Anda di halaman 1dari 11

ISOLASI FUNGI DARI MAKANAN

LAPORAN PRAKTIKUM MIKOLOGI

Oleh :

Nama : Tiwi Lestari

NPM : 2142 0025 006

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI

POLITEKNIK KESEHATAN KESUMA BANGSA


TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK
BANDAR LAMPUNG

2023
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur, berasal dari kata: mykes =
jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani), Mikologi adalah cabang ilmu pengetahuan
yang mempelajari tentang fungi atau sering disebut juga cendawan. Kajian dalam
mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur,
budidaya jamur. Jamur yang tumbuh pada makanan tersebut dapat memproduksi
dan mengakumulasikan mikotoksin yang sangat berbahaya bagi hewan maupun
manusia. Jamur atau yang biasa disebut cendawan merupakan mikroorganisme
yang memiliki ciri-ciri heterotroph, tidak berklorofil, multiseluler, memproduksi
spora, berkembang biak secara seksual maupun aseksual, umumnya mikroskopis,
eukariotik, non motil, pada umumnya saprob, absorbtif, mengeluarkan enzim
untuk merombak senyawa organik dan menyimpan makanan dalam bentuk
glikogen (Dr. HJ. Yani, 2022).

Dengan sifat jamur yang tidak mempunyai klorofil, maka cara untuk
mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan zat-zat yang sudah ada yang
berasal oleh organisme lain, maka jamur disebut sebagai organisme yang
heterotrop. Kalau zat organik yang diperlukan jamur itu zat yang sudah tidak
dibutuhkan lagi oleh pemiliknya maka jamur semacam itu disebut saproba. Kalau
jamur itu hidup pada jasad-jasad lain yang masih hidup sehingga akibatnya
merugikan, maka jamur itu disebut parasit. Aspergillus merupakan jenis jamur
saprofit yang ditemukan di alam dan bahan makanan dapat beresiko terkontaminasi
oleh jamur. Aspergillus dapat menghasilkan mikotoksin. Aspergillus dapat
menginfeksi alat dalam seperti organ paru-paru maupun kulit (Amalia, 2013).
Aspergillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Jamur Aspergillus. Penyebab
dari penyakit ini yaitu spesies Aspergillus fumigatus, jenis jamur ini adalah
penyebab tersering namun beberapa spesies lainnya juga dapat menyebabkan
penyakit ini seperti Aspergillus flavus, Aspergillus nidulans dan Aspergillus terreus
Bahan makanan yang terindikasi tercemar yaitu terlihat terjadinya perubahan
bentuk seperti terlihat adanya noda, perubahan warna bentuk, bahkan tercium bau
yang tidak normal dengan miselium kapas putih, spora yang berwarna, pertanda
bahwa bahan makanan sudah tidak bisa dikonsumsi lagi. Kapang dapat
memproduksi mikotoksin terutama dari jenis Fusarium, Aspergillus, dan
Penicillium

1.2 Tujuan

1.Untuk mengetahui jenis fungi kontaminan melalui isolasi


dan indentifikasi bentuk mikroskopis dari bahan makanan
2. Mengetahui prosedur kerja pembuatan media PDA pada isolasi fungi

1.3 Manfaat

1. Dapat mengetahui jenis fungsi kontaminan melalui isolasi dan


identifikasi bentuk mikroskopis dari bahan makanan
2. Dapat mengetahui prosedur kerja pembuatan media PDA pada isolasi
fungi
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Aspergillus sp

Aspergillus sp. adalah jamur yang membentuk filamen-filamen panjang


bercabang, dan dalam media biakan membentuk miselia dan konidiospora.
Jamur Aspergillus sp. yang menyebabkan penyakit yaitu Aspergillus
fumigatus, Aspergillus niger, Aspergillus flavus (Olson & Nardin, 2016).
Aspergillus flavus adalah jamur yang mencemari bahan makanan contohnya
kacang-kacangan, jagung, barley, padi, gandum, sorgum, millet, oat, tepung
rye, dan tepung serealia. Jamur memiliki kemampuan untuk membentuk dan
menghasilkan aflatoksin yang bergantung pada beberapa faktor yaitu
potensial genetik jamur, persyaratan-persyaratan lingkungan (substrat,
kelembapan, suhu, pH) dan lamanya kontak antara jamur dengan substrat.

Aflatoksin dapat bersifat toksigenik (menimbulkan keracunan),


mutagenik (menimbulkan mutasi), teratogenic (menimbulkan
penghambatan dan pertumbuhan janin), dan karsiogenik (menimbulkan
kanker pada jaringan) Aspergillus merupakan jenis jamur saprofit yang
ditemukan di alam dan bahan makanan dapat beresiko terkontaminasi oleh
jamur. Aspergillus dapat menghasilkan mikotoksin. Aspergillus dapat
menginfeksi alat dalam seperti organ paru-paru maupun kulit (Amalia,
2013). Aspergillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Jamur
Aspergillus. Penyebab dari penyakit ini yaitu spesies Aspergillus fumigatus,
jenis jamur ini adalah penyebab tersering namun beberapa spesies lainnya
juga dapat menyebabkan penyakit ini seperti Aspergillus flavus, Aspergillus
nidulans dan Aspergillus terreus

2.2 Klasifikasi

Hifa bersekat dan bercabang serta pada bagian ujung hifa terutama pada
bagian tegak yang membesar merupakan konidiofornya, yang didalamnya
terdapat konidia-konidia. Suatu batang pendek dibagian pendukung
konidiofor disebut sterigma, sterigma ini dapat tumbuh memanjang
(Makfoeld, 1993).
Kingdom : Fungi
Division : Ascomycota
Subdivision : Eumycetes (Fungi sejati)
Class : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Thrichocomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus fumigatus
Aspergillus terreus
Aspergillus niger
Aspergillus flavus
2.3 Morfologi

Pada media SDA, Aspergillus Sp dapat tumbuh cepat pada suhu ruang
membentuk koloni yang granular, berserabut dengan beberapa warna
sebagai salah satu ciri identifikasi. Aspergillus fumigatus koloni berwarna
hijau, Aspergillus niger berwarna hitam dan Aspergillus flavus koloni
berwarna putih atau kuning (Jawetz,2005). Positif bila terlihat koloni
berbentuk bulat, semi bulat, serta berwarna hijau tua, kuning, hijau
kekuningan, hitam dan abu-abu. Jamur Aspergillus fumigatus koloni
muncul sebagai filamen putih kemudian berubah warna hijau tua atau hijau
gelap dengan pinggiran putih dan permukaan bawah koloni berwarna
kekuningan sampai coklat. Koloni Aspergilus fumigatus yang tumbuh
berwarna hijau kebiruan, diameter 1-2 cm, permukaan koloni seperti
beludru (velvety) ( A kan et al.,2002). Aspergillus niger koloni berwarna
hitam dengan pinggiran putih dan permukaan bawah koloni berwarna
kekuningan sampai coklat. Aspergillus flavus yang tumbuh mula-mula
berwarna putih yang kemudian pada hari keempat berubah warna menjadi
hijau kekuningan dengan pinggiran putih dan permukaan bawah koloni
berwarna kekuningan sampai coklat. Aspergillus Sp mempunyai hifa
bersekat dan bercabang,
pada bagian ujung hifa terutama pada bagian yang tegak membesar
merupakan konidioforanya. Konidiofora pada bagian ujungnya membulat
menjadi fesikel. Pada fesikel terdapat batang pendek yang disebut
sterigmata. Sterigmata atau filadia biasanya sederhana berwarna atau tidak
berwarna. Pada sterigmata tumbuh konidia yang membentuk rantai yang
berwarna hijau, cokelat atau hitam.
2.4 Media Potato Dextrose Agar (PDA)
Media pertumbuhan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan
jamur salah satunya adalah media PDA (Potato Dextrose Agar), media PDA
ini merupakan media yang umum digunakan. Media Potato Dextrose Agar
merupakan media terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar. Media ini
sangat mendukung dalam pertumbuhan jamur karena tingkat keasaman
yang rendah yaitu berkisar antara pH 4,5 sampai 5,6 sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dari suatu bakteri. Dan suhu optimum untuk
pertumbuhan antara 25-30 °C.
Wadah botol PDA harus berada dalam lingkungan dengan
kelembaban rendah, suhu stabil, dan terlindung dari embun dan cahaya
dengan menutup botol serapat mungkin. kentang merupakan sumber
karbohidrat atau makanan bagi biakan pada media PDA (Potato Dextrose
Agar). Dextrose: Dextrose atau gugusan gula baik itu monosakarida
maupun polisakarida merupakan penambah nutrisi bagi biakan pada media
PDA (Potato Dextrose Agar). Agar: Agar sebagai bahan pemadat. Agar
merupakan bahan media/tempat tumbuh bagi biakan yang baik, karena
mengandung cukup air.
III. METODE

3.1 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu : cawan petri, Erlenmeyer,
autoclave, pengaduk, hot plat/ kompor, laminar air flow, ose, inkibator, beaker
glas, Bunsen.
Bahan yang digunakan yaitu : Media PDA, antibiotic kloramfenikol, isolasi
jamur pada roti, sumbat kapas, alumuniom foil, alkohol 70%, aquadest.
3.2 Cara Kerja

1. Menyediakan alat dan bahan.


2. Media PDA dan antibiotic kloramfeikol ditimbang sesuai kebutuhan,
dimasukkan kedalam Erlenmeyer kemudian dilarutkan menggunakan
aquadest lalu diaduk dan dipanaskan hingga menidih.
3. Erlenmeyer yang sudah berisi PDA ditutup dengan sumbat kapas dan
alumuniom foil setelah itu disterilkan menggunakan autoclave pada
temperature 121℃ selama 15-30 menit pada tekanan 1 atm.
4. Setelah dilakukan sterilisasi maka PA dituangkan kedalam cawan petri
kemudian biarkan dingin dan mengeras sebelum digunakan.
5. Isolasi Candida diinokulasikan ke cawan petri berisi PDA.
6. Diinkubasi selama 48-72 jam pada suhu 37℃.
7. Setelah itu dilakukan pengamatan tentang pertumbuhan jamur.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan


Tabel 1
Vesikel Kondidia Kondidiofor

Ada ada ada

Tabel 2

4.2 Pembahasan
Topik Pembahasan
1. Mikologi adalah ilmu yang mempelajari jamur, berasal dari kata: mykes =
jamur; logos = ilmu (bahasa Yunani), Mikologi adalah cabang ilmu
pengetahuan yang mempelajari tentang fungi atau sering disebut juga
cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi taksonomi jamur,
fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Jamur yang tumbuh
pada makanan tersebut dapat memproduksi dan mengakumulasikan
mikotoksin yang sangat berbahaya bagi hewan maupun manusia.
2. Aspergillus dapat menghasilkan mikotoksin. Aspergillus dapat menginfeksi
alat dalam seperti organ paru-paru maupun kulit (Amalia, 2013).
Aspergillosis adalah penyakit yang disebabkan oleh Jamur Aspergillus.
Penyebab dari penyakit ini yaitu spesies Aspergillus fumigatus, jenis jamur
ini adalah penyebab tersering namun beberapa spesies lainnya juga dapat
menyebabkan penyakit ini seperti Aspergillus flavus, Aspergillus nidulans
dan Aspergillus terreus Bahan makanan yang terindikasi tercemar yaitu
terlihat terjadinya perubahan bentuk seperti terlihat adanya noda,
perubahan warna bentuk, bahkan tercium bau yang tidak normal dengan
miselium kapas putih, spora yang berwarna,
3. Media pertumbuhan yang dapat digunakan untuk menumbuhkan jamur
salah satunya adalah media PDA (Potato Dextrose Agar), media PDA ini
merupakan media yang umum digunakan. Media Potato Dextrose Agar
merupakan media terdiri atas dextrose, sari kentang dan agar. Media ini
sangat mendukung dalam pertumbuhan jamur karena tingkat keasaman
yang rendah yaitu berkisar antara pH 4,5 sampai 5,6 sehingga dapat
menghambat pertumbuhan dari suatu bakteri. Dan suhu optimum untuk
pertumbuhan antara 25-30 °C.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Dapat memahami dan melakukan pembuatan media PDA

2. Dapat melakukan sterilisasi alat dan bahan menggunakan autoclave pada


suhu 121 ℃ selama 15-30 menit.

3. Dapat mengamati jamur Aspergillus dibawah mikroskop.


DAFTAR REFERENSI

I Made Agus Setiawan. 2021. Media Pertumbuhan Jamur Aspergillus sp. Jurnal
Keshatan Andalas. Vol 3(2). Hal 45-50.
Hasanah, U. 2017. Mengenal Aspergillosis, Infeksi Jamur Genus Aspergillus.
Jurnal Kesehatan Sehat Sejahtera. 15(30):76-86. Diakses pada tanggal 4 November
2018
Nuraini. (2018). Identifikasi Jamur Aspergillus sp pada Sambal Pecel yang
Disimpan Di Kulkas pada Hari Ke-7. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan
Cendekia Medika.
Dr. HJ. Yani Suryani, M.Si, Yuni Kulsum, S.Si. 2022. MIKOLOGI. PT. Freeline
Cipta Granesia. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai