Anda di halaman 1dari 10

***Jamur Merang***

Jamur merang (Volvariella volvacea) merupakan jamur yang paling dikenal, terutama untuk masyarakat
Asia Tenggara, dan telah lama dibudidayakan sebagai bahan pangan, karena termasuk golongan jamur
yang enak rasanya. Jamur merang umumnya tumbuh pada media yang merupakan sumber selulosa,
misalnya, pada tumpukan merang, dekat limbah penggilingan padi, limbah pabrik kertas, ampas batang
aren, limbah kelapa sawit, ampas sagu, sisa kapas, kulit buah pala, dan sebagainya.

Jamur merang kaya akan protein kasar dan karbohidrat bebas N (N-face carbohydrate). Tingkat
kandungan serat kasar dan abu adalah moderat, sedangkan kandungan lemaknya rendah. Nilai energi
jamur merang rendah, namun merupakan sumber protein dan mineral yang baik dengan kandungan
kalium dan fosfor yang tinggi. Kandungan Na, Ca, Mg dan Cu, Zn , Fe cukup. Kandungan logam berat Pb
dan Cd tidak ada, sehingga jamur merang sangat baik digunakan sebagai bahan makanan sehari-hari.
Kandungan protein jamur merang mencapai 1, 8 persen, lemak 0.3 persen, dam karbohidrat 12 – 48
persen.

Jamur merang kaya akan protein, sebagai makanan anti kolesterol, eritadenin dalam jamur merang
dikenal sebagai penawar racun, dan banyak mengandung antibiotik yang berguna untuk pencegahan
anemia. Menurut penelitian jamur juga dapat digunakan untukmengobati kanker.

***Jamur merang***
berguna bagi penderita diabetes dan penyakit kekurangan darah, bahkan dapat mengobati kanker.

Sesuai dengan namanya, umumnya jamur ini tumbuh pada merang atau jerami padi. Jamur merang
dapat dengan mudah kita temui di tumpukan jerami sehabis masa panen padi. Seusai masa panen,
jamur merang akan sulit ditemui. Namun dengan cara pembudidayaan modern, kita dapat menikmati
jamur merang kapan saja. Tidak tergantung musim.

Pembudiyaan jamur merang secara modern, membutuhkan tempat khusus yang diset sebagai tempat
tumbuh jamur. Kumbung (rumah jamur) yang telah dilengkapi media tumbuh dan telah diatur
temperaturnya merupakan tempat terbaik untuk kembang biak jamur merang.

Kumbung dapat dibuat dengan rangka besi, kayu atau bambu, serta dinding dan atap plastik. Di bagian
luar kumbung ini dipasang lagi atap, dan dinding yang terbuat dari anyaman bambu, nipah ataupun kain
yang dapat ditutup dan buka, untuk mengatur cahaya matahari yang masuk. Kumbung juga harus
dilengkapi jendela untuk mengatur sirkulasi udara. Di dalam kumbung, dibuat dua deret rak (bedengan)
bertingkat, sebagai tempat meletakkan media tumbuh.

Media tumbuh yang dibutuhkan merupakan hasil pengomposan jerami dan campuran limbah kapas
dengan perbandingan 2:1, ditambah 1-2 % kapur. Jerami dibasahi air, kemudian ditimbun bersama
kapur di lantai, lalu ditutup plastik polibag selama 5 hari. Pada hari kelima, timbunan itu dibuka, dibalik,
dan ditambahi bekatul, kemudian diletakkan di bedengan. Bedengan itu kemudian ditutup polibag
selama 4 hari untuk menjalai proses fermentasi. Sebelum digunakan, bahan ditambah lagi dengan
limbah kapas dan biji-bijian seperti kacang hijau, beras, jagung, kedelai, atau biji kapuk.

Setelah siap, media tumbuh diletakkan di rak-rak bedengan di dalam kumbung. Agar terhindar dari
serangan bakteri, ngengat, ataupun jamur lain, kumbung dan media tanam harus disterilkan. Sterilisasi
dilakukan dengan proses pasteurisasi, yakni pemanasan kompos dan ruangan rumah jamur dengan uap
panas hingga temperatur 70 derajat celcius selama 5-7 jam. Suhu kompos dipertahankan 70 derajat
selama 2-3 jam.

Pemanasan kumbung ini dilakukan dengan menghidupkan generator uap yang telah dihubungkan
dengan ruangan dalam kumbung. Generator uap dapat dibuat sederhana, menggunakan drum-drum
bekas yang diisi air, serta dipanaskan menggunakan kayu bakar. Uap yang dihasilkan disalurkan ke dalam
kumbung.

Setelah pasteurisasi, udara segar dibiarkan masuk untuk menurunkan suhu hingga mencapai 32-35
derajat celcius. Saat inilah bibit boleh mulai ditanam.

Bibit jamur merang biasanya diperoleh dari penjual bibit. Tidak mudah membuat biakan bibit jamur
sendiri, kalaupun bisa, kualitasnya tidak selalu bagus. Bibit ditebarkan di seluruh permukaan jerami yang
telah dikomposkan. Setelah itu, jendela dan pintu kumbung ditutup selama tiga hari. Suhu dijaga dalam
kisaran 32-38 derajat celcius. Bibit jamur memerlukan suhu yang agak panas untuk menumbuhkan
miselium (benang-benang jamur).

Sirkulasi udara harus dijaga. Selain itu, perhatikan pula media tumbuh, jangan sampai jerami kering. Bila
perlu, semprotkan air yang telah dicampur sedikit urea.

Pada hari ke 8-12 setelah peletakan bibit, jamur merang sudah siap dipanen. Jamur merang biasanya
diminati saat kuncupnya belum mekar, masih berbentuk bulat dengan warna putih kecoklatan. Bila
kuncup telah mekar, meski masih bisa dimakan, namun nilai ekonomisnya akan turun.

Saat ini, jamur merang kualitas bagus dapat dijual dengan harga cukup tinggi, 9.000-10.000 perkilogram.
Dari setiap kandang berukuran 4 x 8 meter berisi sepuluh rak bedengan, dapat dipanen 25-40 kilogram
jamur. Setiap hari selama masa panen yang berlangsung 15-17 hari.(
http://www.himatansi.org/news119-all-about-jamur-merang.html)
Jamur Kuping

Jamur kuping

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Fungi

Divisi: Basidiomycota

Kelas: Agaricomycetes

Ordo: Auriculariales

Famili: Auriculariaceae

Genus: Auricularia

Spesies: A. auricula-juda

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke
dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi yang masuk ke dalam
kelas ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya
bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-
selnya berinti satu, umumnya berasal dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder
(miselium yang sel penyusunnya berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua
miselium primer atau persatuan dua basidiospora). Cara reproduksi : vegetatif (dengan
membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium) dan secara generatif (dengan alat
yang disebut basidium, basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang
menghasilkan spora yang disebut basidiospora).
Auricularia auricula umumnya kita kenal sebagai jamur kuping. Jamur ini disebut jamur kuping
karena bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping). Jamur kuping
memiliki beberapa nama setempat/lokal jamur kuping yang sering didengar antara lain :

* Indonesia : jamur kuping, supa lember (sunda), kuping lowo (Jawa), kuping tikus, dan lain-
lain.
* Cina/Taiwan/Vietnam: mouleh, Yung-ngo, Muk-ngo, Mu-er , Mo –er.
* Jepang: Kikurage, Mokurage, Senji, Arage.
* Hongkong/Singapura: Mouleh, Jew’s ear-fungi.
* Amerika Serikat: Tree-ear, Jew’s ear-fungi, Gelatinous fungi.

Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi adapula
yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping yang paling memiliki nilai bisnis yang tinggi
adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam pada bagian
bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Jamur kuping merupakan salah satu konsumsi
jamur yang karakteristik dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan air dalam
waktu relatif singkat sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya. Jamur
kuping juga telah dijadikan sebagai bahan berbagai masakan seperti sayur kimlo, nasi goreng
jamur, tauco jamur, sukiyaki, dan bakmi jamur dengan rasa yang lezat dan tekstur lunak yang
terasa segar dan kering.

Jamur kuping sering digunakan sebagai campuran sup ini memiliki rasa yang cukup lezat. Tak
heran menjadi jenis makanan yang digemari semua usia. Terlepas dari itu, jamur kuping sudah
dikenal secara luas sebagai bahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar
racun. Manfaat jamur kuping ini telah diketahui sejak ratusan tahun lalu oleh bangsa Tionghoa.
Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Lendir jamur
kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol.

Jamur kuping dapat dibedakan berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping ang
mempunyai bentuk tubuh buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh
konsumen karena waranya lebih muda, dan rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang
tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang
disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan
makanan juga unuk pengobatan yaitu untuk mengurangi panas dalam, dan juga mengurangi rasa
sakit pada kulit akibat luka bakar.

Kandungan nutrisi jamur kuping sendiri terdiri kadar air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu
dan nilai energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di dalam jamur, lebih dari 72% lemak dalam
jamur ini termasuk unsaturated sehingga aman dan sehat jika dimakan. Vitamin di dalam jamur
ini sendiri terdiri atas thiamine (vit. B-1), riboflavin (vit. B-2), niasin, biotin, vitamin C, dan
sebagainya. Sedangkan, kandungan mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu, dan
beberapa elemen mikro lainnya. Kandungan serat di dalam jamur berkisar antara 7,4-27,6%.[6]
Jika jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang dihasilkan memiliki khasiat antara lain :

* Penangkal / penonaktif racun baik dalam bentuk racun nabati, racun residu pestisida, bakhan
sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua ramuan masakan Cina, jamur kuping
selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun yang terbawa dalam makanan.
* Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping, efektif untuk menghambat pertumbuhan
carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 – 90%. Berfungsi juga untuk antikoagulan.
* Lendir jamur kuping dapat meghambat dan mencegah penggumpalan darah.
* Dapat menormalkan tekanan darah, menurunkan kolesterol, meningkatkan kekebalan tubuh,
menguatkan syaraf, dapat mengurangi stress, berfungsi sebagai antioksidan, dan juga antitumor.

Jamur Kuping Hitam

Jamur kuping hitam

Klasifikasi ilmiah

Kerajaan: Fungi

Divisi: Basidiomycota

Kelas: Heterobasidiomycetes

Ordo: Auriculariales

Famili: Auriculariaceae

Genus: Auricularia

Spesies: A. polytricha

Nama binomial

Auricularia polytricha
(Mont.) Sacc

Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha, sinonim Hirneola polytricha) adalah salah satu
spesies jamur dari kelas Heterobasidiomycetes (jelly fungi) dengan tubuh buah berwarna coklat
tua setengah bening, berbentuk mangkuk menyerupai daun telinga manusia.

Dalam bahasa Tionghoa, jamur kuping hitam dikenal sebagai 云耳 (pinyin: yún ěr), 毛木耳
(pinyin: máo mù ěr) atau 木耳 (pinyin: mù ěr). Jamur kuping hitam biasa digunakan dalam
masakan Asia.

Tubuh buah menempel di atas batang kayu yang sudah membusuk di tempat basah dan lembab.
Sewaktu masih segar terlihat seperti agar-agar (jelly) basah dan bila dikeringkan menjadi
mengkerut.

Jamur lebih banyak dijual dalam bentuk kering dan harus direndam didalam air sebelum
dimasak. Jamur yang sudah dimasak mempunyai tekstur garing seperti sewaktu memakan tulang
muda dan tidak mempunyai rasa. Jamur kuping hitam juga sering digunakan sebagai bahan obat
tradisional karena diketahui mempunyai sifat antikoagulan.(
http://bectbexty.wordpress.com/jamurkuping/)

JAMUR DAN KEHIDUPANNYA

Jamur merupakan tumbuhan yang tidak mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel:
sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang
yang disebut hifa, hifa dapat membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium.
Reproduksi jamur, ada yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif.
Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak sebaik tumbuhan
lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada waktu tertentu, pada kondisi
tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul
pada musim hujan di kayu-kayu lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. namun, jamur ini
segera mati setelah musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur
merang, jamur tiram, dan jamur kuping

Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan keluarga jamur kayu. Dulunya, jamur ini
tumbuh liar dan hidup menempel pada pokok kayu yang telah lapuk atau dipungut dari hutan.
Kini, seiring dengan makin banyaknya permintaan jamur kuping, baik untuk masakan atau obat,
budidaya jamur kuping sudah banyak dilakukan.

Di kenal ada 2 jenis jamur kuping :


- Jamur kuping hitam (Auricularia polytricha) atau cloud
ear mushrooms. Berbentuk seperti daun telinga, berwarna
hitam keunguan, hidupnya menempel pada kayu yang
cukup basah dan lembab. Jamur jenis ini banyak
dibudidayakan di Cina, Thailand dan beberapa negara di
kawasan Indocina.
- Jamur kuping merah (Auricularia auricula judae), berukuran lebih besar dan warnanya
sedikit kemerahan. Jenis ini paling umum dibudidayakan di Indonesia, Malaysia dan
kawasan Asia lainnya.

1. Morfologi

Tubuh buah kenyal atau seperti gelatin jika dalam keadaan segar dan menjadi keras seperti
tulang jika kering, berbentuk mangkuk atau kadang-kadang dengan cuping seperti kuping yang
berasal dari titik pusat perlekatan, diameter 2-15 cm, tipis bergading, dan kenyal. Permukaan luar
steril, sering kali berurat, berbulu sangat kecil atau berambut, cokelat muda sampai cokelat,
menjadi kehitaman jika mengering. Permukaan dalam fertil, licin sampai agak berkerut,
bergelatin jika basah, berwarna kuning cokelat, cokelat keabu-abuan, cokelat, ungu, dan menjadi
hitam jika kering. Tangkai tidak ada atau mengalami rudimenter. Jejak spora putih; spora berada
di permukaan dan biasanya pada permukaan bagian bawah, berukuran 12-8 x 4-8 mikron,
berbentuk sosis, licin. Basidium mempunyai sekat melintang sebanyak tiga buah.
2. Fisiologi

Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia jamur atau regnum
fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri jamur berbeda dengan
organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur tubuh, pertumbuhan, dan reproduksinya.

Struktur Tubuh

Struktur jamur tergantung pada jenisnya,jamur kuping termasuk jamur yang multiseluler yang
memebentuk tubuh jamur besar yang ukurannya mencapai 1 meter. Jamur kuping ini tubuhnya
tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa mambentuk jaringan yang disebut
miselium, miselium menyusun jaringan-jaringan semu menjadi tubuh jamur.

Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini
menyelubungi membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel
eukariotik.Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai pori
besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel yang mengalir
dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta atau hifa senositik.
Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan
pembelahan sitoplasma. Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi
menjadi haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat.

Cara Makan dan Habitat Jamur

Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak
memangsa dan mencernakan makanan. Clntuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat
organik dari lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang
menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh
dari lingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit
fakultatif, atau saprofit.

a. Parasit obligat

merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,sedangkan di luar inangnya tidak
dapat hidup. Misalnya, Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).

b. Parasit fakultatif

adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang sesuai, tetapi bersifat saprofit
jika tidak mendapatkan inang yang cocok.

c. Saprofit
merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang mati. Jamur saprofit
menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti kayu tumbang dan buah jatuh.
Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim hidrolase pada substrat makanan untuk
mendekomposisi molekul kompleks menjadi molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh
hifa.Selain itu, hifa dapat juga langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana
yang dikeluarkan oleh inangnya.

Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang hidup
bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga menghasilkan zat tertentu yang
bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme jamur dengan tanaman dapat dilihat pada
mikoriza, yaitu jamur yang hidup di akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.

Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan banyak organisme.
Meskipun kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi
dengan organisme air. Jamur yang hidup di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan
kebanyakan dari kelas Oomycetes.

Pertumbuhan dan Reproduksi

Reproduksi jamur dapat secara seksual (generatif) dan aseksual (vegetatif). Secara aseksual,
jamur menghasilkan spora. Spora jamur berbeda-beda bentuk dan ukurannya dan biasanya
uniseluler, tetapi adapula yang multiseluler. Apabila kondisi habitat sesuai, jamur
memperbanyak diri dengan memproduksi sejumlah besar spora aseksual. Spora aseksual dapat
terbawa air atau angin. Bila mendapatkan tempat yang cocok, maka spora akan berkecambah dan
tumbuh menjadi jamur dewasa.

Reproduksi secara seksual pada jamur melalui kontak gametangium dan konjugasi. Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua individu. Singami
terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami (peleburan sitoplasma) dan tahap
kedua adalah kariogami (peleburan inti). Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing
induk bersatu tetapi tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion
atau miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun. Akhimya
inti sel melebur membentuk sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis .

3. Ekologi

Hidup soliter atau bergerombol pada batang kayu, ranting mati, tunggul kayu, dan lain-lain;
melekat pada substrat secara sentral atau lateral. Penyebaran pada kayu keras dan konifer. Tubuh
buah jamur sering kali dijumpai pada musim hujan Jamur kuping dapat tumbuh dan
dibudidayakan di daerah beriklim dingin maupun panas dengan suhu 12 – 36 0C, namun suhu
optimum antara 20 – 28 0C. masing masing jamur memiliki karakter dan kebutuhan biologi
hidup berbeda beda. Beberapa diantaranya adalah kebutuhan sinar matahari tidak langsung,
kelembaban udara, suhu dan sirkulasi udara. Sebagai contoh jamur kuping akan tumbuh dengan
optimal pada suhu 22 0C dan kelembaban 93 %.

4. Taksonomi
Klasifikasi
Jamur kuping termasuk keluarga Auricularia dan kelas Basidiomycetes. Klasifikasi jamur kuping
menurut Alexopolous dan Mins (1979) adalah sebagai berikut:
Super Kingdom : Eukaryota
Kingdom : Myceteae (Fungi)
Devisi : Amastigomycota
Sub Devisi : Basidiomycotae
Kelas : Basidiomycetes
Ordo : Auriculariales
Familia : Auriculariae
Genus : Auricularia
Species : Auricularia sp.

5. Peranan jamur Auricularia polytrica dalam lingkungan

Peranan jamur kuping (Auricularia polytrica) dalam lingkungan manusia sering digunakan
sebagai bahan makanan dan obat-obatan atau dapat dikonsumsi oleh manusia. Dari segi
gastronomik ataupun organoleptik (rasa, aroma, dan penampilan), jamur kuping kurang menarik
bila dihidangkan sebagai bahan makanan. Namun, jamur kuping sudah dikenal dekat sebagai
bahan makanan yang memiliki khasiat sebagai obat dan penawar racun.
Lendir yang dihasilkan jamur kuping selama dimasak dapat menjadi pengental. Bahkan, lendir
jamur kuping dapat menonaktifkan atau menetralkan kolesterol. Jamur kuping dapat dibedakan
berdasarkan bentuk, ketebalan, dan warnanya. Jamur kuping yang mempunyai bentuk tubuh
buah kecil (sering disebut jamur kuping tikus) digemari konsumen karena warnanya lebih
muda,dan rasanya lebih gurih.Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping gajah)
rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-kecil bila
akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga untuk pengobatan. Untuk
mengurangi panas dalam dan mengurangi rasa sakit pada kulit akibat luka bakar.
Kandungan nutrisi jamur kuping terdiri atas kadar air 89,1, protein 4,2, lemak 8,3, karbohidrat
total 82,8, serat 19,8, abu 4,7, dan nilai energi 351. Jamur kuping dipanaskan, maka lendir yang
dihasilkan memiliki khasiat seperti penangkar atau penonaktifan racun, baik dalam bentuk racun
nabati, racun residu pestisida, bahkan sampai ke racun berbentuk logam berat. Hampir semua
ramuan masakan Cina, jamur kuping selalu ditambahkan untuk tujuan menonaktifkan racun.
Kandungan senyawa dalam lendir jamur kuping efektif untuk menghambat pertumbuhan
carcinoma dan sarcoma (kanker) sampai 80 - 90 persen. Berfungsi juga untuk menghambat
penggumpalan darah. Manfaat jamur kuping untuk pengobatan penyakit, satu diantaranya darah
tinggi atau pembuluh darah mengeras akibat penggumpalan darah. Jadi selain dikonsumsi
sebagai makanan, ternyata jamur kuping sangat bermanfaat bagi tubuh.

Karakteristik dari jamur kuping memiliki tubuh yang kenyal (seperti gelatin) dalam
keadaan segar. Namun, pada keadaan kering, tubuh dari jamur kuping akan menjadi
keras seperti tulang. Bagian tubuh jamur kuping berbentuk seperti mangkuk
(cuping/kuping) berdaging tipis dan kenyal. Warna tubuh jamur pada umumnya hitam
(coklat kehitaman).
Cara reproduksi vegetatif dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi
miselium. Sedangkan, reproduksi generatif jamur kuping dengan menggunakan alat
yang disebut basidium, Basidium berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp,
yang menghasilkan spora yang disebut basidiospora. Siklus hidup yaitu tubuh buah
yang sudah tua akan menghasilkan spora yang berbentuk kecil, ringan, dan jumlahnya
banyak.

Anda mungkin juga menyukai