Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN HASIL PENGAMATAN BIOLOGI

PENGAMATAN JAMUR PADA TEMPE DAN ROTI BUSUK

Laporan disusun untuk memenuhi syarat tugas mata pelajaran


BIOLOGI
Guru : Dra. Hj. Narfia
X MIPA 1

OLEH :

FIRA FAHMIAH SYAFRIYANI B

MUHAMMAD FARHAN PRATAMA

MUHAMMAD EMIL SUBARKAH

FUNGKY AMELIA

ILDA WAHYUNINGSIH

FARA INSSANA

OLISIA AZZAHRA

SMAN 1 KENDARI
2016
PENGAMATAN JAMUR PADA TEMPE DAN ROTI BUSUK

I. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui jenis jamur
2. Untuk mengetahui struktur jamur

II. Landasan Teori

Jamur adalah organisme yang sel-selnya berinti sejati atau eukariotik,


berbentuk benang, bercabang-cabang, tidak berklorofil, dinding selnya mengandung
kitin atau selulosa atau keduanya, heterotrof, absortif dan sebagian besar tubuhnya
terdiri dari bagian vegetatif berupa hifa dan generatif yaitu spora.
Jamur merupakan kelompok organisme eukariotik yang membentuk dunia
jamur atau regnum fungi. Jamur pada umumnya multiseluler (bersel banyak). Ciri-ciri
jamur berbeda dengan organisme lainnya dalam hal cara makan, struktur
tubuh,pertumbuhan, dan reproduksinya.
Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa. Hifa
membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan semu
menjadi tubuh buah. Hifa adalah struktur menyerupai benang yang tersusun dari
dinding berbentuk pipa (Pelczar and Reid, 1958). Dinding ini menyelubungi membran
plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik.
Kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti sel
yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak bersepta
atauhifasenositik.Struktur hifa senositik dihasilkan oleh pembelahan inti sel berkali-
kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi
haustoria yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat
menembus jaringan substrat. Semua jenis jamur bersifat heterotrof. Namun, berbeda
dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan mencernakan makanan. untuk
memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari lingkungan melalui hifa dan
miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk glikogen. Oleh karena jamur
merupakan konsumen maka jamur bergantung pada substrat yang menyediakan
karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia lainnya. Semua zat itu diperoleh dari
ingkungannya. Sebagai makhluk heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat,
parasit fakultatif, atau saprofit. Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya
dapat hidup pada inangnya, sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup.
Misalnya,Pneumonia carinii (khamir yang menginfeksi paru-paru penderita AIDS).
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan inang yang
sesuai, tetapi bersifat saprofit jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti
kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahan bahan organik dalam bentuk sederhana yang dikeluarkan
oleh inangnya.
Jamur benang yang berukuran kecil dan biasanya bersifat uniseluler dapat
diamati dengan mikroskop. Mikroskop merupakan alat bantu yang memungkinkan
kita dapat mengamati obyek yang berukuran sangat kecil. Hal ini membantu
memecahkan persoalan manusia tentang organisme yang berukuran kecil. Ada dua
jenis mikroskop berdasarkan pada kenampakan obyek yang diamati, yaitu mikroskop
dua dimensi (mikroskop cahaya) dan mikroskop tiga dimensi (mikroskop stereo).
Sedangkan berdasarkan sumber cahayanya, mikroskop dibedakan menjadi mikroskop
cahaya dan mikroskop elektron.

III. Alat dan Bahan

Alat :

 Pipet tetes
 Gelas beaker
 Mikroskop
 Kaca objek
 Kaca penutup
 Jarum pentul

Bahan :

 Air secukupnya
 Tempe

 Roti berjamur

IV. Langkah Kerja


 Siapkan alat dan bahan untuk pengamatan.
 Ambilah sedikit sampel jamur dari tempe, oncom, nasi dan roti menggunakan
ujung jarum pentul. Letakkan jamur tersebut pada kaca objek yang telah
disiapkan.
 Tutup kaca objek dengan kaca penutup. Perhatikan supaya tidak ada gelembung
udara pada saat menutup objek kaca.
 Amati dengan menggunakan mikroskop, mulai dari perbesaran rendah sampai
tinggi.
 Gambarlah hasil pengatanmu.
V. Data Hasil Pengamatan

Media Keterangan dan


No. Gambar
Cendawan Ciri

1 Tempe 1. Hifa aseptat

2. Sporangium

3. Sporangiofor

4. Kolumela

5. Miselium

Perbesaran 10x0.25

2 Roti Berjamur 1. Hifa

2. Sporangium

3. Sel tunggal

Perbesaran 10x0.25
1. Jamur pada tempe

Perbesaran : 10 x
Jenis jamur : Rhizopus oryzae

Jamur pada tempe yang kami temukan adalah berwarna gelap, terdapat
cabang- cabang yang berupa hifa-hifa yang banyak, dan diujung hifa ada
sporangium yaitu sebagai kotak spora. Sayangnya jamur yang kami teliti kotak
sporanya pecah.

2. Jamur pada roti

Perbesaran : 10 x 4
Jenis jamur : Rhizopus stolonifer
Kami melakukan pengamatan pada roti yang telah basi dan terlihat jamur-
jamur yang telah tumbuh pada roti itu, jamur rori berwarna kehijauan dan hitam.
Yang kami amati di mikroskop, jamur ini memiliki hifa tipis bercabang-cabang
dan berfungsi sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat
yang diperlukan dari substrat. Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang
mencuat ke udara dan mengandung banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk
sporangium (sebagai penghasil spora).

VI. Pembahasan
1. Jamur pada tempe (Rhizopus oryzae)
Rhizopus oryzae

Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan


tempe. Jamur ini aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan mampu
menghasilkan asam laktat. Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai lemak
kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur ini juga mampu
menghasilkan protease. Menurut Sorenson dan Hesseltine (1986), Rhizopus oryzae
tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada penelitian, semakin lama waktu fermentasi,
pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4, sehingga jamur semakin menurun
karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur. Secara umum jamur juga
membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air untuk jamur lebih
sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air, jumlah nutrien dalam
bahan juga dibutuhkan oleh jamur.
Ciri-ciri :
- Koloni berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu
- Stolon halus atau sedikit kasar dan tidak berwarna hingga kuning kecoklatan,
- Sporangiofora tumbuh dari stolon dan mengarah ke udara, baik tunggal atau
dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora)
- Rhizoid tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan
sporangiofora sporangia globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa
(duri-duri pendek), yang berwarna coklat gelap sampai hitam bila telah
masak
- Kolumela oval hingga bulat, dengan dinding halus atau sedikit kasar
- Spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder.

Cara Reproduksi
Rhizopus bereproduksi secara aseksual dan seksual. Reproduksi secara
aseksual adalah dengan spora nonmotil yang dihasilkan oleh sporangium, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan konjugasi.

Klasifikasi jamur tempe


Kingdom : Fungi
Divisi : Zygomycota
Class : Zygomycetes
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus oryzae
2. Jamur pada roti basi (Rhizopus stolonifer)
Rhizopus stolonifer merupakan salah satu dari jenis jamur Zygomycotina.
Jenis jamur ini memiliki hifa pendek bercabang-cabang dan berfungsi sebagai akar
(rizoid) untuk melekatkan diri serta menyerap zat-zat yang diperlukan dari substrat.
Selain itu, terdapat pula sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara dan mengandung
banyak inti sel, di bagian ujungnya terbentuk sporangium (sebagai penghasil spora),
serta terdapat stolon (hifa yang berdiameter lebih besar daripada rizoid dan
sporangiofor). Berikut adalah gambar dari Rhizopus Stolonifer :

Gambar 1. Rhizopus Stolonifer.


Klasifikasi dari Rhizopus Stolonifer adalah sebagai berikut :
Kingdom : Fungi
Phylum : Zygomycota
Class : Zygomycota
Ordo : Mucorales
Familia : Mucoraceae
Genus : Rhizopus
Species : Rhizopus stolonifer
Rhizopus Stolonifer mempunyai beberapa karakteristik diantaranya : dapat
tumbuh pada suhu 5oC – 37oC, tetapi pertumbuhan optimumnya yaitu pada suhu
25oC. AW berkisar pada 0,93 tetapi di laboratorium telah terjadi pertumbuhan pada
MY50G agar mudah (0,89 aw) seperti beberapa lainnya mucorales, R.stolonifer dapat
tumbuh di bawah kondisi anaerobik.
Rhizopus Stolonifer dapat hidup / tumbuh pada roti atau buah-buahan lunak.
Dalam hal ini Rhizopus Stolonifer terutama banyak dijumpai pada roti dan
menyebabkan kerusakan pada roti tersebut. Hal tersebut dikarenakan spora tersebut
berada pada udara, tanah ataupun diri kita, yang kemudian apabila jatuh pada roti
maka spora tersebut akan tumbuh dengan sangat cepat.
Organisme ini menyebabkan cetakan roti menjadi hitam dengan membentuk
permukaan halus dari roti yang lembab menggembung ke angkasa. Miselium dari
R.stolonifera adalah yang terdiri atas tiga jenis haploid yang berbeda hyphae. Bagian
terbesar dari miselium terdiri dari dengan cepat bertumbuh hyphae yang bersifat
senositik (multinucleate) dan takbersekat (tidak yang dibagi oleh dinding lintang ke
dalam sel-sel atau kompartemen-kompartemen). Dari ini semua, cincin busur hyphae
"geragih-geragih" dibentuk. Geragih-geragih dari rizoid-rizoid di mana saja ujung-
ujung mereka berhubungan substrat. Sporangia membentuk di ujung sporangiofor-
sporangiofor, yang bersifat cabang lurus membentuk secara langsung di atas rizoid-
rizoid. Masing-masing sporangium mulai sebagai suatu bengkak ke dalam dimana
sejumlah nucleus mengalirkan, dan itu adalah pada akhirnya dikerat dari
sporangiofor-sporangiofor oleh pembentukan suatu sekat. Protoplasma di dalam
dibelah, dan suatu dinding sel dibentuk di sekitar masing-masing spora. Sporangium
menjadi hitam karena mendewasakan, memberi warna karakteristik cetakan nya.
Masing-masing spora, ketika dibebaskan, dapat berkecambah untuk menghasilkan
suatu miselium yang baru.
Reproduksi seksual terjadi hanya antara tegangan kawin yang berbeda, yang
biasanya berlabel + dan -. Meski tegangan yang kawin secara analisis yang tak dapat
dibedakan, mereka sering ditunjukkan dalam hidup diagram siklus sebagai bendera
yang berbeda. Ketika tegangan keduanya di dalamsudah dekat, menghasilkan
hormone-hormon yang menyebabkan ujung hyphal memasang bersama-sama dan
mengembangkan ke dalam gametangia, yang menjadi terpisah dari sisa tubuh fungal
oleh pembentukan septa. Tembok kota antara keduanya menyentuh dan memecahkan
gametangia, dan kedua protoplas-protoplas multinucleate datang berkumpul. + dan -
nucleus bergabung untuk membentuk suatu zigospora yang muda dengan beberapa
nucleus diploid. Zigospora lalu mengembangkan suatu tebal, mantel hitam keras dan
menjadi tidur, sering kali untuk beberapa bulan-bulan. Meiosis terjadi pada waktu
perkecambahan. Zigospora membuka dan menghasilkan suatu sporangium yang
serupa menghasilkan sporangium dengan tidak berkelamin, dan daur hidup mulai
kembali lagi. Berikut adalah gambar dari perkembangbiakan dari Rhizopus Stolonifer.
Gambar 2. Siklus reproduksi R. Stolonifer (Caroline Tong)
Uji luncuran yang disiapkan dari Rhizopus stolonifera sporangia, mencatat
pembedaan mycelia di dalam geragih-geragih, rizoid-rizoid, dan sporangiofor-
sporangiofor, sporangia dengan kolumela dan aplanospores (spora-spora tidak motil).
Juga menguji material yang dipelihara dan luncuran yang disiapkan dari Rhizopus
stolonifera reproduksi seksual, mencatat berbagai langkah-langkah dari formasi
zigospora.

3. Kesimpulan

Dari hasil pengamatan bentuk dan struktur jamur, dapat disimpulkan bahwa :

 Rhizopus oryzae,ditemukan pada preparat pada nasi,dan jamur tempe. Termasuk


dalam suku Mucoraceae di mana cara hidupnya sebagian besar dengan cara
saprofit,pembiakan generatif hanya akan terjadi jika dua hifa yang berlainan jenis
kelaminnya berjumpa dan bersatu. Koloni berwarna keputihan dan menjadi abu-
abu kecoklatan dengan betambahnya usia biakan, serta berdinding halus atau
agak kasar . Rhizoid berlawanan arah dengan sporangioor atau sporangiofor
muncul langsung dari stolon tanpa adanya rhizoid. Sporangiofor dapat tunggal
atau berkelompok hingga 5 kadang-kadang membentuk struktur seperti
percabangan menggarpu.
 Rhizopus stolonifer merupakan jamur yang hidup pada roti, biasanya berwarna
biru kehitam-hitaman, mempunyai maselium yang luas, bercabang-cabang, tak
bersepta, miselium yang tak bersepta dan berinti banyak disebut sonosit. Septanya
dibentuk pada batas alat-alat reproduksi seperti sporangium, gametangium, juga
terbentuk pada miselium tua. Miselium sering membentuk rhizoid. Sporangium
dari hifa yang mendukungnya terpisah oleh satu sekat, yang menonjol kedalam
sporangium; tonjolon ini dinamakan kolumela.
DAFTAR PUSTAKA

http://jc-aifhaaa.blogspot.com/2012/12/laporan-hasil-pengamatan-morfologi-
jamur.html

https://www.translate.com/english/jamur-pada-nasi-rhizopusoligosporus-rhizopus-
oligosporus-merupakankapang-dari-filum-zygomycota/55877622

http://bioselisthebest.blogspot.com/2013/05/neurospora-sitophila.html

http://bioyesalut.blogspot.com/2013/06/laporan-praktikum-taksonomi-jamur.html
LAMPIRAN

Gambar 1.
Tempe yang telah bermalam sebagai bahan pegamatan pertama

Gambar 2.
Myselium yang terdapat pada tempe yang di ambil sebagai bahan pengamatan

Gambar 3.
Roti yang telah bermalam di gunakan sebagai bahan pengamatan kedua
Gambar 4.
Hasil pengamatan pertama dengan bahan tempe dan nampak pada gambar, jamur dari tempe
Rhizopus oryzae yang sangat jelas dapat diamati dengan menggunakan mikroskop.

Gambar 5.
Hasil pengamatan kedua dengan bahan roti busuk, dan nampak jamur Rhizopus stolonifer
pada gambar yang sangat jelas diamati dengan mikroskop

Anda mungkin juga menyukai