• Organisme multiseluler.
• Membentuk konidia.
• Hifa nonseptat
• Sporangiospora tumbuh pada seluruh bagian miselium, bentuk
sederhana dan bercabang
• Kolumela berbentuk bulat, silinder atau seperti buah advokat
• Spora halus dan teratur
• Suspensor zigospora sama besar
• Tidak berbentuk stolon, rizoid sporangiola (sporangia kecil yang
mengandung beberapa spora)
• Mucor melakukan reproduksi secara aseksual tumbuh dari sepotong
miselium, tetapi cara ini jarang terjadi dan yang paling umum terjadi
pada pertumbuhan dari spora aseksual. Dan reproduksi secara
seksual dengan membentuk spora seksual yang disebut zigospora
3. Rhizopus sp.
• Hifanya bercabang banyak tidak bersekat saat masih muda dan bersekat setelah
menjadi tua
• Miseliumnya mempunyai tiga tipe hifa yaitu : stolon (hifa yang membentuk jaringan
di permukaan substrat seperti roti), rhizoid (hifa yang mnembus substrat dan berfungsi
untuk menyerap makanan), sporangiofor (tangkai sporangium)
1. Menghambat pertumbuhan dan inaktivasi Usaha ini dapat dilakukan dengan beberapa cara :
a) menggunakan fungisida pada saat sebelum panen, untuk bijian dan kacangan dilakukan
proses pengeringan yang baik dan menjaga kondisi dalam penyimpanan tetap kering.
b) Pada buah dilakukan pembungkusan dengan kertas lilin yang mengandung fungisida
seperti biphenyl.
c) Penggunaan pengawet asam organic efektif untuk menghambat pertumbuhan jamur pada
beberapa produk jam, roti, dan beberapa produk berbentuk pasta.
d) Perlakuan pasteurisasi cukup untuk inaktivasi sebagian besar jenis jamur, dan harus segera
dikemas yang baik untuk mencegah terjadinya rekontaminasi.
2. Pencegahan Kontaminasi Selama Proses Produksi
Pencegahan kontaminasi jamur pada proses produksi hanya dapat dilakukan dengan membuat rencana
pelaksanaan HACCP yang baik, diantaranya :
a) Pengendalian kondisi gudang penyimpanan bahan mentah sangat penting untuk menghambat
pertumbuhan jamur pencemar
b) pemeriksaan terhadap bahan mentah sangat penting mengingat prevalensi cemaran yang cukup tinggi
c) Suhu dan lama waktu pemanasan merupakan kriteria kontrol untuk mengeliminir jamur pada bahan
mentah
d) Pengendalian yang ketat terhadap ruangan proses perlu dilakukan karena udara merupakan media utama
terjadinya bahaya rekontaminasi oleh spora jamur.
e) Sterilisasi udara untuk tujuan aerasi memberikan kontribusi pada kemungkinan terjadinya cemaran pada
proses fermentasi.
B. Jamur penyebab infeksi di dalam air
dan cara pengendaliannya
1. Saprolegnia
• Infeksi saprolegniasis relative mudah dikenali, yaitu terlihat adanya benang benang halus menyerupai
kapas yang menempel pada telur atau luka pada bagian eksternal ikan. Gejala tersebut juga dapat
digunakan sebagai diagnosa awal.
• Diagnosa juga dapat dilakukan secara laboratories dengan cara mengambil mycelia, diletakkan pada
permukaan slide glass dan ditetesi sedikit air untuk selanjutnya diamati di bawah mikroskop.
• Mycelia penyebab saprolegniasis memiliki percabangan dengan struktur hypha aseptate. Reproduksi
aseksual dapat diamati dari keberadaan zoosporangium pada ujung hypha: Saprolegnia sp.
menghasilkan zoospore primer & sekunder.
• Saprolegnia sp biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang
dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan. Apabila anda sempat
melihatnya di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-
cabang.
2. Achlya sp.
Achlya sp. juga merupakan jenis jamur yang banyak
ditemukan sebagai agen infeksius pada penyakit
ikan. Jamur ini juga penyebab penyakit
saproligniasis, selain yang disebabkan oleh
Saprolegnia sp. dan Aphanomyces sp.
Ciri-ciri :
Gejala klinis mirip seperti serangan Saprolegnia sp., yaitu menyerang organ
eksternal ikan seperti kulit, sirip, dan insang, telur, serta organ yang terserang
menujukkan indikasi ditumbuhi benang-benang halus seperti kapas. Gejala
klinis lainnya adalah timbulnya borok akibat serangan sekunder, kemudian
berkembang menembus jaringan kulit, dan meluas hingga ke tulang belakang
ikan yang mengakibatkan ikan kehilangan sebagian komponen tubuh
posteriornya.
3. Aphanomyces astaci
Aphanomycetes merupakan jamur yang merupakan
penyebab utama penyakit UES (Ulceratif Epizootic
Syndrome) pada ikan dan lobster air tawar.
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
Secara makroskopis terdapat nodul yang berwana putih
sampai krem yang terdapat pada hati dan
berdiameter antara 0,5-10 mm. Secara mikroskopis
Ichthyosporidium hoferi memiliki hifa yang tidak
bersepta. Pada jaringan yang terinfeksi cabang dari
hifa tersebut terikan dengan dinding jaringan serta
terdapat granula. Mortalitas akibat infeksi akut
terjadi dalam waktu 2–4 minggu dengan adanya
infasi di jantung, degenerasi dan nekrosis otot.
Gejala klinis :
Gejala klinis :
1. Trichophyton mentagrophytes
Untuk infeksi jamur luaran, atau yang hanya tampak di lapisan kulit paling atas, krim anti jamur,
obat tetes, dan salep biasanya sudah cukup untuk mengobati infeksi tersebut. Namun, jika infeksi
terjadi di lapisan kulit di bawah kuku, maka harus diobati menggunakan obat luar atau dengan
suntikan. Selain menggunakan obat-obatan, infeksi jamur dapat disembukan dengan cara-cara
alami, seperti banyak makan bawang putih dan mengonsumsi vitamin C dengan jumlah yang ideal.
Vitamin C dan asam lemak yang penting dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh agar jamur
tidak mudah menyerang organ tubuh.
Dan dapat dikendalikan dengan beberapa cara diantaranya adalah :
a. Desinfeksi
b. Antiseptik
Antiseptik adalah antibakteri yang melawan flora patologis secara mekanis, kimiawi atau
gabungan keduanya, dengan tujuan membunuh, menghambat atau menurunkan jumlah
mikroorganisme.
http://digilib.uinsgd.ac.id/31111/13/BUKU%20MIKOLOGI%20Dr.%20Yani%20Sury
ani_Lengkap.pdf
http://repo.unsrat.ac.id/2679/1/buku_Jamur_Patogen_Terbawa_Tanah.pdf
https://www.docdoc.com/id/info/condition/infeksi-jamur
https://www.docdoc.com/id/info/condition/infeksi-jamur
TERIMA KASIH