Anda di halaman 1dari 5

BUDIDAYA JAMUR TIRAM

(Pleurotus ostreatus)

PENDAHULUAN
Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang
merugikan dan ada yng menguntungkan bagi kehidupan
manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat
patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia,
hewan maupun tumbuhan. Diantara jamur yang
menguntungkan manusia misalnya : penicillium yang
menghasilkan antibiotik penisilin, jamur-jamur yang
berperan dalam proses fermentasi makanan seperti kecap,
tempe, tape, tauco dan lain-lain. Bahkan banyak jenis
jamur yang dapat dikonsumsi (dimakan) antara lain jamur
kuping, jamur tiram, jamur shiitake, jamur agaricus
(campignon) dan jamur merang.

Dewasa ini budidaya jamur (Mushrooming the


mushroom) yang dapat dimakan telah banyak dilakukan orang
yaitu dengan menggunakan limbah pertanian sebagai media
tumbuhnya. Budidaya jamur yang dapat dimakan (edible
mushroom) merupakan salah satu cara mengatasi kekurangan pangan dan gizi serta
menganekaragamkan pola komsumsi pangan rakyat. Dari analisa menunjukkan bahwa
kandungan mineral jamur lebih tinggi daripada gading sapi dan domba, bahkan
hampir dua kali lipat jumlah garam mineral dalam sayuran. Jumlah proteinnya dua
kali lipat protein asparagus, kol, kentang dan empat kali lipat daripada tomat dan
wortel serta enam kali lipat dari jeruk. Selain itu jamur juga mengandung zat besi,
tembaga, kalium dan kapur, kaya vitamin B dan D, sejumlah enzim tripsin yang berperan
sangat penting pada proses pencernaan, kalor dan kolesterolnya rendah.

Beberapa keuntungan budidaya jamur yaitu :

1. Melalui pemanfaatan bahan-bahan limbah di sekitar kita akan menjadikan


lingkungan kita bersih, indah dan sehat.

2. Budidaya jamur dapat diusahakan tanpa menggunakan lahan yang luas

3. Produk Jamur dapat dimanfaatkan untuk menambah gizi atau menu serta dapat
menambah pendapatan keluarga.

4. Kompos bekas media tanam dapat langsung digunakan untuk pupuk kolam ikan,
makanan ikan dan untuk memelihara cacing.

INFORMASI POKOK

Pemeliharaan jamur tiram sangat praktis dan sederhana, yaitu dengan cara menciptakan dan
menjaga kondisi lingkungan pemeliharaan (cultivation) yang memenuhi syarat pertumbuhan
jamur tiram. Langkah-langkah pemeliharaan atau penanaman jamur tiram meliputi persiapan
sarana produksi dan tahapan budidaya.

• Ruang Inkubasi
Ruangan ini memiliki fungsi untuk menumbuhkan miselium jamur pada media tanam
yang sudah di inokulasi (Spawning). Kondisi ruangan diatur pada suhu 22 – 28OC
dengan kelembaban 60% – 80%, Ruangan ini dilengkapi dengan rak-rak bambu untuk
menempatkan media tanam dalam kantong plastic (baglog) yang sudah di inokulasi.

• Ruang penanaman (growing) digunakan untuk menumbuhkan tubuh buah jamur.


Ruangan ini dilengkapi juga dengan rak-rak penanaman dan alat penyemprot/
pengabutan. Pengabutan berfungsi untuk menyiram dan mengatur suhu udara pada
kondisi optimal 16 – 22OC dengan kelembaban 80 – 90%.

Peralatan

Peralatan yang digunakan pada budidaya jamur diantaranya, Mixer, cangkul, sekop, filler, botol,
boiler, gerobak dorong, sendok bibit, centong.

Bahan-bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam budidaya jamur tiram adalah Serbuk kayu, bekatul (dedak),
kapur (CaCO3), gips (CaSO4), tepung jagung (biji-bijan), glukosa, kantong plastik, karet, kapas,
cincin plastik.

Tahapan Budidaya Jamur Tiram

Beberapa tahapan dalam budidaya jamur tiram yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Persiapan Bahan
Bahan yang harus dipersiapkan diantaranya serbuk gergaji, bekatul, kapur, gips, tepung
jagung, dan glukosa

2. Pengayakan
Serbuk kayu yang diperoleh dari penggergajian mempunyai tingkat keseragaman yang
kurang baik, hal ini berakibat tingkat pertumbuhan miselia kurang merata dan kurang
baik. Mengatasi hal tersebut maka serbuk gergaji perlu di ayak. Ukuran ayakan sama
dengan untuk mengayak pasir (ram ayam), pengayakan harus mempergunakan masker
karena dalam serbuk gergaji banyak tercampur debu dan pasir

3. Pencampuran
Bahan-bahan yang telah ditimbang sesuai dengan kebutuhan dicampur dengan serbuk
gergaji selanjutnya disiram dengan air sekitar 50 – 60 % atau bila kita kepal serbuk
tersebut menggumpal tapi tidak keluar air. Hal ini menandakan kadar air sudah cukup.

4. Pengomposan
Pengomposan adalah proses pelapukan bahan yang dilakukan dengan cara membumbun
campuran serbuk gergaji kemudian menutupinya dengan plastic

5. Pembungkusan (Pembuatan Baglog)


Pembungkusan menggunakan plastik polipropilen (PP) dengan ukuran yang dibutuhkan.
Cara membungkus yaitu dengan memasukkan media ke dalam plastik kemudian
dipukul/ditumbuk sampai padat dengan botol atau menggunakan filler (alat pemadat)
kemudian disimpan.

6. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mempergunakan alat sterilizer yang bertujuan
menginaktifkan mikroba, bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu
pertumbuhan jamur yang ditanam. Sterilisasi dilakukan pada suhu 90 – 100OC selama
12 jam.

7. Inokulasi (Pemberian Bibit)


Inokulasi adalah kegiatan memasukan bibit jamur ke dalam media jamur yang telah
disterilisasi. Baglog ditiriskan selama 1 malam setelah sterilisasi, kemudian kita ambil
dan ditanami bibit diatasnya dengan mempergunakan sendok makan/sendok bibit sekitar
+ 3 sendok makan kemudian diikat dengan karet dan ditutup dengan kapas. Bibit yang
baik yaitu:
o Varitas unggul
o Umur bibit optimal 45 – 60 hari
o Warna bibit merata
o Tidak terkontaminasi

8. Pemberatantasan Penyakit
Apabila proses sterilisasi berjalan dengan sempurna dan peralatan yang dipakai bersih
dan steril, maka tidak ada kontaminasipada subsratnya. Apabila ada polibek
terkontaminasi/ terkena penyakit, sebaiknya polibek tersebut dibuang saja agar tidak
menular dan menyebabkan turunnya produksi.
Catatan :
a. Peralatan yang dipakai pada saat penanaman bibit (inokulasi) harus bersih dan
steril. Peralatan agar steril, dipanaskan / dicelup dengan air mendidih kemudian
diolesi dengan alkohol 70 %. Sterilisasi peralatan harus dijaga selama
inokulasi agar media polibek tidak terkontaminasi.
b. Penamanan bibit jamur diusahakan ditempat tertutup dan steril.
c. Pada saat mencampur bahan-bahan media tanam sebaiknya memakai
masker agar uap hasil reaksi bahan-bahan tersebut tidak terhirup masuk ke
dalam paru-paru.

9. Inkubasi (masa pertumbuhan miselium)


Inkubasi dilakukan dengan cara menyimpan di ruangan inkubasi dengan kondisi tertentu.
Inkubasi dilakukan hingga seluruh media berwarna putih merata, biasanya media akan
tampak putih merata antara 40 – 60 hari.

10. Panen
Panen dilakukan setelah pertumbuhan jamur mencapai tingkat yang optimal, pemanenan
ini biasanya dilakukan 5 hari setelah tumbuh calon jamur. Pemanenan sebaiknya
dilakukan pada pagi hari untuk mempertahankan kesegarannya dan mempermudah
pemasaran.
Resep Kripik Jamur Tiram

1. Pilih jamur yang segar kemudian di suwir-suwir sesuai selera. Tapi menurut saya,

2. Dicuci bersih kemudian di kukus dalam air mendidih sekitar 2-3 menit setelah air
mendidih. Tujuan di kukus supaya air jamur bisa turun kebawah dan bau khas jamur bagi
yang tidak suka bisa ilang dengan di kukus. Jangan keliru dengan di rebus lho ya,,,malah
tambah bawa air entar hehehehehe. Tunggu sampai agak dingin kemudian di kasih
bumbu tumbukan bawang dan merica dikit....kemudian di kasih telur biar nempel tepung
nya dan memberikan kesan gurih pada kripik.
3. Sembari nenunggu bumbunya masuk, kita siapkan tepungnya,,,dengan tepung beras dan
tepung terigu. aduk jadi satu kemudian jamur yang telah di bumbui tadi di aduk-aduk
sampai tepunya rata.
4. Siapkan minyak goreng yang panas,,,goreng deh sampe kering. Oh iya, gorengnya 2x ya
biar krrriiiiiiuuuuuuukkk dan tahan lama.

5. Tiriskan dan hidangkan


Semoga berguna

Anda mungkin juga menyukai