Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI

FUNGI (JAMUR)

Kelompok 2 :
Dina Astu Wardhani (06)
Diva Aghnia Arini Putri (07)
Dwivania Pramisti Putri (08)
Faliya Fatmah Azzahra A. (09)
Jermia Edonie (10)

SMA NEGERI 2 BONDOWOSO


TAHUN AJARAN 2019/2020
Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga penyusunan laporan
biologi mengenai struktur tubuh fungi dapat terwujud. Terima kasih juga kita sampaikan kepada
Ibu Guru pengajar dan teman-teman yang telah membantu melancarkan pembuatan laporan ini.
Pembuatan laporan merupakan salah satu tugas siswa setelah melaksanakan suatu kegiatan.
Laporan ini dibuat setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran di laboratorium biologi
(praktikum pengamatan fungi). Banyak hal dan ilmu yang kita peroleh setelah melaksanakan
kegiatan tersebut. Hal hal yang kami peroleh itu dapat kami jadikan bahan untuk menyusun laporan
ini. Dibutuhkan kerjasama untuk menyusun laporan ini. Kerjasama juga dibutuhkan dalam
menentukan kelancaran suatu kegiatan. Oleh karena itu kami berusaha bekerjasama dengan semua
pihak demi keberhasilan penyusunan laporan walaupun banyak kendala dalam objek. Laporan ini
tidak mungkin tersusun tanpa KaruniaNya selama pemnyusunan. Tiada gading yang tak retak,
begitulah juga dengan laporan ini yang memerlukan kritik dan saran demi kesempurnaan laporan
dikemudian hari. Semoga laporan dapat bermanfaat dan dapat digunakan dengan sebaik mungkin
sehingga akan menghasilkan hasil yang memuaskan dan sesuai keinginan.
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Fungi merupakan organisme yang bersifat heterotrof. Organisme ini mendapatkan nutrisi
dengan menyerap zat-zat makanan dari medium di sekitarnya. Fungi atau jamur berperan sebagai
salah satu dekomposer yang membantu proses dekomposisi bahan organik untuk mempercepat
siklus materi dalam ekosistem hutan. Berdasarkan ukuran tubuhnya, fungi dapat dikelompokkan
menjadi 2 kelompok besar yaitu fungi makroskopis dan fungi 2 mikroskopis.

I.2 Tujuan
Untuk mengetahui struktur mikroskopis dan makroskopis fungi.

I.3 Rumusan Masalah


Bagaimana cara mengetahui struktur mikroskopis dan makroskopis fungi?
BAB II
DASAR TEORI

II.1 Pengertian Fungi (Jamur)


Fungi merupakan organisme yang bersifat heterotrof. Organisme ini mendapatkan nutrisi
dengan menyerap zat-zat makanan dari medium di sekitarnya. Fungi atau jamur berperan sebagai
salah satu dekomposer yang membantu proses dekomposisi bahan organik untuk mempercepat
siklus materi dalam ekosistem hutan. Fungi ada yang bersifat saprofit dan parasit. Fungi saprofit
memperoleh makanan dengan menyerap nutrisi dari bahan organik seperti tumbuhan dan sisa-sisa
hewan yang telah mati. sedangkan fungi parasit memperoleh nutrisi dengan menyerap dari
tumbuhan ataupun hewan yang masih hidup. Kelompok utama fungi yang berperan sebagai
pendegradasi ligniselulosa berasal dari Basidiomycetes, karena mampu menghasilkan enzim
pendegradasi ligniselulose seperti selulose, ligninase, dan hemiselulose, sehingga siklus materi di
alam dapat terus berlangsung.
Berdasarkan ukuran tubuhnya, fungi dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar yaitu
fungi makroskopis dan fungi 2 mikroskopis. Fungi makroskopis memiliki badan buah yang dapat
dilihat dengan mata tanpa bantuan mikroskop, tubuh buah dapat dipetik dengan tangan, dan
sebagian jenis aman untuk dikonsumsi. Fungi ini terdiri dari sebagian besar kelompok
Basidiomycetes dan beberapa Ascomycetes, sedangkan fungi mikroskopis umumnya berasal dari
kelompok Ascomycetes. Fungi membutuhkan lingkungan yang lembab untuk dapat tumbuh secara
alami di alam.

II.2 Ciri-Ciri Fungi


Umumnya bersel banyak (multiseluler), bersifat eukariotik (memiliki membran inti sel),
tidak memiliki klorofil, sehingga bersifat heterotrof ( tidak mampu membuat makanan sendiri),
ada yang bersifat parasit, ada yang bersifat saprofit, dan ada yang bersimbiosis (mutualisme)
membentuk lichenes.
Dinding sel dari bahan selulose dan ada yang dari bahan kitin. Tubuh terdiri dari benang – benang
halus yang disebut Hifa. Struktur hifa yang bercabang membentuk suatu anyaman di sebut
dengan Miselium, yang berfungsi menyerap zat – zat organik pada subtrat / medium. Bagian yang
terletak antara kumpulan hifa dinamakan stolon. Jamur yang bersifat parasit memiliki houstorium,
yaitu hifa khusus yang langsung menyerap makanan pada sel inangnya.
Reproduksi ada yang secara vegetatif / aseksual dan ada yang secara generatif / seksual. Secara
vegetatif dengan spora, tunas, konidia, maupun fragmentasi. Secara generatif dengan konjugasi
membentuk zygospora, askospora, dan basidiospora. Memiliki keturunan diploid yang singkat
(berumur pendek). Habitat di tempat lembab, mengandung zat organik, sedikit asam, dan kurang
cahaya matahari.
II.3 Klasifikasi Jamur
1. Zygomycota
Zygomycota dikenal sebagai jamur zigospora (bentuk spora berdinding tebal)
a. Ciri-ciri Zygomycota
1. Hifa tidak bersekat dan bersifat koenositik (mempunyai beberapa inti).
2. Dinding sel tersusun dari kitin.
3. Reproduksi aseksual dan seksual.
4. Hifa berfungsi untuk menyerap makanan, yang disebut rhizoid.
Contoh :
• Rhizophus stolonifer, Tumbuh pada roti
• Rhizophus oryzae, Jamur tempe
• Rhizophus nigricans, Menghasilkan asam fumarat
• Mucor mucedo, saprofit pada kotoran ternak dan makanan

2. Ascomycota
a. Ciri-ciri Ascomycota
Hifa bersekat-sekat dan di tiap sel biasanya berinti satu.
1. Bersel satu atau bersel banyak.
2. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan ganggang hijau
dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
3. Mempunyai alat pembentuk spora yang disebut askus, yaitu suatu sel yang berupa
gelembung atau tabung tempat terbentuknya askospora. Askospora merupakan hasil
dari reproduksi generatif.
4. Dinding sel dari zat kitin.
5. Reproduksi seksual dan aseksual.
b. Contoh :
• Sacharomyces cereviceae (ragi/khamir), untuk pembuatan roti sehingga roti dapat
mengembang, dan mengubah glukosa menjadi alkohol (pada pembuatan tape).
• Penicillium chrysogenum, untuk pembuatan antibiotik penisilin.
• Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap dan Tauco
• Neurospora sitophilla, untuk pembuatan oncom.
• Neurospora crassa, untuk pembuatan oncom dan penelitian genetika

3. Asidiomycota
Sering dikenal dengan jamur gada karena memiliki organ penghasil spora
berbentuk gada (basidia)
a. Ciri-ciri Basidiomycota
1. Hifanya bersekat, mengandung inti haploid.
2. Mempunyai tubuh buah yang bentuknya seperti payung yang terdiri dari
bagian batang dan tudung. Pada bagian bawah tudung tampak adanya
lembaran-lembaran (bilah) yang merupakan tempat terbentuknya
basidium. Tubuh buah disebut basidiokarp.
3. Ada yang brsifat parasit, saprofit, dan ada yang bersimbiosis dengan
ganggang hijau dan ganggang biru membentuk lumut kerak.
4. Reproduksi secara seksual (dengan askospora) dan aseksual (konidia).
b. Contoh Basidiomycota
• Volvariela volvacea (jamur merang)
• Auricularia polytricha (jamur kuping)
• Pleurotus sp (jamur tiram)

4. Deuteromycota
Sering dikenal sebagai fungi imperfecti (jamur yang tak sebenarnya),
karena belum diketahui perkembangbiakannya secara seksual
a. Ciri-ciri Deuteromycota
1. Hifa bersekat, tubuh berukuran mikroskopis
2. Bersifat parasit pada ternak dan ada yang hidup saprofit pada sampah
3. Reproduksi aseksual dengan konidium dan seksual belum diketahui.
4. Banyak yang bersifat merusak atau menyebabkan penyakit pada hewan -
hewan ternak, manusia, dan tanaman budidaya
b. Contoh Deuteromycota
• Epidermophyton floocosum, menyebabkan kutu air.
• Epidermophyton microsporum, penyebab penyakit kurap.
• Melazasia fur-fur, penyebab panu.
• Altenaria Sp. hidup pada tanaman kentang.
• Fusarium, hidup pada tanaman tomat.
• Trychophyton tonsurans, menimbulkan ketombe di kepala
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

III.1 Alat
1. Alat tulis
2. Gelas beaker
3. HP
4. HVS 1 lembar
5. Kaca penutup
6. Mikroskop
7. Pipet tetes
8. Preparat
9. Silet tetra
10. Spatula
11. Tisu
12. Tusuk gigi

III.2 Bahan
1. Air
2. Air kelapa
3. Gula
4. Jamur kancing
5. Jamur kuping
6. Jamur merang
7. Jamur tiram
8. Roti tawar busuk
9. Sendok
10. Tempe segar dan tempe busuk
11. Yeast

III.3 Cara kerja


1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan air (± 100 ml), yeast (5 sendok spatula) dan gula (3 sendok makan) ke dalam
gelas beaker lalu aduk menggunakan spatula. Diamkan selama 15 menit dengan ditutup
kertas.
3. Lakukan hal yang sama pada air kelapa.
4. Ambil jamur pada tempe busuk, roti busuk, tempe segar dan letakkan jamur pada masing-
masing preparat, tambahkan air menggunakan pipet tetes (1-2 tetes). Tutup menggunakan
kaca penutup.
5. Ambil hifa (yang berada di bagian belakang jamur) dari setiap jamur menggunakan silet
tetra dan letakkan di masing masing preparat dan tambahkan air menggunakan pipet tetes
(1-2 tetes). Tutup menggunakan kaca penutup.
6. Jika dalam pengamatan tempe busuk kurang terlihat jamurnya, maka bisa di tambah dengan
tinta ungu.
7. Ambil 1-2 tetes larutan yeast yang sudah di diamkan tadi lalu letakkan pada preparat dan
tutup menggunakan kaca penutup.
8. Ambil 1-2 tetes larutan air kelapa yang sudah di diamkan tadi lalu letakkan pada preparat
dan tutup menggunakan kaca penutup.
9. Amati di mikroskop.
10. Ambil gambar di mikroskop pada setiap sampel.
11. Gambar dan tentukan setiap jenis fungi yang sudah di amati.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

NO GAMBAR SAMPEL JENIS JAMUR


1.

2.

3.

4.

5.

6.
7.

8.

9.
BAB V
KESIMPULAN

Jamur dapat ditemukan di tempat yang lembab. Struktur tubuh jamur akan tampak lebih
jelas bagian bagiannya bila kita menggunakan mikroskop. Beraneka jenis jamur mempunyai
struktur tubuh yang berbeda-beda. Jamur diklasifikasikan kedalam 4 subdivisi yaitu:
zygomycota,ascomycota,basidiomycota, dan deuteromycota. Bagian-bagian tubuh jamur tediri
dari : rizoid,stolon,sporangiofor,spora,sporangium,dan hifa.

Anda mungkin juga menyukai