PENDAHULUAN
1.2 TUJUAN
1.2.1Untuk mengetahui apa itu jamur dan liken
1.2.2Untuk mengetahui klasifikasi, ciri-ciri, serta reproduksi pada jamur
1.2.3 Untuk mengetahui peranan jamur dan liken
1.3 MANFAAT
Untuk diri sendiri:
Mengukur pengetahuan dalam diri sendiri yang berkaitan dengan jamur dan
liken , layak atau tidak layaknya untuk dikonsumsi dan untuk menambah wawasan
dalam ilmu pengetahuan.
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Jamur
Dunia fungi (jamur) atau Mycota merupakan kelompok mahluk hidup yang apat
mendatangkan keuntungan bagi manusia. Beberapa jenis anggotanya dapat dimakan,
sebagai sumber lemak dan glikogen. Beberapa jenis yang lain dapat digunakan dalam
indrustri makanan maupun minuman.
Dalam lingkungan, jamur merupakan pengurai sampah organic yang penting.
Tanpa bantuan jamur, kemungkinan besar permukaan bumi ini akan penuh sampah.
Namun demikian, tidak sedikit jamur yang mendatangkan benca bagi manusia.
Beberapa jenis di antaranya parasite pada manusia, hewan, maupun tanaman budidaya.
Beberapa jenis lagi, mampu menghasilkan racun yang membahayakan kehidupan
manusia.
2.1.1. Jamur tiram(Pleurotus sp)
Jamur tiram adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk
kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga
krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian
tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus eryngii dan
sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom.
Ciri Ciri Jamur Tiram:
Tubuh buah jamur tiram memiliki tangkai yang tumbuh menyamping (bahasa
Latin: pleurotus) dan bentuknya seperti tiram (ostreatus) sehingga jamur tiram
mempunyai nama binomial Pleurotus ostreatus. Bagian tudung dari jamur tersebut
berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat, hingga putih, dengan permukaan yang
hampir licin, diameter 5-20 cm yang bertepi tudung mulus sedikit berlekuk. Selain itu,
jamur tiram juga memiliki spora berbentuk batang berukuran 8-11×3-4μm serta miselia
berwarna putih yang bisa tumbuh dengan cepat.
Di alam bebas, jamur tiram bisa dijumpai hampir sepanjang tahun di hutan
pegunungan daerah yang sejuk. Tubuh buah terlihat saling bertumpuk di permukaan
batang pohon yang sudah melapuk atau pokok batang pohon yang sudah ditebang
karena jamur tiram adalah salah satu jenis jamur kayu. Untuk itu, saat ingin
membudidayakan jamur ini, substrat yang dibuat harus memperhatikan habitat
alaminya. Media yang umum dipakai untuk membiakkan jamut tiram adalah serbuk
gergaji kayu yang merupakan limbah dari penggergajian kayu.
Manfaat Tumbuhan Jamur Tiram:
Jamur tiram juga memiliki berbagai manfaat yaitu sebagai makanan,
menurunkan kolesterol, sebagai antibakterial dan antitumor, serta dapat menghasilkan
enzim hidrolisis dan enzim oksidasi. Selain itu, jamur tiram juga dapat berguna dalam
membunuh nematoda.
Jamur tiram ini memiliki manfaat kesehatan diantaranya, dapat mengurangi
kolesterol dan jantung lemah serta beberapa penyakit lainnya. Jamur ini juga dipercaya
mempunyai khasiat obat untuk berbagai penyakit seperti penyakit lever, diabetes,
anemia. Selain itu jamur tiram juga dapat bermanfaat sebagai antiviral dan antikanker
serta menurunkan kadar kolesterol.
Di samping itu, jamur tiram juga dipercaya mampu membantu penurunan berat
badan karena berserat tinggi dan membantu pencernaan. Jamur tiram ini mengandung
senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta
bertindak sebagai antioksidan. Adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucans pada
jamur tiram mempunyai efek positif sebagai antitumor, antikanker, antivirus (termasuk
AIDS), melawan kolesterol, antijamur, antibakteri, dan dapat meningkatkan sistem
imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastin yang di pasaran dikenal
sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk
menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Dilihat dari kandungan gizi yang terdapat dalam jamur tiram maka bahan ini
termasuk aman untuk dikonsumsi. Adanya serat yaitu lignoselulosa baik untuk
pencernaan.USDA (United States Drugs and Administration) yang melakukan
penelitian pada tikus menunjukkan bahwa dengan pemberian menu jamur tiram selama
3 minggu akan menurunkan kadar kolesterol dalam serum hingga 40 % dibandingkan
dengan tikus yang tidak diberi pakan yang mengandung jamur tiram. Sehingga mereka
berpendapat bahwa jamur tiram dapat menurunkan kadar kolesterol pada penderita
hiperkolesterol. Di Jepang saat ini sedang diteliti potensi jamur tiram sebagai bahan
makanan yang dapat mencegah timbulnya tumor.
2.1.2. Jamur merang (Volvariella volvacea )
Jamur merang (Volvariella volvacea) adalah salah satu spesies jamur pangan
Asia dan Asia Tenggara yang beriklim tropis atau subtropis. Jamur ini disebut dengan
“jamur merang” karena umumnya ditanam di media merang (sekam padi). yang banyak
dibudidayakan.
Namun, jamur merang ternyata dapat tumbuh dengan baik di media olahan
kardus bekas. Jamur merang yang ditanam pada media kardus ini selanjutnya lebih
dikenal dengan sebutan “jamur kardus”. Jamur kardus dapat menjadi alternatif bagi
masyarakat perkotaan yang ingin menanam jamur merang dan kesulitan mendapat
media merang, sekaligus merupakan solusi penanganan limbah perkotaan yang
semakin meningkat setiap harinya.
Hasil panen jamur dari media kardus pun terbukti lebih unggul, yakni lebih
putih, lebih kenyal, dan lebih tahan lama. Selain itu, jamur kardus beraroma wangi,
tidak seperti jamur merang pada umumnya yang baunya apek.
Selain pada sekam padi, jamur ini juga bisa tumbuh di media atau sisa-sisa tanaman
yang memiliki sumber selulosa, seperti limbah pabrik kertas, limbah biji kopi, ampas
batang aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, dan kulit buah pala.
Morfologi Jamur Merang :
Sesuai dengan nama ilmiahnya, Volvariella volvacea, jamur ini memiliki volva
atau cawan berwarna cokelat muda yang awalnya merupakan selubung pembungkus
tubuh buah saat masih stadia telur (masih muda).
Tubuh buah yang masih muda berbentuk bulat telur, berwarna cokelat gelap
hingga abu-abu dan dilindungi selubung. Pada tubuh buah jamur merang dewasa,
tudung berkembang seperti cawan berwarna coklat tua keabu-abuan dengan bagian
batang berwarna coklat muda.
Dalam perkembangannya, tangkai dan tudung buah membesar sehingga
selubung tersebut tercabik dan terangkat ke atas dan sisanya yang tertinggal di bawah
akan menjadi cawan.Jika cawan ini telah terbuka akan terbentuk bilah yang saat matang
akan memproduksi basidia dan basidiospora berwarna merah atau merah muda.
Selanjutnya basidiospora akan berkecambah dan membentuk hifa. Setelah itu,
kumpulan hifa membentuk gumpalan kecil (pin head) atau primordial yang akan
membesar membentuk tubuh buah stadia kancing kecil (small button), kemudian
tumbuh menjadi stadia kancing (button), dan akhirnya berkembang menjadi stadia telur
(egg). Dalam budi daya jamur merang, pada stadia telur inilah jamur dipanen.
Lingkungan Hidup Jamur Merang :
Jamur merang tumbuh di lokasi yang mempunyai suhu 32-38°C dan
kelembapan 80-90% dengan oksigen yang cukup. Jamur ini tidak tahan terhadap cahaya
matahari langsung, tetapi tetap membutuhkannya dalam bentuk pancaran tidak
langsung. Derajat keasaman (pH) yang cocok untuk jamur merang adalah 6, 8, dan 7.
Jamur merang dikenal juga sebagai warm mushroom, karena hidup dan mampu
bertahan pada suhu yang relatif tinggi, antara 30-38 °C dengan suhu optimum pada
35 °C.
2.1.3. Jamur Kuping(Auricularia polytrica)
Jamur kuping termasuk jamur kayu, merupakan species yang memiliki tubuh
buah paling besar diantara familia Auriculariceae. Heminium yang menghasilkan
basidium panjangnya dan bersel 4, terdapat pada permukaan bawah. Jamur segar
umumnya mengandung 85-89 persen air. Kandungan lemak cukup rendah antara 1,08-
9,4 persen (berat kering) terdiri atas asam lemak bebas mono ditriglieserida, sterol, dan
phoshpolipida.
Karbohidrat ada dalam bentuk glikogen, khitin, dan sebuah polimer N-asetil
glikosamin yang merupakan komponen struktural sel jamur.
Jamur kuping memiliki permukaan bagian atas yang agak mengkilat dan halus, bagian
bawah berbulu halus dan banyak mengandung spora. Tubuh buah duduk atau
bertangkai pendek,berbentuk mangkok beraturan, biasanya berlekuk tak beraturan.
Penampangnya beberapa cm sampai 2 dm, kalau basah seperti agar-agar, kalau kering
menjadi kerupang kecil,berwarna coklat tua atau hitam, kenyal seperti tulang muda.
Jamur kuping telah lama dikenal oleh masyarakat, jauh sebelum jamur merang
dibudidayakan, karena banyak tumbuh pada media kayu di desa-desa, tumbuh di kayu
yang telah busuk. dan biasa dibiarkan begitu saja. Jamur kuping dikenal dengan banyak
nama, karena terdapat di mana-mana. Di Jawa Barat dinamakan supa lember. Di Eropa
dikenal dengan nama Oortjeszwam, di Jepang dengan nama Kikurage, orang Yahudi
menyebutnya Jew's ear fungi.
Di Indonesia, jamur kuping bisa ditemukan di sekitar Bogor, Sukabumi atau
tempat sejuk lainnya seperti di daerah Yogya. Sedangkan di luar negeri banyak di
budidayakan di Taiwan, Hongkong, Vietnam, Malaysia.Sebagai organisme yang tidak
berklorofil, jamur tidak dapat melakukan fotosintesis seperti halnya tumbuh –
tumbuhan. Dengan demikian jamur tidak dapat menggunakan energi matahari secara
langsung. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa, glukosa,
protein, dan senyawa pati. Bahan – bahan ini akan diurai dengan bantuan enzim yang
diproduksi oleh hifa menjadi senyawa yang dapat diserap dan digunakan untuk tumbuh
dan berkembang. Semua jamur yang bersifat edibel bersifat saprofit yaitu organisme
yang hidup dari senyawa organik yang telah mati (Sinaga, 1999)
2.1.4. Jamur Shiitake (Lentinus edodes)
Jamur Shiitake atau jamur hioko dan sering ditulis sebagai jamur shitake adalah
jamur pangan asal Asia Timur yang terkenal di seluruh dunia, dengan nama aslinya
dalam bahasa Jepang. Shiitake secara harfiah berarti jamur dari pohon shii, karena
batang pohonnya yang sudah lapuk merupakan tempat tumbuh jamur shitake. Spesies
ini dulu pernah dikenal sebagai lentinus edodes. Ahli botani Inggris bernama Miles
Joseph Berkeley menamakan spesies ini agaricus edodes pada 1878.
Shiitake banyak dibudidayakan di Tiongkok, Korea, dan Jepang serta bisa
dijumpai di alam bebas di daerah pegunungan di Asia Tenggara.Shiitake dalam bahasa
Tionghoa disebut xianggu (jamur harum), sedangkan yang berkualitas tinggi dengan
payung yang lebih tebal disebut donggu (jamur musim dingin) atau huagu (jamur
bunga), karena pada bagian atas permukaan payung terdapat motif retakretak seperti
bunga mekar.Di Indonesia, kadang-kadang dinamakan jamur jengkol, karena bentuk
dan aromanya seperti jengkol, walaupun bagi sebagian orang rasa jamur ini seperti
petai.
Morfologi Jamur Shiitake
Tudung berdiameter 4 – 20 cm atau rata-rata 5 – 12 cm, bentuk cembung sampai
agak datar dan atau berputing kecil pada bagian tengahnya, permukaan kering, berserat
dengan kutikula yang bersisik dan berwarna pucat sampai cokelat kemerahan. Korteks
putih atau kecoklatan dekat kutikula, padat berdaging, lebih lunak pada yang belum
dewasa, rasa agak asam, tetapi enak, bau ringan dan agak keras dalam keadaan kering.
Bilah berwarna keputihan, warna berubah menjadi cokelat kemerahan jika
mengalami luka memar, dan berubah secara bertahap menjadi kecoklatan dengan
bertambah umur, sering kali memisah, rapat, sedikit menggergaji sampai bergerigi.
Tangkai panjang 3 – 5 cm, diameter 8 – 13 mm, hampir, hampir sama atau agak
membesar sebagaian dasarnya, padat dan kuat, permukaan diseliputi cadar tipis yang
berakhir dibagian atas sebagai kortina. Spora berukuran 5.5 – 6.5 x 3.0 – 3.5 mikron,
subsilindrik, nonamiloid, polos dengan dinding tipis.
Basidium mempunyai empat spora, tidak ada pleurosistidium. Trama dengan
hifa berdinding tebal (sampai 1,7 mikron), saling jalin menjalin. Hifa hialin (tidak
berwarna), berdiameter 5 – 7 mikron, dan mempunyai sambungan apit.
Habitat Jamur Shiitake
Di alam, jamur shiitake, dijumpai pada pohon dari famili fagaceae yang
tumbang. Jamur ini hidup sebagai saprob, yaitu hidup dari bahan organik yang sudah
mati.
Nilai Gizi Jamur Shitake
Jamur shitake merupakan tumbuhan yang kaya protein dan sedikit berlemak
serta mempunyai rasa yang manis. Perkiraan kandungan gizi jamur dalam 100 gram
berat kering, yaitu protein kasar 13,4-17,5 persen, lemak kasar 4,9-8,9 persen,
karbohidrat total 67,5-78,0 persen, dan kalori 387-392 persen.
Selain lentinan, jamur shitake juga mengandung eritadenin, interferon,
antioksidan, asam amino, sen, enzim, dan khitin serta senyawa pensintesa interferon.
Jamur shitake berfungsi untuk:
Menghambat pertumbuhan tuomor hingga 72-92%.
Menetralkan pengaruh buruk akibat rokok dan alkohol.
Menambah nafsu seksual
Mempercepat penyembuhan setelah operasi
Pencegahan anemia
Memperlancar pembuluh darah
Melancarkan pencernaan
Melancarkan peredaran darah di wajah, sehingga pipi menjadi halus.
2.1.5. Jamur Papan (Ganderma aplanatum)
Merupakan organisme tingkat rendah yang belum mempunyai akar, batang,
daun sehingga disebut dengan tumbuhan tallus. Tubuh terdiri dari satu sel (uniseluller)
dan bersel banyak (multiseluller). Sel berbentuk benang (hifa). Hifa akan bercabang-
cabang membentuk bangunan seperti anyaman yang disebut miselium.
Tubuh multiseluller terdiri atas hifa yang bersekat. Hidup terestrial saprofit,
parasit atau membentuk mikorhiza. Tubuh buah disebut basidiokarp yaitu tempat
terbentuknya basidium dan dan basidium terbentuk spora basidium. Basidiokarp
tersusun atas basidiun-basidium yang di dalamnya berisi spora (basidiospora).
Basidium ada yang terdiri atas satu sel dan ada yang bersekat-sekat terbagi menjadi 4
bagian sel.
Sel bersifat eukaryotik, tidak mempunyai klorofil, sebagai parasit atau saprofit.
Menyukai hidup pada tempat yang lembab dan tidak menyukai akan adanya cahaya.
Fase dikaryotik lebih panjang di cirikan oleh adanya basidium dan basidiospora,
basidiospora dibentuk di liau basidium, basidiospore yang dibentuk selalu 4, hasil
fruktifikasi disebut basidiocarp.Mempunyai tingkat perkembangan sederhana, Belum
membentuk tubuh buah, basidium bebas.
Hifa pendukung membentuk tubuh buah dan basidium terkumpul membentuk
himenium yang didukung himenofor. Himenium terletak di atas tubuh buah. Spora
sangat banyak dan secara aktif dilontarkan oleh basidium. Tubuh buah tanpa Himenofor
yang menonjol, himenium terletak di atas tubuh buah dan sudah terbentuk Sejas tubuh
buah maíz muda, lamella atau papan, sehingga permukaan menjadi lebih luas
Basidiolarp seperti kertas / kulit / belulang / kayu. Himenium terdapat pada satu sisi
atau seluruhnya, banyak tumbuh pada pohon atau sebagai saprofit dan bisa merusak
kayu bangunan.
Ganoderma applanatum tubuh buahnya berbentuk setengah lingkaran, banyak
terdapat pada kayu lapuk.Ganoderma applanatum tidak mempunyai batang dan
bertumbuh di atas batang-batang. Cendawan yang baru bertumbuh berwarna kuning
muda kecoklatan, setelah itu Ganoderma applanatum akan berubah warna menjadi
coklat.
Cara reproduksi vegetatif: spora vegetative, fragmentasi (pemisahan). Reproduksi
aseksual dengan fregmentasi sedangkan reproduksi seksual dengan membentuk spora
pada basidium.
2.1.6. Jamur tempe ( Rhizopus Oryzae )
Kacang kedelai tentu saja menjadi bahan primer pembuatan tempe. Kacang-
kacang kedelai ini menjadi padat sebab terjadi fermentasi. Senyawa-senyawa dalam
kedelai akan diubah agar mudah dicerna oleh tubuh manusia. Klasifikasi buat jamur
tempe sangatlah luas. Sebelum membahas pengklasifikasian dari jamur tempe,
alangkah baiknya jika kita membahas tempe terlebih dahulu.
Fermentasi nan terjadi pada tempe menggunakan beberapa kapang, seperti
Rhizopus oryzae, Rhizopus oligosporus, Rhizopus arrhizus, dan Rhizopus stolonifer.
Kapang-kapang ini akan membentuk ragi tempe. Jika membeli tempe, kita akan melihat
terdapat rona putih. Rona ini dampak tumbuhnya miselia jamur nan menghasilkan
beberapa enzim . Enzim-enzim ini membantu pembentukan senyawa nan bisa cepat
digunakan tubuh.
Jamur nan paling banyak digunakan buat membuat tempe ialah jamur Rhizopus
oryzae sebab kondusif dikonsumsi, tak menghasilakn racun, dan bisa menghasilkan
asam laktat. Jamur ini mampu mengurai lemak kompleks menjadi asam amino dan
trigliserida. Jamur ini juga bisa menghasilkan protease. Jamur Rhizopus oryzae akan
tumbuh dengan baik antara pH 3,4-6.
Ciri-ciri jamur tempe (Rhizopus oryzae), antara lain stolon ada nan halus
hingga sedikit kasar. Ada nan tak berwarna hingga kecokelatan. Koloni nan awalnya
berwarna putih, perlahan berubah menjadi rona abu-abu. Posisi rhizoid sama seperti
sporangiofora dan tumbuhnya berlawanan. Tumbuhnya sporangiofora berasal dari
stolon.
Terdapat subglobus berdinding spinulosa berwarna cokelat pekat nan jika sudah masak
akan berubah menjadi hitam. Sporanya berbentuk elips atau bulat. Kolumelanya nan
berbentuk oval, bahkan bulat, memiliki dinding nan halus sampai agak kasar. Suhu nan
harus diperhatikan jika membudidayakan jamur ini ialah 350 derajat Celsius buat suhu
nan optimal. 5-70 derajat Celsius buat suhu nan minimal, dan 440 derajat Celcius buat
suhu nan maksimal.
2.1.7 Jamur oncom ( Neurospora crassa )
Neurospora crassa dikenal pula dengan nama ilmiahnya Neurospora sitophila
(dahulu Monilia sitophila). Nama Neurospora berasal dari kata neuron (=sel saraf),
karena guratan-guratan pada sporanya menyerupai bentuk akson. Jamur oncom
termasuk dalam kelompok kapang (jamur berbentuk filamen).
Sebelum diketahui perkembangbiakan secara seksualnya, jamur oncom masuk
ke dalam kelompok Deuteromycota, tetapi setelah diketahui fase seksualnya
(teleomorph), yaitu dengan pembentukan askus, maka jamur oncom masuk ke dalam
golongan Ascomycota.Neurospora crassa merupakan salah satu spesies yang masuk ke
dalam Genus Neurospora, Family Sordariaceae, Ordo Sordariales, Class Ascomycetes,
Divisio Ascomycota, dan Kingdom Fungi. Neurospora crassa dikenal pula sebagai
kontaminan, terutama di dalam laboratorium. Kapang dari Genus Neurospora telah
lama diketahui dan telah dipelajari sejak 1843. Spesies N. crassa telah banyak
digunakan di dalam penelitian laboratorium sejak 1941. Pertumbuhan jamur ini yang
sangat pesat, warna jingganya yang khas, serta bentuk spora (konidia) yang berbentuk
seperti tepung merupakan ciri-ciri khas kapang ini.
Di negara subtropis dan tropis, makanan fermentasi dari kapang telah banyak
ditemukan di negara-negara Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.
Rhizopus, Amylomyces, Mucor, Monascus dan Neurospora telah berperan sebagai
mikoflora. Dalam kehidupan sehari-hari kapang Neurospora telah memegang peranan
penting terutama dalam pengolahan makanan fermentasi. Kapang Neurospora telah
dimanfaatkan untuk membuat oncom yang sangat populer bagi masyarakat Jawa
Barat. Di Brazil, Neurospora telah digunakan dalam proses pengolahan singkong
menjadi minuman fermentasi. Menurut Pandey, A. 2004, dalam Concise encyclopedia
of bioresource technology, penerbit The Haworth Press: Beberapa strain dari
Neurospora crassa, dapat mengkonversi selulosa dan hemiselulosa menjadi ethanol.
Selain itu, jamur oncom ini juga digunakan sebagai objek penelitian genetika.
2.2 Lichen
Lichen sebagai tumbuhan pioneer memiliki peranan yang sangat penting dalam
kehidupan. Jenis ini menjadi tumbuhan perintis pada daerah-daerah yang keras dan
kering sehingga pada akhirnya dapat mendukung pertumbuhan organisme lainnya. Saat
ini Lichen telah banyak dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat, beberapa jenis
Asolichen telah dimanfaatkan dan dapat pula dikonsumsi, oleh karena itu perlu
dijelaskan mengenai Lichen tersebut khususnya pada pemanfaatan Lichen bagi
kehidupan.Simbiosis mutualisme adalah hubungan antar organisme yang saling
menguntungkan. Jamur pada lumut kerak berfungsi sebagai pelindung dan penyerap air
serta mineral.
Ganggang yang hidup di antara miselium jamur berfungsi menyediakan makan
melalui fotosintesis. Lumut kerak adalah organisme hasil simbiosis mutualisme. Jamur
pada lumut kerak tidak dapat hidup sendiri di alam. Lumut kerak mampu hidup subur
pada suhu dan kelembaban yang ekstrim seperti gurun dan kutub. Populasinya tersebar
luas di seluruh dunia dan tumbuh di Indonesia lebih dari 1000 species yang diketahui
dari - 2500 species yang ada.
Lumut adalah organisme komposit terdiri dari simbiosis asosiasi dari jamur
(mycobiont itu) dengan fotosintesis mitra (yang photobiont atau phycobiont), biasanya
baik ganggang hijau (umumnya Trebouxia sp) atau cyanobacterium (umumnya
Nostoc).Tubuh (talus) dari lumut yang paling cukup berbeda dengan baik jamur atau
alga tumbuh secara terpisah, dan menyolok mungkin menyerupai tanaman sederhana
dalam bentuk dan pertumbuhan.Lichenes merupakan bentuk asosiasi alga dan fungi
yang hidup bersama di dalam hubungan simbiosis yang menghasilkan tubuh baru dalam
bentuk thalus lichenes. Lichenes menyerap mineral-mineral yang dibutuhkan dari
substrat tanah dan air hujan hanya pada saat untuk bertahan hidup dengan kondisi
lingkungan yang kurang menguntungkan, namun yang utama lichenes menyerap air
dan kebutuhan lainnya dari udara (Anonim,1998)
2.3. Klasifikasi pada jamur
1. Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal
a. Ciri-ciri Zygomycota
Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
Dinding sel tersusun dari kitin.
Reproduksi aseksual dan seksual.
Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
Rhizophus oryzae, Jamur tempe
Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
Mucor mucedo, Saprofit pada kotoran ternak dan makanan
b. Reproduksi Zygomiyota
1. Aseksual
Ujung hifa membentuk gelembung sporangium yang menghasilkan spora. Bila
spora jatuh di tempat yang cocok akan tumbuh menjadi hifa baru. Tubuh jamur terdiri
dari rhizoid, sporangiofor dengan sporangiumnya, dan stolon. Sporangium
menghasilkan spora baru.
2. Seksual
Dua ujung hifa berbeda, yaitu hifa– dan hifa+ bersentuhan. Kedua ujung hifa
menggelembung membentuk gametangium yang terdapat banyak inti haploid. Inti
haploid gametangium melebur membentuk zigospora diploid. Zigospora berkecambah
tumbuh menjadi sporangium. Di dalam sporangium terjadi meiosis dan menghasilkan
spora haploid. Spora haploid keluar, jika jatuh di tempat cocok akan tumbuh menjadi
hifa.
2. Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
1. Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
2. Bersel satu atau bersel banyak.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang
hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang
berupa gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora
merupakan hasil dari reproduksi generatif.
5. Dinding sel dari zat kitin.
6. Reproduksi seksual dan aseksual.
b. Contoh:
Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti
dapat mengembang, dan mengubah glukosa menja
di
alkohol (pada pembuatan tape).
Penicilium
Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
Penicillium notatum, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Penicillium camemberti, untuk menambah cita rasa (pembuatan keju)
Aspergilus
Aspergillus wentii, untuk Pembuatan kecap dan Tauco
Aspergillus niger, untuk Menghilangkan O2 pada sari buah
Aspergillus flavus, menghasilkan racun Aflatoksin yang menyebabkan
kanker hati (hepatitis)
Aspergillus fumigatus, penyebab Penyakit paru-paru pada aves
Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika, karena
daur hidup seksualnya hanya sebentar.
Candida albicans, bersifat parasit, menyebabkan penyakit pada vagina
Reproduksi Ascomycota
3. Basidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora
berbentuk gada(basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari bagian
batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya lembaran-
lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya basidium. Tubuh buah
disebut basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang
hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b. Contoh Basidiomycota
Volvariela volvacea (jamur merang)
Auricularia polytricha (jamur kuping)
Pleurotus sp (jamur tiram)
Polyporus giganteus (jamur papan)
Amanita phaloides hidup pada kotoran ternak dan menghasilkan racun yang
mematikan
Puccinia graminis (jamur karat) parasit pada tumbuhan graminae (jagung)
Ustilago maydis parasit pada tanaman jagung
Ganoderma aplanatum (jamur kayu)
Jamur Shitake
4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya),
karena belum diketahui perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan-hewan
ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
Epidermophyton, Microsporum, penyebab penyakit kurap.
Melazasia fur-fur, penyebab panu.
Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
2.4 Peranan jamur dan lichen dalam kehidupan
Dalam penelitian untuk jamur makroskopis dan liken tidak digunakan alat apapun
karena dilakukan pengamatan langsung. Hanya buku catatan dan alat tulis saja yang
dibutuhkan.
Bahan yang digunakan untuk penelitian jamur makroskopis adalah sebagai berikut.
o Jamur Merang
o Jamur Kuping
o Jamur Kayu
o Jamur Tiram
o Jamur Shitake
Cara Kerja
Cara kerja untuk jamur mikroskopis :
1. Siapkan semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum jamur ini
2. Sterilkan alat tersebut (gelas objek) dengan tissue
3. Mengambil media sediaan jamur dengan menggunakan jarum yang telah di
sterilkan
4. Letakkan pada gelas objek dan tetesi air putih satu tetes, kemudian tutup dengan
menggunakan kaca penutup.
5. Kemudian mengamati sediaan jamur tersebut di bawah mikroskop.
6. Mengamati dan menggambar hasil pengamatan dengan menentukan
klasifikasinya.
Cara kerja untuk jamur Makroskopis dan Liken :
1. Ambillah sampel jamur makroskopis yang sudah ditentukan, dan untuk
liken cari tanaman yang terdapat lumut keraknya.
2. Mengamati dan menggambar awetan jamur dan lumut kerak tadi dengan
menentukan klasifikasinya.
Kingdom : Fungi
Divisio : Zygomycota
Ordo : Murcorales
Familia : Murcoraceae
Genus : Rhizopus
Spesies : Rhizopus oligosporus
Warna : putih
G. Jamur oncom( Neurospora crassa)
Kingdom :Fungi
Phylum:Ascomycota
Subphylum:Pezizomycotina
Class:Ascomycetes
Ordo:Sordariales
Family:Sordariaceae
Genus:Neurospora
Warna : putih
H. Lichen
4.2 PEMBAHASAN
Jamur tempe ( Rhizopus Oryzae ) termasuk ke dalam genus rhizopus dan
family Mucoceae. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
Dapat dilihat bahwa misellium dari jamur tempe ini tidak bersekat. Misellium yang
tidak bersekat merupakan ciri utama dari family mucoraceae. Jamur tempe ini terdirri
dari beberapa bagian utama yaitu misellium atau yang sering disebut stolon jamur.
Hifa tidak bersekat merupakan ciri dari kelomok zycomicota.
Jamur oncom ( monilia sitophila ) termasuk kedalam genus monila dan family
sordariceae. Berdasarkan hasil pengamatan bahwa jamur oncom ini bersekat. Hifa
bersekat merupakan ciri dari kelompok ascomicota.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN