Anda di halaman 1dari 5

F.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kegiatan 1 : Metode Pour Plate dan Spread Plate

Langkah Pertama :

1. Dengan teknik aseptik, timbang sampel yang berupa bahan padat 1 gr dan dihaluskan, sedangkan sampel cair diambil 1 ml.

2. Persiapkan pengenceran berseri sampel atau kultur bakteri, Jangan lupa untuk menggunakan pipet yang berbeda untuk setiap pengenceran.

Pengenceran bertingkat :

Gambar 1. Ilustrasi Tahapan Pengenceran Bertingkat

Sumber : http://duniachemistry.blogspot.com/

Tujuan dari pengenceran bertingkat yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan. Penentuan
besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9
untuk sampel dan pengenceran pertama dan selanjutnya, sehingga pengenceran berikutnya mengandung 1/10 sel mikroorganisme dari
pengenceran sebelumnya.

Prosedur Kerja :

1. Sampel yang mengandung bakteri dimasukan ke dalam tabung pengenceran pertama (1/10 atau 10 -1) secara aseptis (dari preparasi
suspensi). Perbandingan berat sampel dengan volume tabung pertama adalah 1 : 9 dan ingat akuades yang digunakan jika memakai
teknik rinse dan swab sudah termasuk pengencer 10-1. Setelah sampel masuk lalu dilarutkan dengan mengocoknya (pengocokan yang
benar dapat dilihat pada gambar disamping).
2. Diambil 1 ml dari tabung 10-1 dengan pipet ukur kemudian pindahkan ke tabung 10-2 secara aseptis kemudian dikocok dengan
membenturkan tabung ke telapak tangan sampai homogen. Pemindahan dilanjutkan hingga tabung pengenceran terakhir dengan cara
yang sama, hal yang perlu diingat bahwa pipet ukur yang digunakan harus selalu diganti, artinya setiap tingkat pengenceran digunakan
pipet ukur steril yang berbeda/baru. Prinsipnya bahwa pipet tidak perlu diganti jika memindahkan cairan dari sumber yang sama.

Tabel 1. Prosedur Kerja Metode Pour Plate dan Spread Plate

Metode Pour Plate Metode Spread Plate

Suspensi cairan sebanyak 0,1 ml diambil


1 ml suspensi bakteri hasil
menggunakan pipet ukur kemudian
pengenceran dimasukkan ke dalam
teteskan diatas permukaan agar yang
petridish steril.
Gambar 3a. Metode telah memadat.
Gambar 2a. Metode Pour
Spread Plate
Plate
Batang L atau batang drugal diambil
kemudian disemprot alkohol dan dibakar
Medium Nutrient Agar yg masih diatas bunsen beberapa saat, kemudian
dalam keadaan cair (suhu ± 500C) didinginkan dan ditunggu beberapa detik,
dituangkan ke dalam Petridish yang setelah itu disebarkan dengan
sudah mengandung suspensi bakteri. menggosokannya pada permukaan

Gambar 3b. Metode


supaya tetesan suspensi merata,
Gambar 2b. Metode Pour
Spread Plate penyebaran akan lebih efektif bila cawan
Plate
ikut diputar.

Kemudian cawan diputar untuk


menghomogenkan suspensi bakteri
dan media, lalu diinkubasikan secara Lalu diinkubasikan secara terbalik pada
terbalik pada temperatur optimum temperatur optimum selama 24- 48 jam.
selama 24-48 jam.

Gambar 2c. Metode Pour Gambar 3c. Metode


Plate Spread Plate
Teknik ini akan menyebarkan sel-sel
bakteri tidak hanya pada permukaan
agar saja melainkan sel terendam
agar (di dalam agar) sehingga Teknik ini akan membiarkan koloni
terdapat sel yang tumbuh bakteri tumbuh hanya pada permukaan
dipermukaan agar yang kaya O2 dan medium yang digunakan
Gambar 2d. Metode Pour ada yang tumbuh di dalam agar yang Gambar 3d. Metode
Plate Spread Plate
tidak banyak begitu banyak
mengandung oksigen.
Catatan :
 Alasan diteteskannya bakteri sebanyak 0,1 ml untuk spread plate dan 1 ml untuk pour plate karena spread plate ditujukan untuk
menumbuhkan dipermukaanya saja, sedangkan pour plate membutuhkan ruang yang lebih luas untuk penyebarannya sehingga
diberikan lebih banyak dari pada spread plate.
 Batang L yang terlalu panas saat digunakan untuk metode Spread Plate dapat menyebabkan sel-sel mikroorganisme dapat mati
karena panas.
 Metode Pour Plate dan metode Spread Plate dapat dibedakan berdasarkan media yang digunakan. Pada metode Pour Plate yaitu
Nutrient Agar yg masih dalam keadaan cair dengan suhu ± 500C, kemudian medium tersebut dituangkan ke dalam cawan petri
yang sudah terdapat suspensi bakterinya sedangkan pada metode Spread Plate menggunakan medium Nutrient Agar yang sudah
memadat setelah itu baru ditambahkan suspensi bakteri di atas permukaan medianya
3. Hitunglah jumlah koloni pada masing-masing petridish. Baik koloni yang tumbuh pada permukaan agar maupun koloni yang tumbuh
di dalam agar.
4. Selanjutnya perhitungan dilakukan terhadap cawan petri dengan jumlah koloni bakteri antara 30-300. Catatan : Jumlah koloni tiap
petridish adalah 30-300 koloni, jika memang tidak ada yang memenuhi syarat dipilih yang jumlahnya mendekati 30. Bila jumlah
populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni
akan menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni. Selain itu tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari
setengah luas petridish (spreader). Perhitungan Total Plate Countdinyatakan sebagai jumlah koloni bakteri hasil perhitungan dikalikan
faktor pengencer.

Kegiatan 2 : Perbedaan metode Pour Plate dan Spread Plate

Metode Pour Plate dan metode Spread Plate dapat dibedakan berdasarkan media yang digunakan. Pada metode Pour Plate yaitu
Nutrient Agar yg masih dalam keadaan cair dengan suhu ± 500C, kemudian medium tersebut dituangkan ke dalam cawan petri yang sudah
terdapat suspensi bakterinya sedangkan pada metode Spread Plate menggunakan medium Nutrient Agar yang sudah memadat setelah itu
baru ditambahkan suspensi bakteri di atas permukaan medianya.

Kegiatan 3 : Persyaratan Penghitungan Bakteri

Salah satu persyaratan penghitungan koloni bakteri yaitu tidak ada koloni yang menutup lebih besar dari setengah luas petridish
atau yang biasa disebut sebagai koloni Spreader. Artinya tidak ada koloni yang tumbuh menyebar secara memadat atau rantai koloninya
tidak terpisah secara jelas setelah inkubasi dengan total area melebihi setengah petridish seperti yang terlihat pada Gambar 4.

Anda mungkin juga menyukai