Anda di halaman 1dari 8

PARASITOLOGI

“Mikologi”

Dosen Mata Kuliah : Desembra Lisa, S.Pd., M,Pd.

Kelas : 1 DIV A

Nama anggota : Kelompok 1

1. Bunga Sukma Cahyaningati (P231335118015)


2. Muhammad Dimas Setiadi (P231335118037)
3. Nur Afifah Istiqomah (P231335118046)
4. Salsabila Faradini Putri (P231335118058)
5. Vivi Astuti Dwi Wahyuni (P231335118070)
6. Winra Nadeak (P231335118076)

TINGKAT 1 PROGRAM STUDI DIV KESEHATAN LINGKUNGAN


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES JAKARTA II
Jln. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta 12120 Telp. 021.7397641, 7397643
Fax. 021. 7397769 E-mail : info@poltekkesjkt2.ac.id Website : http://poltekkesjkt2.ac.id

TA. 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya.
Sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan maksimal.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Parasitologi. Adapun topik yang
dibahas didalam makalah ini adalah “Mikologi”

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak. Khususnya teruntuk Ibu Dosen
Bu Desembra Lisa, S.Pd., M,Pd. yang telah membimbing kami. Orang Tua yang mendukung
tersajinya makalah ini, teman-teman yang telah berkontribusi dan mendukung secara moral
untuk tersajinya makalah ini. Penulis juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan yang ada bagi penulis. Sehingga penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca.

Kiranya makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita semua. Atas
perhatiannya terima kasih.

Jakarta, 10 Februari 2019

Kelompok 1
MIKOLOGI

Mikologi merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fungi


(jamur) atau sering disebut juga cendawan. Kajian dalam mikologi antara lain meliputi
taksonomi jamur, fisiologi jamur, bioteknologi jamur, budidaya jamur. Mikologi sangat besar
pengaruhnya terhadap fitopatologi karena banyak penyakit tumbuhan yang disebabkan oleh
jamur; sehingga pernah fitopatologi disebut sebagai mikologi terapan.

A. Sifat Umum, Morfologi, Siklus Hidup


Pengertian Fungi
 Fungi adalah nama regnum dari sekelompok besar makhluk hidup eukariotik
heterotrof yang mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul
nutrisi ke dalam sel-selnya. Fungi memiliki bermacam-macam bentuk. Awam
mengenal sebagian besar anggota Fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau
ragi, meskipun seringkali yang dimaksud adalah penampilan luar yang tampak,
bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam mengenal fungi sedikit banyak
disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama
sekali berbeda (ingat metamorfosis pada serangga atau katak. Fungi
memperbanyak diri secara seksual dan aseksual.

Reproduksi secara seksual : dua hifa dari jamur berbeda melebur lalu
membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah, sedangkan
perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi
hifa. Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam
sporangium terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah
Rhizopus. Contoh jamur yang membentuk tunas adalah Saccharomyces.

Reproduksi secara aseksual : terjadi dengan pembentukan kuncup atau tunas


pada jamur uniseluler serta pemutusan benang hifa (fragmentasi miselium) dan
pembentukan spora aseksual (spora vegetatif) pada fungi multiseluler.

 Fungi adalah mikroorganisma eukariotik yang hidup secara saprofit karena tidak
dapat berfotosintesa. Pada dasarnya sel -sel fungi hampir sama dengan sel - sel
hewan. Bahkan hal ini juga yang menjadi salah satu alasan mengapa sulit
ditemukan strategi yang tepat dalam mengobati infeksi oleh jamur tanpa berefek
toksik bagi inang / host nya. Di alam ini fungi dapat bersifat sangat merugikan
manusia dengan menimbulkan infeksi (penyakit) dan toksin yang dihasilkan
ataupun bersifat menguntungkan dengan menghasilkan produk - produk yang
dapat digunakan oleh manusia sebagai contoh antibiotika, vitamin, asam
organik dan enzim.
1. Sifat Umum Mikologi
 Saprofit, karena hidup dari benda-benda atau bahan-bahan organik yang
sudah mati. Saprofit menghancurkan sisa-sisa bahan tumbuhan dan hewan
yang kompleks menjadi bagan yang lebih sederhana.
 Parasit, karena menyerap bahan organik dari organisme yang masih hidup
(inung). Fungsi dapat bersifat parasit obligat (parasit sebenarnya) dan parasit
fakultatif (mula-mula bersifat parasit, kemudian membunuh inangnya).
 Simbion, karena dapat bersimbiosis dengan organisme lain.

2. Morfologi Mikologi

Bentuk jamur secara garis besar ada 3 bentuk yaitu :

a. Yeast
Merupakan jamur uniselluler yang berbentuk oval / lonjong dengan
diameter 3 – 15 mikron, berkembang biak dengan cara membelah diri
(asexual) membentuk tunas atau budding cell.
Yeast ada dua yaitu : Yeast murni merupakan jamur uniselluler yang
tidak mampu membentuk pseudohifa/ klamidospora, Yeast like merupakan
jamur uniselluler yang mampu membentuk pseudohifa.
Contoh : Candida sp, Candida albicans, Torulla (koloni berwarna
merah / orange), Cryptococcus neoformans Secara makroskopik (pada media
padat SGA) koloni jamur bentuk yeast tampak Smooth, warna krem,
cembung bau seperti ragi. Identifikasi dengan uji biokimia.
b. Mold/Kapang
Merupakan jamur multiselluler (mempunyai inti lebih dari satu) yang
membentuk benang-benang hifa / filament, kumpulan dari hifa disebut
miselium yang membentuk suatu anyaman. Hifa yang dibentuk ada yang
bersekat maupun tak bersekat. Hifa yang berada di atas permukaan media
disebut Hifa aerial yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan. Hifa yang
berada didalam media disebut Hifa Vegetatif berfungsi sebagai alat untuk
menyerap makanan.
Secara makroskopik (pada media SGA) jamur yang berbentuk Mold
membentuk koloni yang berserabut / granuler koloninya tampak kasar
(Rought). Untuk identifikasi, hasil mikroskopik dan makroskopik merupakan
dasar identifikasi.
Contoh: Aspergillus, Penicellium, Rhizopus, Mucor, Microsporum, Tri
chophyton, Epidermophyton

c. Dimorfik
Merupakan jamur yang mempunyai dua bentuk yaitu : Yeast dan Mold.
Berbentuk Yeast jika berada di dalam inang / host atau pada suhu inkubasi 37
derajat C, dan berbentuk mold jika berada diluar inangnya atau pada suhu
inkubasi suhu ruang.
Contoh : Histoplasma capsulatum, Coccidioides immitis, Blastomyces
dermatidis
Histoplasma capsulatum
3. Siklus hidup fungi

Siklus Hidup Jamur melewati beberapa tahap atau fase.

 Kehidupan jamur berawal dari spora (Basidiospora) yang kemudian akan


berkecambah membentuk hifa yang berupa benang-benang halus. Hifa ini
akan tumbuh ke seluruh bagian media tumbuh.
 Kemudian dari kumpulan hifa atau miselium akan terbentuk gumpalan kecil
seperti simpul benang yang menandakan bahwa tubuh buah jamur mulai
terbentuk. Simpul tersebut berbentuk bundar atau lonjong dan dikenal
dengan stadia kepala jarum (pinhead) atau primordia. Simpul ini akan
membesar dan disebut ilah kancing kecil (small button).
 Selanjutnya stadia kancing kecil akan terus membesar mencapai stadia
kancing (button) dan stadia telur (egg). Pada stadia ini yang tadinya tangkai
dan tudung yang tadinya tertutup selubung universal mulai membesar.
 Selubung tercabik, kemudian diikuti stadia perpanjangan (elongation).
Cawan (volva) pada stadia ini terpisah dengan tudung (pillueus) karena
perpanjangan tangkai (stalk). Stadia terakhir adalah stadia dewasa tubuh
buah.

Pada stadia kancing yang telah membesar akan terbentuk bilah. Bilah yang
matang akan memproduksi basidia dan Basidiospora, kemudian tudung
membesar. Pada waktu itu, selubung universal yang semula membungkus
seluruh tubuh buah akan tercabik.

Tudung akan terangkat keatas karena memanjangnya batang, sedangkan


selubung universal yang sobek akan tertinggal di bawah dan disebut cawan.
Tipe perkembangan tubuh buah seperti ini disebut tipe angiocarpic.

Pada tipe perkembangan yang lain, yaitu gymnocarpic, lapisan universal


tidak terbentuk. Sisi dari pembesaran tudung dihubungkan dengan batang oleh
selubung dalam. Pada waktu bilah membesar, selubung dalam tercabik dan
melekat melingkari batang membentuk cincin atau anulus. Sebagai organisme
yang tidak berklorofil, jamur tidak dapat melakukan proses fotosintetis seperti
halnya tumbuh-tubuhan.

Dengan demikian jamur tidak adapat memanfaatkan langsung energi


matahari. Jamur mendapat makanan dalam bentuk jadi seperti selulosa,
glukosa, lignin, protein dan senyawa pati. Bahan makanan ini tidak akan diurai
dengan bantuan enzim yang diproduksi oleh hifa menjadi tumbuh senyawa
yang dapat diserap dan dignakan untuk tumbuh dan berkembang. Semua jamur
yang edibel (dapat dimakan) bersifat saprofit, yaitu hidup dari senyawa
organik yang telah mati.

Jamur merupakan golongan fungi yang membentuk tubuh buah yang


berdaging. Tubuh buah ini umumnya berbentuk payung dan mempunyai akar
semu (rhizoid), tangkai, tudung serta terkadang disertai cincin dan cawan
volva.

Ordo Agaricales dapat tumbuh dan menyebar luas pada berbagai habitat.
Berdasarkan habitat tumbuh dibedakan berbagai jamur yang termasuk spesies
tropis atau spesies sub tropis. Beberapa spesies menunjukkan kekhususan
dalam memilih habitat tumbuh, misalnya menyukai area yang terbuka dan
cukup cahaya. Sementara spesies yang lain menyukai habitat yang terlindung
dan berkayu. Dalam satu habitat juga ada spesies yang menunjukkan lebih
menyukai media tumbuh atau substrat tertentu seperti substrat berkayu, daun-
daun mati atau kotoran binatang (coprophilous).

Anda mungkin juga menyukai