Anda di halaman 1dari 36

Creative Ebook

TEMPLATE WITH AN ARTISTIC THEME

1
Berkenalan Dengan Jamur Tiram
Jamur tiram atau dalam bahasa
latin disebut Pleurotus sp. Merupakan
salah satu jamur konsumsi yang bernilai
tingi. Beberapa jenis jamur tiram yang
biasa dibudidayakan oleh masyarakat
Indonesia yaitu jamur tiram putih
(P.ostreatus), jamur tiram merah muda
P.flabellatus), jamur tiram abu-abu (P.
sajor caju), dan jamur tiram abalone
(P.cystidiosus). Pada dasarnya semua
jenis jamur ini memiliki karateristik
yang hampir sama terutama dari segi
morfologi, tetapi secara kasar, warna
tubuh buah dapat dibedakan antara jenis
yang satu dengan dengan yang lain
terutama dalam keadaan segar.

Di alam liar, jamur tiram merupakan tumbuhan saprofit yang hidup


dikayu- kayu lunak dan memperoleh bahan makanan dengan
memanfaatkan sisa-sisa bahan organik. Jamur tiram termasuk termasuk
tumbuhan yang tidak berklorofil (tidak memliliki zat hijau daun) sehingga
tidak bisamebgolah bajan makanan sendiri. Untuk memenuhi kebutuhan
hidup, jamur tiram sangat tergantung pasa bahan oranik yang diserap
untuk keperluan pertumbuhan dan perkembangan. Nutrisi utama yang
dibutuhkan jamur tiram adalah sumber karbon yang dapat disediakan
melalui berbagai sumber seperti sebuk kayu gergajian dan berbagai
limbah organik lain.
B. Sumber Makanan Jamur

Tumbuhan yang memiliki klorofil tentunya mampu menghasilkan


makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dan dibantu oleh sinar
matahari langsung, sedangkan jamur digolongkan dalam organisme heterotof.
Heterotof adalah organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik yang
disediakan oleh organisme lain sebagai sumber makanannya.Dengan kata lain
jamur tidak dapat "memasak sendiri makananya karena ia tidak memiliki
klorofil, oleh sebab itu jamur menempel pada tumbuhan lain untuk
memperoleh makanan dan tidak memerlukan sinar matahari langsung dalam
fase hidupnya.
Jamur mengambil zat-zat makanan seperti selulosa,glukosa, lignin,
protein, serta ekstrak dari senyawa lain lain yang dihasilkan tumbuhan tempat
ia menempel. Di alam bebas dapat banyak menemukan jamur-jamur tiram
tumbuh suhdi hutan-hutan dengan menempel pada pepohonan dan pohon
sudah lapuk. Itulah sebabnya saat membudidayakan jamur tiram, salah satu
substrat yang digunakan adalah limbah serbuk gergaji kayu dan jamur pun
harus terlindung dari sinar matahari langsung. Budidaya jamur tiram
diusahakan sebisa mungkin mengikuti habitat alami jamur tiram di alam
bebas Saat membuat media tanam pun, agar jamur dapat tumbuh subur harus
disertai dengan nutrisi kebutuhan jamur tiram.

C. Siklus Hidup Jamur Tiram

Siklus hidup jamur bermula saat ia berbentuk spora lalu berkembang menjadi
hifa dan miselium, hingga akhirnya menjadi jamur. Berikut penjelasan singkat
mengenai siklushidup jamur.

1 Spora
Awal mula jamur berasal dari spora. Spora berukurankecil dan berbobot
ringan sehingga mudah berterbanganmenyebar ke berbagai tempat dengan
bantuan angin.Spora yang telah matang akan terlepas dari tubuh jamurdan jatuh
atau menempel di berbagai tempat. Spora akantumbuh jika kondisi lingkungan
tempat ia menempelmendukung proses pertumbuhannya. Suhu, kelembapan,dan
sumbermakanan merupakan kondisi yangmempengaruhi pertumbuhan spora
untuk menjadi jamur.Jika spora terjatuh pada tempat yang kurang
mendukungpertumbuhannya, spora dapat bertahan cukup lamahingga kondisi
tempat ia menempel dapat mendukungsyarat pertumbuhannya.
2 Hifa
Ketika kondisi lingkungan sudah memadai untuk pertumbuhan, spora
akan mulai berkecambah. Kecambah yang dibentuk spora berupa benang-
benang tipis berwarna putih dan disebut dengan hifa. Fungsi hifa hampir
sama dengan fungsi akar pada tumbuhan, yaitu untuk meyerap sumber
makanan.

3 Miselium
Hifa akan terus tumbuh dan menyebar ke seluruh media tumbuh.
Pertumbuhan hifa memanjang, bercabang dan saling tumpang tindih disebut
dengan miselium.Miselium berwarna putih seperti kapas dan akan menutupi
seluruh permukaan media tumbuh.

4 Pin Head
Pin head akan tumbuh dari miselium yang saling menumpuk dan
membentuk benjolan atau gumpalan kecil seperti kancing. Pin head ini
nantinya akan berkembang menjadi jamur dewasa dari tudung yang
menguncup kemudian menjadi mekar membentuk setengah lingkaran seperti
cangkang tiram

5 Jamur Dewasa
Dua sampai empat hari setelah kemunculan pin head,jamur mulai
memasuki fase dewasanya. Jamur dewasa akankembali menghasilkan
spora.Spora dihasilkan oleh serat-serat halus dibawah tudung jamur yang
disebut lamela.Di dalam lamela ini terdapat basidium, yaitu sel-sel penghasil
Spora.
D. Jamur Tiram Untuk Gaya Hidup
Sehat
Jamur tiram dijuluki sebagai bahan pangan masa depan.Julukan itu jelas
tidak salah alamat, karena jamur tiram memang makanan menyehatkan dan
sangat cocok untuk gaya hidup sehat yang banyak dilakoni oleh masyarakat era
modern. Sudah menjadi rahasia umum kalau jamur tiram bermanfaat sebagai anti
tumor, sebagai zat antioksidan,berserat tinggi sehingga sangat baik untuk
pencernaan, dan sangat cocok untuk program diet.
Jamur tiram berkhasiat sebagai anti kolestrol dan cocok untuk diet karena
72% kandungan lemaknya merupakan lemak tak jenuh. Kandungan asam folat
(folic acid) yang baik untuk menyembuhkan anemia juga dimiliki jamur
tiram.Asam folat juga sangat baik untuk ibu hamil karena bisa mengurangi risiko
cacat otak dan cacat kelahiran pada anak.
Jamur tiram terkenal memiliki sembilan asam amino esensial yang sangat
baik untuk tubuh. Kesembilan asam aminoamino itu adalah lisin, metionin,
triptofan, thereonin, valin, leusin,isoleusin, histidin, dan feninlalanin. Tidak cukup
sampai disitu, jamur tiram kaya akan protein, karbohidrat, kalsium,serta
mengandung berbagai vitamin dan mineral. Vitamin dan mineral yang terdapat
dalam jamur tiram di antaranya,vitamin B, B1, B2, vitamin C dan D, kalium,
fosfor, zat besi,seng, natrium, kadmium, tembaga, dan magnesium. Oleh karena
itu jamur tiram layak dan aman dikonsumsi setiap hari.
Persiapan Budidaya Jamur

Budidaya jamur tiram


adalah budidaya pangan yang
tak mengenal musim, Artinya
selamatiga bulan masa
panen, para petani dapat
memanen jamur tiram setiap
hari. Ini salah satu
keunggulan dan faktor
mengapa jamur tiram dilirik
sebagai ladang bisnis yang
menjanjikan
Ladang bisnis jamur tiram tidak hanya terfokus pada
penjualan jamur tiram dalam bentuk sayuran segar, tetapi
pembuatan bibit, pembuatan media tumbuh(baglog), hingga
beragam olahan jamur pun bisa disulap menjadi tambang
rupiah.Alasan lainnya adalah proses budidaya tidak
terlampau sulit untuk dilakukan, terutama jikayang
digeluti adalah pembesaran jamur tiramnya saja. Mekipun
tergolong mudah, namun bukan berarti para calon
pembudidaya tidak melakukan persiapaan matang
sebelumnya. Setiap calon pembudidaya mutlak tahu apa
saja yang dibutuhkan dalam budidaya jamur tiram, apa
saja yang harus diperhatikan, dan mengenali jamur tiram
itu sendiri.Sebesar apa pun skala budidaya yang akan
dilakukan tetap mengandung nilai rupiah. Agar tidak
mubazir dan kapok berbudidaya, alangkah baiknya jika
calon pembudidaya melakukan persiapan terlebih dahulu.
8
A. Investigasi

Sebelum terjun langsung di dunia budidaya jamur


tirarm,sebaiknya bekali diri terlebih dahulu dengan
pengetahuan yang cukup seputar jamur tiram. Penggalian
informasi bisa dilakukan dengan cara termudah dan paling
singkat, yaitu membaca buku atau artikel tentang jamur
tiram. Jamur tiram termasuk tanaman pangan yang populer
dibudidayakan,sehingga akan mudah ditemui cerita deskripsi
tentang tatacara budidaya jamur tiram dalam bentuk buku
panduan maupun curhatan dalam blog di dunia maya.
Apabila buku saja tidak cukup, cara "investigasi" kedua
adalah langsung mengunjungi petani jamur tiram untuk
"berguru" seluk beluk budidaya jamur tiram. Berbincang-
bincang sambil ngopi tentang kendala atau pasang Surut
budidaya jamur tiram dengan orang yang sudah
berpengalaman akan lebih mengasyikkan ketimbang hanya
belajar dari buku, karena biasanya teori tertulis sedikit
berbanding terbalik dengan praktik di lapangan dan teori-
teori yang dibaca pun terlihat lebih simple and easy saat
praktik di lapangan. Selain menambah teman curhat dan
relasi, berkunjung ke tempat petani jamur setidaknya akan
memberikan bayangan nyata dari apa yang diimajinasikan
saat membaca buku tentang jamur tiram. Jika tidak sempat
berkunjung ke lapangan, jalan pintas untuk berinteraksi
dengan petani adalah masuk ke dalam forum diskusi petani
jamur tiram. Tinggal search di internet tentang komunitas
petani jamur.
Jalan ketiga tapi butuh pengorbanan materi, yaitu dengan mengikuti pelatihan
jamur tiram. Saat ini banyak perusahaan-perusahaan jamur tiram skala besar
yang memberikan pelatihan budidaya jamur tiram. Saat pelatihan tidak hanya
diberikan materi-materi singkat dan sertifikat, tetapi pesertapun bisa langsung
mempraktikkannya. Learning by doing,begitu istilahnya.Setelah mengantongi
cukup ilmu seperti apa saja yang dibutuhkan, memahami syarat tumbuh, dan
bagaimana perlakuan terhadap jamur tiram, maka mulailah mempersiapkan
tempat budidaya dan pemilihan bibitnya.

B. Syarat Tumbuh

S yarat tumbuh jamur tiram berbeda dengan tanaman pada umumnya,


Jamur termasuk kategori fungi memerlukan media dan lingkungan yang ideal
dan sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Diantara faktor - faktor
yang mempengaruhi adalah Air, Kelembapan, Suhu, Cahaya, Aerasi dan PH
❑Air
Kandungan air optimum pada media dikondisikan stabil dikisaran 60-65 %, Jika kandungan air
CTA GOES HERE
terlalu sedikit (kering) maka maedia akan keras dan beresiko miselium mati. Sebaliknya jika
kadar air pada media terlalu banyak melebihi standar maka media beresiko busuk
❑Kelembaban
Kelembapan pada tahap pertumbuhan miselium dipertahan pada kisaran 60-70% sedangkan
pada tahap pertumbuhan jamur pada kisaran 80-90 %
❑Suhu
Suhu optimum untuk pertumbuhan jamur berada dikisaran 18-22 Deajat Celcius
❑Cahaya
Intensitas cahaya pada pertumbuhan jamur diperlukan kisaran 10 -20 % saja artinya ruangan
dikondisikan pencahayaannya redup
❑Aerasi
Sirkulasi udara pada ruangan kumbung jamur harus baik dan segar yaitu oksigen (O2) yang
mendominasi dan karbon dioksida (CO2) tidak boleh melebihi ambang batas yaitu 0,02%
❑PH
PH Air dan media tanam harus netral berada dikisaran 6-7 karena jika terlalu asam atau basa
maka akan mempengaruhi pertumbuhan
C. Media Tanam

Media tanam atau tempat tumbuhnya jamur tiram harus


disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan jamur yang mana
mengandung senyawa dan unsur yang dibutuhkan oleh jamur.
Seiring perkembangan informasi dan teknologi di bidang
pertanian budidaya jamur tiram banyak dilakukan dengan cara
memodifikasi media tanam dengan tujuan supaya efektif dan
efisien yaitu dengan membuat campuran beberapa bahan dan
dikemas dalam plastik dipress dengan ukuran yang ergonomis
kemudian media tanam tersebut dinamakan Baglog

9
Proses Pembibitan Jamur Tiram

Proses pembibitan adalah tahap awal dari rangkaian budidaya


jamur tiram, Proses pembibitan dan pembesaran growing) jamur tiram
bisa digeluti secara terpisah maupun bersamaan, tentu saja apabila
digeluti bersamaan dapat menekan biaya operasional dibanding jika
hanya menggeluti pembesaran jamur tiram saja. Petani pun bisa
mencoba peruntungan dari pembuatan bibit jamur, terlebih jika bisa
membuat bibit dengan kualitas yang baik.Proses pembibitan umumnya
digelutidi geluti oleh para petani skala besar atau yang sudah
berpengalaman, karena pada saat pembuatan bibit rawan terkena
kontaminasi sehingga kontaminasi sehingga memerlukan ketelitian dan
skill. Bibit yang dan skil Bibit yang terkontaminasi bakteri atau spora
jamur lain otomatis tidak kdapat digunakan untuk produksi jamur
tiram. Sebetulnya proses pembibitan sangat sederhana dan dapat
menggunakan bahan-bahan yang ada disekitar kita. Bibit untuk
budidaya jamur tiram dibuat dengan proses kultur jaringan, tahap awal
dari proses ini adalah pembuatan media kultur murni (FO),dilanjutkan
dengan pembuatan media biakan induk (F1), danter akhir membuat
bibit indukan atau bibit tebar (F2).
A. Membuat Bibit F0
Pembuatan bibit FO disebut juga kultur murni, karenadalam proses
pembuatannya berasal dari spora langsungMedia yang digunakan untuk
membuat bibit ini disebutdengan potatoes dextrose agar (PDA). PDA ini dijual
di toko-toko bahan kimia, harganya cukup mahal. Satu tabung reaksiberharga
sekitar Rp200.000 hingga Rp500.000.
Tidak perlu khawatir dengan harga yang tinggi, karenamedia PDA dapat
dibuat menggunakan bahan-bahan yangmudah diperoleh pula. Pembuatan
bibit F0 memang agak ribet, perlu kesabaran dan ketelitian dalam
membuatnya.Sebelum menjadi bibit F0, terlebih dahulu harus membuat media
PDA. Setelah PDA siap, maka eksplan yang berisi spora jamur dapat
ditanamkan ke dalam media PDA.
Ada hal penting yang perlu diperhatikan ketika membuat bibit jamur,
yaitu kebersihan. Sebelum bekerja pastikan alat-alat dan ruangan yang hendak
dipakai bersih dan sterilhal tersebut berguna untuk mencegah kontaminasi
terjadi selama pembuatan bibit. Jadi sebaiknya bersihkan ruangan terlebih
dahulu. Jika alat-alat dan ruangan yang akan digunakan sudah dipastikan
dalam kondisi bersih dan steri, maka mulailah dengan menyiapkan bahan-
bahan untuk membuat media PDA

1 Membuat PDA

❖ Bahan-bahan yang diperlukan antara lain:


➢ 200 gram kentang (pilih kentang yang baik dan pastikan tidak
ada noda busuk).
➢ 20 gram dekstrosa atau gula pasir (dekstrosa dapat dibeli di
apotek atau toko laboratorium).
➢ 20 gram bubuk agar-agar (rasa plain atau original).
➢ 1 liter air steril/air penyulingan. Air ini bisa digant idengan air
mineral yang paling baik atau paling higienis.
❖ Alat-alat :

➢ Panci
➢ Pisau
➢ Centong
➢ Kompor
➢ Mangkok
➢ Tabung reaksi atau botol kaca bening. Dapat menggunakan botol
bekas minuman vitamin atau bekas botol madu yang bentuknya
pipih. (Sebelum tabung/botol kaca digunakan, bersihkan terlebih
dahulu dan sterilkan dengan cara merebus botol selama 10-15 menit
atau hingga air rebusan mendidih).
➢ Autoklaf atau panci presto.
➢ Saringan (dapat berupa saringan plastic atau kain saring).
➢ Kapas.
➢ Aluminium foil atau plastic
➢ Karet gelang
❖ Cara membuat PDA :
1) Kupas kulit kentang, cuci bersih, kemudian potong dadu
setebal 1 cm. Potongan kentang ini beratnya 200 gram, lalu
rebus ke dalam setengah liter (500 ml) air mineral atau air
steril yang telah disiapkan.
2) Setelah kentang menjadi sedikit lembek dan air berubah
kekuningan, saring air rebusan kentang,tuang ke dalam
mangkok dan jangan sampai kentang terbawa ke dalam
air.
3) Tambahkan sisa air mineral ke dalam air rebusan kentang
yang telah disaring sehingga air Kembali menjadi 1 liter,
campurkan dekstrosa atau gula pasir dan bubuk agar-agar
ke dalam air sambil air Kembali direbus. Aduk agar bahan-
bahan tercampur rata dan tidak menggumpal. Masak
hingga air mendidih
4) Setelah mendidih, saring kembali air rebusan tersebut
dan tuangkan ke dalam tabung reaksi atau botol kaca
setinggi kira-kira 2,5 cm-10 cm dari dasar tabung/botol
kaca (sesuaikan dengan ukuran botol yang digunakan)

5) Tutup tabung reaksi/botol kaca dengan


menggunakankapas lalu lapisi dengan aluminium
foil/plastik,kemudian ikat dengan karet. Pastikan botol
benarbenar tertutup rapat.
6) Sterilkan botol-botol berisi cairan PDA ke dalamautoklav
selama 20-45 menit dengan suhu 120°C dan tekanan 1,1
atmosfer. Jika tidak memiliki autoklav,dapat
menggunakan panci presto. Caranya adalahdengan
mendidihkan air dalam presto hingga prestoberbunyi dan
menghasilkan uap, kemudian masukanbotol kaca berisi
cairan PDA. Kukus selama kuranglebih 45-60 menit
hingga media benar-benar steri
7) Setelah pengukusan selesai, matikan api dan biarkan
media botol kaca tetap di dalam autoklaf/pancipresto
hingga suhunya turun menjadi kurang lebih 37C. Setelah
suhu turun, keluarkan botol-botol tersebut dan letakkan
dalam wadah plastik tertutupyang sebelumnya telah
disemprot alkohol 70%.Peletakkan botol harus dalam
posisi miring atau tidur,tujuannya untuk memperluas
permukaan media danmemudahkan penanaman eksplan
jamur. Usahakan cairan tidak menyentuh kapas agar
terhindar dari kontaminasi.
8) Biarkan botol-botol tersebut hingga cairan PDA mengeras.
2 Proses Isolasi
❖ Alat-alat :
➢ Pinset
➢ Pisau skalpel/cutter stainles steel Api Bunsen
➢ Alkohol 70%
➢ Kapas
➢ Gelas steril

❖ Cara isolasi:

1) Semprot kotak isolasi dengan alkohol 70%. Biarkan


mengering selama 15 menit. Setelah kering, masukkan
bahan-bahan (botol-botol PDA dan jamur tiram) dan
peralatan ke dalam kotak isolasi.
2) Semprot tangan pekerja dengan alkohol agar
benarbenar steril.
3) Sterilkan pisau dan pinset dengan cara dicelupkan ke
dalam alkohol, keringkan, lalu panaskan di atas api
bunsen hingga merah. Kemudian letakkan di dalam
gelas steril untuk didinginkan sejenak.
4) Sayat indukan jamur tiram menggunakan pisau (atau
bisa dengan cara disobek memanjang dengan tangan).
Ambil bagian tengah jamur dengan pinset yang sudah
steril tadi, kira-kira berukuran 2-3 mm. Biasanya spora
banyak terletak pada bagian tudung yang dekat dengan
gagang/batang jamur.
5) Dekatkan PDA dengan api bunsen lalu buka
penutupnya. Letakkan potongan eksplan jamur ke
dalam PDA, lalu segera tutup kembali dengan kapas
dan aluminium foil/plastik, kemudian ikat dengan karet.
B. Membuat Bibit F1
Bibit FO yang telah ditumbuhi miselium secara merata
sudah dapat digunakan untuk pembuatan bibit F1.
Pembuatan bibit F1 ini bertujuan untuk memperbanyak
miselium dan biakan bibit. Pilih bibit FO yang benar-benar
memiliki miselium tebal dan merata untuk penginokulasian
bibit F1. Bibit F1 ini nantinya akan digunakan sebagai
inokulan bibit tebar F2.
Proses pembuatan media bibit F1 tidak jauh berbeda
dengan pembuatan bibit Fo, perbedaaannya hanya pada
bahan-bahan yang digunakan. Media bibit F1 dapat dibuat
dari serbuk gergaji atau biji-bijian, seperti biji jagung,
millet, beras, atau kacang. Bahan-bahan tersebut dipilih
dengan tujuan jamur dapat memperoleh cukup nutrisi.
Kemasan bibit F1 ini biasanya menggunakan botol kaca
bening seperti botol bekas saus/sambal. Seperti proses
pembuatan bibit FO, proses pembuatan bibit F1 pun harus
diusahakan bersih dan steril.
Biji jagung dan serbuk gergaji adalah dua media yang
paling populer digunakan untuk pembuatan bibit F1. Ada
yang menggunakan formula campuran serbuk gergaji,
dedak, tepung jagung, kapur pertanian, air, gula, dan ada
pula yang membuat campuran biji jagung+kapur pertanian,
dan ada yang menggunakan murni 100% biji jagung tanpa
campuran apapun. Setiap petani bibit biasanya memiliki
takaran dan bahan yang mereka modifikasi sendiri
disesuaikan dengan kualitas bibit dan hasil panenan jamur
tiram yang ingin dicapai. Pemilihan bahan serbuk gergaji
didasarkan pada media tanam (baglog) yang juga berbahan
dasar serbuk gergaji dan pembuatannya cukup mudah,
sedangkan pemilihan bahan
biji jagung dikarenakan pertumbuhan miselium lebih cepat dan
kualitasnya lebih baik, namun rentan kontaminasi.Setiap 5 kg biji jagung
bisa menjadi 30-40 botol bibit F1. Pada saat pembuatan bibit F1 dengan
media biji jagung, hendaklah memilih biji jagung dengan kualitas yang
baik. Biji jagung berkualitas baik apabila masih segar atau belum lama
dipanen, tidak banyak yang pecah, warnanya kuning, tidak terserang
hama seperti hama ulat atau kontaminasi jamur lain.

❖ Alat-alat yang digunakan saat membuat bibit F1 hampir sama


dengan pembuatan bibit FO, yakni:

➢ Autoklaf
➢ Kotak inokulasi3
➢ Spatula kecil/stick dari stainless steel
➢ Api Bunsen
➢ Alkohol 70%6
➢ Kapas
➢ Aluminium foil atau koran yang telah dipotong-potong atau plastic
➢ Ember plastic
➢ Botol kaca bening (bekas saus atau sambel)
➢ Karet gelang
➢ Saringan besar

❖ Bahan-bahan:

1) Biji jagung berkualitas baik


2) Bibit FO (PDA) yang telah ditumbuhi miselium secara merata. Pilih
yang memiliki miselium cukup tebal.
❖ Tahapan Pembuatan:

1) Setelah memilih jagung yang berkualitas baik, kemudian cuci dengan


menggunakan air bersih. Pada saat mencuci, lakukan proses
penyortiran jagung. Jagung-jagung yang mengapung saat terendam
air harus dibuang, sama halnya dengan jagung-jagung berlubang
karena ulat pun dibuang.
2) Setelah bersih, rendam biji jagung dalam ember plastik dengan air
bersih dan biarkan selama 2 hari (48 jam). Proses perendaman selama
dua hari bertujuan untuk menambah kandungan air pada jagung.
3) Biji jagung kembali dicuci setelah proses perendaman selesai. Lalu
rebus biji jagung hingga sedikit empuk, jangan sampai biji jagung
terlalu mengembang atau terlalu lunak hingga pecah. Perebusan
jagung memakan waktu kurang lebih 15-20 menit.
4) Tiriskan jagung sejenak dengan menggunakan saringan, saringan ini
bisa yang terbuat dari anyaman bambu atau plastik. Jagung
ditiriskan untuk sedikit mengurangi kadar air
5) Semprot tangan dengan menggunakan alkohol, kemudian masukan
jagung ke dalam botol-botol kaca. Padatkan kurang lebih hingga dua
per tiga tinggi botol, lalu tutup dengan kapas dan lapisi menggunakan
aluminium foil/kertas koran. Ikat dengan karet.
6) Sterilkan botol-botol yang telah berisi jagung ke dalam autoklaf pada
suhu 121°C dan tekanan 1,1 atmosfer. Jaga jangan sampai jagung
menjadi gosong (jagung menjadi berwarna cokelat kehitaman), karena
jagun yang gosong tidak baik digunakan sebagai media bibit. +eh
sebab itu proses sterilisasi ini sebaiknya tidak terlalu
lama, sekitar 20-60 menit saja cukup. Kecuali jika tidak memiliki
autoklaf, dapat menggunakan panci presto atau dapat membuat
pengukusan dari drum bekas minyak. Pengukusan pada alat-alat ini
berlangsung selama kurang lebih 30-90 menit.

7) Setelah disterilkan, dinginkan botol-botol tersebut hingga sesuai


dengan suhu ruangan. Media jagung yang terlalu panas, jangan
digunakan untuk proses inokulasi karena suhu yang panas dapat
merusak miselium jamur.
8) Setelah dingin sesuai suhu ruangan, siapkan semua bahan dan
peralatan di dalam kotak inokulasi. Sebelumnya sterilkan kotak
inokulasi dengan menyemprotkan alkohol. Tangan pun sterilkan
kembali menggunakan alkohol sebelum mulai bekerja. Panaskan
spatula/stick stainless steel di atas api bunsen, dinginkan sejenak.
Buka tutup PDA, panaskan sebentar mulut botol PDA di atas api
bunsen. Potong agar-agar dalam botol PDA, kemudian masukan
ke dalam botol media F1 dengan menggunakan spatula yang telah
disterilkan tadi.
9) Tutup kembali botol media F1 menggunakan kapas dan koran lalu
ikat dengan karet gelang.
10) Selesai proses inokulasi, simpan bibit-bibit F1 tersebut di dalam
ruang atau lemari inkubasi bersuhu 26°C-28°C hingga ditumbuhi
miselium berwarna putih secara merata. Proses inkubasi ini
berlangsung selama 2-4 minggu. Pastikan lemari tempat
penyimpanan bibit F1 dalam kondisi bersih dan steril. Pensterilan
dapat dilakukan dengan menyemprotkan alkohol.
B. Membuat Bibit F2

Bibit F2 merupakan bibit tebar yang akan ditanam atau


diinokulasi ke dalam media baglog. Penurunan F1 ke F2 bertujuan
untuk memperbanyak biakan miselium. Biakan bibit hendaknya
hanya sampai F2 saja atau melalui tiga proses penurunan, yaitu FO
turun menjadi F1, F1 turun menjadi F2, F2 turun menjadi baglog.
Bibit F2 bisa diturunkan kembali menjadi F3 lalu F4 apabila
kekuatan/kerapatan miselium masih memadai. Penurunan F2
menjadi F3 lalu F4 ini sangat tidak direkomendasikan, karena
sejatinya pada setiap proses penurunan biakan bibit terdapat
pengurangan kerapatan miselium dan terdapat perubahan genetika
yang dikhawatirkan kualitas jamur yang diproduksi nantinya akan
semakin jauh dari kualitas induknya. Biakan bibit yang baik adalah
yang dekat dengan induknya.
Proses pembuatan bibit tebar F2 sama persis dengan pembuatan
bibit F1. Bahan-bahan yang digunakan pun sama, bisa menggunakan
biji-bijian seperti biji jagung atau serbuk gergajian kayu. Biasanya
petani menggunakan serbuk gergaji untuk bibit F2 karena pertama
media baglog pun terbuat dari serbuk gergaji dan kedua adalah biji
jagung sangat disukai tikus. Jadi apabila di kumbung terdapat hama
tikus, maka tikus akan memakan biji jagung dalam baglog dan dapat
merusak
baglog. Media serbuk gergaji memiliki sedikit nutrisi untuk
pertumbuhan miselium, maka saat pembuatannya perlu dicampurkan
beberapa nutrisi tambahan. Pembuatan bibit F2 dengan serbuk gergaji
sama persis dengan pembuatan baglog dan usahakan jenis serbuk
gergajian kayu yang dipakai untuk F2 sama dengan jenis serbuk
gergaji kayu yang digunakan untuk baglog. Jenis kayu yang dapat
digunakan adalah albasia, mahoni, atau jati. Hindari menggunakan
jenis kayu mudah lapuk atau yang mengandung banyak getah.
❖ Bahan-Bahan:

1) karung serbuk gergaji kering (serbuk gergaji harus


halus, untuk mendapatkan serbuk gergaji yang halus
dapat melalui proses pengayakan untuk memisahkan
serbuk kasar dan halus)
2) 0,5 kg kapur/calcium carbonat
3) 2 kg dedak/bekatul
4) 5 kg Tepung jagung
5) Air
6) Bibit F1

❖ Alat-alat:

➢ Autoklaf
➢ Kotak inokulasi
➢ Spatula kecil/stick dari stainless steel
➢ Api Bunsen
➢ Alkohol 70%
➢ Aluminium foil atau koran yang telah dipotong-potong
atau plastic
➢ Kapas
➢ Karet gelang
➢ Botol kaca bening (bekas saus atau sambel)
❖ Proses Pembuatan:

1) Tahap pertama pada pembuatan bibit tebar F2 adalah pengomposan


serbuk gergaji. Serbuk gergaji dikomposkan dengan cara mencampur
kapur dan serbuk gergaji lalu didiamkan selama 1-2 minggu. Fungsi
kapur adalah untuk mengatur ph dan mempercepat pengomposan.
2) Serbuk gergaji yang telah dikomposkan lalu dicampur dengan dedak
dan tepung jagung. Campurkan air sedikit demi sedikit hingga kadar
airnya mencapai 4570%. Pengukuran kadar air dapat dilakukan
dengan cara menggenggam campuran media. Apabila saat digenggam
tidak ada lagi air yang menetes dan tidak pecah, maka kadar air
sudah sesuai.
3) Masukkan media campuran ke dalam botol saus, padatkan hingga
2/3 dari tinggi botol. Tutup dengan menggunakan kapas, lalu lapisi
dengan aluminium foil atau kertas koran dan ikatkan karet gelang.
4) Sterilisasi media menggunakan autoklaf pada suhu 121°C dan
tekanan 1,1 atmosfer selama satu jam. Kemudian dinginkan media
F2 selama kurang lebih 12 jam.
5) Langkah terakhir adalah penginokulasian bibit F1 ke bibit F2. Proses
penginkokulasian berlangsung sama seperti inokulasi bibit FO ke
bibit F1. Semua proses dilakuka di dekat api bunsen dan sterilkan
alat-alat serta tangan pekerja sebelumnya.
6) Setelah diinokulasi, tutup kembali botot bibit F2 dan siap menjalani
masa inkubasi selama 2-4 minggu dalam ruangan bersuhu 26°C-
28°C. Seperti biasa, cek selalu pertumbuhan miselium selama proses
inkubasi.
Proses Pembuatan Baglog Jamur

Baglog merupakan media tanam/media tumbuh jamur tiram. Bibit


semai atau bibit tebar yang telah selesai dibuat akan ditanam ke dalam
baglog-baglog untuk diproduksi menjadi jamur tiram dalam jumlah yang
banyak. Dari satu botol F2 (bibit tebar) dapat diinokulasi ke dalam 15-40
baglog, tergantung dari besarnya atau volume botol bibit. Sama seperti
membuat bibit, membuat baglog pun dapat memberi keuntungan sendiri.
Petani dapat menjual baglog buatannya ke petani lain atau
menyimpannya untuk produksi sendiri. Baglog yang dapat dijual bisa
berupa baglog cokelat (yang belum ditumbuhi miselium) atau baglog putih
(yang sudah ditumbuhi miselium). Baglog putih memiliki risiko kecil
❖ Bahan-bahan dan peralatan yang diperlukan:

➢ Serbuk gergaji
➢ Bekatul/dedak
➢ Kapur pertanian
➢ Tepung jagung (opsional)
➢ Pupuk TSP/sp 36 (opsional)
➢ Gula (opsional)
➢ Air
➢ Sekop
➢ Ayakan pasir
➢ Plastik polypropilen tahanpanas ukuran 1 kg (18 x 30,20 x 30, atau 23
x 35)
➢ Cincin paralon/karet gelang
➢ Kapas
➢ Steamer/drum bekas

❖ Beberapa takaran bahan baku yang umum


digunakan adalah:

1) 100 kg serbuk gergaji + 3kg bekatul/dedak + 1 kg / kapur pertanian +


1 ons gips + 200 liter air.
2) 100 kg serbuk gergaji + 10 kg bekatul/dedak + 5 kg tepung jagung
(tapioka) + 0,5 kapur pertanian + pupuk 0,5 kg + air 50-60%.
3) 100 kg serbuk gergaji + 10 kg bekatul/dedak + 1 kg kapur + 65 % air +
1 kg gula pasir (larutkan dalam air).
A Proses Pencampuran Bahan
Setelah pengomposan serbuk gergaji yang dicampur
kapur pertanian selesai, maka serbuk gergaji siap
dicampurkan dengan campuran bahan lain seperti
bekatul/dedak, tepung jagung, pupuk, dan air sesuai
takaran yang diinginkan. Ingat, tepung jagung dan pupuk
merupakan campuran opsional. Campurkan bahan-bahan
tersebut hingga merata, pastikan kadar air cukup. Cara
pengecekkan kadar air dapat dilakukan dengan cara
menggenggam bahan, apabila tidak pecah dan tidak
mengeluarkan air maka kadar air sudah cukup.
Setelah pencampuran seluruh bahan selesai, kembali
lakukan pengomposan dengan timbun media tersebut,
tutupi dengan plastik terpal, dan diamkan kembali selama
5-7 hari. Pencampuran media sebaiknya dilakukan pada
ruangan atau tempat yang bersih dan lakukan pengadukan/
pembalikan menggunakan sekop secara berkala agar hasil
pengomposan lebih homogen. Selesai tahap pengomposan
babak ke 2, seluruh bahan sudah siap dimasukkan ke dalam
plastik polypropilen (plastik PP) tahan panas dengan
ukuran 18 x 30, 20 x 30, atau 23 x 35.Masukan seluruh
bahan ke dalam plastik lalu dipadatkan hingga ketinggian
kurang lebih 20 cm. Pemadatan dapat dilakukan dengan
cara sederhana yaitu dengan dipukulpukul menggunakan
botol atau tangan hingga padat atau menggunakan mesin
pemadat atau mesin press sehingga benar-benar
mendapatkan media yang padat menyerupai kayu
gelondongan. Setelah selesai pemadatan, pasang cincin
paralon lalu lapisi dengan koran bekas atau diikat
menggunakan tali rapia/karet gelang, tetapi Baglog jamur
tiram siap disterillisasi . sebelumnya bagian tengah plastik
disumbat menggunakan kapas. Baglog siap memasuki
tahap sterilisasi menggunakan steamer baja atau steamer
buatan dari drum bekas.
B Proses Sterilisasi
Bahan-bahan yang sudah dikemas dalam bentuk baglog
selanjutnya siap disterilisasi untuk mematikan mikrobamikroba
pengganggu yang terdapat dalam baglog "mentah". Proses sterilisasi
baglog sama dengan proses sterilisasi pada pembuatan bibit jamur,
yaitu dengan menggunakan cara uap bertekanan (kukus). Alat modern
yang digunakan untuk pengukusan baglog disebut dengan steamer
baja. Alat ini disambungkan dengan boiler yang menghasilkan uap
bertekanan tinggi. Pada petani tradisional skala kecil menengah,
umumnya menggunakan drum bekas yang dimodifikasi menjadi
kukusan seperti dandang atau presto. Panasnya bisa bersumber dari
kompor LPG, minyak tanah, ataupun kayu bakar yang ditiup
menggunakan kipas angin. Saat ini kompor berbahan gas LPG lebih
banyak digunakan karena dinilai lebih ekonomis.

Penggunaan steamer dari drum bekas memang tidak seefektif


penggunaan steamer modern yang terbuat dari baja dan memiliki
boiler tersendiri sehingga suhu dan tekanan uap dapat diatur.
Penggunaan steamer modern efektif memperkecil kegagalan menjadi
hanya 5%, sedangkan jika menggunakan steamer dari drum bekas
kegagalan bisa mencapai 30%. Waktu proses pengukusan pun relatif
lebih lama, tetapi biaya pembuatan jauh lebih murah dibanding jika
membeli langsung alat sterilisasi baja dan boilernya. Suhu baglog
yang sudah mencapai mencapai 90°C-100°C dan tekanan uap 1
atmosfer/2 BAR, memerlukan waktu selama 3-4 jam untuk proses
sterilisasi. Sedangkan jika suhu baglog hanya 80°C-90°C, maka waktu
yang dibutuhkan kurang lebih 7-8 jam untuk proses sterilisasi.
Baiknya untuk proses sterilisasi baglog, suhu dijaga pada kisaran
100°C. Para petani yang menggunakan steamer dari drum bekas,
untuk memperkecil prosentasi kegagalan biasanya melakukan
pengukusan lebih dari 10 jam. Petani mengukus media baglog
menggunakan steamer dari drum bekas selama 10-14 jam, dalam
rentang waktu tersebut dapat menghabiskan bahan bakar gas LPG 3
kg sebanyak 7 buah.
❖ Cara membuat steamer dari drum bekas:

1) Siapkan drum bekas yang tebal. Volume atau besar drum


disesuaikan dengan kebutuhan. Pilih drum dengan
kondisi masih bagus, tidak kropos, dan tidak tipis.
2) Siapkan sekat berlubang dengan diameter sama dengan
diameter drum. Sekat in dapat terbuat dari bambu atau
bahan lainnya.
3) Siapkan cincin dari bambu berdiameter sedikit lebih
besar dari diameter drum. Jika tidak ada dapat
menggunakan tali tambang. Lalu siapkan juga plastik
tebal, dapat menggunakan plastik terpal.
4) Potong bagian penutup drum dengan menggunakan
gergaji besi.Hal ini berguna untuk tempat memasukkan
baglog.
5) Pasang sekat berlubang kurang lebih 40 cm dari dasar
drum. Sekat ini sebagai pemisah antara ruangan untuk
air dan ruangan untuk pengukusan.
6) Drum sudah siap digunakan. Pada saat pengukusan,
pasang plastik terpal berlapis untuk menutupi drum. Ikat
dengan menggunakan tali tambang atau cincin bambu
serapat mungkin. Jika perlu tambahkan pemberat seperti
batu bata di atas penutup drum agar uap panas tidak
mudah keluar.
Hama,Penyakit, dan Penanggulangannya

Jamur tiram merupakan jenis tanaman yang kebal


terhadap hama dan penyakit, tapi bukan berarti tidak dapat
terserang hama dan penyakit. Meski terjangkit hama dan
penyakit, jamur tiram putih masih dapat berproduksi meski
tidak optimal. Sama halnya dengan komoditi pertanian lain,
ada hama dan penyakit khas yang sering menjangkiti jamur
tiram. Hama dan penyakit dapat menyebar melalui udara
air, tanah, manusia, dan bibit. Jamur tiram dapat terserang
hama dan penyakit jika pada saat pembuatan bibit atau
baglognya kurang steril, juga karena perawatan yang tidak
optimal atau bahkan asal-asalan.

Hama
Hama adalah hewan yang menyerang baglog jamur sehingga
mengganggu produktivitas baglog dalam 'melahirkan" jamur
tiram. Hama-hama yang menjadi musuh petani jamur tiram
adalah:

✓ Tungau
✓ Ulat
✓ Laba laba
✓ Lalat
✓ Kumbang
✓ Tikus
✓ Siput
✓ Rayap
✓ Cacing
Penggunaan Obat-obatan

Jamur tiram merupakan panganan organik, sehingga pada saat


pengendalian hama dan penyakit hindari sebisa mungkin menggunakan
insektisida atau pestisida kimia. Insektisida merupakan pilihan terakhir
apabila serangan hama dan penyakit sudah membandel dan tidak bisa
tertangani oleh cara yang alamiah. Akan tetapi panenan pertama setelah
pengobatan menggunakan pestisida kimia baiknya dibuang atau tidak
dijual karena berpotenasi mengandung racun, langsung cabut ketika pin
head muncul. Panenan berikutnya baru dibiarkan tumbuh. Penggunaan
obat kimia pun sebaiknya mengikuti anjuran dosis yang tertera pada
kemasan agar tetap pada dosis aman. Dosis racun pada pestisida kimia
memang tinggi sehingga cepat membunuh hama yang menyerang tanaman,
tetapi perlu diingat penggunaan pestisida kimia berlebihan justru akan
membuat hama menjadi lebih kebal (resisten), memicu peledakan hama
baru, membunuh musuh alami hama itu sendiri, mencemari lingkungan
dan tanaman sehingga tidak layak konsumsi.Banyak bahan-bahan alami di
sekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk pembasmi hama dan penyakit
pada jamur tiram. Bahan-bahan alami tersebut sama saja dengan bahan-
bahan yang digunakan untuk tanaman lain. Seperti ekstrak bawang putih
dan tembakau bisa diandalkan untuk membasmi hama kutu dan ulat.
Segenggam bawang putih dan tembakau diblender dengan dicampur 3 liter
air, kemudian
Strategi Pemasaran Dan Analisis Usaha

Segmentasi Pasar

Segmentasi pasar itu penting. Penting karena tanpa


segmentasi pasar yang jelas, barang yang dimiliki tidak akan
bermuara ke mana-mana. Lakukan pendekatan langsung
pada target pasar. Sistemnya seperti sales door to door,
tawarkan barang dan kualitas yang dimiliki. Berikan kesan
pertama yang baik, berkomunikasi dengan penuh kesabaran
dan senyuman. Intinya bangunlah hubungan yang baik
antara penjual dan konsumen.Segmentasi pasarjamur tiram
cukup luas, yang penting seimbangkan antara kemampuan
produksi dengan jumlah.
target pasar yang dituju. Misalnya sudah ada 5 konsumen yang
mau mengambil barang pada kita sebanyak 2 kg-5 kg - setiap
hari, maka per harinya kita harus bisa menyediakan 10 kg-25 kg
jamur tiram segar untuk didistribusikan ke konsumen.
Segmentasi pasar yang bisa dituju, antara lain:
➢ Pasar tradisional
➢ Pasar swalayan/supermarket
➢ Hotel
➢ Warung makan
➢ Pedagang jamur crispy atau olahan jamur tiram lainnya
➢ Pengusaha catering

Kualitas Barang
Barang dengan kualitas kurang baik akan ditinggalkan
konsumen. Setiap pelaku usaha harus bisa mempertahankan
kualitas barang jualannya agar konsumen pun selalu setia
mengkonsumsi barang yang kita jual Jual selalu jamur tiram
yang segar, sehat, dan organik. Petik pada waktu yang ideal,
yaitu pagi atau sore hari lalu segera didistribusikan. Agar
kesegaran terjamin, panen jamur tiram 3-4 jam sebelum
dipasarkan. Pilih jamur tiram yang sehat, tidak berpenyakit,
dan tidak ada hama. Jamur organik adalah jamur yang tidak
menggunakan pestisida maupun pupuk kimia. Selalu
bersihkan jamur sebelum dikemas.
Packaging
Pengemasan tergantung pada segmentasi pasar. Seperti
yang sudah dibahas sebelumnya, bila hendak menjual ke pasar
tradisional jamur tiram bisa dijual secara curah menggunakan
plastik dengan ukuran 2 kg, 3 kg, 5 kg, atau 10 kg. Jamur
tiram yang diperuntukkan penjualan di pasar swalayan
berikan kemasan yang menarik, seperti styrofoam yang
dilapisi plastik wrap, jual dalam bentuk kering, atau kalengan.
Biasanya pengemasan untuk pasar swalayan berbobot 100
gram. Buat semenarik mungkin dan beri label sebagai
identitas usaha. Kesimpulannya secara keseluruhan,
pengemasan haruslah rapih. Pastikan jamur tidak rusak saat
dikemas dan pengemasan pun bertujuan agar jamur tahan
lama. Kemaslah dengan plastik hampa udara sehingga jamur
tiram bisa bertahan 24 jam.

Pelayanan Prima
Berikan pelayanan terbaik pada pelanggan merupakan
salah satu kunci keberhasilan usaha. Pelayanan yang bisa
diberikan, misalnya pendistribusian selalu tepat waktu.
Distribusi barang tidak perlu cepat asalkan selalu tepat waktu.
Jika janji barang akan sampai jam 9, maka barang harus
sampai jam 9, tidak lebih.
Jaringan Petani
Segala bentuk usaha memiliki pasang surutnya pun pada
usaha budidaya jamur tiram. Ada saat-saat di mana hasil panen
menjadi tidak stabil. Budidaya jamur tiram cukup banyak
dipengaruhi oleh cuaca. Cuaca bisa mempengaruhi tingkat
kelembapan kumbung jamur tiram, kadang terlalu lembab dan
kadang kala kurang lembab. Akibatnya panenan jamur tiram
tidak optimal. Pembinaan hubungan baik dengan petani-petani
lain dapat menolong ketika stok jamur kurang atau tidak bisa
memenuhi permintaan pasar. Pelaku usaha dapat bekerja sama
dengan petani lain untuk "menambal" kekurangan stok yang
dimiliki agar permintaan pasar tetap terpenuhi.
ANALISIS USAHA
BUDIDAYA JAMUR TIRAM
Luas Lahan 100 M2 Kapasitas
Baglog 35.000 Pcs

CASH OUT

Anda mungkin juga menyukai