Anda di halaman 1dari 8

III.

PEMBAHSAN

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat


heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik
tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu
tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai
contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, maupun
tumpukan jerami. Namun, jamur ini segera mati setelah musim kemarau tiba.
Belakangan ini budidaya jamur semakin gencar dengan penggunaan medium awetan.

Pada makalah ini akan dibahas mengenai jamur kuping, hal-hal yang akan dibahas
antara lain; klasifikasi dari jamur kuping, deskripsi morfologi jamur kuping, siklus
hidup serta manfaat jamur kuping dalam kehidupan manusia.

A. Deskripsi Morfologi

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang
masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi
yang masuk ke dalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan
mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal dari
perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya
berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau
persatuan dua basidiospora). Jamur ini disebut jamur kuping karena bentuk tubuh
buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping).
disk

Himenium

Tubuh buah bagian bawah

Gambar 3.1 jamur kuping dan bagian-bagiannya.

Bagian tubuhnya terdiri dari disk yang berfungsi sebagai bagian untuk menempel
pada kayu, miselium dan tubuh buah bagian bawah.

Gambar 3.2 Tubuh buah jamur kuping


Karakteristik dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip
gelatin) jika dalam keadaan segar. Namun, pada keadaan kering, tubuh buah dari
jamur kuping ini akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh buah dari jamur
kuping berbentuk seperti mangkuk atau kadang dengan cuping seperti kuping,
memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging, dan kenyal. Warna tubuh buah jamur ini
pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula yang memiliki warna
coklat tua.

B. Klasifikasi

Kerajaan : Fungi
Divisi : Basidiomycota
Kelas : Agaricomycetes
ordo : Auriculariales
Famili : Auriculariaceae
Genus : Auricularia
Spesies : Auricularia auricular

C. Habitat Hidup

Hidup soliter atau bergerombol pada batang kayu, ranting mati, tunggul kayu, dan
lain-lain; melekat pada substrat secara sentral atau lateral. Penyebaran pada kayu
keras dan konifer. Tubuh buah jamur sering kali dijumpai pada musim hujan jamur
kuping dapat tumbuh dan dibudidayakan di daerah beriklim dingin maupun panas
dengan suhu 12 – 36 0C, namun suhu optimum antara 20 – 28 0C. Masing masing
jamur memiliki karakter dan kebutuhan biologi hidup berbeda beda. Beberapa
diantaranya adalah kebutuhan sinar matahari tidak langsung, kelembaban udara, suhu
dan sirkulasi udara. Sebagai contoh jamur kuping akan tumbuh dengan optimal pada
suhu 22 0C dan kelembaban 93 %.
Gambar 3.3
Jamur kuping yang menempel pada batang pohon

D. Siklus Hidup

Cara reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah dengan membentuk tunas, dengan
konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping
adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam
badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang disebut
basidiospora.
Siklus hidup pada jamur kuping hampir serupa dengan siklus hidup pada jamur tiram
dan shiitake yaitu tubuh buah yang sudah tua akan menghasilkan spora yang
berbentuk kecil, ringan, dan jumlahnya banyak. Apabila spora tersebut jatuh pada
kondisi dan tempat yang sesuai dengan persyaratan hidupnya (misalnya di kayu mati
atau bahan yang mengandung selulosa dan dalam kondisi yang lembab) maka spora
tersebut akan berkecambah dan membentuk miselium melalui beberapa fase. Pada
fase pertama, miselium primer yang tumbuh akan terus menjadi banyak dan meluas.
Selanjutnya akan berkembang menjadi miselium sekunder yang membentuk
primordial (penebalan miselium pada bagian permukaan miselium sekunder dengan
diameter sekitar 0.1 cm). Dari primordial akan tumbuh dan terbentuk kuncup tubuh
buah (pada tingkat awal) yang semakin lama akan semakin membesar (kurang lebih
3-5 hari). Kemudian, dari primordial akan tumbuh tubuh buah jamur yang bentuknya
lebar, yang pada saat tua dapat dipanen.

Gambar 3.4 Siklus hidup jamur kuping


E. Peranan Jamur Kuping

Kandungan nutrisi jamur kuping sendiri terdiri kadar air, protein, lemak, karbohidrat,
serat, abu dan nilai energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di dalam jamur, lebih
dari 72% lemak dalam jamur ini termasuk unsaturated sehingga aman dan sehat jika
dimakan. Vitamin di dalam jamur ini sendiri terdiri atas thiamine (vit. B-1),
riboflavin (vit. B-2), niasin, biotin, vitamin C, dan sebagainya. Sedangkan,
kandungan mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu, dan beberapa
elemen mikro lainnya. Kandungan serat di dalam jamur berkisar antara 7,4-27,6%.

Kandungan nutrisi yang terdapat pada jamur kuping per 100 g yaitu air 14.8 g, energi
284 kkal, protein 9.25 g, lemak 0.73 g, karbohidrat 73 g, serat 70.1 g, ampas 2.21 g.
Pada jamur kuping terdapat pula berbagai macam vitamin dan mineral. Jenis vitamin
yang ada dalam jamur kuping ialah thiamin 0.015 mg, riboflavin 0.844 mg, niacin
6.267 mg, asam pantotenat 0.481 mg, vitamin B6 0.112 mg, dan folat 38 mcg.
Sementara itu, mineral yang terkandung dalam jamur kuping ialah kalsium 159 mg,
besi 5.88 mg, magnesium 83 mg, fosfor 184 mg, kalium 754 mg, natrium 35 mg,
seng 1.32 mg, tembaga 0.183 mg, mangan 1.951 mg, dan selenium 128 mcg.

Peranan jamur kuping (Auricularia auricula) dalam lingkungan manusia sering


digunakan sebagai bahan makanan dan obat-obatan atau dapat dikonsumsi oleh
manusia. Dari segi gastronomik ataupun organoleptik (rasa, aroma, dan penampilan),
jamur kuping kurang menarik bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun,
jamur kuping sudah dikenal dekat sebagai bahan makanan yang memiliki khasiat
sebagai obat dan penawar racun. Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama
dimasak dapat menjadi pengental. Bahkan, lendir jamur kuping dapat menonaktifkan
atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk,
ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping yang mempunyai bentuk tubuh buah kecil
(sering disebut jamur kuping tikus) digemari konsumen karena warnanya lebih
muda,dan rasanya lebih gurih.Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur
kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena
harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan
makanan juga untuk pengobatan. Untuk mengurangi panas dalam dan mengurangi
rasa sakit pada kulit akibat luka bakar. Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri atas
kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat total 82,8, serat 19,8, abu 4,7, dan
nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan memiliki
khasiat seperti penangkar atau penonaktifan racun, baik dalam bentuk racun nabati,
racun residu pestisida, bahkan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua
ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan
racun. Kandungan senyawa dalam lendir jamur ksuping efektif untuk menghambat
pertumbuhan carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 - 90 persen. Berfungsi juga
untuk menghambat penggumpalan darah. Manfaat jamur kuping untuk pengobatan
penyakit, satu diantaranya darah tinggi atau pembuluh darah mengeras akibat
penggumpalan darah. Jadi selain dikonsumsi sebagai makanan, ternyata jamur kuping
sangat bermanfaat bagi tubuh.

Anda mungkin juga menyukai