Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MIKROBIOLOGI LINGKUNGAN

EKOLOGI DAN GENETIKA MIKROORGANISME

Disusun oleh: Kelompok 13


Anisah Nur Aini P21335118010
Silma Salsabila S P21335118062
Winra Nadeak P21335118076

Dosen Pengampu :
Dr.Dra. Syarifah El Jannah T. M. Biomed
2DIVA

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III/F3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12120 Telp. 021-7397641, 7397643
Fax. 021-7397769 Website :www.poltekkesjkt2.ac.id Email :
Info@Poltekkesjkt2.ac.id

2019-2020
KATA PENGANTAR

Puji syukuri saya panjatkan kehadirat Allah Swt atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah Mikrobiologi yang berjudul Ekologi dan
Genetika Mikroorganisme. Dalam penulisan makalah ini kami mencari mendapat dari berbagai
sumber.

Kami sadar bahwa dalam makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, Hal itu di
karenakan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Oleh karena itu,masih terdapat
banyak kekurangan, kritik dan saran yang membangun diharapkan penulis dari semua pihak,
agar kedepannya lebih baik lagi dalam menyusun makalah.

Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu penulis
terlebih kepada pembacanya.

Jakarta, 29 September 2019

Kelompok 13

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .............................................................................................. i

DAFTAR ISI. ............................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1


1.2 Tujuan Penulisan .................................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................... 2

2.1 Prinsip Ekologi Mikroorganisme dengan Host .................................................... 2


2.2 Model Ekologi Mikroorganisme .......................................................................... 4
2.3 Genetika Mikroorganisme ................................................................................... 10

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 15

3.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 15

3.2 Saran .................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ekologi mempelajari hubungan antar berbagai bentuk kehidupan serta hubungan


timbal balik dengan lingkungannya. Kehidupan dan lingkungan fisiknya tak dapat
dipisahkan karena lingkungan fisik menyediakan zat gizi dan kondisi yang
memungkinkan adanya kehidupan. Gabungan antar benda-benda hidup dan lingkungan
tempat kehidupan tersebut disebut biosfer. Biosfer merupakan sistem biologis global yang
didasarkan atas lingkaran aliran energy yangterjadi terus menerus. Mikroorganisme
mempunyai peranan penting dalam proses-proses alami yang diperlukan untuk survior-
nya binatang, tumbuh-tumbuhan, serta mikroba itu sendiri.

Mikroorganisme dapat ditemukan di semua tempat yang memungkinkan terjadinya


kehidupan. Di suatu lokasi mikroorganisme tersebut dapat bersifat transien, yaitu
bertempat tinggal sementara, atau indigenous, yaitu sudah menetap beberapa turunan.
Organisme yang terakhir tersebut umumnya dapat lebih bertahan pada kondisi buruk
lingkungannya.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami prinsip ekologi mikroorganisme dengan host.
2. Mengetahui dan memahami model ekologi mikroorganisme.
3. Mengetahui dan memahami genetika mikroorganisme.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Prinsip Ekologi Mikroorganisme dengan Host


1. Interaksi Mikroba dengan Mikroba Lainnya maupun dengan Organisme yang
Lebih Tinggi

Gambar 2.1
Sumber:Microbiology Principles and Explorations Eight Edition

a. Sintrofisme
Di sini organisme tidak terlalu dekat berhubungan tetapi keduanya memberi
keuntungan secara timbal balik Simbiosis, kontaminasi infeksi penyakit, pathogen
keracunan,
b. Kompetisi
Kompetisi adalah interaksi antara mikroorganisme yang merupakan persaingan
akibat keterbatasan zat makanan serta energi yang tersedia. Ada pula organisme
yang menghasilkan berbagai substansi yang menghambat mikroorganisme lain.
c. Simbiosis
Hubungan yang dekat antara dua bentuk kehidupan, berlangsung lama atau
sebentar dan memerlukan kontak fisik. Pada endosimbiosis suatu organisme
berada di dalam organisme yang lain, sedangkan pada ektosimbiosis organisme
berada di permukaan yang lain. Terdapat tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme,
komensalisme dan parasitisme.

2
d. Mutualisme
Mutualisme adalah bentuk hubungan yang saling menguntungkan kedua belah
pihak. Sebagai contoh adanya kerja sama antara Rhizobium leguminosarum
dengan tanaman Leguminosa. Bakteri di atas menggantungkan hidupnya pada
tanaman Leguminosa dan sebagai gantinya mengikat Nitrogen udara menjadi
senyawa Nitrogen yang dapat dimanfaatkan oleh tanaman tersebut.
e. Komensalisme
Pada bentuk interaksi ini satu organisme mendapat keuntungan, sedangkan yang
lain tidak dirugikan ataupun mendapat keuntungan. Sebagai contoh adalah
Staphylococcus epidermidis yang hidup sebagai komensal pada kulit manusia.
f. Parasitisme
Suatu interaksi dikatakan sebagai parasitisme bila salah satu pihak mendapat
keuntungan sedang pihak lain dirugikan. Organisme yang mengandung parasit
disebut hospes.

Gambar 2.2
Sumber: Microbiology Principles and Explorations Eight Edition

Interaksi tersebut dapat terjadi dalam bentuk gejala-gejala penyakit. Bila gejala
mereda tetapi parasit masih ada, ini berarti telah tercapai keseimbangan biologik
antara parasit dan hospes. Dalam hal ini hospes dapat bertindak sebagai karier.

2. Hubungan Host dengan Mikroorganisme


Adanya kuman dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan keadaan sakit.
Bahkan kebanyakan interaksi hospes-kuman tidak terwujud dalam bentuk penyakit.

3
Wujud hubungan hospes kuman tersebut ditentukan oleh keseimbangan antara
virulensi kuman dan daya tahan hospes.

Virulensi kuman adalah derajat patogenitas yairg dinyatakan dengan jumlah


mikroorganisme atau mikrogram toksin yang dibutuhkan untuk membunuh binatang
percobaan dengan syarat-syarat tertentu. Patogenitas adalah kemampuan suatu
mikroorganisme untuk menyebabkan penyakit.

Virulensi kuman dipengaruhi oleh:


a. Daya invasi
Daya invasi adalah kemampuan untuk berpenetrasi ke jaringan, mengatasi
pertahanan tubuh hospes, berkembang biak dan menyebar.

Daya invasi dipengaruhi oleh komponen permukaan dan enzim-enzim kuman


tertentu yang membantu penyebaran kuman serta membuatnya resisten terhadap
fagositosis. Komponen permirkaan tersebut antara lain dapat berupa kapsul
polisakarida yang dihasilkan oleh Streptococcus pneurnoniae dan Kebsiella
pneunmoniae, M-protein dari Streptococcus nogenes, dan kapsul polipeptida pada
Bacilius anthracis.

Enzim-enzim yang dihasilkan kuman yang membantu penyebarannya antara lain


koagulase, fibrinolisin (streptokinase), hyaluronidase, kolagenase, lesitinase dan
deoksiribonuklease.

b. Toksigenitas
Ada dua jenis toksin yang dihasilkan bakterta; yartu endotoksin dan eksotoksin.

2.2 Model Ekologi Mikroorganisme


1. Habitat Alam Mikroorganisme
 Tanah
Merupakan sumber yang kaya akan mikroorganisme. Kebanyakan mikroorganisme di
sini bersifat apatogen bagi manusia. Beberapa mikroorganisme dapat bertahan melalui
adanya ekskreta atau kadaver. Bakteri patogen yang terdapat di tanah antara lain:

4
Clostridium tetani, Clostridium perfingens, Clostridium botulinum, Bacillus
antbracis.
 Air
Kebanyakan air tawar dan laut mengandung mikroorganisme. Namun, bakteri patogen
umumnya tidak terdapat, kecuali di air yang secara langsung tercemar oleh urin dan
feses manusia dan binatang. Mikroorganisme patogen di air antara lain: Salmonella
dan Shigella species, Vibrio cbolerae, Legionella, virus hepatitis, virus polio, virus
enterik, Entamoeba histolytica. Escbericbia coli yang ditemukan di air digunakan
sebagai indeks pencemaran oleh feses karena ia bertahan hidup di air relatif lebih
lama.
 Udara
Walaupun mikroorganisme sering ditemukan di udara, mereka sebenarnya tidak
berkembang biak di sana. IJdara luar jarang mengandung kuman patogen, mungkin
karena efek pengeringan, ozon, dan radiasi ultraviolet. Udara dalam ruangan mungkin
mengandung bakteri dan virus patogen yang berasal dari kulit, tangan, pakaian dan
terutama dari saluran napas atas manusia.
 Makanan (Susu)
Susu dari sapi normal yang diperah secara asepsis masih mengandung 100-1000
mikroorganisme non patogen per ml. Kadang-kadang terdapat mikroorganisme
patogen yang mungkin berasal dari sapi yang sakit atau dari proses pemerahan, yaitu
antara lain: Mycobacterium tuberculosis, Salmonella, Streptococcus,
Corynebacterium dipteriae, Shigella, Brucella dan Staphylococcus penyebab
keracunan makanan. Pasteurisasi susu dan pemusnahan hewan yang sakit telah
menurunkan insiden penyakit yang berasal dari susu.

5
2. Mikroorganisme pada Tubuh Manusia

Gambar 2.3
Sumber: Microbiology Principles and Explorations Eight Edition

Sebenarnya mikroorganisme yang terdapat pada tubuh manusia tak dapat digolongkan
dengan tegas apakah ia suatu komensal atau suatu spesies yang patogen bagi manusia
tersebut. Flora dalam tubuh manusia dapat menetap atau fiansient. Mikroba normal
yang menetap tersebut dapat dikatakan tidak menyebabkan penyakit dan mungkin
menguntungkan bila ia berada di lokasi yang semestinya dan tanpa adanya keadaan
abnormal. Mereka dapat menyebabkan penyakit bila karena keadaan tertentu berada
di tempat yang tak semestinya atau bila ada faktor predisposisi.

Sebagai contoh, flora normal di saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K
dan membantu absorpsi zat makanan tertentu. Pada mukosa dan kulit, flora normal
dapat mencegah kolonisasi bakteri patogen melalui bacterial interference.

6
Streptococcus viridans, bakteri yang tersering ditemukan di saluran napas atas, bila
masuk ke aliran darah setelah ekstraksi gigi atau tonsilektomi dapat sampai ke katup
jantung yang abnormal dan mengakibatkan subacute bacterial endocarditis.

Bacteroides yang normal terdapat di kolon dapat menyebabkan peritonitis mengikuti


suatu trauma.

Gambar 2.4
Sumber: Microbiology Principles and Explorations Eight Edition

a. Flora Normal Mulut dan Traktus Respiratorius


Bagian yang mengandung mikroorganisme adalah mulut, nasofaring, orofaring,
tonsil. Sedangkan laring, trakea, bronkus, bronkiolus, alveolus dan sinus hidung
biasanya steril.

7
Mulut kaya akan mikroorganisme, Staphylococcus epidermidis, Staphylococcus
Aureus, beberapa mikrokokus berpigmen, dan Staphylococcus yang bersifat
anaerob ditemukan di permukaan gigi dan saliva.

Organisme yang dominan di saluran napas, terutama di faring adalah


Streptococcus nonhemolitik dan alfahemolitik dan Neisseria, juga terdapat
Diphteroid, Haemophilus, Pneumococcus, Mycoplasma, dan Bacteroides.
Pemusnahan flora normal faring dengan penisilin dosis tinggi dapat menyebabkan
overgrowth: bakteria negatif Gram seperti Escherichia coli, Klebsiella, Proteus,
Pseudomonas atau jamur.

b. Flora Normal Traktus Digestivus


Daerah saluran pencernaan yang mengandung mikroorganisme adalah usus besar,
meskipun kadang-kadang ditemukan pula organisme usus besar di ileum distal
individu normal.

Esofagus dan lambung, kecuali saat penelanan makanan umumnya steril atau
mengandung kurang dari 103 kuman/ml. Hal itu terjadi karena gerakan makanan
yang cepat ke usus kecil serta adanya asam lambung. Usus kecil kecuali ileum
distal, hati, empedu, peritoneum merupakan daerah steril. Kadang-kadang di
duodenum dada jejunum ditemukan Streptococcus, Lactobacilus, dan yeast
(terutama Candida albicans) dalam jumlah kecil.

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen


empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba
patogen.

c. Flora Normal Traktus Genito-urinarius


Mikroorganisme dapat ditemukan di genitalia eksterna, uretra anterior dan vagina,
sedang di bagian lain umumnya tidak terdapat mikroorganisme yang menetap.

Di orifisium uretra wanita dan pria yang tidak disirkumsisi sering dijumpai
Mycobacterium smegrnatis. Dijumpai pula difteroid, Streptococcus nonhemolitik

8
dan Staphylococcus epidermidis. Khususnya pada wanita terdapat bakteria
Doderlein, suatu Lactobacillus anaerob. Flora normal pada vulva wanita amat
dipengaruhi oleh kondisi normalnya. Vulva neonatus steril sampai 24 jam
kehidupan. Setelah itu berkembang organisme nonpatogen seperti difteroid,
mikrokokus dan Streptokokus nonhemolitik. Setelah 2-3 hari, estrogen ibu
menginduksi deposit glikogen di epitel vagina dan meningkat pertumbuhan
Lactobacillus. Setelah estrogen menurun, Lactobacillus menghilang dan pH
menjadi basa. Pada pubertas Lactobacillus rruncul kembali dan terdapat flora
yang akan menetap selama masa dewasa yang terdiri atas difteroid, Lactobacillus,
Micrococcus, Staphylooccus Epidermidis.

d. Flora Normal Kulit, Hidung, Telinga


Bakteri yang tersering ditemukan di kulit adalah Staphylooccus Epidermidis,
Micrococcus, Streptococcus alpha dan nonhemolyticus, dlfteroid aerob dan
anaerob dan Sarcinae. Staplrylococcus aureus hanya menetap di hidung dan
mungkin di perineum. Kolonisasi yang transien oleh Staphylococcus aureus dan
bakteri lain dapat terjadi di semua bagian kulit. Hal itu terjadi karena konraknya
dengan dunia luar. Dapat dijumpai pula beberapa jenis jamur dan kadang-kadang
Propionibacterium acnes dan Mycobacterium yang bersifat saprofit. Cuci tangan
dapat mengurangi jumlah kuman sampai 90% dan jumlah semula akan kembali
dalam 8 jam.

Flora liang telinga luar biasanya merupakan gambaran flora kulit. Dapat dijumpai
Streptococcus pneumoniae, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aerginosa, Staphylococcus aureus dan kadang-kadang Mycobacteria saprofit.
Telinga bagian tengah dan dalam biasanya steril.

e. Bakteria di Darah dan Jaringan


Pada keadaan normal darah dan jarrngan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung buatan, katup jantung

9
abnormal, atau protesa lain, bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan
koloni dan infeksi.

2.3 Genetika Mikroorganisme


1. Konsep Hereditas
Ada dua fenomena biologi pada konsep hereditas, yaitu:
a. Hereditas yang bersifat stabil di mana generasi berikut yang terbentuk dari
pembelahan satu sel mempunyai sifat yang identik dengan induknya.
b. Variasi genetik yang mengakibatkan adanya perbedaan sifat generasi berikut dari
sel induknya akibat peristiwa genetik tertentu, misalnya mutasi.

2. Materi Genetik

Gambar 2.5

Sumber: Microbiology Principles and Explorations Eight Edition

Material genetik bakteri terdiri atas kromosom dan plasmid. Keduanya terdiri atas
DNA. Dua fungsi utama materi genetik adalah replikasi dan ekspresi. Material
genetik harus bereplikasi secara akurat sehingga dihasilkan 2 replikan (anakan) yang
identik dengan induknya. Materi genetik juga terekspresi dalam bentuk karakter
terobservasi atau fenotip.

10
a. Kromosom
Kromosom bakteri mempunyai beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, pada sel
haploid (prokariot) bersifat kromosom tunggal dan tidak berpasangan. Berbentuk
sirkuler, panjangnya ± 1mm, beratnya 2-3% dari berat kering satu sel, disusun
sekitar 4 juta kpb DNA, makromolekul yang sangat banyak ini dikemas agar tidak
berubah dalam bentuk superkoil (± 70-130 superkoil domain) (Syahrurachman,
1994). Kebanyakan gen prokariota terdapat pada kromosom, yang terletak dalam
suatu bagian pusat sitoplasma, yang dinamakan daerah nuklear atau nukleoid
untukn membedakannya dari membran-pengikat nukleus pada sel eukariotik.
Jumlah nukleoid dalam sel bakteri dapat lebih dari satu, tergantung kecepatan
pertumbuhan dan ukuran sel. Nukleoid berisi gen yang penting untuk
pertumbuhan bakteri.

b. Plasmid
Plasmid adalah material genetik ektrakromosomal. Ukuran plasmid lebih kecil
daripada kromosom. Plasmid biasanya mengkode polipeptida yang tidak penting
bagi pertumbuhan secara langsung. Plasmid berbentuk sirkuler, tetapi terdapat
plasmid berbentuk linier seperti terlihat pada Borrelia dan Streptomyces. Plasmid
dibedakan menjadi 2, yaitu plasmid konjugatif dan non-konjugatif. Plasmid
konjugatif adalah plasmid yang mampu didonorkan ke resepien, sedangkan
plasmid non-konjugatif tidak dapat didonorkan. Plasmid non-konjugatif biasanya
berukuran kurang dari 7,5 kbp dan biasanya berjumlah banyak (10-20
perkromosom). Plasmid didistribusikan secara acak ke sel anakan.

3. Struktur DNA dan RNA


 DNA (ASAM DEOKSIRIBONUKLEAT)
DNA/ Kromosom bakteri lebih banyak diteliti dari pada kromosom organisme
lain. DNA bakteri mampu mengkode 1000-3000 polipeptida yang berbeda-beda.
DNA bakteri merupakan molekul berantai ganda yang sirkuler. Struktur Dna
bakteri tidak merupakan bentuk sederhana tetapi merupakan belitan yang tidak
teratur dalam sitoplasma. James Watson dan Francis Crick (1953) telah
menemukan struktur DNA yang berupa dua untai pita DNA terpilin. Penemuan ini
merupakan titik awal revolusi biologi karena merupakan penemuan struktur DNA
ini sangat penting untuk mempelajari dan memahami bagaimana informasi
11
genetik dapat dipindahkan dari satu generasi ke generasi berikutnya serta
bagaimana DNA dapat mengendalikan replikasinya.

Replikasi informasi herediter di dalam sel melibatkan sintesis molekul DNA baru
yang mempunyai urutan nukleotida sama seperti genom sel inangnya. Molekul
DNA adalah makromolekul yang mempunyai informasi herediter suatu sel. DNA
ini tersusun oleh sub unit-sub unit yang disebut dengan nukleotida atau
deoksiribonukleotida. Urutan nukleotida menentukan kespesifikan suatu informasi
herediter dan berisi mekanisme untuk mengendalikan eksperi genetik.

Masing-masing deoksiribonukleotida terdiri dari basa nitrogen (asam nukleat),


gula deoksiribosa, dan gugus fosfat. Basa asam nukleat terdiri dari basa purin
terdiri : Adenin (A) dan guanin (G) yang mempunyai dua cincin. Dan pirimidin
terdiri atas : timin (T) dan sitosin (C) yang hanya mempunyai satu cincin. Purin
dan pirimidin merupakan molekul heterosiklis karena mengandung dua macam
atom C dan N. Basa asam nukleat menempel pada deoksiribosa membentuk
deoksiribonukleosida. Deoksiribonukleosida ini bergabung dengna gugus fosfat
pada atom C5 membentuk subunit deoksiribonukleotida DNA.

 RNA (ASAM RIBONUKLEAT)


Asam nukleat lainnya yang dijumpai secara alamiah ialah asam ribonukleat
(RNA). Bedaanya dari DNA ialah :
1. Biasanya berutasan tunggal
2. Komponen gula pada nukloetida yang membentuk RNA adalah ribosa, dan
bukan deoksiribose. Ribose adalah sama dengan deoksiribose kecuali adanya
gugusan hidroksil pada atom karbon nomor 2
3. Basa bernitrogen pirimidin yang dijumpai pada nukleotida yang membentuk
RNA ialah urasil bukan timin.

4.Replikasi DNA
Replikasi DNA berarti penggandaan. Ada 3 model replikasi DNA yaitu :
a. Model konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA bereplikasi tanpa memisahkan rantai-
rantainya.
12
b. Model semi konservatif.
Model ini menyatakan bahwa 2 rantai DNA berpisah kemudian bereplikasi.
c. Model dispersi.
Model ini menyatakan bahwa DNA terpecah menjadi potongan-potongan yang
kemudian bereplikasi.

Meselson dan Stahl membuktikan bahwa DNA bereplikasi sesuai model semi-
konservatif.

5. Ekspresi Gen
a. Transkripsi
Transkripsi adalah langkah pertama dalam ekspresi genetis.DNA ditranskripsi
menjadi RNA. Pita DNA yang menjadi cetakan disebut DNA template. Karena
RNA hasil transkripsi membawa “pesan” untuk ditranslasi, maka RNA tersebut
disebut RNA messenger (mRNA). Urutan basa mRNA sama dengan urutan basa
DNA non-template, kecuali timin diganti urasil. Enzim yang berperan dalam
sintesis mRNA adalah enzim RNA polimerase. Urutan DNA yang ditranskrip
dapat terdiri atas 1 gen atau lebih. Transkripsi yang multigen terjadi pada gen-gen
yang terekspresi dalam suatu paket fungsional.

Transkripsi DNA terdiri atas 3 tahap, yaitu inisiasi, pemanjangan, dan


penghentian. Inisiasi melibatkan pengikatan RNA polimerase ke DNA template.
Elongasi adalah proses sintesis mRNA oleh RNA polimerase. Penghentian
meliputi penghentian pemanjangan dan pelepasan mRNA dari DNA template.

b. Translasi
Translasi, yaitu langkah berikut nya didalam ekspresi ganda adalah proses
pengarahan sintensis protein oleh informasi genetis yang sekarang ada pada
molekul mRNA.

6. Mutasi
Mutasi adalah perubahan spontan pada gen suatu makhluk hidup/bakteri. Sebagai
contoh yang sederhana adalah adanya koloni bakteri Serratia marcescens yang
berwarna putih diantara koloni yang berwarna merah. Jika koloni putih tersebut

13
diisolasi dan kemudian diteliti sifat-sifatnya serta dibandingkan dengan bakteri dari
koloni merah, maka sifat-sifat selain pigmentasinya sama. Bakteri dari koloni putih
tersebut dikatakan mutan kadang-kadang mutan putih tersebut dapat kembali menjadi
merah. Peristiwa ini dinamakan mutasi balik

Perubahan-perubahan karena mutasi dapat dibedakan dengan modifikasi (perubahan


tidak menurun) yang disebabkan karena faktor lingkungan. Dalam hal modifikasi
semua sel akan mengalami perubahan fenotif, sedangkan pada mutasi hanya sebgian
kecil dari populasi. Ada dua macam mutasi yaitu mutasi selektif dan mutasi tidak
selektif Mutasi selektif ialah mutasi yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup
bakteri tersebut. Mutasi ini terjadi pada keadaan lingkungan tertentu misalnya adanya
antibiotika.Mutan tersebut dapat tumbuh dengan adanya antibiotika dalam dosis
tertentu yang dapat menghambat dan membunuh sel induknya.Mutasi ini dinamakan
juga mutasi buatan.Mutasi tidak selektif ialah mutasi yang tidak mempunyai sifat
yang lebih menguntungkan atau merugikan dibandingkan dengan pertumbuhan sel
induknya.Mutasi ini disebut juga mutasi alami, tanpa campur tangan manusia.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Mikroorganisme membutuhkan lingkungan tertentu agar dapat bertahan hidup.
Konsep tersebut kemudian disimpulkan menjadi ekologi mikroorganisme dimana
mirkoorganisme membutuhkan komponen abiotik maupun biotik.
Genetika pada mikroorganisme memiliki banyak fungsi, salah satunya sebagai
informasi genetic. Dalam suatu mikroorganisme terdapat banyak susunan-susunan
dan proses yang dilakukan.

3.2 Saran
Dalam penulisan ataupun tata bahasa masih cukup banyak yang kurang baku ataupun
kurang sesuai. Semoga kedepannya makalah ini dapat lebih rapih lagi baik dalam
format penulisan serta tata bahasa yang baik dan benar sesuai ketentuan yang berlaku.

15
DAFTAR PUSTAKA

Black, Jacquelyn. 2012. Microbiology Principles and Explorations Eight Edition. Virginia:
John Wiley & Sons, Inc.

Pelczar, Michael dan Chan. 2010. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press.

Suharto, dkk. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta: Binarupa Aksara
Publisher.

Suharni, Tri Theresia, dkk. 2008. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya

16

Anda mungkin juga menyukai