Anda di halaman 1dari 2

Biokompatibilitas Pada Dental

Material
Gani, BA., Immuno-Biokompabilitas pada Dental Material Implant: Review Article, Syiah Kuala
University, 2015:845
Biokompatibilitas pada dental material penting untuk dianalisis, karena berhubungan dengan
tempat aplikasi pada host dan efek biologi. Biokompatibilitas material implant memiliki unsur penting
untuk menjaga agar sistem imun dapat bersifat toleran terhadap material implan, untuk itu harus memiliki
sifat biokompatibilitas baik secara fisik maupun kimia, karena secara umum efek dari kegagalan material
implan dapat menyebabkan iritasi, sensitisasi dan toksik. Selain itu, terdapat tiga perbedaan tingkat
biokompatibilitas yang menjadi pertimbangan terhadap respons pada dental material.
Pertama, biokompatibilitas umum, berhubungan dengan reaksi material terhadap jaringan host,
termasuk tingkat toksik material pada seluler cenderung menjadi sifat bawaan dari material. Penggunaan
toksik material seperti merkuri atau nikel dapat mempengaruhi respons imun. Kedua, biokompatibilitas
secara imunologi, pada tingkat ini melihat bagaimana individu bereaksi dengan material dan ketiga,
biokompatibilitas secara bio-energetik, dimana respons material berdasarkan energi yang dihasilkan tubuh
seperti penggunaan akupuntur, dengan menggunakan alat (uji AK atau Muscle) dapat menentukan
bagaimana material bereaksi dengan badan berdasarkan tingkat energitik.

Powers JM, Sakaguchi RL, Craig’s Restorative Dental Material, 13 th Ed. London: Elsevier, 2012:128

Biokompatibilitas bahan gigi tergantung pada komposisi, lokasi, dan interaksinya dengan rongga
mulut. Bahan logam, keramik, dan polimer menimbulkan respons biologis yang berbeda karena
perbedaan komposisi. Lebih lanjut, beragam respons biologis terhadap bahan-bahan ini bergantung pada
apakah mereka melepaskan komponennya dan apakah komponen tersebut toksik, imunogenik, atau
mutagenik pada konsentrasi yang dilepaskan. Lokasi suatu bahan di rongga mulut sebagian menentukan
biokompatibilitasnya. Bahan yang biokompatibel jika kontak dengan permukaan mukosa mulut dapat
menyebabkan reaksi merugikan jika ditanam di bawahnya. Bahan yang beracun jika kontak langsung
dengan pulpa mungkin pada dasarnya tidak berbahaya jika diletakkan di atas dentin atau enamel.
Terakhir, interaksi antara material dan tubuh memengaruhi biokompatibilitas material. Respons material
terhadap perubahan pH, penerapan gaya, atau efek cairan biologis dapat mengubah biokompatibilitasnya.
Ciri-ciri permukaan suatu bahan dapat mendorong atau mencegah perlekatan bakteri, sel inang, atau
molekul biologis. Efek ini juga menentukan apakah bahan tersebut akan meningkatkan retensi plak,
menyatu dengan tulang, atau melekat pada dentin.

Anda mungkin juga menyukai