berharap semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca dan penulis.

Penyusun

Dwijo agus purnomo


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Jamur merupakan (Pleurotus ostreatus) tanaman yang tidak


memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis
untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara
mengambil zat-zat makanan, seperti selulosa, glukosa, liginin, protein,
dan senyawa pati dari organisame lain. Dengan bantuan enzim yang
diproduksi oleh hifa (bagian jamur yang bentuknya seperti benang
halus, panjang dan kandang bercabang), bahan makanan tersebut
diuraikan menjadi senyawa yang dapat diserap untuk
pertumbuhan.oleh karena itu, jamur digolongkan sebagai tanaman
heterofik, yaitu tanaman yang kehidupannya tergantung pada
organisme lain. (Parjimo dan Agus Andoko.2007.1)

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur yang


banyak digemari oleh masyarakat. Selain kelezatannya, jamur tiram
juga sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Kandungan gizinya
yang tinggi dengan berbagai macam asam amino esensial yang
terkandung di dalamnya, jamur tiram juga mengandung senyawa-
senyawa lainnya yang penting bagi aspek medis. Pada masyarakat
Jepang dan Cina, menu makanan yang terbuat dari jamur sudah
menjadi menu yang turun temurun karena mengetahui khasiatnya yang
sangat baik bagi tubuh. Di Indonesia, konsumsi jamur tiram dari
tahun ke tahun diketahui semakin meningkat seiring dengan kebutuhan
masyarakat akan produk pangan yang sehat dan terjangkau.
Jamur yang dapat dikonsumsi selain kandungan gizi yang
cukup tinggi, juga banyak manfaatnya bagi kesehatan. Jamur tiram
mempunyai khasiat untuk kesehatan manusia sebagai protein nabati
yang tidak mengandung kolesterol sehingga dapat mencegah
timbulnya penyakit darah tinggi dan jantung serta untuk mengurangi
berat badan dan diabetes. Kandungan asam folatnya (vitamin B-
kompleks) tinggi sehingga dapat menyembuhkan anemia (kekurangan
darah) dan obat anti tumor. Digunakan untuk mencegah dan
menanggulangi kekurangan gizi dan pengobatan kekurangan gizi dan
pengobatan kekurangan zat besi. Untuk terapi pengobatan sebaiknya
tidak digoreng karena bisa menurunkan kadar vitaminnya dan zat-zat
yang bermanfaat untuk penyembuhan penyakit.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dan karakteristik jamur tiram ?

2. Bagaimana kandungan gizi dalam jamur tiram ?

3. Bagaimana cara membudidayakan jamur tiram ?

4. Bagaimana cara memanen jamur tiram ?

5. Apa saja manfaat jamur tiram ?


C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui lebih dalam lagi tentang definisi dan


karakteristik jamur tiram

2. Umtuk mengetahui gizi apa saja yang terdapat pada jamur tiram

3. Agar mengetahui cara membudidayakan jamur tiram

4. Agar mengetahui cara memanen jamur tiram yang benar

5. Untuk mengetahui manfaat jamur tiram

II. PEMBAHASAN

A. Definisi dan karakteristik jamur tiram

1. Definisi jamur tiram

Jamur tiram merupakan jamur yang berasal dari Divisi


Basidiomycotina dari jenis pleurotus (jamur kayu) yang tempat
hidupnya atau habitatnya di potongan-potongan kayu. Nama
Bassidiomycota itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu
Bassidium yang berarti “alatkecil “ , suatu tahapan diploid
sementara dalam siklus hidup organisme tersebut. Bentuk
bassidiom tersebut bentuknya mirip payung dan gada sehingga
fungi tersebut juga dikenal dengan nama umum fungi gada (club
fungi).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari
kelompok Basidiomycota dan termasuk kelas
Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna
putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran
mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung. Jamur
tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan sering
dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Basidiomycotina merupakan pengurai penting bagi kayu dan
bagian tumbuhan lainnya. Divisi basidiomycotina ini juga
mencakup mutualis yang membentuk mikorhiza dan parasit
tumbuhan. Jamur tiram bersifat makroskopis hifan.

2. Karakteristik

a. Karakteristik Jamur Tiram Secara Umum :


 Heterotrofsaprofit
 Multiseluler.
 Tubuh disusun oleh hifa dan miselium dan tubuh buah.
 Hifa bersekat.
 Spora dihasilkan oleh sel basidium melalui reproduksi secara
seksual.
 Reproduksi menghasilkan spora dilakukan melalui 2 cara :
1) Aseksual :dilakukan saat kondisi lingkungan
mendukung.
2) Seksual : dilakukan bila kondisi lingkungan kurang
mendukung
 Alat reproduksi seksual Basidiommycota berupa
Basidium.
 Basidium merupakan badan yangberasal dari sebuah sel
yang membesar, selanjutnya membentuk empat
tonjolan tonjolan dengan sel induknya dipisahkan oleh
sekat hingga akhirnya dihasilkan empat sel yang
masing- masing dengan sebuah Basidiospora.
 Seluruh basidium berkumpul membentuk badan yang
disebut basidiokarp.
 Bentuk basidiokap bervariasi, ada yang seperti papan,
paying, bola, dan ada yangtidak beraturan.
b. Karakteristik Jamur Tiram Secara Khusus :
 Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh
menyamping (bahasa Latin: pleurotus) dan bentuknya
seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram mempunyai
nama binomial Pleurotus ostreatus.
 Bagian tudung dari jamur tersebut berubah warna dari
hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan
yang hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung
mulus sedikit berlekuk.
 Selain itu, jamur tiram juga memiliki spora berbentuk
batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia berwarna putih
yang bisa tumbuh dengan cepat.
 Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang
tahun di hutan pegunungan daerah yang sejuk.
 Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan batang
pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang
sudah ditebang karena jamur tiram adalah salah satu jenis
jamur kayu.
 Untuk itu, saat ingin membudidayakan jamur ini, substrat
yang dibuat harus memperhatikan habitat alaminya.
 Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram
adalah serbuk gergaji kayu yang merupakan limbah dari
penggergajian kayu
 Budi daya jamur tiram dapat pula menggunakan substrat
jerami dengan tahapan tertentu
 Jamur tiram tidak memerlukan cahaya matahari yang
banyak, di tempat terlindung miselium jamur akan tumbuh
lebih cepat daripada di tempat yang terang dengan cahaya
matahari berlimpah.

B. kandungan gizi dalam jamur tiram


Kandungan gizi dan khasiat jamur tiram memiliki kadar protein
yang tinggi dengan asam amino yang lengkap, termasuk asam amino
esensial yang dibutuhkan manusia.Selain itu jamur tiram
mengandung vitamin B1,B2 Dan beberapa garam mineral dari unsur-
unsur Ca,P,Fe,Na dan K.Kandungan serat jamur mulai 7,4% sampai
27,6% sangat baik bagi pencernaan.

Table 1.1 Kandungan Gizi JamurTiram


No Komposisi Dalam%
1 Protein 27
2 Karbohidrat 58
3 Abu 9,3
4 Lemak 1,6
5 Serat 11,5
6 Kalori 265,5 kl
Sumber: AGBI Parung kudu, suka bumi

C. Cara membudidayakan jamur tiram

1. Penyiapan media tanam dan penanaman bibit


Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan. Bagian yang besar dan
tajam dibuang karena dapat merusak plastic substrat.Bahan yang sudah
ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom plastic.
Aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan. Adapun
bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai
berikut :
• Serbuk gergaji atau ampas tebu halus 10,5 kg
• Tepung jagung 0,6 kg
• Dedak halus 21 kg
• TSP 1 kg
• Kapur 3 buah
Beri air secukupnya, dengan kandungan air 60% dan pHmedia
diukur.Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan
dengan ukuran 20 x 35 cm dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar
terbentuk log yang baik. Media yang bagus adalah kepadatannya
merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah ditusuk jari telunjuk
supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan dan
dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan
tidak terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam
mengikat.Tiap log ditimbang beratnya, yaitu sebanyak 1,2 kg.Sisa
ujung plastic dimasukkan ke dalam cincin kemudian dilipat keluar,
kemudian, ikat mulut plastic tersebut dengan karet tahan panas.lalu
tutup mulut log tersebut dengan kapas kemudian tutup lagi dengan
kertas, lalu diikat lagi dengan karet.kukus log media selama 12
jam.Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum
mendidih.Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum.
Lalu, biarkan selama 8 jam atau sampai dingin pada ruangan yang
tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan penanaman bibit.

2. Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup


 Semprot isi ruangan dengan alcohol 95%

 Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol 95%

 Untuk memudahkan penanaman bibit, media yang akan diinokulasi


disimpan di depan dekat tangan kiri. Bibit yang akan ditanamkan
disimpan di depan dekat tangan kanan. Antara media yang akan
ditanami dan bibit, disimpan lampu spirtus.
 Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media.

 Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media.

 Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api dari


lampu spirtus.

 Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan


kapas.

 Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti.

Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak.Biarkan


sampai seluruh media diisi miselium jamur. Setelah seluruh bagian log
ditumbuhi miselium jamur, cincin dan karet dimulut plastic
dibuka.Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot
menggunakan sprayer.Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat
dipanen.

D. Cara memanen jamur tiram

a. Penentuan waktu panen


panen dilakukan jika bentuk dan ukuran tubuh buah
jamur sudah optimal. Cukup besar, namun belum mekar penuh.
Pemanenan biasanya dilakukan dua sampai lima hari sejak
munculnya bakal buah jamur. Cepat tidaknya jamur mencapai
ukuran optimal sangat dipengaruhi tempat. Pemanenan dapat
dilakukan setiap waktu, baik pagi,siang,sore maupun malam
hari. Kegiatan panen biasanya bergantung pada pengumpul
atau Bandar dari pasar, namun panen pagi hari dapat menjaga
jamur tetap segar.
b. Cara memanen jamur tiram
Teknik memanen jamur adalah dengan cara mencabut
seluruh rumpun jamur yang ada. Panen tidak boleh dilakukan
hanya dengan mengambil yang besar saja dan menyisakan
yang kecil-kecil. Karena walaupun disisakan, pertumbuhannya
tidak akan optimal bahkan kadangkala akan mati. Begitu pula
bagian batang yang menembus log tanaman harus dicabut pula.
Log tanam harus dibersihkan dari sisa-sisa jamur.
Apabila tidak, sisa tersebut akan membusuk dan
mengakibatkan log tanam membusuk. Setelah dilakukan
pembersihan, plastic pembungkus log tanam diturunkan
kebawah guna memberikan ruang bagi bakal tubuh buah untuk
tumbuh lagi.

E. Manfaat jamur tiram

Jamur tiram itu mengandung Rendah kolestrol sehingga dapat


mencegah penyakit darah tinggi (hipertensis) dan aman bagi mereka
yang rentan terhadap serangan jantung, serta baik untuk di konsumsi
oleh ibu hamil dan menyusui.(Parjimo.2007.5).
Adapun manfaat jamur bagi kesehatan yaitu:
1. Membantu menurunkan kolesterol.
2. Sebagai antibakterial dan antitumor.
3. Penghasil enzim hidrolisis dan enzim oksidasi.
4. Dapat membunuh nematoda.
5. Mengurangi Resiko jantung lemah.
6. Mengatasi Penyakit liver.
7. Membantu menyenbuhkan diabetes.
8. Menghilangkan anemia.
9. Membantu Sistem pencernaan.
10. Mencegah timbulnya tumor.

III. PENUTUP

A. KESIMPULAN

Ternyata pembudidayaan jamur itu tidaklah mudah ada


beberapa tahapan yang harus dilalui dan butuh kesabaran, ketelatenan
dan keuletan dalam menjaga jamur tersebut supaya tidak terkena hama
penyakit yang dapat menumbulkan gagal panen. Keberhasilan
pembudidayaan jamur itu sendiri terletak pada kebersihan yang
dilakukan pembudidaya terhadap tanaman jamur. Mulai dari persiapan
penanaman jamur, sterilisasi bahan, sterilisasi bagbog hingga
penanaman bibit jamur tersebut ke bablog tidak cukup sampai di sisni
saja petani juga harus tetap menjaga suhu yang ada di ruangan
pembudidayaan tetap stabil untuk memperoleh hasil yang maksimal
atau jamur yang berukuran besar yang sangatlah laku di pasaran.
Pemanenan jamur tiram dilakukan 30 hari setelah pembibitan
dimulai. Atau setelah 2-3 minggu hingga buah berbentuk. Setelah
pemanenan jamur tiram haruslah di sortir terlebih dahalu untuk
membagi hasil yang besar dan kecil bisasnya hasil yang besar oleh
petani langsung di jual ke pasaran namun untuk hasil yang kecil petani
pengolah kembali jamur tersebut menjadi makanan misal jamur krispy
yang di jual di sekitar pembudidayaan tersebut. Pengemasan jamur
tiram yang akan di jual kepasaran dengan menggunakan plastik kedap
udara supaya jamur dapat bertahan lama atau jika jamur tidak laku bisa
di simpan di lemari pendingan agar jamur tetap segar.

B. SARAN

 Hendaknya kita sebagai generasi muda dan pelajar mau


mengetahi proses dalam pembudidayaan jamur tiram.
 Pembudidayaan tanaman jamur harus ditingkatkan guna
mengwujudkan kebutuhan pasar dan menggurangi
pengangguran yang ada saat ini.
 Kegiatan pembudidayaan harus di perkenalkan kepada generasi
muda atau pelajar, hal ini dapat dilakukan dengan adanya
campur tangan dari orang tua, pihak sekolah maupun
masyarakat yang ada di sekitar lingkungan mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Genders, Roy. 1982. Bercocok tanam jamur. Bandung: pionir

Parjimo dan Agus Andoko. 2007. Budi daya jamur. Jakarta: Agromedia Pustaka.

Yuditian,Ryan.2006.Budidaya Jamur Tiram Putih untuk Pemula.Bandung:


PT.Pribumi Mekar

Yulisnawati.2011.BudidayaJamurTiram.
http://kubunghortikultura.wordpress.com/2011/09/02/budidaya-jamur-tiram-laporan-
pkl/. Diakses pada 2 juni 2019.

Anda mungkin juga menyukai