Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI

RUANG LINGKUP EPIDEMIOLOGI DAN KLB

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Amanda Nadia Putri P21345118008
Fenny Theresia P21345118028
Hefin Febriantari P21345118032
Irsyad Prasetyo Nugroho P21345118036

DOSEN PEBIMBING :
Moh. Ichsan Sudiarno, M. Epid

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT04 RW08, Gunung, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120
Telepon : (021) 7397641
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang
senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat karunianya saya dapat
menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam senantiasa kita sampaikan kepada junjungan
kita Rasulullah Muhammad SAW.

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang senantiasa mendukung dan
memotivasi serta memberi masukan positif sehingga makalah ini dapat disusun.

Makalah ini berjudul Ruang Lingkup Epidemiologi dan Kejadian Luar Biasa, dimana
makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Penyelidikan Epidemiologi.

Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada kekurangan dalam penulisan atau
sebagainya. Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan
kedepannya.

Jakarta, 06 Februari 2020

Kelompok 6

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... 2


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 4
1.1............................................................................................................................... Latar
Belakang............................................................................................................... 4
1.2............................................................................................................................... Tujuan
.............................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................. 5
2.1. Pengertian Epidemiologi........................................................................................ 5
2.2. Tujuan Epidemiologi ............................................................................................. 6
2.3. Ruang Lingkup Epidemiologi ............................................................................... 7
2.4. Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB) ................................................................. 11
2.5. Cluster Kasus ......................................................................................................... 12
2.6. Pengertian Penyelidikan KLB ............................................................................... 13
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 15
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 15
3.2. Saran ................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 16

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya berfokus dalam menangani masalah
penyakit menular. Hal ini dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri, yang berkaitan erat
dengan penyakit menular. Sejalan berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur
masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya hidup, keadaan demografi, sosial
ekonomi, dan sosial budaya. Epidemiologi kesehatan mengalami perubahan dari penyakit menular
yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan kematian utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak
menular seperti penyakit jantung, stroke, kanker, diabetes melitus, cedera dan penyakit paru
obstruktif kronik serta penyakit kronik lainnya yang merupakan 63% penyebab kematian di seluruh
dunia dengan membunuh 36 juta jiwa per tahun (Kemenkes RI, 2014).

1.2. Tujuan
 Untuk mengetahui Pengertian Epidemiologi
 Untuk mengetahui Tujuan Epidemiologi
 Untuk mengetahui Ruang Lingkup Epidemiologi
 Untuk mengetahui Pengertian Kejadian Luar Biasa (KLB)
 Untuk mengetahui Apa itu Cluster Kasus
 Untuk mengetahui Pengertian Penyelidikan KLB

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Epidemiologi

Jika ditinjau dari asal kata epidemiologi berasal dari bahasa yunai yang terdiri dari 3
kata dasar yaitu epi yang berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata
terakhir adalalah logos yang berarti ilmu pengetahuan. jadi epidemilogi adalah ilmu yang
mempelajari tentang penduduk. Sedangkan dalam pengertian pada saat ini epidemiologi adalah
suatu cabang ilmu kesehatan untuk menganalisi distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan
dengan berbagai masalah kesehatan dalam suatu penduduk tertentu dengan tujuan untuk
melakukan pencegahan dan penanggulangannya.

Beberapa definisi telah dikemukakan oleh para pakar epidemiologi, beberapa diantaranya adalah:
1. Brian Mac Mahon (1970)
Epidemiology is the study of the distribution and determinants of disease frequency
in man. Epidemiologi adalah studi tentang penyebaran dan penyebab frekwensi penyakit
pada manusia dan mengapa terjadi distribusi semacam itu. di sini sudah mulai menentukan
distribusi penyakit dan mencari penyebab terjadinya distribusi dari suatu penyakit.
2. Wade Hampton Frost (1972)
Mendefinisikan epidemiologi sebagai suatu pengetahuan tentang fenomena massal
(mass phenomen) penyakit infeksi atau sebagai riwayat alamiah (natural history) penyakit
menular. Di sini tampak bahwa pada waktu itu perhatian epidemiologi hanya ditujukan
kepada masalah penyakit infeksi yang terjadi/mengenai masyarakat/massa.
3. Anders Ahlbom & Staffan Norel (1989)
Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai terjadinya penyakit pada populasi
manusia

Jika ditinjau dari beberapa aspek, epidemiologi mengandung pengertian:


1. Aspek akademik.

5
Epidemiologi berarti analisa data kesehatan, sosial ekonomi, dan trend yang terjadi untuk
mengidentifikasi dan menginterpretasi perubahan kesehatan yang terjadi atau akan terjadi
pada masyarakat umum atau kelompok penduduk tertentu.
2. Aspek klinik.
Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi secara dini perubahan insidensi atau
prevalensi yang dilakukan melalui penemuan klinis atau laboratorium pada awal timbulnya
penyakit baru dan awal terjadinya epidemi.
3. Aspek praktis.
Epidemiologi adalah ilmu yang ditujukan pada upaya pencegahan penyebaran penyakit
yang menimpa individu, kelompok penduduk atau masyarakat umum.
4. Aspek administrasi.
Epidemiologi adalah suatu usaha mengetahui keadaan masyarakat di suatu wilayah atau
negara agar dapat memberikan pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

2.2. Tujuan Epidemiologi


1. Tujuan Umum
a) Meneliti populasi manusia, namun sekarang metodenya berlaku juga bagi penelitian lain-
lain populasi, seperti hewan, tumbuhan, air, udara, tanah, dll. Karena wabah diantara
populasi lain dapat juga menyerang manusia, misalnya flu burung dari Hongkong.
Penyakit Pest yang merupakan penyakit tikus, dan Deam Berdarah Ebola yang asalnya
dari Kera, dll.
b) Mengendaikan wabah saja, yakni dalam arti epidemiologi yang sangat sempit hanya
menyangkut penyakit menular. Tetapi karena definisi epidemiologi telah berubah sesuai
keburtuhan yang telah diuraikan terdahulu, maka tujuan epidemiologi juga menjadi luas
dan mencakup: 
1) Deskripsi penyakit, agar dapat mengungkap mekanisme kausal, menjelaskan
mengapa terjadi pola penyakit yang ada (agent, faktor penentu), dapat menjelaskan
perjalanan penyakit, dan dapat digunakan untuk memberi pedoman pelayanan
kesehatan yang diperlukan, misalnya daerah yang mempunyai insidensi Malaria lebih
banyak, maka harus dapat mengutamakan pelayanan terhadap malaria.

6
2) Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit, sehingga dapat digunakan untuk
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan masyarakat, termasuk kesehatan
lingkungan dan kesehatan lingkungan kerja.
2. Tujuan Praktis
a) Memformasikan hipotesa yang menjelaskan pola distribusi penyakit yang ada atas dasar
karakteristik waktu, tempat, host, dan agent potensial.
b) Menguji hipotesa dengan menggunakan penelitian yang dirancang secara khusus untuk
dapat mengungkapkan penyebab penyakit.
c) Menguji validitas konsep pengendalian penyakit dengan menggunakan data
epidemiologis yang dikumpulkan sehubungan dengan program tersebut.
d) Membantu membuat klasifikasi penyakit atas dasar penelitian etiologis. Perjalanan
penyakit yang sepadan secara epidemiologis dapat memberi petunjuk bahwa etiologinya
itu sejenis dan sebaliknya.
e) Mengungkapkan perjalanan suatu penyakit untuk menentukan prognosis penyakit.
(Slamet, 2005)

Tujuan lainnya yaitu:


 Mengumpulkan fakta dan data tentang berbagai masalah yang ada di dalam masyarakat.
 Menjelaskan sifat dan penyebab masalah kesehatan tersebut.
 Menemukan atau merencanakan pemecahan masalah serta mengevaluasi aktivitas
pelaksanaannya.
 Menggambarkan status kesehatan penduduk unttuk menetapkan prioritas masalah dalam
perencanaan.
 Mempelajari riwayat alamiah suatu penyakit atau masalah kesehatan, petunjuk bagi upaya
pencegahan dan mekanisme pengendalian.
 Mempelajari penyebab atau faktor risiko suatu penyakit.
 Mengembangkan sistem pengendalian dan pemberantasan penyakit dalam sistem
administrasi.

2.3. Ruang Lingkup Epidemiologi


1) Epidemiologi penyakit menular.

7
Bentuk ini telah banyak memberikan peluang dalam usaha pencegahan dan
penanggulangan penyakit menular tertentu. Berhasilnya manusia mengatasi berbagai
gangguan penyakit menular dewasa ini merupakan salah satu hasil yang gemilang dari
epidemiologi. Peranan epidemiologi surveilans yang pada mulanya hanya ditunjukkan pada
pengamatan penyakit menular secara seksama, ternyata telah memberikan hasil yang cukup
berarti dalam menanggulangi berbagai masalah penyakit menular dan juga penyakit tidak
menular.
2) Epidemiologi penyakit tidak menular.
Pada saat ini sedang berkembang pesat dalam usaha mencari berbagai faktor yang
memegang peranan dalam timbulnya berbagai masalah penyakit tidak menular seperti
kanker, penyakit sistemik secara berbagai penyakit menahun lainnya, termasuk masalah
meningkatnya kecelakaan lalu lintas dan penyalahgunaan obat-obatan tertentu. Bidang ini
banyak digunakan terutama dengan meningkatnya masalah kesehatan yang berkaitan erat
dengan berbagai gangguan kesehatan akibat kemajuan dalam berbagai bidang terutama
bidang industri yang banyak mempengaruhi keadaan lingkungan termasuk lingkungan fisik,
biologis, maupun lingkungan sosial budaya.
3) Epidemiologi klinik.
Bentuk ini merupakan salah satu bidang epidemiologi yang sedang dikembangkan
oleh para klinisi yang bertujuan untuk membekali para klinisi atau dokter tentang cara
pendekatan masalah melalui disiplin ilmu epidemiologi. Dalam penggunaan epidemiologi
klinis sehari-hari para petugas medis terutama para dokter sering menggunakan prinsip-
prinsip epidemiologi dalam menangani kasus secara individual. Mereka lebih berorientasi
pada penyebab penyakit dan cara mengatasinya, terhadap kasus secara individu, dan
biasanya tidak tertarik untuk mengetahui serta menganalisis sumber penyakit , cara
penularan dan sifat penyebarannya dalam masyarakat .Berbagai hasil yang diperoleh dari
para klinisi tersebut merupakan data informasi yang sangat berguna dalam analisis
epidemiologi tetapi harus pula diingat bahwa epidemiologi bukanlah terbatas pada data dan
informasi saja tetapi merupakan suatu yang disiplin ilmumu yang memiliki metode
pendekatan serta cara penerapannya secara khusus. Dengan demikian, maka sewajarnyalah
apabila setiap dokter yang akan bertugas dibekali pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang cara pendekatan epidemiologi.

8
4) Epidemiologi kependudukan.
Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiologi yang menggunakan sistem
pendekatan epidemiologi dalam menganalisis berbagai permasalahan yang berkaitan dengan
bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi berbagai perubahan demografis
yang terjadi di masyarakat. Sistem pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya
memberikan analisis tentang sifat karakteristik penduduk secara demografi dalam
hubungannya dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat
berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana. Pelayanan melalui
jasa yang hubungannya dengan masyarakat seperti pendidikan kesejahteraan rakyat
kesempatan kerja dan ketenagakerjaan, transportasi ,kesehatan ,pertanian dan kepegawaian
sangat berkaitan dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar dalam
mengambil kebijakan dan dalam menyusun perencanaan yang baik .Dewasa ini sedang
dikembangkan epidemiologi sistem reproduksi yang erat kaitanya dengan gerakan keluarga
berencana dan kependudukan.
5) Epidemiologi Pengelolaan pelayanan kesehatan.
Bentuk ini merupakan salah satu sistem pendekatan manajemen dalam menganalisis
masalah menjadi faktor penyebab timbulnya suatu masalah serta penyusunan rencana
pemecahan masalah tersebut secara menyeluruh dan terpadu. Bentuk pendekatan
epidemiologi dalam bidang manajemen saat ini semakin berkembang sesuai dengan
perkembangan industri medis yang disertai perkembangan dalam sistem manajemen
kesehatan dan ekonomi kesehatan termasuk sistem asuransi kesehatan.
Dalam alam kemajuan industri medis yang cukup banyak menyerap modal dan
tenaga kerja peranan epidemiologi manajemen dalam analisis biaya pengobatan dan biaya
pelayanan kesehatan lainnya merupakan hal yang cukup penting. Para ahli epidemiologi
bersama dengan ahli perencanaan yang pada umumnya berorientasi pada hasil luaran suatu
proses dapat merupakan tim yang serasi dalam menyusun suatu rencana pelayanan
kesehatan efektif dan efisien. Sistem pendekatan epidemiologi dalam perencanaan kesehatan
cukup banyak digunakan oleh para perencana pelayanan kesehatan baik dalam bentuk
analisis situasi dan penentuan prioritas maupun dalam bentuk penilaian hasil suatu kegiatan
kesehatan yang bersifat umum maupun seseorang yang khusus.

9
6) Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja.
Bentuk ini (occupational and environmental epidemiology) merupakan salah satu
bagian epidemiologi yang mempelajari dan menganalisis keadaan kesehatan tenaga kerja
akibat pengaruh keterpaparan pada lingkungan kerja baik yang bersifat fisik ,kimiawi,
biologi maupun sosial budaya serta kebiasaan hidup para pekerja .bentuk ini sangat berguna
dalam menganalisis tingkat kesehatan seperti serta untuk menilai keadaan dan lingkungan
kerja serta penyakit akibat kerja.
7) Epidemiologi kesehatan jiwa.
Merupakan salah satu dasar pendekatan dan analisis masalah gangguan jiwa dalam
masyarakat, baik mengenai keadaan kelainan jiwa kelompok penduduk tertentu, maupun
analisis berbagai faktor yang mempengaruhi timbulnya gangguan jiwa dalam masyarakat.
8) Epidemiologi Gizi.
Masalah ini erat hubungannya dengan berbagai faktor yang menyangkut pola hidup
masyarakat. Pendekatan masalah gizi masyarakat melalui epidemiologi gizi bertujuan untuk
menganalisis berbagai faktor yang berhubungan erat dengan timbulnya masalah gizi
masyarakat, baik yang bersifat biologis, dan terutama yang berkaitan dengan kehidupan
sosial masyarakat. Penanggulangan masalah gizi masyarakat yang disertai dengan surveilans
gizi lebih mengarah kepada penanggulangan berbagai faktor yang berkaitan erat dengan
timbulnya masalah tersebut dalam masyarakat dan tidak hanya terbatas pada saran-saran
individu atau lingkungan keluarga saja.
9) Epidemiologi perilaku.
Perilaku manusia merupakan salah satu faktor yang banyak memegang peranan
dalam menentukan derajat kesehatan suatu masyarakat. Bahkan menurut bloom, faktor
perilaku memberikan kontribusi terbesar dalam menentukan status kesehatan individu
maupun masyarakat. Mengingat bahwa faktor penyebab penyakit lebih bersifat kompleks ha
sehingga dalam epidemiologi kita lebih banyak melakukan pendekatan faktor resiko maka
faktor perilaku individu maupun masyarakat seperti kebiasaan hidup sehat individu dan
kepercayaan masyarakat tentang sesuatu yang berhubungan dengan kesehatan banyak
memberikan nilai risiko yang sering muncul dalam analisis video wp epidemiologi tentang
kejadian penyakit dalam masyarakat.

10
10) Epidemiologi Genetika
Dengan berkembangnya penelitian bidang biomolekuler maka terasa pula pentingnya
dikembangkan metode-metode analisis epidemiologi dalam bidang ini yang kemudian
berkembang menjadi epidemiologi genetika sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
pendekatan dan metode epidemiologi.

2.4. Penegertian Kejadian Luar Biasa (KLB)

Beberapa pengertian KLB (Kejadian Luar Biasa) :


1) Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian
kesakitan/kematian yang bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun
waktu tertentu. (Peraturan Menteri Kesehatan RI, Nomor 560/Menkes/Per/VIII/1989)
2) Kejadian Luar Biasa adalah timbulnya atau meningkatnya kejadian kesakitan atau kematian
yang bermakna secara epidemiologis dalam kurun waktu dan daerah tertentu. (Depkes, 2000)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Kejadian Luar Biasa (KLB) adalah
salah satu status yang diterapkan di Indonesia untuk mengklasifikasikan peristiwa merebaknya
suatu wabah penyakit. Untuk penyakit-penyakit endemis (penyakit yang selalu ada pada keadaan
biasa), maka KLB didefinisikan sebagai suatu peningkatan jumlah kasus yang melebihi keadaan
biasa, pada waktu dan daerah tertentu.

Tujuh Kriteria Kejadian Luar Biasa (KLB) Menurut Permenkes 1501 Tahun 2010 adalah :
1) Timbulnya suatu penyakit menular tertentu yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal
pada suatu daerah.
2) Peningkatan kejadian kesakitan terus-menerus selama 3 (tiga) kurun waktu dalam jam,hari
atau minggu berturut-turut menurut jenis penyakitnya.
3) Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan dengan periode
sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari, atau minggu menurut jenis penyakitnya.
4) Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan menunjukkan kenaikan dua kali
atau lebih dibandingkan dengan angka rata-rata jumlah per bulan dalam tahun sebelumnya.
5) Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun menunjukkan kenaikan
dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-rata jumlah kejadian kesakitan perbulan pada
tahun sebelumnya.

11
6) Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1 (satu) kurun waktu
tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh persen) atau lebih dibandingkan dengan
angka kematian kasus suatu penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
7) Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu periode menunjukkan
kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu periode sebelumnya dalam kurun waktu yang
sama.

2.5. Cluster Kasus


Memperkenalkan sebuah strategi dalam screening laporan kelompok penyakit yang
menjadi dasar inti dari tes statistic. Tes ini digunakan untuk mengidentifikasi cluster/ kelompok
yangsejauh ini menjamin penilaian epidemiologi (Fiore et al.1990). Inti screening ini
memberikan daerah nilai tengah antara semua penilaian laporan cluster yang ekstrim begitu juga
dengan yang bukanpenilaian penilaian laporan cluster.
Laporan cluster penyakit menggangu ahli-ahli kesehatan masyarakat, khususnya laporan
cluster/kelompok kanker dan hubungannya dengan kemampuan kontaminasi lingkungan dari
sumber utama yang berbahaya. Tema ini berulang-ulang diantara penilaian laporan cluster
penyakit yang mana sangat sedikit (kira-kira 5% usaha pdoduktif yang dicapai pada
pertimbangan harga/keuntungan).
Pertanyaan ketetapan kebijakan tentang bagaimana pemisahan banyak laporan cluster
bahwa perwakilan menerima tawaran untuk hadir pada kumpulan laporan kecil produktif dengan
upaya dan harga yang kecil. Banyak Negara yang mengembangkan protokol untuk merespon
laporan cluster penyakit dimana permintaan untuk menggolongkannya untuk peningkatan
produktifitas. Baru-baru ini United State Centers for Disease Control (CDC) memfokuskan pada
perkembangan standar protocol untuk evaluasi laporan cluster penyakit (CDC). CDC juga
memimpin penelitian terhadap arti yang halus mengenai trendalam data temporal untuk
pemantauan table laporan penyakit.
Kemungkinan tes statistic untuk mendeteksi pengelompokan penyakit adalah
Knox(1964). Metode Knox menggunakan pencapaian table kebetulan dimana pasangan kasus
ditetapkan pada sel table 2 x2 pada dasar kepuasan mereka, ya, tidak, atau keduanya dengan
criteria pendekatan tempat dan waktu. Secara terus menerus tes interaksi untuk waktu dan tempat
adalah dasar inti tes statistical yang mengusulkan evaluasi laporan cluster pada kejadian penyakit

12
yang jarang ( biasanya dibawah 30 kasus). Sejak bentuk pencapaian Knox sangat sederhana,
mungkin digunakan oleh dosen-dosen pada masyarakat untuk menjelaskan sasaran statistical,
analisis cluster. Biasanya strategi yang bagus dalam menggunakan lebih dari satu pencapaian
statistic untuk menaksir fakta dari kumpulan penyakit yang tidak biasa.
Program computer CLUSTER memuat 12 intistatistic tes. Dua tes masing-masing untuk
interaksi tempat dan waktu. Pengelompokan temporal, pengelompokan geografi, analisis rentetan
waktu, kerusakan monitoring kelahiran. Selama metode inidalam kategori single seharusnya
disetujui. Ketetapan antara memperkuat hasil penemuan yang menjadi pembatas yang signifikan
(p<0.05) dengan penggandaan metode statistical yang digunakan,persetujuan tiga atau lebih yang
bisa dilihat luar biasa. Jika lima atau lebih metode yang disetujui, penyebab kejadian cluster
mendapat perhatian yang besar sekali. Ingat, bagaimanapun juga, metode statistical hanya
membantu pertimbangan kausal, konsisten, biologi yang masuk akal, dan hubungan respon yang
seharusnya selalu banyak menghasilkan tes statistical. Sampai sekarang nilai p dapat menolong
ketika berhadapan dengan kebutuhan untuk membuat keputusan dalam menghadapi sesuatu yang
tidak pasti (missal ketika satu yang pantas terpilih dalam studi)

Cluster kasus didefinisikan sebagai berikut:


1) Sejumlah kasus yang terkait secara epidemiologi.
2) Keterkaitan dalam rangkaian penularan agent penyakit.
3) Keterkaitan dalam pajanan faktor risiko penyakit.

2.6. Pengertian Penyelidikkan KLB


Penyelidikan KLB (Kejadian Luar Biasa) dilaksanakan pada saat pertama kali
mendapatkan informasi adanya KLB atau dugaan KLB, penyelidikan perkembangan KLB atau
penyelidikan KLB lanjutan, dan penyelidikan KLB untuk mendapatkan data epidemiologi KLB
atau penelitian lainnya yang dilaksanakan sesudah KLB berakhir.
Penyelidikan epidemiologi pada Kejadian Luar Biasa adalah untuk mengetahui keadaan
penyebab KLB dengan mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian
tersebut, termasuk aspek sosial dan perilaku sehingga dapat diketahui cara penanggulangan dan
pengendaian yang efektif dan efisien (Anonim, 2004 dalam Wuryanto, 2009).
Penyelidikan KLB mempunyai tujuan utama yaitu mencegah meluasnya
(penanggulangan) dan terulangnya KLB di masa yang akan datang (pengendalian).

13
Langkah-langkah yang harus dilalui pada penyelidikan KLB, sebagai berikut:
1. Mempersiapkan penelitian lapangan
2. Menetapkan apakah kejadian tersebut suatu KLB
3. Memastikan diagnosa etiologis
4. Mengidentifikasikan dan menghitung kasus atau paparan
5. Mendeskripsikan kasus berdasarkan orang, waktu, dan tempat
6. Membuat cara penanggulangan sementara dengan segera (jika diperlukan)
7. Mengidentifikasi sumber penularan dan keadaan penyebab KLB
8. Merencanakan penelitian lain yang sistematis
9. Menetapkan saran cara pengendalian dan penanggulangan
10. Melaporkan hasil penyelidikan kepada instansi kesehatan setempat dan kepada sistim
pelayanan kesehatan yang lebih tinggi

14
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Epidemiologi berasal dari bahasa yunai yang terdiri dari 3 kata dasar yaitu epi yang
berarti pada atau tentang, demos yang berati penduduk dan kata terakhir adalalah logos yang
berarti ilmu pengetahuan. jadi epidemilogi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk.
Sedangkan dalam pengertian pada saat ini epidemiologi adalah suatu cabang ilmu kesehatan
untuk menganalisi distribusi dan faktor-faktor yang berhubungan dengan berbagai masalah
kesehatan dalam suatu penduduk tertentu dengan tujuan untuk melakukan pencegahan dan
penanggulangannya.
Tujuan Epidemiologi :
1. Meneliti populasi manusia
2. Mengendaikan wabah
a. Deskripsi penyakit
b. Menjelaskan mekanisme terjadinya penyakit

Ruang Lingkup Epidemiologi :

1. Epidemiologi penyakit menular


2. Epidemiologi penyakit tidak menular.
3. Epidemiologi klinik
4. Epidemiologi kependuduka
5. Epidemiologi Pengelolaan pelayanan kesehatan
6. Epidemiologi lingkungan dan kesehatan kerja
7. Epidemiologi kesehatan jiwa
8. Epidemiologi Gizi
9. Epidemiologi perilaku
10. Epidemiologi Genetika
3.2. Saran
Sebagai masyarakat kita seharusnya lebih memperhatikan kebersihan diri dan tempa
kita tinggal karna penyakit timbul sering kali timbul akibat kurangnya kesadaran masyarakat
akan kebersihan, hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya KLB (Kejadian Luar Biasa). Sebab
itu kita sebagai masyarkat harus lebih meningkatkan hidup bersih dan sehat.

15
DAFTAR PUSTAKA

(CDC, 1979; Barker, 1979; Greg, 1985; Mausner and Kramer, 1985; Kelsey et al., 1986;
Goodman et al., 1990 dalam Maulani, 2010)

Budiarto, Eko.2003. Pengantar Epidemiologi.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Bustan MN ( 2002 ). Pengantar Epidemiologi, Jakarta, Rineka Cipta

Nasry, Nur dasar-dasar epidemiologi

https://www.persi.or.id/images/regulasi/permenkes/pmk9492004.pdf

https://febbyhapsari.wordpress.com/2010/12/01/kejadian-luar-biasa-klb-3/

16

Anda mungkin juga menyukai