Anda di halaman 1dari 44

Kelompok 7

• Alia Vivi Az Zahra P21345120005


Mikologi pangan,


Fairuz Atikah Shafarani
Farisya Puspita Pratama
P21345120023
P21345120024 air, udara, dan
• Fazly Qais Febriyanto P21345120025
tanah
A. Jamur yang berperan dan memengaruhi sanitasi
makanan dan cara pengendaliannnya
Mikologi Pangan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang jamur yang
mempunyai peran yang merugikan maupun menguntungkan pada bidang pangan.
a.) Jenis Mikologi Pangan
● Mikologi pangan yang menguntungkan
1. Aspergillus sp.
adalah jamur yang membentuk filamen-filamen
panjang bercabang, dan dalam media biakan
membentuk miselia dan konidiospora. Aspergillus
berkembang biak dengan pembentukan hifa atau
tunas dan menghasilkan konidiofora pembentuk
spora. Sporanya tersebar bebas di udara terbuka
sehingga inhalasinya tidak dapat dihindarkan dan
masuk melalui saluran pernapasan ke dalam paru.
Secara umum ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

• Koloninya berwarna kuning, abu-abu atau coklat.

• Berbentuk rantai seperti kuas/bergerombol bulat.

• Organisme multiseluler.

• Membentuk konidia.

• Berkembangbiak dengan dua cara yaitu vegetatif dengan cara konidia


(spora besar) yang membesar dan membentuk miselia haploid baru dan
generatif pada miselia
2. Mucor

adalah genus dari sekitar 3000 jenis


cetakan umumnya ditemukan di
tanah, sistem pencernaan, tanaman
permukaan, dan materi sayuran
busuk.
Ciri-ciri :

• Hifa nonseptat
• Sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuk
sederhana dan bercabang
• Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat
• Spora halus dan teratur
• Suspensor zigospora sama besar
• Tidak berbentuk stolon, rizoid sporangiola (sporangia kecil yang
mengandung beberapa spora)
• Mucor melakukan reproduksi secara aseksual tumbuh dari sepotong
miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi
pada pertumbuhan dari spora aseksual. Dan reproduksi secara
seksual dengan membentuk spora seksual yang disebut zigospora
3. Rhizopus sp.

adalah genus fungi saprofit yang


umum pada tanaman dan parasit
yang terspesialisasi pada hewan.
Mereka ditemukan di berbagai
substrat organik, termasuk buah dan
sayuran matang, jeli, sirup, kulit,
roti, kacang tanah, dan tembakau.
Ciri-ciri :

• Habitat di darat, di tanah yang lembab atau sisa organisme mati

• Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah
menjadi tua

• Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan
di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi
untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)

• Berkembangbiak dengan cara vegetatif yaitu membuat sporangium yang


menghasilkan spora. Generatif yaitu dengan konjugasi dua hifa (-) dan hifa (+).
• Mikologi Pangan yang Merugikan
1. Aspergillus flavus

adalah salah satu jenis jamur yang


sering mengkontaminasi makanan.
Jamur jenis ini dapat menyebabkan
infeksi Aspergillosis dan juga
merupakan jamur yang paling
banyak menghasilkan aflatoksin.
Aflatoksin adalah jenis toksin yang
bersifat karsinogenik.
Ciri-ciri :

• Koloni nampak berwarna kuning sampai kehijauan


• Morfologi koloni powderry atau berbentuk seperti pasir
• Tekstur koloni radial furrow atau berbentuk jeruji
• Memiliki hifa yang berseptat
• Berkembangbiak dengan dua cara yaitu secara vegetatif dengan cara
kalmidospora (spora berdinding tebal), fragmentasi (pemisahan sebagian
cabang dari miselium yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru),
tunas/kuncup (budding) yaitu pada Saccharomyces. Secara generatif dengan
menghasilkan spora yang dibentuk di dalam askus. Askus-askus itu
berkumpul dalam badan yang disebut askokarp.
Gangguan Kesehatan

• Keracunan akut (aflatoksikosis), dengan gejala mual, muntah, kerusakan


hati hingga kematian pada kasus serius

• Perkembangan anak dan pertumbuhan janin terganggu

• Metabolisme protein terganggu

• Kekebalan tubuh menurun

• Kanker hati (Hepatocellular carcinoma (HCC)


2. Geotrichum candidum

adalah organisme yang dapat ditemukan pada


mikrobioma manusia, terutama pada kulit,
dahak, dan feses yang ditemukan pada 25-30%
spesimen. Spesies yang diketahui melalui
proses yang cepat dikenal sebagai arthrospores
dan dalam kebanyakan kasus, hal itu
memengaruhi manusia jika tertelan melalui
produk-produk makanan yang mengandung
spesies seperti susu, produk susu, dan beberapa
kelompok tertentu sereal, yang berisi spesies.
Ciri-ciri :

 Merupakan fungi yang menyerupai khamir

 Berwarna putih, kuning, orange, atau merah

 Sering tumbuh pada produk susu membentuk koloni berwarna putih


kekuningan

 Hifanya septat, dani biasanya bercabang

 Spora aseksualnya adalah artospora (oidia) berbentuk silinder jika berasal


dari hifa di bawah permukaan atau berbentuk oval jika berasal dari hifa
aerial (di atas) permukaan
b.) Cara Pengendalian

1. Menghambat pertumbuhan dan inaktivasi Usaha ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :

a) menggunakan fungisida pada saat sebelum panen, untuk bijian dan kacangan dilakukan
proses pengeringan yang baik dan menjaga kondisi dalam penyimpanan tetap kering.

b) Pada buah dilakukan pembungkusan dengan kertas lilin yang mengandung fungisida
seperti biphenyl.

c) Penggunaan pengawet asam organic efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada
beberapa produk jam, roti, dan beberapa produk berbentuk pasta.

d) Perlakuan pasteurisasi cukup untuk inaktivasi sebagian besar jenis jamur, dan harus segera
dikemas yang baik untuk mencegah terjadinya rekontaminasi.
2. Pencegahan Kontaminasi Selama Proses Produksi

Pencegahan kontaminasi jamur pada proses produksi hanya dapat dilakukan dengan membuat rencana
pelaksanaan HACCP yang baik, diantaranya :

a) Pengendalian kondisi gudang penyimpanan bahan mentah sangat penting untuk menghambat
pertumbuhan jamur pencemar

b) pemeriksaan terhadap bahan mentah sangat penting mengingat prevalensi cemaran yang cukup tinggi

c) Suhu dan lama waktu pemanasan merupakan kriteria kontrol untuk mengeliminir jamur pada bahan
mentah

d) Pengendalian yang ketat terhadap ruangan proses perlu dilakukan karena udara merupakan media utama
terjadinya bahaya rekontaminasi oleh spora jamur.

e) Sterilisasi udara untuk tujuan aerasi memberikan kontribusi pada kemungkinan terjadinya cemaran pada
proses fermentasi.
B. Jamur penyebab infeksi di dalam air
dan cara pengendaliannya

1. Saprolegnia

Kebanyakan jamur-jamur yang masuk ordo ini adalah


penghuni air bersih. Saprolegnia merupakan cendawan
berfilamen, organisme tidak bersekat (senositik) yang
hidup pada habitat air tawar dan untuk mendapatkan
makanan mereka hidup secara saprofit atau parasit.
Saprolegnia atau dikenal juga sebagai “water molds“
dapat menyerang ikan maupun telur ikan. Mereka
umumnya dijumpai pada air tawar maupun air payau.
Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang
terluka, dan selanjutnya dapat pula menyeabar pada
jaringan sehat lainnya.
Ciri-ciri :

• Talus berupa hifa bercabang-cabang sampai merupakan miselium yang


cukup lebat
• Koloni mudah dilihat tanpa menggunakan mikroskop
• Dinding sel terdiri atas selulosa. Hifa pada umumnya bersekat-sekat, paling
sedikit yang berbatasan dengan alat reproduksi yang berupa zoosporangium
• Zoosporangium ini terdapat pada ujung hifa, dan diameternya agak lebih
besar sedikit daripada hifa biasa, berwarna coklat muda jika dilihat dari
bawah mikroskop
• Sporangium yang berdiameter 100 mikron, lebih lebar dari hifanya
Gejala klinis :

• Infeksi saprolegniasis relative mudah dikenali, yaitu terlihat adanya benang benang halus menyerupai
kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan. Gejala tersebut juga dapat
digunakan sebagai diagnosa awal.

• Diagnosa juga dapat dilakukan secara laboratories dengan cara mengambil mycelia, diletakkan pada
permukaan slide glass dan ditetesi sedikit air untuk selanjutnya diamati di bawah mikroskop.

• Mycelia penyebab saprolegniasis memiliki percabangan dengan struktur hypha aseptate. Reproduksi
aseksual dapat diamati dari keberadaan zoosporangium pada ujung hypha: Saprolegnia sp.
menghasilkan zoospore primer & sekunder.

• Saprolegnia sp biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang
dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat
melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-
cabang.
2. Achlya sp.
Achlya sp. juga merupakan jenis jamur yang banyak
ditemukan sebagai agen infeksius pada penyakit
ikan. Jamur ini juga penyebab penyakit
saproligniasis, selain yang disebabkan oleh
Saprolegnia sp. dan Aphanomyces sp.

Ciri-ciri :

• secara mikroskopis dicirikan sebagai hifa bersepta


dan bercabang
• konidiofora muncul dari foot cell (miselium yang
bengkak dan berdinding tebal) membawa stigmata
dan akan tumbuh konidia yang membentuk rantai
berwarna hijau, coklat atau hitam
Gejala klinis :

Gejala klinis mirip seperti serangan Saprolegnia sp., yaitu menyerang organ
eksternal ikan seperti kulit, sirip, dan insang, telur, serta organ yang terserang
menujukkan indikasi ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas. Gejala
klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat serangan sekunder, kemudian
berkembang menembus jaringan kulit, dan meluas hingga ke tulang belakang
ikan yang mengakibatkan ikan kehilangan sebagian komponen tubuh
posteriornya.
3. Aphanomyces astaci
Aphanomycetes merupakan jamur yang merupakan
penyebab utama penyakit UES (Ulceratif Epizootic
Syndrome) pada ikan dan lobster air tawar.

Ciri-ciri :

• Memiliki miselium berdiameter 5-15 um dan bercabang


• Zoospora muncul pada ujung sporangium dalam bentuk
memanjang, kemudian menjadi kista disekitar ujung
sprorangium
• Zoospora dibentuk dari hifa vegetatif. Hifa
Aphanomyces astaci bercabang, tidak bersepta dan
berpigmen
• Parasitik adalah menghasilkan kantung spora yang
keluar dari bagian tengah atau samping hifa sedangkan
Aphanomyces astaci saprofitik hanya menghasilkan satu
cluster spora dan keluar dari bagian terminal atau ujung
hifa
Gejala klinis dari UES adalah terdapat
bercak putih pada daging di bawah otot dan
pada beberapa kasus berwana coklat timbul
warna kecoklatan pada otot. Sering terjadi
pada alkalinitas rendah dan pH perairan
yang rendah. Perairan asam merupakan
daerah yang mudah dikuasai oleh cendawan
akuatik berkisar antara pH 4-7.
4. Ichthyosporidium hoferi
Ichthyoponus merupakan penyakit yang disebabkan
oleh jamur Ichthyosporidium hoferi jamur ini
bersifat obligat parasit dengan siklus hidup yang
kompeks. Suhu optimumnya adalah 10°C dan
dapat tumbuh pada suhu 3-20°C, tetapi tidak dapat
tumbuh pada suhu 30°C.

Ciri-ciri :
Secara makroskopis terdapat nodul yang berwana putih
sampai krem yang terdapat pada hati dan
berdiameter antara 0,5-10 mm. Secara mikroskopis
Ichthyosporidium hoferi memiliki hifa yang tidak
bersepta. Pada jaringan yang terinfeksi cabang dari
hifa tersebut terikan dengan dinding jaringan serta
terdapat granula. Mortalitas akibat infeksi akut
terjadi dalam waktu 2–4 minggu dengan adanya
infasi di jantung, degenerasi dan nekrosis otot.
Gejala klinis :

Sebaran penyakit biasanya berlangsung melalui pencernaan, yaitu


melalui spora yang termakan. Oleh karena itu, ikan yang terserang ringan
sampai sedang biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit. Pada kasus
serangan berat, kulit ikan tampak berubah kasar seperti amplas. Hal ini
disebabkan terjadinya infeksi dibagian bawah kulit dan jaringan otot.
Ikan dapat pula menunjukkan gejala pembengkokan tulang. Bagian
internal ikan akan tampak pembengkakan disertai dengan adanya luka
berwarna kelabu-putih. Pada organ internal seperti hati, ginjal, jantung
dan limpa yang terinfeksi ditemukan nodul granumalomatosis. Terdapat
satu sampai tiga luka pada hati dan ginjal dengan lebar 0,5-2,3 cm. Luka
tersebut menonjol di sekitar jaringan dan terasa kasar bila disentuh.
5. Rhinosporidium seeberi

Adalah patogen eukarotik yang bertanggung jawab atas


rinosporidiosis, penyakit yang menyerang manusia, kuda,
anjing, dan pada tingkat yang lebih rendah pada sapi,
kucing, rubah, dan burung. Ini paling sering ditemukan di
daerah tropis, terutama India dan Sri Lanka.

Gejala klinis :

Infeksi pada jaringan mukokutan (kulit dan mukosa)


menyebabkan penyakit granulomatosis kronik ditandai
dengan pembentukan masa polip, tumon papiloma, wart-
like bertangkai/tidak bertangkai. Jaringan menjadi
hyperplasia dengan vaskularisasi bertambah, rapuh
mudah berdarah. Predileksinya di hidung, mata, mukosa,
kulit (agak jarang).
6. Lacazia loboi

adalah jamur mirip ragi yang menyebabkan infeksi pada


manusia dan lumba-lumba hidung botol (Tursiops truncatus).
Lingkungan berair tampaknya wajib untuk siklus hidup dari
L. loboi . Jamur ini saprofit dalam air dan ditularkan ke inang
yang rentan melalui kontak. Infeksi akibat L. loboi paling
banyak dilaporkan dari zona tropis. Sebuah trauma kulit
sebelumnya, gigitan serangga, atau luka potong
meningkatkan masuknya jamur melalui kulit melalui kontak
dengan terinfeksi sekitarnya, seperti lumba-lumba. Tidak ada
bukti yang menunjukkan penularan dari orang-ke-orang dari
lobomycosis.
Ciri-ciri :

• Di dalam jaringan, L. Loboi berbentuk bulat, lonjong


atau seperti buah lemon.
• Uniform dengan diameter 9-10 μm.
• Reproduksi dengan tunas pada satu atau beberapa titik,
tunas sering tidak lepas dari induknya, ukuran induk dan
anak biasanya sama sehingga tampak rangkaian seperti
manik-manik.
• Sel berdinding tebal (1 μm) terdiri atas tiga lapis dan
multinuclear.
• Jamur ini tidak bisa dibiakkan dan diagnosa hanya bisa
dengan cara biopsi dan pemeriksaan histopatologi.
7. Epidermophyton floccosum

menyebabkan penyakit tinea pedis, terdapat


di daerah tropis seperti Indonesia.
Epidermophyton mengenai kulit di antara
jari-jari kaki, terutama antara jari ke 3-4 dan
4-5, telapak kaki dan bagian lateral kaki.
Karena tekanan dan kelembaban maka
gambaran klinis khas dermatofitosis tidak
terlihat. Bila terjadi infeksi sekunder oleh
kuman dapat timbul pustula dan rasa nyeri.
Faktor predisposisi berupa kaki yang selalu
basah, baik oleh air (tukang cuci), maupun
oleh keringat (sepatu tertutup dan memakai
kaos kaki). Sering terjadi maserasi kulit yang
terkena.
C. Jamur penyebab infeksi
yang ada di udara dan cara
pengendaliannya

1. Trichophyton mentagrophytes

adalah suatu dermatofita yang hidup di tanah,


bianatang atau manusia. Trychophyton adalah satu
penyebab infeksi jamur pada kulit, rambut, dan kuku
pada manusia. Trichophyton mentagrophytes adalah
jamur keratinophylic milik kelompok homogen jamur
yang disebut dermatofit. Organisme ini memiliki
karakteristik variable dengan bentuk antro pofilik
memproduksi miselium udara dengan banyak spora.
2. Coccidioides immitis

Penyakit ini termasuk jenis mikosis


sistemik yang mampu menjangkau paru-
paru dan disebabkan oleh jamur
Coccidioides immitis. Gejalanya hampir
mirip dengan pneumonia, batuk yang
terkadang disertai dan tidak disertai
dengan dahak.

Jamur Coccidioides immitis mampu


terbang di udara. Penyakit ini ditularkan
lewat udara yang sudah terkontaminasi
dengan jamur yang terhirup.
3. Sporotrichum schenckii

Gejalanya akan timbul semacam benjolan di


bagian bawah kulit yang nantinya akan
membesar dan menjadi radang. Kemudian
jaringan tersebut akan mengalami kematian
sehingga membentuk ulcus. Benjolan juga
akan terbentuk di sepanjang jaringan limpa.

Jamur ini ditularkan melalui kontak langsung


terhadap orang yang mengidap penyakit
sporotrichosis atau karena menggunakan
pakaian maupun handuk seseorang yang
mengidap penyakit sporotrichosis.
4. Nocardia asteroides

menyerang jaringan subkutan yang


nantinya akan menimbulkan
pembengkakan pada jaringan yang
terkena, dan nantinya akan
menimbulkan lubang-lubang kecil
yang mengeluarkan nanah.

Ditularkan dengan adanya kontak


secara langsung maupun terkena nanah
dari kulit yang terserang jamur.
5. Malassezia furfur

Penyebab penyakit panu yang ditandai


dengan adanya bercak-bercak pada
bagian kulit yang disertai dengan rasa
gatal ketika sedang berkeringat.
Bercak-bercak dikulit bisa berwarna
merah, putih maupun coklat, tergantung
dari warna kulit si pengidap.

Ditularkan melalui sentuhan atau


kontak langsung dengan si pengidap
maupun penggunaan pakaian atau
handuk yang sudah dipakai si
pengidap.
6. Blastomyces dermatitidis

Penyakit yang disebabkan oleh jamur ini ditandai


dengan adanya lesi pada kulit yang tidak sembuh-
sembuh, lesi tulang yang sering kali tidak disertai
dengan rasa sakit serta gejala-gejala yang berkaitan
dengan sistem urogenital.

Jamur ini banyak ditemukan di tanah yang banyak


mengandung sisa-sisa bahan organik serta kotoran
hewan. Jamur ini snagat kecil sekali sehingga
mudah sekali terhirup oleh manusia. Setelah masuk
ke dalam tubuh manusia, jamur ini akan menyebar
ke seluruh tubuh melalui sistem limpa maupun
aliran darah.
7. Trichophyton schoenleinii

Penyebab penyakit tinea favosa. Penyakit ini


ditandai dengan adanya bintik-bintik putih pada
bagian kulit kepala yang nantinya akan
membesar dan membentuk kerak yang berwarna
kekuningan. Kerak ini lengket sekali dan bila
diangkat akan menimbulkan luka basah maupun
bernanah.

Penyakit ini dapat menginfeksi kulit kepala, kulit


tubuh yang tidak berambut serta kuku. Penularan
dari penyakit ini melalui penggunaan pakaian
maupun handuk dari si pengidap.
8. Candida albicans

Penyakit yang disebabkan jamur


ini merupakan mikosis yang
menyerang kulit, kuku maupun
organ tubuh, seperti jantung,
paru-paru, selaput lendir serta
vagina. Penyakit ini ditularkan
melalui kontak langsung dengan
kulit di pengidap.
9. Microsporum canis

Penyebab penyakit kurap. Penyakit ini


perupakan mikosis superficial yang
berbentuk bulat seperti cincin, disertai
dengan rasa gatal pada bagian tersebut.

Penyakit ini ditularkan melalui kontak


secara langsung maupun tidak langsung.
Hewan, pakaian maupun furniture juga
dapat menularkan penyakit ini.
Pengobatan dan pengendalian

Untuk infeksi jamur luaran, atau yang hanya tampak di lapisan kulit paling atas, krim anti jamur,
obat tetes, dan salep biasanya sudah cukup untuk mengobati infeksi tersebut. Namun, jika infeksi
terjadi di lapisan kulit di bawah kuku, maka harus diobati menggunakan obat luar atau dengan
suntikan. Selain menggunakan obat-obatan, infeksi jamur dapat disembukan dengan cara-cara
alami, seperti banyak makan bawang putih dan mengonsumsi vitamin C dengan jumlah yang ideal.
Vitamin C dan asam lemak yang penting dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar jamur
tidak mudah menyerang organ tubuh.
Dan dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya adalah :

a. Desinfeksi

Desinfeksi adalah perusakan, penghambatan atau penghapusan mikroba dengan menggunakan


bahan kimia.

b. Antiseptik

Antiseptik adalah antibakteri yang melawan flora patologis secara mekanis, kimiawi atau
gabungan keduanya, dengan tujuan membunuh, menghambat atau menurunkan jumlah
mikroorganisme.

c. Pengendalian mikroba dengan filtrasi


D. Jamur penyebab infeksi yang ada di tanah dan cara
pengendaliannya

1. Penyakit Bercak daun kopi


Penyakit ini disebabkan oleh jamur C. coffeicola 2. Penyakit Jamur upas
yang dapat muncul di pembibitan sampai Jamur ini menyebar melalui tiupan angin atau
tanaman dewasa serta menyerang buah kopi. percikan air. Keadaan lembab dan kurang sinar
Daun yang sakit timbul bercak berwarna kuning matahari sangat membantu perkembangan
yang tepinya dikelilingi halo (lingkaran) penyakit ini.Jamur C. salmonicolor dapat
berwarna kuning.Penyakit ini umumnya menyerang batang, cabang, ranting dan buah
dijumpai dipertanaman yang kurang mendapat kopi. Infeksi jamur ini pertama kali terjadi pada
pemeliharaan. Penyebaran penyakit dibantu sisi bagian bawah cabang ataupun ranting.
olehkeadaan lingkungan yang lembab dan pola Serangan dimulai dengan adanya benang-
tanam yang kurang baik. Penyebaran penyakit benang jamur tipis seperti sutera, berbentuk
melalui spora yang terbawa angin dan aliran air sarang laba laba. Selanjutnya pada bagian
hujanCREDITS:
serta Thisalat-alat pertanian.Buah
presentation yangby Slidesgo,
template was created tersebut terjadi nekrosis kemudian membusuk
terserang timbul
including icons bybercak berwarna &coklat,
Flaticon, infographics images by Freepik sehingga warnanya menjadi coklat tua atau
biasanya pada sisi yang lebih banyak menerima hitam. Nekrosis pada buah bermula dari pangkal
cahaya matahari. Bercak ini membusuk dan buah disekitar tangkai, kemudian meluas
dapat sampai ke biji sehingga menurunkan keseluruh permukaan dan mencapai
kualitas. endosperma.
3. Penyakit akar coklat hitam putih
Gejala tanaman terserang warna daun hijau
kekuningan, kusam, layu dan menggantung.
Seluruh daun menguning kemudian layu
secara serempak, akhirnya mengering di
cabang. Gejala khas jamur akar coklat,
terutama akar tunggang tertutup oleh kerak 4. Penyakit batang dry basal rot.
yang terdiri dari butir-butir tanah yang melekat Penyebab dari penyakit ini adalah
kuat. Diantara butir-butir tanah tampak cendawan yang bernama Ceratocyctis
adanya anyaman benang jamur coklat paradoxa.cendawan ini menyerang bagian
kehitaman. kayu akar yang sakit membusuk, buah pada tanaman. Menyerang pada
kering dan lunak. Gejala khas jamur akar tanaman kelapa – kelapan. Gejala
hitam, pada pangkal batang dan permukaan serangan yang bisa diamati tandan buah
kayu akar terdapat titik-titik hitam. Jamur akar yang sedang berbunga mengalami
putih pada permukaan akar terdapat benang pembusukan, pelepahnya mudah patah,
jamur berwarna putih menjalar sepanjang tetapi daun tetap berwarna hijau untuk
CREDITS:
akar danThis
padapresentation
ujungnya template
meluas was createdbulu.
seperti by Slidesgo,
including beberapa saat, meskipun pada akhirnya
Penyebaran dan perkembangan penyakit by Freepik
icons by Flaticon, infographics & images
akan membusuk dan mongering. Semua
lebih cepat pada tanah berpasir dan lembab. gejala tersebut sesungguhnya disebabkan
karena terjadinya pembusukan (busuk
kering) pada pangkal batang.
5. Penyakit busuk tandan (bunch rot)
Penyebab dari penykit ini adalah cendawan
yang bernama Marasmius palmivorus sharples.
Tanaman ini juga menyerang tanaman kelapa
sawit. Gejala serangan buah yang matang dan
dapat menembus daging buah, sehingga
7. Penyakit embun tepung.
menurunkan kualitas minyak sawit.
Penyakit ini disebabkan oleh jamur
Pengendalian tindakan pencegahan dilakukan
Peronospora parasitica. Jamur ini kadang –
dengan melakukan penyerbukan buatan dan
kadang menyerang biji yang sedang
sanitasi kebun terutama pada musim hujan.
berkecambah sehingga biji menjadi keropos
dan akhirnya mati. Jamur ini kadang – kadang
menyerang daun pertama pada kecambah
6. Penyakit Hawar Daun Kentang. sehingga tumbuhan menjadi kerdil. Tumbuhan
Daun kentang yang terkena penyakit ini kerdil dapat tumbuh terus tapi pada daun –
menunjukkan gejala – gejala yaitu bercak daunnya terdapat kercak – bercak hitam. Untuk
nekrosis di tepi – tepi daun, terutama pada suhu memberantas jamur ini dilakukan pengendalian
CREDITS:
rendah dan This presentation
kelembaban template
serta curah created by Slidesgo, secara kimia, yaitu dengan pemberian fungsida
washujan
including icons by Flaticon, infographics
tinggi.Penyakit ini disebabkan oleh jamur & images by Freepik pada tanaman yang terserang jamur.
Phytophthora infestans. Pengendalian terhadap
penyakit tersebut adalah dengan menenam
kentang yang tahan penyakit, menggunakan
bibit kentang yang sehat, dan melakukan
penyemprotan dengan fungisida.
9. Penyakit Busuk Daun Bawang Merah
Daun bawang merak yang terkena penyakit
busuk daun menunjukkan gejala –gejala, yaitu
didekat ujung daun timbul bercak hijau pucat.
Jika kondisi lingkungan lembab, dipermukaan
8. Penyakit Bercak Daun daun berkembang jamur berwarna putih ungu.
Petogen penyebab penyakit ini adalah jamur Daun kemudian menguning, layu, dan
pestalotia palmarum. Gejala bercak timbul pada mongering. Daun yang telah mati berwarna putih
daun tanaman yang masih muda, mula-mula dan banyak terdapat jamur hitam.
bercak tersebut transparan, kemudian bercak Penyakit busuk daun disebabkan oleh jamur
menjadi kuning kecoklatan sampai kelabu. Perenospora destructor. Pengendalian terhadap
Daun yang terserang menjadi lebih cepat gugur. penyakit tersebut dapat dilakukan dengan cara
Pada tanaman yang sudah berbuah penyakit ini menggunakan benih yang sehat atau bebas dari
tidak terlalu berbahaya.Pengendalian dilakukan penyakit, membakar daun – daun sisa panen,
CREDITS:
dengan This presentation
memusnahkan bagian template
tanaman yang by Slidesgo, dan menyemprotkan fungisida.
was created
including icons by Flaticon, infographics & images by Freepik
terserang. Untuk mencegah serangan di
pembibitan biasanya dilakukan penyemprotan
dengan larutan fungisida.
Daftar Pustaka

http://digilib.uinsgd.ac.id/31111/13/BUKU%20MIKOLOGI%20Dr.%20Yani%20Sury
ani_Lengkap.pdf

http://repo.unsrat.ac.id/2679/1/buku_Jamur_Patogen_Terbawa_Tanah.pdf

https://www.docdoc.com/id/info/condition/infeksi-jamur

https://www.docdoc.com/id/info/condition/infeksi-jamur
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai