PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memiliki kandungan nutrisi tinggi
antara lain protein, lemak, fosfor, besi, thiamin dan riboflavin. Jamur tiram
mengandung 18 macam asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh manusia dan tidak
mengandung kolesterol. Jenis asam amino yang terkandung dalam jamur tiram
adalah isoleusin, lisin, methionin, sistein, penilalanin, tirosin, treonin, triptopan,
valin, arginin, histidin, alanin, asam aspartat, asam glutamat, glisin, prolin, dan
serin.
Jamur Tiram putih (Pleuratus ostreatus) merupakan salah satu jenis jamur yang
saat ini menjadi alternatif pilihan sebagai makanan sehat yang layak dikonsumsi.
Spesies jamur tiram, selain dapat dikonsumsi juga bernilai ekonomi tinggi. Selain
itu, keunggulan lainnya, cara budidaya mudah dan dapat dilakukan sepanjang tahun
dan tidak memerlukan lahan yang luas. Jamur tiram cukup toleran terhadap
lingkungan dan dapat dijadikan sebagai pekerjaan pokok maupun pekerjaan
sampingan. Diversifikasi produk jamur tiram cukup banyak dapat bentuk segar,
kering, kaleng, serta diolah menjadi keripik, pepes, tumis, dan nugget.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara pembuatan media jamur tiram ?
2. Bagaimana proses dari budidaya jamur tiram? Apa saja tahap-tahap yang
harus dilakukan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara pembuatan media jamur tiram
2. Untuk mengetahui proses budidaya jamur tiram dan bagaimana
pelaksanaannya
D. Manfaat
1. Dapat mengetahui cara pembuatan media jamur tiram
2. Dapat mengetahui proses budidaya jamur tiram dan melaksanakannya dala
suatu praktikum
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Landasan teori
Jamur dalam bahasa Indonesia di sebut cendawan dan dalam bahasa botani
disebut fungi, termasuk ke dalam golongan sederhana karena tidak berklorofil.
Secara sederhana pengertian jamur adalah tumbuhan sederhana, berinti, tidak
berklorofil, berspora, berupa sel atau sejumlah sel dalam bentuk benang-benang
(misellia) yang bercabang. Primordia adalah gumpalan kecil yang terdiri dari
kumpulan misellia yang akan berkembang menjadi tubuh buah. Primordia
berkembang dan pada tubuh buah muda terlihat bagian-bagian tubuh buah seperti
tudung dan tangkai yang terletak tidak ditengah tudung (Maulana, 2011).
Jamur tiram merupakan salah satu jamur kayu yang banyak ditemukan pada
media kayu yang sudah lapuk. Bentuk tudungnya seperti cangkang tiram. Bagian
tudung dari jamur tiram tersebut berubah warna dari hitam, abu-abu, coklat hingga
putih dengan permukaan yang hampir licin yang bertepi tudung mulus sedikit
berlekuk. Batang atau tangkai dari jamur tiram ini tidak berada pada tengah tudung,
namun agak ke pinggir.
Tubuh buah mempunyai tudung yang berubah dari putih menjadi krem dan
semakin dewasa warna tudung akan semakin jelas. Di alam, jamur tiram hanya
dijumpai pada musim tertentu dalam jumlah yang terbatas dan menumpuk pada
batang pohon yang telah melapuk
Kingdom : Fungi
Filum : Basidiomycota
Kelas : Homobasidiomycota
Ordo : Agaricales
Famili : Tricholomataceae
Genus : Pleurotus
Spesies : Pleurotus ostreatus
3
1) Syarat tumbuh Jamur Tiram
Media Tumbuh Jamur Tiram
a. Nutrisi
Nutrisi sangat berperan penting dalam proses budidaya jamur.
Nutrisi bahan baku yang ditambahkan harus sesuai dengan
kebutuhan hidup jamur tiram. Adapun bahan baku yang digunakan
yaitu serbuk kayu dan bahan tambahannnya antara lain dedak, kapur
dan air.
b. Tingkat keasaman media
Apabila pH terlalu rendah atau terlalu tinggi akan mengganggu
pertumbuhan jamur tiram atau bahkan tumbuh jamur lain. Keasaman
pH dapat diatur antara 6–7. Karena pada saat pertumbuhan misellia
menghendaki keasaman media mendekati netral sampai netral
(Maulana, 2011).
c. Kadar air
Selaian kadar pH, kadar air media harus diatur hingga 50-60%
dengan menambahkan air bersih. Air perlu ditambahkan sebagai
bahan pengencer agar misellia jamur dapat menyerap makanan dari
media/substrat dengan baik. Jika air yang ditambahkan kurang,
maka penyerapan makanan oleh jamur menjadi kurang optimal
sehingga jamur menjadi kurus, bahkan dapat mengakibatan jamur
mati. Apabila air yang ditambahkan terlalu banyak maka akan
mengakibatkan busuk akar.
Lingkungan Tumbuh
a. Intensitas cahaya
Jamur tiram, tidak memerlukan cahaya matahari berlimpah.
Pertumbuhan misellia akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan
gelap atau tanpa sinar sekalipun tetapi pada masa pertumbuhan
badan buah jamur tiram memerlukan rangsangan sinar. Pada tempat
yang sama sekali tidak ada cahaya, badan buah tidak akan tumbuh,
4
oleh karena pada masa pembentukan badan buah harus mulai
mendapatkan sinar.
b. Suhu
Jamur tiram, tidak memerlukan cahaya matahari berlimpah.
Pertumbuhan misellia akan tumbuh dengan cepat dalam keadaan
gelap atau tanpa sinar sekalipun tetapi pada masa pertumbuhan
badan buah jamur tiram memerlukan rangsangan sinar. Pada tempat
yang sama sekali tidak ada cahaya, badan buah tidak akan tumbuh,
oleh karena pada masa pembentukan badan buah harus mulai
mendapatkan sinar.
2) Manfaat Jamur Tiram
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu
yang sangat baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki rasa
yang enak, jamur tiram juga memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram
mengandung protein sebanyak 19 – 35 % dari berat kering jamur, dan
karbohidrat sebanyak 46,6 – 81,8 %. Selain itu jamur tiram mengandung
tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang
seimbang. Bila dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan
proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, namun karbohidratnya 0,0
gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak salah
apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
a. Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
b. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat
baik bagi pencernaan.
c. Antitumor, antioksidan, dll
B. Metodologi kerja
5
1) Alat dan bahan
Alat : Bahan :
- Kawat ayakan - Serbuk kayu
- Plastik baglog - Dedak
- Pipa paralon - Kapur
- Karet - Air bersih
- Drum - Kertas hvs
- Lampu spritus - Minyak tanah
- Spatula - Bibit jamur tiram
- Cangkul - Spritus
- Tali rafia - Alkohol 96%
- Korek api/mancis - Kayu bakar
- Spanduk
2) Cara kerja
Proses Pencampuran
- Ayak serbuk kayu dengan kawat ayakan hingga mendapatkan
serbuk yang bertekstur lebih halus dan lembut.
- Tambahkan dedak pada tumpukan serbuk kayu yang telah diayak
tadi hingga menutupi seluruh permukaan tumpukan serbuk kayu
tersebut.
- Tambahkan ½ ember kecil kapur
- Beri air bersih hingga tekstur serbuk kayu menjadi agak padat
yang jika digenggam tidak akan pecah atau tidak melebur
- Masukkan kembali ke dalam karung dan ikat lalu diamkan selama
5 hari
Tahap Pemadatan
- Setelah 5 hari, buka pengikat karung lalu masukkan adonan serbuk
kayu ke dalam plastik baglog dengan cara memadatkannya di
dalam plastik tersebut
- Ikat sisa plastik dengan karet, pastikan ikatan karet kuat
- Berikan perlakuan yang sama pada adonan serbuk kayu sisanya
Tahap Sterilisasi
6
- Siapkan batu bata, drum yang telah dibersihkan, kayu bakar, papan
penyangga dan kawat
- Susun batu bata sebagai tempat berdirinya drum (tungku)
- Susun batu bata didalam drum hingga mencapai 1/3 tinggi drum
- Isi drum dengan air hingga mencapai tinggi bata
- Letakkan kayu dan papan penyangga diatas batu bata lalu letakkan
kawat diatasnya
- Susun baglog diatas kawat tadi dalam keadaan berdiri
- Tutup drum dengan spanduk dan ikat dengan tali rafia, pastikan
tidak ada celah pada mulut drum
- Letakkan kayu bakar dibawah drum, lalu nyalakan api
- Tunggu selama 6 jam, pastikan api tetap menyala
- Setelah 6 jam, angkat baglog ke tempat yang aman
Tahap Inokulasi
- Siapkan bibit jamur tiram, lampu spritus, spatula, alkohol 96%,
kertas hvs yang telah dipoton menjadi 4 bagian dan pipa paralon
yang telah dipotong berukuran 2 cm sebanyak jumlah baglog
- Sterilkan meja tempat inokulasi dan tangan praktikan dengan
alkohol 96%
- Hidupkan lampu spritus dan pastikan bekerja dekat dengan lampus
pritus agar tetap steril
- Buka karet pengikat baglog lalu lingkarkan pipa paralon pada
ujung plastik dan lipat sisa plastik ke bagian bawah pipa paralon
sehingga membentuk seperti cincin pada mulut plastik
- Buka kapas penutup botol jamur tiram lalu sterilkan mulut botol
dengan cara memanaskannya diatas lampus spritus
- Sterilkan spatula diatas lampu spritus dan ambil bibit
menggunakan spatula lalu letakkan bibit secukupnya pada mulut
plastik yang telah berbentuk cincin tersebut
- Sterilkan kertas hvs dengan cara melewatkannya diatas lampu
spritus kemudian tutup mulut plastik baglog lalu ikat dengan karet
7
- Berikan perlakuan yang sama pada baglog sisanya
Tahap Inkubasi
- Setelah 7 hari pindahkan jamur ke dalam tempat tertutup yang
bersuhu 16-20°C (Rumah Jamur)
8
Pada tahap ini banyaknya air yang dimasukkan ke dalam drum perlu
diperhatikan. Apabila jumlah air kurang maka nantinya akan
menyebabkan plastik baglog hangus. Untuk menghindari hal tersebut,
usahakan jumlah air yang digunakan cukup banyak dan tidak habis
meskipun direbus selama 6 jam.
- Tahap inokulasi
Para praktikan harus memastikan keadaan sekitar dan benda-benda
yang digunakan ketika inokulasi tetap steril. Hal ini untuk mencegah
terjadinya kontaminasi pada baglog baik itu dari bakteri ataupun jamur
lain.
- Tahap inkubasi
Hal yang mesti diperhatikan yaitu suhu dan kelembapan ruangan.
Suhu yang cocok dengan pertumbuhan jamur tiram yaitu sekitar 16-
20°C dan kelembapannya yaitu sekitar 60-70%
BAB III
9
PENUTUP
a. Kesimpulan
Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang cukup popular di tengah
masyarakat Indinesia. Jamur tiram adalah jenis jamur kayu yang memliki
kandungan nutrisi lebih tinggi di bandingkan jenis jamur kayu lainnya.
Jamur tiram (pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok
Basidiomycota dan termasuk kelas Homobasidimycetes dengan ciri-ciri
umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan tudungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak
cekung.
b. Saran
Dalam pembuatan jamur tiram, perlu adanya kerja sama dan kekompakaan
terutama saat pemasukan serbuk ke dalam kantong plastik, agar pembuatan
jamur tiram dapat selesai dengan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
10
Sitti Mawaddah Syani. 2017. Laporan Praktikum Pembudidayaan Jamur Tiram.
(http://addahsyani.blogspot.com/2017/01/laporan-praktikum-pembudidayaan-
jamur.html diakses pada 23 November 2019)
Fitri Mulyana. 2014. Kultur Jaringan Pembuatan Medium Potato Dextrosa Agar
dan Budidaya Jamur Tiram.
(https://www.slideshare.net/fitri1mulyana/laporan-praktikum-budidaya-
jamur-tiram diakses pada 23 November 2019)
Miftachurohman. 2015. Laporan Praktikum Pengantar Mikologi Pertanian.
(http://miftachurohman.web.ugm.ac.id/laporan-praktikum-pengantar-
mikologi-``` pertanian-acara-v-budidaya-jamur-tiram/ diakses 23
November 2019)
Wan Syafii, Yulsim Fauziah. 2017. Penuntun Praktikum Struktur Perkembangan
Tumbuhan. Universitas Riau : Pekanbaru.
LAMPIRAN GAMBAR
11
1. Proses Pencampuran
12
Pemberian kapur Pemberian air
Pencampuran
2. Tahap Pemadatan
3. Tahap Sterilisasi
13
4. Tahap Inokulasi
5. Tahap Inkubasi
14
15