Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN BUDIDAYA JAMUR

I. Judul : Budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan jamur kuping (Auricularia
polytricha).

II. Tujuan :
1. Mengetahui cara budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan jamur kuping
(Auricularia polytricha)
2. Mengetahui hal-hal yang mempengaruhi perkembangan jamur tiram (Pleurotus ostreatus) dan
jamur kuping (Auricularia polytricha)

III. Tinjauan Pustaka

Tjitrosoepomo (2001), menyatakan bahwa jamur tiram (Pleurotus ostreatus)


memiliki tudung berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak
cekung dan berwarna putih hingga krem, memiliki tangkai yang tumbuh menyamping,
bentuknya seperti tiram (ostreatus), permukaannya hampir licin, diameter 5-20 cm. Tepi tudung
mulus sedikit berlekuk. Pada waktu muda, tubuh buah diselubungi oleh velum universal. Jiak
tubuh membesar, tinggallah selaput pada pangkal tangkai tubuh buah sebagai bursa. Dari tepi
tubuh buah ke tangkai terdapat pula selaput yang menutupi sisi bawah tubuh buah dinamakan
velum partiale. Jika tubuh buah membesar, maka selaput ini akan robek dan merupakan suatu
cicncin (annulus) pada bagian atas tubuh buah. Himenofora pada sisi bawah tubuh buah,
membentuk papan-papan atau lamella yang tersusun radial, dapat juga himenofora membuat
tonjolan berupa buluh-buluh. Himenium meliputi sisi bawah tubuh buah tadi dan mula-mula
terletak di bawah velum partiale. Letak himenium yang demikian itu disebut angiokarp.
Darma (2002), menyatakan bahwa Kandungan nutrisi jamur kuping sendiri terdiri kadar
air, protein, lemak, karbohidrat, serat, abu dan nilai energi sebesar 351 kal. Kandungan lemak di
dalam jamur, lebih dari 72% lemak dalam jamur ini termasuk unsaturated sehingga aman dan
sehat jika dimakan. Vitamin di dalam jamur ini sendiri terdiri atas thiamine (vit. B-
1), riboflavin (vit. B-2), niasin, biotin,vitamin C, dan sebagainya. Sedangkan, kandungan
mineral jamur ini tersusun oleh K, P, Ca, Na, Mg, Cu, dan beberapa elemen mikro lainnya.
Kandungan serat di dalam jamur berkisar antara 7,4-27,6%.
Gunawan (2000), menyatakan bahwa Jenis jamur kuping yang paling memiliki nilai
bisnis yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna
hitam pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Jamur kuping merupakan
salah satu jamur konsumsi yang umum dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan
air dalam waktu relatif singkat sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran
segarnya.
Hastiono (2004), menyatakan bahwa Cara reproduksi vegetatif dari jamur kuping adalah
dengan membentuk tunas, dengan konidia, dan fragmentasi miselium. Sedangkan, reproduksi
generatif jamur kuping adalah dengan menggunakan alat yang disebut basidium, basidium
berkumpul dalam badan yang disebut basidiokarp, yang selanjutnya menghasilkan spora yang
disebut basidiospora.
Kistinnah (2010), menyatakan bahwa secara alamiah, jamur dapat berkembang biak
dengan dua cara, yaitu secara aseksual dan seksual. Secara aseksual dilakukan dengan
pembelahan, yaitu dengan cara sel membagi diri untuk membentuk dua sel anak yang serupa,
penguncupan, yaitu dengan cara sel anak yang tumbuh dari penonjolan kecil pada sel inangnya
atau pembentukan spora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam
jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual,
di antaranya seperti berikut:
a. Konidiospora, merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang
berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium, sebaliknya konidium yang berukuran
besar dan bersel banyak disebutmakrokonidium.
b. Sporangiospora, merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut
sporangium, pada ujung hifa khusus.
Suriawiria (2000), menyatakan bahwa untuk kehidupan dan perkembangan jamur
memerlukan sumber nutrient atau makanan dalam bentuk unsur-unsur kimia, misalnya nitrogen,
fosfor, belerang, kalium, karbon yang telah tersedia dalam jaringan kayu, walaupun dalam
jumlah yang sedikit. Oleh karena itu, diperlukan penambahan dari luar, misalnya dalam bentuk
pupuk yang digunakan sebagai campuran pembuatan substrat tanaman atau media tumbuh jamur.
Budiati (2010) bentuk umum jamur berupa benang-benang yang dilapisi dinding sel kaku
yang disebut hifa. Hifa bercabang-cabang membentuk miselium. Beberapa jamur uniseluler
misalnya khamir (ragi) tidak membentuk miselium. Terdapat dua jenis miselium yaitu miselium
vegatatif/somatik berfungsi untuk menyerap zat organik dari lingkungannya, sedangkan miselium
reproduktif menghasilkan spora untuk perkembangbiakan. Beberapa jenis jamur pada kondisi
lingkungan yang tidak menguntungkan membentuk miselium yang membulat yang tahan
terhadap pengaruh lingkungan yang disebut sklerotia.
Oktavita (2009), menyatakan bahwa jamur tiram putih merupakan salah satu jamur kayu
yang sekarang telah banyak dibudidayakan orang. Media tanam atau substratnya yang sudah
umum digunakan adalah gergajian kayu alba (sengon), tetapi sembarang gergajian kayu
sebetulnya dapat digunakan, tentunya kayu yang tidak beracun, kemudian di campur dengan
bahan-bahan yang lain dengan berbandingan tertentu. Faktor penting yang harus diperhatikan
dalam budidaya jamur tiram ini adalah masalah higienis, aplikasi bibit unggul, teknologi
produksi bibit (kultur murni, bibit induk, bibit sebar), teknologi produksi media tumbuh/substrat
dan pemeliharaan serta cara panen jamur tiram. Pada budidaya jamur tiran suhu udara memegang
peranan yang penting untuk mendapatkan pertumbuhan badan buah yang optimal. Pada
umumnya suhu yang optimal untuk pertumbuhan jamur tiram, dibedakan dalam dua fase yaitu
fase inkubasi yang memerlukan suhu udara berkisar antara 22-28o C dengan kelembabon 60-70
% dan fase pembentukan tubuh buah memerlukan suhu udara antara 16-22o C.
Pasaribu (2002), menyatakan bahwa Jamur kuping mempunyai bentuk tubuh buah kecil
(sering disebut jamur kuping tikus) digemari oleh konsumen karena waranya lebih muda, dan
rasanya sesuai dengan selera. Jamur kuping yang tubuh buahnya melebar (jamur kuping
gajah) rasanya sedikit kenyal atau alot sehingga kurang disenangi karena harus diiris kecil-
kecil bila akan dimasak. Jamur kuping selain untuk ramuan makanan juga unuk
pengobatan yaitu untuk mengurangi panas dalam, dan juga mengurangi rasa sakit pada
kulit akibat luka bakar.
Philip (2006), menyatakan bahwa Jamur kuping (Auricularia auricula) merupakan
salah satu kelompok jelly fungi yang masuk ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai
tekstur jelly yang unik. Fungi yang masuk ke dalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah
dilihat dengan mata telanjang. Miseliumnya bersekat dan dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu: miselium primer (miselium yang sel-selnya berinti satu, umumnya berasal
dari perkembangan basidiospora) dan miselium sekunder (miselium yang sel penyusunnya
berinti dua, miselium ini merupakan hasil konjugasi dua miselium primer atau persatuan
dua basidiospora).

IV. Alat dan Bahan :


1. Alat
a. Timbangan
b. Ember
c. Drum sterilisasi
d. Alas pencampur
e. Alat pencampur
f. Plastik log
g. Cincin paralon
h. Kapas
i. Karet gelang
j. Spatula
k. Rak
l. Semprotan
m. Pembakar spirtus
n. Korek api
2. Bahan
a. Serbuk kayu
b. Bekatul
c. Serbuk kapur
d. Air
e. Bibit jamur tiram dan jamur kuping
f. Alkohol

V. Cara Kerja
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan.
2. Menimbang bahan yang digunakan media (serbuk kayu, bekatul, serbuk kapur) dengan
perbandingan serbuk kayu (100) : Bekatul (10) : Serbuk kapur (1).
3. Mencampur bahan yang ada sesuai takaran dan mengaaduknya secara merata.
4. Menambahkan air ke dalam campuran secukupnya dan memperhatikan ketika bahan diperas
tidak keluar airnya (kandungan air 80 % dari bahan kering ).
5. Bahan campuran tersebut selanjutnya dimasukan ke dalam plastik transparan tetapi jangan
sampai penuh. Masukan sisa plastik ke ring cincin paralon lalu ikat dengan karet
gelang,bagian yang berlubang ditengah cincin diisi kapas secukupnya kemudian ditutup kertas
koran dan diikat dengan kater gelang.
6. Bahan yang sudah dibungkus plastik dimasukan kedalam drum untuk proses sterilisasi .Air
untuk mengukus hanya 25 cm dari dasar drum.Lamanya proses pengukusan 3 jam dengan suhu
100C .
7. Setelah selesai sterilisasi ,media-media tersebut didinginkan minimal 5 jam kemudian buka
cincinnya untuk memasukan bibit jamur menggunakan spatula yang sudah diberi alkohol dan
telah dipanaskan untuk mensterisasi alat (spatula) yang digunakan.
8. Setelah selesai memasukan bibit jamur,media didiamkan selama 2-3 bulan dengan penyiraman
secara rutin (3x sehari) sampai jamur tumbuh dan siap dipanen.

VI. Hasil Pengamatan


Baglog
Minggu 1 2
( Jamur Tiram) ( Jamur Kuping)
1

PEMBAHASAN
Jamur merupakan organisme yang tidak berklorofil sehingga jamur tidak dapat menyediakan
makanan sendiri dengan cara fotosintesis seperti pada tanaman yang berklorofil. Oleh karena itu,
jamur mengambil zat-zat makanan yang sudah jadi yang dibuat oleh organisme lain untuk
kebutuhan hidupnya. Karena ketergantungannnya terhadap organisme lain, maka jamur
digolongkan sebagai tanaman heterotrofik.
Jamur terdiri dari bermacam-macam jenis, ada yang merugikan dan ada yang
menguntungkan bagi kehidupan manusia. Jamur yang merugikan antara lain karena bersifat
patogen yaitu dapat menyebabkan penyakit pada manusia, hewan maupun tumbuhan.
Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan tidak
membutuhkan tempat yang luas. Jenis-jenis jamur yang umum dibudidayakan ialah jamur yang
menguntungkan bagi manusia diantanya jamur merang (Volvariella volvaceae),jamur tiram
(Pleurotus ostreatus),jamur kuping (Auricularia polytricha),jamur payung (Lentinus edodes),dan
jamur kancing (Agaricus Sp). Media untuk pertumbuhan jamur dapat menggunakan limbah yaitu
limbah pertanian(merang dan daun pisang) dan limbah industri (serbuk gergaji). Ramuan atau
campuran yang digunakan sebagai media juga bermacam-macam, sedangkan metode yang
digunakan untuk budidaya jamur ini juga bermacam-macam, seperti cara ilmiah,
konvensional,tradisional,dan semi modern.
Jenis jamur yang kami budidayakan adalah jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) dan
juga jamur kuping (Auralia aurita).
Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jamur kayu yang sangat
baik untuk dikonsumsi manusia. Selain karena memiliki rasa yang enak, jamur tiram juga
memiliki nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung protein sebanyak 19 35 % dari berat
kering jamur, dan karbohidrat sebanyak 46,6 81,8 %. Selain itu jamur tiram
mengandung tiamin atau vit. B1, riboflavin atau vit. B2, niasin, biotin serta beberapa garam
mineral dari unsur-unsur Ca, P, Fe, Na, dan K dalam komposisi yang seimbang. Bila
dibandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram,
namun karbohidratnya 0,0 gram, maka kandungan gizi jamur masih lebih lengkap sehingga tidak
salah apabila dikatakan jamur merupakan bahan pangan masa depan.
Jamur tiram juga bermanfaat dalam pengobatan, seperti :
a. Dapat menurunkan tingkat kolesterol dalam darah.
b. Memiliki kandungan serat mulai 7,4 % sampai 24,6% yang sangat baik bagi pencernaan.
c. Antitumor, antioksidan, dll.
Jamur tiram tumbuh pada serbuk kayu, khususnya yang memiliki serat lunak seperti jenis kayu
albasiah. Suhu optimum untuk pertumbuhan tubuh buah jamur tiram adalah 20 28C, dengan
kelembaban 80 90 %. Pertumbuhan jamur tiram membutuhkan cahaya matahari tidak
langsung, aliran udara yang baik, dan tempat yang bersih.
Jamur kuping (Auricularia Sp.) merupakan salah satu kelompok jelly fungi yang masuk
ke dalam kelas Basidiomycota dan mempunyai tekstur jelly yang unik. Fungi yang masuk ke
dalam kelas ini umumnya makroskopis atau mudah dilihat dengan mata telanjang. Auricularia
auricula umumnya kita kenal sebagai jamur kuping. Jamur ini disebut jamur kuping karena
bentuk tubuh buahnya melebar seperti daun telinga manusia (kuping).
Karakteristik dari jamur kuping ini adalah memiliki tubuh buah yang kenyal (mirip
gelatin) jika dalam keadaan segar.Namun, pada keadaan kering, tubuh buah dari jamur kuping ini
akan menjadi keras seperti tulang. Bagian tubuh buah dari jamur kuping berbentuk seperti
mangkuk atau kadang dengan cuping seperti kuping, memiliki diameter 2-15 cm, tipis berdaging,
dan kenyal.
Warna tubuh buah jamur ini pada umumnya hitam atau coklat kehitaman akan tetapi
adapula yang memiliki warna coklat tua. Jenis jamur kuping yang paling memiliki nilai bisnis
yang tinggi adalah yang memiliki warna coklat pada bagian atas tubuh buah dan warna hitam
pada bagian bawah tubuh buah, serta ukuran tubuh buah kecil. Jamur kuping merupakan salah
satu jamur konsumsi yang umum dikeringkan terlebih dahulu, kemudian direndam dengan air
dalam waktu relatif singkat sehingga jamur ini akan kembali seperti bentuk dan ukuran segarnya.

Tahapan budidaya jamur yang kita lakukan ialah :


1. Persiapan media
Tahapan pertama yang dilakukan untuk budidaya jamur tiram yaitu menyiapkan media
tanam. Media tanam yang umumnya digunakan antara lain serbuk kayu, bekatul, dan serbuk
kapur. Serbuk kayu yang digunakan yaitu serbuk kayu yang sudah mengalami proses
pengomposan atau telah didiamkan selama beberapa saat.
Kegunaan dari masing-masing media tanam, yaitu :
a. Serbuk kayu sebagai media tumbuh miselium jamur tiram.
b. Bekatul sebagai bahan makanan tambahan sebagai sumber karbohidrat, lemak, dan protein.
c. Serbuk kapur sebagai sumber mineral dan sebagai bahan untuk mengokohkan media tanam.
2. Pencampuran media
Tahapan yang kedua dalam budidaya jamur tiram ini adalah pencampuran media. Dari
media tanam yang telah dipersiapakan yaitu sserbuk kayu, bekatul dan serbuk kapur dicampur
jadi satu dengan perbandingan tertentu. Adapun perbandingannya yaitu serbuk kayu (100) :
bekatul (10) : serbuk kapur (1). Setelah tercampur, menambahkan air secukupnya dan
memperhatikan ketika bahan diperas tidak keluar airnya (kandungan air 80 % dari bahan kering
).
3. Pengantongan
Tahapan selanjutnya yaitu pengantongan. Media tanam yang telah dicampur kemudian di
masukkan di dalam kantong plastik yang tahan panas dengan ukuran kurang lebih 2 kg. Media
tanam yang dimasukkan kurang lebih bagian dari plastik dan dipadatkan untuk membantu
mempercepat tumbuhnya hifa. Kemudian memasukan sisa plastik ke cincin paralon lalu ikat
dengan karet gelang,bagian yang berlubang ditengah cincin diisi kapas secukupnya kemudian
diikat dengan karet gelang.
4. Sterilisasi
Setelah media selesai dikantong, media dimasukkan kedalam drum untuk disterilisasi
guna mematikan organisme hidup yang merugikan pertumbuhan jamur, juga untuk
menyempurnakan tahap akhir dari serbuk kayu sebagai media tanam yang selektif untuk
pertumbuhan jamur. Waktu yang diperlukan untuk sterilisasi kurang lebih 3-4 jam dalam suhu
100C. Selesai sterilisasi baglock diturunkan dan didiamkan hingga dingin. Karena media yang
masih panas nantinya akan menghambat pertumbuhan hifa.
5. Inakulasi bibit
Inakulasi adalah tahap penanaman bibit. Saat proses inakulasi harus dalam kondisi steril
baik tempat, alat yang digunakan dan praktikkannya. Pada proses inakulasi yang dilakukan
adalah menyiapkan baglock. Kemudian menggunakan spatula yang telah disterilkan
memasukkan bibit kedalam baglock kurang lebih 3-5 gram. Terakhir tutup kembali baglock
dengan kapas dan tempatkan pada rak yang sudah disediakan.
6. Inkubasi
Inkubasi adalah tahap akhir sebelum panen yaitu tahap perkembangan bibit jamur.
Proses inkubasi ini dilakukan di laboratorium budidaya jamur UMS.

Pada MKP Bud. Jamur ini hasil yang kami peroleh ialah terjadi kontaminasi pada
saat inkubasi. Hal ini ditan dai dengan adanya warna hitam yang menyebar pada media yang
merupakan tanda tumbuhnya bakteri atau jamur lain yang tidak diinginkan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga terjadi kontaminasai antara lain
1. Kebersihan(kesterilan), merupakan faktor yang paling penting. Namun pada saat proses
pembuatan, pembuatan secara aseptik kurang terjaga, sehingga menimbulkan kontaminsai.
2. lingkungan yang digunakan juga kurang menjamin tingkat sterilitasnya. Karena, tempat inkubasi
yang berdekatan dengan tempat sterilisasi yang merupakan gudang. Selain itu, tempat
sterilisasinya juga berada di gudang, sehingga memudahkan kontaminan masuk dengan mudah
masuk ke media.
3. Pada saat inolulasi, seharusnya setelah ditutup dengan kapas, ditutup lagi dengan kertas
koran(menurut sumber yang saya baca)

KESIMPULAN
1. Pada saat budidaya jamur kali ini terjadi kontaminasi
2. Hal-hal yang mempengaruhi terjadi kontaminasi ialah, tingkat sterilisasi yang
kurang.
3. Budidaya jamur merupakan salah satu budidaya yang tidak mengenal musim dan
tidak membutuhkan tempat yang luas
4. Tahap-tahap budidaya jamur antara lain persiapan media, pencampuran media,
pengantongan, sterilisasi, inokulasi bibit, inkubasi.
5. Tempat yang cocok untuk budidaya jamur ialah(padad saat inkubasi) tempat yang
lembab, tidak terkena sinar matahari langsung, serta terjaga kebersihannya.
BAB I
Pendahuluan
Latar belakang masalah
Usaha budidaya jamur tiram seringkali mengalami kegagalan karena teknik dan cara
budidaya yang kurang benar. Meskipun gampang, perlu diperhatikan faktor-faktor
seperti lingkungan, kebersihan, serta konsistensi selama perawatan. Jika faktor-faktor
tersebut tidak bisa dipenuhi dengan baik maka hasilnya pun kurang optimal bahkan
besar kemungkinan berpotensi mendatangkan kegagalan. oleh karena itu harus ada
pengetahuan khusus terhadap budidaya tersebut.

Jamur tiram putih berwarna putih agak krem dengan diameter tubuh 3-14 cm. Jamur
ini memiliki miselium. Tubuh buah jamur inilah yang bernilai ekonomis tinggi dan
menjadi tujuan dari budidaya jamur tiram. Teknik budidaya jamur tiram mulai dari
persiapan hingga pasca panen sangat perlu diperhatikan agar pelaku usaha benar-benar
memahami sehingga lebih menguasai dalam pemeliharaan maupun pengendalian hama
tanaman.

Jamur tiram dapat tumbuh dan berkembang dalam media yang terbuat dari serbuk
kayu yang dikemas dalam kantong plastic. Pertumbuhan jamur tiram sangat
dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, kita harus mengetahui
mengenai kondisi yang cocok untuk pertumbuhannya sebelum kita
melakukan budidaya jamur tiram.
Jamur tiram adalah salah satu jamur yang sangat laku di pasaran saat ini sebagai salah
satu bahan makanan. Namun jamur tersebut sangatlah sulit untuk ditemukan di alam
saat ini dan kemunculannya juga hanya sedikit. Dari sebab itu di perlukanlah suatu
budidaya jamur tiram untuk memenuhi permintaan pasar. Dan tidak sedikit jamur yang
berasal dari indonesia di impor ke luar negeri.

Selain sebagai bahan makanan produksi jamur tiram juga dapat menjadi sebuah usaha
menjanjikan dan dapat mengurangi penganguran yang ada saat ini karena
pengangguran setiap tahun semakin meningkat.

Tujuan kunjungan
1. Mengetahui persiapan-persiapan yang harus dilakukan dalam pembudidayaan
jamur tiram
2. Mengetahui bagaimana proses penanaman jamur tiram
3. Mengetahui cara bagaimana pengendalian hama penyakit dalam proses
pembudidayaan jamur tiram
4. Mengetahui bagaimana proses pengemasan dan pengiriman jamur tiram yang siap
dipasarkan
Tujuan laporan
Laporan ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas Kewirausahaan sebagai
dokumentasi kegiatan kunjungan.

Adapun metode yang digunakan, yaitu :


1. Metode Observasi
Penyusun melakukan observasi lapangan untuk mengambil dan mengumpulkan data.

2. Metode wawancara
Penulis melakukan tanya jawab dengan karyawan

3. Metode ceramah
Beberapa karyawan memberikan ceramah dan penjelasan mengenai hal yang berkaitan

Manfaat kunjungan
Penyusun mengharapkan karya tulis ilmiah ini bisa bermamfaat bagi siapun yang
membacanya, baik secara teoritis maupun praktis. Agar makin banyak yang bisa
membudidayakan tamana jamur dan dapat menggurangi pengganguran yang ada saat
ini yang semakin hari semakin tidak terkendali.

Lokasi kunjungan
Lokasi kunjungan ke perumahan bapak Agus yang berada di Kumpai Batu atas pada
tanggal 29 April 2016

BAB II
Pembahasan
1. Pengertian jamur tiram
Budidaya jamur merupakan salah satu usaha peningkatan ekonomi dan pangan yang
sangat marak berkembang di masyarakat belakangan ini, bisnis dari budidaya jamur
memang menjanjikan hasil yang lumayan saat ini, maka dari itu banyak masyarakat
yang turut serta dalam usaha budidaya jamur ini. Selain mudah dalam proses
pengerjaannya, budidaya jamur tidak membutuhkan modal yang terlalu besar sehingga
sangat tepat diterapkan pada masyarakat yang taraf ekonominya sedang ataupun
rendah.

Jamur memiliki manfaat yang beragam dalam kehidupan sehari-hari antara lain sebagai
bahan pangan maupun sebagai bahan pembuatan obat yang dapat berbagai macam
penyakit kronis. Sebagai bahan pangan, jamur tiram dapat dikonsumsi sebagai
campuran sayur sop, jamur krispi maupun keripik jamur. Banyak restoran berkelas
yang mengandalkan hidangan utamanya adalah berbahan dasar dari jamur, dan bisa
dikonsumsi juga sebagai bahan pengobatan.

Jamur tiram merupakan jamur yang berasal dari Divisi Basidiomycotina dari
jenis pleurotus (jamur kayu) yang tempat hidupnya atau habitatnya di potongan-
potongan kayu. Nama Bassidiomycota itu sendiri berasal dari Bahasa Latin yaitu
Bassidium yang berarti alat kecil , suatu tahapan diploid sementara dalam siklus
hidup organisme tersebut. Bentuk bassidiom tersebut bentuknya mirip payung dan
gada sehingga fungi tersebut juga dikenal dengan nama umum fungi gada (club fungi).
Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) adalah jamur pangan dari kelompok Basidiomycota
dan termasuk kelas Homobasidiomycetes dengan ciri-ciri umum tubuh buah berwarna
putih hingga krem dan tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip cangkang tiram
dengan bagian tengah agak cekung. Jamur tiram masih satu kerabat dengan Pleurotus
eryngii dan sering dikenal dengan sebutan King Oyster Mushroom. (Neil A. Cambell).
Basidiomycotina merupakan pengurai penting bagi kayu dan bagian tumbuhan lainnya.
Divisi basidiomycotina ini juga mencakup mutualis yang membentuk mikorhiza dan
parasit tumbuhan. Jamur tiram bersifat makroskopis hifan.

2. Kandungan gizi jamur tiram


Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan bahan makanan bernutrisi dengan
kandungan protein tinggi, kaya vitamin dan mineral, rendah karbohidrat, lemak dan
kalori. Jamur ini memiliki kandungan nutrisi seperti vitamin, fosfor, besi, kalsium,
karbohidrat, dan protein. Untuk kandungan proteinnya, lumayan cukup tinggi, yaitu
sekitar 10,5-30,4%.Komposisi dan kandungan nutrisi setiap 100 gram jamur tiram
adalah 367 kalori, 10,5-30,4 % protein, 56,6 % karbohidrat, 1,7-2,2 % lemak, 0.20 mg
thiamin, 4.7-4.9 mg riboflavin, 77,2 mg niacin, dan 314.0 mg kalsium. Kalori yang
dikandung jamur ini adalah 100 kj/100 gram dengan 72 % lemak tak jenuh. Serat jamur
sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4-24,6 %.
Kandungan gizi jamur tiram menurut Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen
Pertanian. Protein rata-rata 3.54 % dari berat basah. Berarti dua kali lipat lebih tinggi
dibandingkan asparagus dan kubis. Jika dihitung berat kering. Kandungan proteinnya
10,5-30,4%. Sedangkan beras hanya 7.3%, gandum 13.2%, kedelai 39.1%, dan susu sapi
25.2%. Jamur tiram juga mengandung 9 macam asam amino yaitu lisin, metionin,
triptofan, threonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin.

3. Persiapan penanaman jamur tiram


Sebelum melakukan penanaman, hal-hal yang menunjang budidaya jamur tiram harus
sudah tersedia, diantaranya rumah kumbung baglog, rak baglog, bibit jamur tiram, dan
peralatan budidaya. Usahakan budidaya jamur tiram menggunakan bibit bersertifikat
yang dapat dibeli dari petani lain atau dinas pertanian setempat. Peralatan budidaya
jamur tiram cukup sederhana, harga terjangkau, bahkan kita bisa memanfaat peralatan
dapur.

Untuk mengoptimalkan hasil dalam usaha budidaya jamur tiram di dataran rendah
dapat dilakukan dengan modifikasi terhadap bahan media dan takarannya, yakni
dengan menambah atau mengurangi takaran tiap-tiap bahan dari standar umumnya.
Dalam usaha skala kecil, eksperimen dalam menentukan takaran bahan media
merupakan hal yang sangat penting guna memperoleh takaran yang pas. Hal ini
mengingat jamur yang dibudidayakan di lingkungan tumbuh berbeda tentu
membutuhkan nutrisi dan media yang berbeda pula tergantung pada kondisi
lingkungan setempat. Hingga saat ini belum ada standar komposisi media untuk
budidaya jamur tiram di dataran rendah, sehingga petani memodifikasi media dan
lingkungan berdasarkan pengalaman dan kondisi masing-masing.

Sebagai media tumbuh jamur tiram, serbuk gergaji berfungsi sebagai penyedia nutrisi
bagi jamur. Kayu yang digunakan sebaiknya kayu keras karena serbuk gergaji kayu jenis
tersebut sangat berpotensi dalam meningkatkan hasil panen jamur tiram. Hal ini
karena kayu keras banyak mengandung selulosa yang dibutuhkan oleh jamur. Jenis-
jenis kayu keras yang bisa digunakan sebagai media tanam jamur tiram antara lain
sengon, kayu kampung, dan kayu mahoni. Untuk mendapatkan serbuk kayu
pembudidaya harus memperolehnya ditempat penggergajian kayu. Sebelum digunakan
sebagai media biasanya sebuk kayu harus dikompos terlebih dahulu agar bisa terurai
menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna oleh jamur.

Proses pengomposan serbuk kayu dilakukan dengan cara menutupnya menggunakan


plastik atau terpal selama 1-2 hari. Alternatif bahan yang bisa digunakan untuk
mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas kopi, ampas kertas,
ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan pengalaman petani jamur tiram di
dataran rendah, media yang baik untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu. Media
berupa dedak/bekatul dan tepung jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil
kalori untuk pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung jagung,
sebaiknya pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan yang
sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat berakibat pada
tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki.

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun tepung jagung memberikan


kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi kedua bahan tersebut mirip.
Namun, penggunaan dedak dianggap lebih efisien karena bisa memangkas biaya dan
cenderung mudah dicari karena banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur
(CaCo3) berfungsi sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam
kapur dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga bisa
menyebabkan pH media menjadi rendah.

Alat dan Bahan


Untuk membudidayakan jamur tiram, diperlukan alat dan bahan sebagai berikut :

Drum berdiameter 80 cm, tinggi 96 cm


pH meter
Rak
Thermometer
Sprayer / penyemprot, dengan pipa paralon 2 inci
Cincin
Baskom plastic
Serbuk kayu
Dedak halus
Tepung jagung
TSP
Kapur
Bibit jamur F3
Alkohol
Kantung plastic
Karet gelang
Air
Sedangkan syarat tumbuh jamur meliputi tempratur, kelembapan, cahaya, udara, dan
derajat keasaman atau pH.

4. Penanaman dan pemeliharaan jamur tiram


Salah satu penentu keberhasilan budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam
melakukan proses budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal
ini karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu, tempat untuk
penanaman sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan sapu, lantai dan dindingnya
dibersihkan menggunakan disinfektan. Alat yang digunakan untuk menanam juga harus
disterilisasi menggunakan alkohol dan dipanaskan di atas api lilin.

Dalam budidaya jamur tiram hal yang juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu
dan kelembaban ruang agar tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih
kering, panas, atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam
kumbung sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya frekuensi penyiraman
ditingkatkan. Jika suhu terlalu tinggi dan kelembaban kurang, bisa membuat tubuh
jamur sulit tumbuh atau bahkan tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi
udara di dalam kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati.

Pembuatan dan Pemeliharaan Bibit


Proses pembuatan baglog jamur yaitu bahan baku untuk membuat baglog adalah
serbuk gergaji, bekatul, kapur, air, polybag, cincin bambu/plastik, plastik, kapas dan
karet penutup dan bibit spora. Untuk komposisinya dalam setiap 100 baglog yaitu 70 kg
serbuk gergaji dicampur dengan 12 kg bekatul, 1 kg kapur serta 17 kg air, kemudian
diaduk hingga merata. Kemudian bahan baku sebanyak 900 gr tersebut dimasukkan
kedalam polybag, dikancing dengan cincin bambu/plastik, ditutup dengan plastik dan
diikat dengan karet sehingga membentuk seperti tutup botol (baglog). Langkah ini
disebut dengan proses pengompotan, Setelah pengompotan, proses sterilisasi siap
dilakukan, yaitu dengan cara memanaskan baglog dalam autoclave bertekanan 1,5 2,5
bar atau suhu 200 derajat celcius selama 2 jam. Dalam melakukan porses sterilisasi ini
hanya menggunakan drum bekas oli yang telah dibersihkan.
Lalu Baglog dimasukkan kedalam drum tersebut dengan posisi terbalik agar kadar air
tidak bertambah. Kemudian dilakukan proses pengukusan selama 8 jam diatas tungku
kayu bakar. Setelah itu baglog didinginkan dalam ruangan selama 12 jam. Langkah
selanjutnya adalah proses penanaman bibit, yaitu memasukan bibit spora kedalam
lubang baglog lalu diratakan, kemudian disumbat dengan kapas dan diikat kembali
dengan plastik dan karet baglog disimpan dalam ruang pemutihan sehingga terjadi
penyebaran bibit spora dari bagian atas baglog ke bagian bawahnya. Hal ini
menyebabkan baglog yang pada awalnya berwarna cokelat berubah menjadi putih.
Dalam waktu 3 minggu spora telah menyebar lebih dari 3/4 baglog. Baglog siap
dipindahkan ke rak pertumbuhan, ditata menumpuk dan disiram dengan menggunakan
sprayer 2 kali sehari. Satu sampai dua minggu berikutnya jamur tiram tumbuh dan siap
untuk dipanen.

Proses pembuatan jamur tiram sebagai berikut :


Serbuk gergaji dipilih dan dibersihkan
Bahan yang sudah ada dicampur sesuai komposisi takaran dalam jolang / baskom
plastik, aduk sampai merata, jangan sampai ada gumpalan-gumpalan
Adapun bahan yang dicampurkan untuk menghasilkan 100 log adalah sebagai berikut :

Serbuk gergaji
Tepung jagung
Dedak halus
TSP
Kapur
Campuran bahan dimasukan ke dalam plastic transparan dengan ukuran 20 x 35 cm
dan tebal 0,5. Media harus dipadatkan agar terbentuk log yang baik. Media yang
bagus adalah kepadatannya merata. Jangan lupa, ujung plastic bagian bawah
ditusuk jari telunjuk supaya masak. Hal ini dilakukan agar bahan yang dimasukkan
dan dipadatkan bisa duduk posisinya (tidak miring). Pengisian dilakukan tidak
terlalu penuh, tapi disisakan 15 cm untuk memudahkan dalam mengikat
Tiap log ditimbang beratnya
Sisa ujung plastic ke dalam cincin dilipat keluar, lalu diikat mulut plastic tersebut
dengan karet tahan panas
Tutup mulut log tersebut dengan kapas kemudian tutup lagi dengan kertas, lalu
diikat lagi dengan karet
Dilakukan pengukusan terhadap log media selama 12 jam
Lamanya pengukusan dihitung setelah air di dalam drum mendidih
Setelah selesai pengukusan, media di angkat dari drum. Lalu, biarkan selama 8 jam
atau sampai dingin pada ruangan yang tertutup. Untuk selanjutnya, dilakukan
penanaman bibit
Setelah media dingin, baru dilakukan penanaman bibit, caranya yaitu :
Penanaman bibit dilakuan di ruangan tertutup
Semprot isi ruangan dengan alcohol
Gunakan sarung sarung tangan dan semprot dengan alcohol
Buka karet, kertas penutup, serta kapas penutup media
Masukkan 3 sendok makan bibit untuk satu log media
Setiap gerakan sendok yang dipakai, dipanaskan dengan api
Media yang sudah ditanami bibit tersebut ditutup kembali dengan kapas
Penanaman bibit dikerjakan dengan cepat, tetapi harus teliti
Media yang sudah ditanami bibit disimpan di atas rak
Biarkan sampai seluruh media diisi miselium jamur
Miselium tumbuh memenuhi log media. Setelah seluruh log media ditumbuhi
miselium, tutup kapas dan cincin pada bagian atas log tersebut dibuka
Kelembapan lingkungan dipertahankan dengan menyemprot menggunakan sprayer
Tubuh buah yang sudah cukup mekar dapat dipanen
5. Tumbuhnya jamur lain atau cendawan
Jamur lain yang kerap mengganggu jamur tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp.,
Penicillium sp., dan Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur
tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium berwarna hitam,
kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat. Miselium-miselium tersebut
mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama
sekali. Penyakit ini dapat disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan
media penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu lembab.
Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika pembuatan media dan
penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban di dalam kumbung juga diatur
agar tidak berlebihan. Penyakit ini dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun
masih tertutup. Jika baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan
dengan cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.

Tangkai Memanjang, Penyakit ini merupakan penyakit fisiologis yang ditandai dengan
tangkai jamur memanjang dengan tubuh jamur kecil tidak dapat berkembang
maksimal. Penyakit tangkai memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat
ventilasi udara yang kurang sempurna. Agar tidak terserang penyakit ini harus
dilakukan pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.

6. Pasca panen dan panen


1. Waktu dan cara panen jamur tiram
Jamur tiram termasuk jenis tanaman budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat.
Panen jamur tiram dapat dilakukan dalam jangka waktu 40 hari setelah pembibitan
atau setelah tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu setelah tubuh
buah terbentuk. Perkembangan tubuh buah jamur tiram yang maksimal ditandai pula
dengan meruncingnya bagian tepi jamur. Kriteria jamur yang layak untuk dipanen
adalah jamur yang berukuran cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar
penuh atau belum pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika
dipanen. Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk dipasarkan,
misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.

2. Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera dicuci dengan air bersih, kemudian bagian
tubuh buahnya dipisahkan deri pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini
penting untuk dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan
pestisida, biasaya racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal dan masih
memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh buah. Setelah diyakini
kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk mengelompokkan jamur tiram
berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil yang
seragam sehingga akan menarik minat konsumen saat dipasarkan.
7. Pengemasan dan pemasaran
1. Pengemasan
Pengemasan jamur tiram segar biasanya menggunakan plastik kedap udara. Semakin
sedikit udara yang ada di dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk
disimpan. Namun, idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat
mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena itu, agar jamur
tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik, proses pengangkutan/transportasi
tidak boleh terlalu lama dari proses pengemasannya

2. Pemasaran
Proses pemasaran hasil produksi jamur tiram ini dilakukan dengan menyetorkan
langsung kepada para pengepul/ penjual jamur tiram dipasar-pasar.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ternyata pembudidayaan jamur itu tidaklah mudah ada beberapa tahapan yang harus
dilalui dan butuh kesabaran, ketelatenan dan keuletan dalam menjaga jamur tersebut
supaya tidak terkena hama penyakit yang dapat menumbulkan gagal panen.
Keberhasilan pembudidayaan jamur itu sendiri terletak pada kebersihan yang dilakukan
pembudidaya terhadap tanaman jamur. Mulai dari persiapan penanaman jamur,
sterilisasi bahan, sterilisasi bagbog hingga penanaman bibit jamur tersebut ke bablog
tidak cukup sampai di sini saja petani juga harus tetap menjaga suhu yang ada di
ruangan pembudidayaan tetap stabil untuk memperoleh hasil yang maksimal atau
jamur yang berukuran besar yang sangatlah laku di pasaran.

Pemanenan jamur tiram dilakukan 30 hari setelah pembibitan dimulai. Atau setelah 2-3
minggu hingga buah berbentuk. Setelah pemanenan jamur tiram haruslah di sortir
terlebih dahalu untuk membagi hasil yang besar dan kecil bisasnya hasil yang besar oleh
petani langsung di jual ke pasaran namun untuk hasil yang kecil petani pengolah
kembali jamur tersebut menjadi makanan misal jamur krispy yang di jual di sekitar
pembudidayaan tersebut. Pengemasan jamur tiram yang akan di jual kepasaran dengan
menggunakan plastik kedap udara supaya jamur dapat bertahan lama atau jika jamur
tidak laku bisa di simpan di lemari pendingan agar jamur tetap segar.

2. Saran
Hendaknya kita sebagai generasi muda dan pelajar mau mengetahi proses dalam
pembudidayaan jamur tiram
Pembudidayaan tanaman jamur harus ditingkatkan guna mengwujudkan kebutuhan
pasar dan menggurangi pengangguran yang ada saat ini
Kegiatan pembudidayaan harus di perkenalkan kepada generasi muda atau pelajar,
hal ini dapat dilakukan dengan adanya campur tangan dari orang tua, pihak sekolah
maupun masyarakat yang ada di sekitar lingkungan mereka

Daftar pustaka
http://penjagagunung.wordpress.com/2013/05/30/teknik-dan-cara-budidaya-jamur-
tiram
http://bestbudidayatanaman.blogspot.com/2013/01/Panduan-Budidaya-Jamur-Tiram-
dan
Penjelasan-Tata-caranya.html
http://newknowledgehere.blogspot.com
http://tavidibm.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai