Anda di halaman 1dari 13

Laporan Praktikum Cryptogamae ke-2, kelompok 6

JAMUR MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS


Cindy Levania Berliana1, Rizal Maulana Hasby2, Ria Andani3
Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Negeri Sunan Gunung Djati Bandung
Email : cindylevania8@gmail.com
Jalan A.H. Nasution No. 105, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung, Jawa Barat 40614

ABSTRAK
Indonesia memiliki hutan tropis yang memiliki keanekaragaman flora dan faunanya. Kekayaan
floranya terdiri dari pohon dan tumbuhan tingkat rendah, salah satunya adalah jamur. Jamur
merupakan organisme bersel tunggal yang tidak memiliki klorofil dan dinding selnya tersusun oleh
selulosa. Tujuan pada praktikum ini adalah untuk mengetahui jenis dan struktur pada jamur
makroskopis dan jamur mikroskopis. Jamur makroskopis yang diamati jamur kuping (Auricularia
auricular) berbentuk unik seperti kuping dan kenyal. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) memiliki
bentuk seperti cangkang kerang, berwarna putih dan memiliki daging buah yang tebal. Jamur
Champignon (Agaricus camestris) memiliki tudung berwarna putih diatasnya dan berwarna coklat
pada lapisan bawahnya. Jamur Shitake (Lentinus edodes) memiliki bulu-bulu halus dan terdapat
tudung berwarna coklat. Jamur Merang (Volvariella volvaceae) memiliki ukuran yang kecil, kenyal,
dan berwarna coklat. Jamur mikroskopis adalah jamur yang berukuran kecil yang hanya dapat dilihat
di mikroskop. Jamur yang diamati adalah pada tempe, oncom, dan roti basi. Pada tempe yang terlihat
hanya spora, hifa, dan sporangiumnya saja, jamur pada tempe adalah Rhizopus oryzae. Pada oncom
yang terihat di mikroskop adalah hifa dan sporangium yang kecil, jamur pada ocom adalah Neuspora
sitophila. Sedangkan jamur pada roti busuk adalah Rizhopus stolonifer, hanya terlihat bagian spora
dan sporangium saja.
Kata kunci : Jamur, Makroskopis, Mikroskopis, Jamur Kuping (Auricularia auricular),
Jamur Champignon (Agaricus camestris), Jamur Shitake (Lentinus edodes), Jamur Merang
(Volvariella volvaceae), Jamur Tempe, Jamur Oncom, Jamur Roti Basi.

I. PENDAHULUAN tumbuhan tingkat rendah, salah satu di


Hutan tropis Indonesia merupakan antaranya ialah berbagai jenis jamur. Jenis-
suatu ekosistem yang memiliki jenis jamur pelapuk kayu banyak terdapat
keanekaragaman flora dan fauna yang di hutan alam Indonesia (Achmad, 2011).
tinggi. Kekayaan flora terdiri atas pohon- Jamur adalah makhluk hidup yang
pohon dan tumbuhan tingkat tinggi serta akrab dengan kehidupan kita sehari-hari.
Jamur atau fungi bervariasi dalam ukuran, Fungi umumnya multiseluler. Struktur
dari ragi yang uniseluler sampai jamur pada jamur tergantung pada jenisnya.
multiseluler, seperti jamur payung dan Tubuh jamur tersusun atas komponen
jamur kuping yang tumbuh di kayu. Pada dasar yang disebut hifa. Hifa merupakan
umumnya, jamur memiliki 3 karakteristik pembentuk jaringan yang disebut
utama, yaitu (1) eukariotik, (2) miselium. Miselium menyusun jalinan
menggunakan spora sebagai alat semua tubuh. Bentuk hifa menyerupai
perkembangbiakannya, dan (3) heterotrof. benang yang tersusun yang tersusun dari
Sebagai tambahan, jamur membutuhkan dinding berbentuk pipa (Indrayoga, 2013).
tempat yang lembab dan hangat agar dapat Jamur dapat dibedakan menjadi dua
tumbuh. Oleh karena itu, jamur banyak menurut penampakannya, yaitu jamur
ditemukan di makanan yang lembab, di makroskopis dan mikroskopis. Jamur
dasar kulit batang pohon, di dasar lantai makroskopis relatif mempunyai ukuran
hutan, serta di lantai kamar mandi yang yang besar dan dapat dilihat dengan mata
lembab. Oleh karena bersifat heterotrof, telanjang. Jamur mikroskopis dapat dilihat
secara ekologi jamur sangat penting karena dengan jelas menggunakan mikroskop.
berperan sebagai pengurai dan ikut andil (Waluyo, 2007).
dalam daur nutrisi yang ada di tanah Jamur makroskopis sering tumbuh di
(Subahari, 2008). tanah hutan karena terdapat humus yan
Sebagian besar tubuh fungi terdiri berlimpah. Namun, tidak jarang jamur
atas benang-benang yang disebut hifa yang makroskopis dapat tumbuh di padang
saling berhubungan berjalin semacam jala, rumput, di tanah, atau pada kotoran hewan
yaitu miselium. Miselum dapat dibedakan (Meitini, 2012). Jamur makroskopis dapat
atas miselium vegetativ yang berfungsi dipetik oleh tangan, berada diatas tanah,
nenyerap nutrien dari lingkungan dan tidak selalu dapat dimakan, dan tidak
miselium fertil yang berfungsi dalam hanya masuk ke dalam Basidiomycetes
reproduksi (Waluyo 2007). tetapi termasuk dalam kelompok
Jamur merupakan organisme bersel Ascomycetes (Chang dan Miles, 2004).
tunggal atau banyak dengan tidak memiliki Tujuan pada praktikum ini adalah
klorofil. Dinding sel jamur ada dan untuk mengetahui jenis dan struktur pada
tersusun oleh selulosa dan kitin. Selain itu, jamur makroskopis dan jamur mikroskopis
jamur bersifat heterotrof yaitu dengan
memperoleh makanan sendiri dari
penguraian substansi-substansi organik.
II. METODE menuliskan tempat hidup, jenis jamur,
2.1 Alat dan Bahan ordo dan marganya.
Pada praktikum ini tentang III. HASIL DAN PEMBAHASAN
jamur makroskopis dan jamur 3.1 Jamur Makroskopis
mikroskopis. Alat yang digunakan Pada praktikum ini mengamati
pada praktikum ini yaitu, object jamur makroskopis dengan mengamati
glass, cover glass, mikroskop, petri strukturnya, bagian-bagiannya dan
disk, dan disceting kit. Sedangkan, tekstur pada jamur tersebut.
bahan yang digunakan pada jamur No Foto Literatur
makroskopis yaitu Volvariella Jamur kuping Jamur kuping
(Auricularia (Auricularia
volvaceae (jamur merang), auricular) auricular)
Auricularia auricular (jamur 2

kuping), Agaricus camesris


(Champignon), Lentinus edodes 1.
1
(Shitake), dan Pleurotus ostreatus
(jamur tiram). Bahan untu1k jamur (Sumber : (Sumber: Yuli,
Dokumentasi 2010)
makroskopis yaitu, ragi, jamur pada Pribadi,
oncom, kamur pada tempe, dan 2017)
Keterangan : Klasifikasi :
jamur pada roti basi. 1. Tudung  Kingdom :
2.2 Cara Kerja bawah Fungi
2.2.1 Jamur Makroskopis 2. Tudung atas  Divisi :
Basidiomycota
Pertama menuliskan nama jamur  Class :
tersebut dan menyebutkan familinya. Agaricomycetes
 Ordo :
Gambar jamur tersebut dan Auriculariales
memberikan keterangan dan membuat  Famili :
Auriculariaceae
tabel dan menuliskan tempat
 Genus :
hidup, jenis jamur, ordo dan marganya. Auricularia
2.2.2 Jamur Mikroskpis  Spesies :
Auriculariauric
Pertama mengambil jamur pada ula
ragi, oncom. Lalu, meletakkannya pada
Pada praktikum kali ini mengamati
object glas dan diamati dengan
jamur mikroskopis, yaitu jamur kuping
mikroskop. Gambar jamur tersebut, beri
(Auricularia auricular). Jamur kuping
keterangan , membuat tabel, dan
(Auricularia auricula) merupakan spesies
jenis jamur kayu dari kelas jamur kuping adalah dengan menggunakan
Agaricomycetes. Jamur ini termasuk alat yang disebut basidium, basidium
dalam salah satu jenis jelly fungi yang berkumpul dalam badan yang disebut
unik Jamur kuping termasuk ke dalam basidiokarp, yang selanjutnya
jenis jamur mikroskopis karena dapat menghasilkan spora yang disebut
dilihat dengan mata telanjang. basidiospora (Hastiono, 2004).
Jamur memiliki miselium yang Menurut Neilla (2013), kadungan
bersekat dan dapat dibedakan menjadi 2 gizi pada jamur kuping yaitu protein,
macam yaitu : miselium primer (miselium lemak, karbohidrat, riboflavin, niacin, Ca,
yang selnya berinti satu, biasanya berasal K, P, Na, dan Fe. Jamur kuping biasa
dari basidiospora) dan miselium sekunder digunakan untuk pengental makanan dan
(miselium berinti dua yang merupakan penetral racun. Jamur kuping memiliki
hasil konjugasi dua mesilium primer) nilai ekonomi dan memiliki beberapa
(Yuli, 2008). Pada jamur kuping memiliki manfaatnya. Lendir jamur berkhasiat
bentuk yang unik karena mirip seperti mentralkan senyawa racun yang ada dalam
telinga, jamur ini tumbuh pada kayu lapuk. makanan. Jamur kuping juga bermanfaat
Kelompok jamur ini tumbuh di tempat bagi pengobatan jantung koroner,
dengan kelembaban tinggi (75-90%) menurunkan kekentalan darah, dan
dengan kisaran suhu 25 – 28oC. menghindari penyumbatan darat, terutama
Karakteristik yang diamati pada pada otak.
jamur kuping memiliki tekstur yang No Foto Literatur
kenyal, berwarna coklat tua, dan lembab. Jamur Tiram Jamur Tiram
(Pleurotus (Pleurotus
Menurut Gunawan (2000), Jamur kuping ostreatus) ostreatus)
memiliki tubuh yang keyal (mirip gelatin), 2

jika dalam keadaan segar. Bagian tubuh


2. 1
pada jamur ini seperti kuping, memiliki 3
diameter 2-15 cm, dan tipis berdaging.
(Sumber : (Sumber: Yuli,
Warna jamur ini pada umumnya hitam atau
Dokumentasi 2010)
coklat kehitaman tetapi adapula yang Pribadi,
2017)
berwarna coklat tua.
Keterangan : Klasifikasi :
Cara reproduksi vegetatif dari 1. Hifa  Kingdom :
jamur kuping adalah dengan membentuk 2. Tudung Fungi
buah  Filum :
tunas, dengan konidia, dan fragmentasi 3. Tangkai Basidiomycota
miselium. Sedangkan, reproduksi generatif  Class:
Homobasidio Permukaannya licin dan lembab. Daging
mycetes
buahnya berwarna putih dan cukup tebal.
 Ordo :
Agaricales Warna tubuhnya berbeda-beda tergantung
 Famili : jenisnya.
Tricholomatac
ea Reproduksi pada jamur tiram
 Genus : dengan cara seksual dan aseksual.
Pleurotus
 Spesies: Reproduksi aseksual dengan cara
P. ostreatus fragmentasi pada hifa dan spora (seperti
Pada pengamatan kedua adalah
konidia, oida, clamydospoera, dan
mengamati jamur tiram (Pleurotus
arthrospora), pembelahan sel, peertunasan
ostreatus). Jamur tiram ini merupakan
sel somatik atau spora, dan pembentukan
jenis jamur pelapuk. Jamur ini memiliki
spora. Sedangkan pada reproduksi seksual
keanekaragaman jenis yang tinggi, terlihat
melalui 3 fase yaitu plasmogami,
dari morfologi luarnya, seperti warnanya
karyogami, dan miosis (Darnetty, 2006).
tubuh buah, bentuk, ukuran tudung, ukuran
Jamur tiram putih merupakan jenis
tangkai, dan karaketer lainnya. Bentuk
jamur kayu yang memiliki kandungan
pada jamur tiram juga unik seperti jamur
nutrisi lebih tinggi dibandingkan dengan
kuping.
jenis jamur kayu lainnya.Jamur tiram putih
Jamur tiram termasuk kelas
mengandung protein, lemak, fosfor, besi,
Basidiomycetes. Menurut Daryanti
thiamin dan riboflavin lebih tinggi
(2014) , jamur dari kelas
dibandingkan jenis jamur lain (Jamilah,
homobasidiomycetes lebih mudah dilihat
2016). Manfaat dari jamur tiram adalah
dan diamati karena ukurannya lebih besar
meningkatkan metabolisme dan
daripada jenis jamur Ascomycetes yang
menurunkan kolesterol. Selain itu, manfaat
berukuran mikro. Terlihat jamur memiliki
jamur tiram untuk mengobati beberapa
bentuk melebar pada daging buahnya.
penyakit dabetes, lever, dan lainnya. Jamur
Pada pengamatan yang dilakukan,
ini sangat baik dikonsumsi bagi mereka
jamur tiram memiliki daging yag tebal,
yang ingin menurunkan berat badan karena
berwarna putih, terdapat gelombang pada
memiliki serat pangan yang tinggi
lapisan daging buahnya, dan teksturnya
(Suwito, 2006).
lembab. Menurut Agromedia (2002), jamur
tiram adalah jamur dengan bentuk tudung
yang menyerupai cangkang kerang dan
berdiameter antara 5-15 cm.
No Foto Literatur merupakan jamur pangan, jamur ini paling
Jamur Jamur banyak di budidayakan di dunia. Jamur ini
Champignon Champignon
(Agaricus (Agaricus dapat di panen ketika sudah berdiameter 2-
camestris) 1 camestris) 4 cm. Apabila tubuh buahnya dewasa
2 dengan payung yang mekar mempunyai
3 diameter 20 cm. Terdapat serabut pada
3 bagian miseliumnya.
Menurut Widyastuti (2009), jamur
(Sumber : (Sumber :
Dokumentasi Anonim, 2013) ini biasanya untuk berbagai makanan Barat
Pribadi, seperti pizza, omelet, dan selada. Jamur ini
2017)
Keterangan : Klasifikasi: memiliki aroma yang unik dan rasanya
1. Tudung  Kingdom : sedikit manis. Jamur ini bebas sodium, bebas
bawah Fungi
2. Tangkai lemak dan kaya akan protein dan lemak.
 Filum :
3. Basil Basidiomycota Apabila dipotong jamur ii akan berubah warna
 Class: menjadi warna coklat.
Homobasidio
mycetes No Foto Literatur
 Ordo : Jamur Jamur Shitake
Agaricales Shitake (Lentinus edodes)
 Famili : (Lentinus
edodes) 1
Agaricaceae
 Genus : 2
Agaricus
4.
 Spesies:
Agaricus
camsestris
(Sumber : (Sumber :
Pada pengamatan ketiga adalah Dokumentasi Sulistyowati,
pada jamur Champignon atau yang biasa Pribadi, 2013)
2017)
disebut sebagai jamur kancing. Jamur
Keterangan : Klasifikasi
kancing adalah salah satu jenis jamur yang 1. Tudung  Kingdom :
buah Fungi
sering dikonsumsi oleh masyarakat luas.
2. Tangkai  Divisi :
Jamur champignon sangat diminati baik Basidiomycota
oleh para konsumen maupun pelaku usaha.  Kelas :
Homobasidio
Akan tetapi jamur ini memiliki umur mycetes
simpan yang pendek atau cepat mengalami  Ordo :
Agaricales
kerusakan (L. Munkhgerel, 2013).  Famili :
Jamur kancing memiliki tudung Marasmiaceae
 Genus :
berwarna putih, berbentuk bulat, jamur ini Lentinus
 Spesies :  Ordo :
Lentinus Agaricales
edodes  Famili :
Plutaceae
Pengamatan selanjutnya adalah  Genus :
pada jamur shitake memiliki tudung Volvariella
 Spesies :
berwarna coklat. Menurut Widyastuti Volvariella
(2009), jamur ini tumbuh di permukaan vulvaceae
Jamur yang diamati adalah jamur
batang kayu yang melapuk. Tudung
tiram. Jamur ini memiliki tekstur yang
payung terbuka lebar, berwarna coklat,
lembab dan kenyal. Tudungnya berwana
memiliki bulu-bulu halus, sedangkan
coklat dan bagian dalamnya berwarna
dibagian bawahnya berwarna putih.
crem. Pada merang hanya terdapat
Manfaat dari jamur shitake ini
tuddudung, lamela ,dan kulit tudungnya
adalah untuk campuran dalam masakan
saja.
karena merupakan salahsatu jenis jamur
Jamur merang memiliki kandungan
pangan. Tetapi, pada batang shitake tidak
gizi yang lebih baik, dalam setiap 100
dimakan karena batangnya keras. Biasanya
gram jamur merang menghasilkan
orang Jepang menggunakannya sebagai
kandungan nutrisi: protein 1,8%, lemak
kaldu dasar makannan.
0,3%, karbohidrat 12-48% dari berat
No Foto Literatur
Jamur Jamur Merang kering, kalsium 30 mg, zat besi 0,9 mg,
Merang (Volvariella tiamin (vitamin B) 0,03 mg, riboflavin
(Volvariella volvaceae)
volvaceae) 0,01 mg, niacin 1,7 mg, vitamin C 1,7 mg,
kalori 24 mg, serta kandungan air 93,3 %.
2
Jamur merang juga bermanfaat untuk
5. 1 pengobatan seperti menurunkan kolesterol
darah, dapat menanggulangi kekurangan
(Sumber : (Sumber : gizi (Nini, 2016).
Dokumentasi Anonim, 2013)
Pribadi, 3.2 Jamur Mikroskopis
2017) Pada praktikum ini mengamati jamur
Keterangan : Klasifikasi :
makroskopis dengan mengamati
1. Basil  Kingdom :
2. Tudung Fungi strukturnya, bagian-bagiannya dan
buah  Divisi :
tekstur pada jamur tersebut
Basidiomycota
 Kelas :
Homobasidio
mycetes
sporangium, dan hifanya. Ukurannya
No Foto Literatur sangat kecil dan berwarna hijau dan putih
Jamur pada Jamur pada tempe didalam.
tempe
(Rhizopus oryzae) Jamur yang terdapat pada tempe
(Rhizopus
oryzae) adalah Rhizopus sp. Jamur Rhizopus
memiliki ciri-ciri yaitu : hifanya non
1 septet. Punya stolon dan rhizoid yang
berwarna tua apabila berwarna tua.
3
Panjangnya 1500 mm karena ukurannya
1. 2
(Sumber : yang memanjang (Solomon, 2011).
Dokumentasi
Rhizopus yaitu Hayati (2009)
Pribadi,
2017) yang menyatakan bahwa beberapa
(Sumber:
Rhizopus yang berperan dalam
Bunbun, 2013)
pembuatan tempe adalah Rhizopus
oligosporus dan Rhizopus oryzae.
Berdasarkan hal tersebut dapat diduga
Keterangan : Klasifikasi: bahwa tempe termasuk diantara Rizhoppus
Perbesaran  Kingdom : ligosporus dan Rizhopus oryzae. Rizhopus
10x0,25 Fungi
1. Spora  Divisi : oligosporus 80-120 mm lebih pendek
2. Hifa Zygomicota dari Rizhopus oryzae
3. Sporangiu  Kelas :
m Zygomycetes Ciri-ciri Rhizopus oryzae secara
 Ordo : umum, antara lain ialah hifa tidak
Mucorales
 Famili : bersekat(senositik), hidup sebagai
Mucoraceae saprotrof, yaitu dengan menguraikan
 Genus :
senyawa organik.Pembuatan tempe
Rhizopus
 Spesies : dilakukan secara aerobik. Reproduksi
Rhizopus
aseksual cendawan Rhizopus oryzae
oryzae
Pengamatan pertama pada jamur dilakukan dengan cara membentuk
mikroskopis yaitu pengamatan pada tempe sporangium yang didalamnya terdapat
dengan mengambil bagian berwarna sporangiospora. Pada Rhizopus oryzae
putihnya sedikit, lalu diamati di terdapat stolon, yaitu hifa yang terletak di
mikroskop. Berdasarkan perbandingan antara dua kumpulan sporangiofor (tangkai
dengan literatur, didapat bagian spora, sporangium). Reproduksi secara seksual
dilakukan dengan fusi hifa (+) dan hifa (-)
membentuk progamentangium meyerupai akson. Jamur ini termasuk ke
(Firmansyah, 2013). dalam kelompok kapang (berbentuk
filamen). Jamur ini memiliki morfologi
No Foto Literatur bentuk sporanya (konidia) berbentuk
Jamur pada Jamur pada seperti tepung yang merupakan khas dari
oncom oncom (Neuspora
(Neuspora sitophila) kapang ini.
sitophila) Neurospora sitophila dapat
2 dimanfaatkan untuk membuat oncom yang
3 populer bagi masyarakat Jawa Barat,
2.
1 Neurospora sitophila dapat menjadi
cadangan makanan untuk masa depan.
(Sumber : (Sumber:
Dokumentasi Bunbun, 2013) Jamur ini berwarna orange. Proses
Pribadi, perkembangbiakannya terjadi selama
2017)
proses fermentasi ampas tahu. Jamur ini
Keterangan : Klasifikasi: berkembang biak dengan cara seksual,
Perbesaran  Kingdom :
10x0.25 Fungi yang menghasilkan askus yang berisi
1. Spora  Divisi : askospora dari pertemuan antara
2. Sporangiu Ascomycota
m  Kelas : Neurospora sitophila jenis (+) bertemu
3. Hifa Ascomycetes dengan Neurospora sitophila jenis (-)
 Ordo :
Sordariales (Sumarsih, 2003).
 Family : No Foto Literatur
Sordariaceae Jamur pada Jamur pada roti
 Genus : roti basi basi (Rhizopus
Neurospora (Rhizopus stolonifer)
 Spesies : stolonifer)
Neurospora
siophila
Pengamatan selanjutnya adalah 1
3. 2
jamur pada oncom, cara pengambilan
sampelnya sama seperti tempe.
(Sumber :
(Sumber:
Berdasarkan perbandingan dengan Dokumentasi
Bunbun, 2013)
Pribadi,
literatuur yang ditemukan hifa dan
2017)
sporangium yang kecil.
Pada pengmatan ini, jamur pada Keterangan : Klasifikasi :
onco yaitu , Neurospora sitophila. Bentuk
Perbesaran 40x10  Kingdom :
1. Spora Fungi
jamur ini seperti ada guratan yang 2. Sporangiu  Divisi :
m Ascomycota Rhizopus stolonifer dapat tumbuh
 Kelas : di bawah kondisi anaerobik. Roti
Ascomycetes
 Ordo : berjamur merupakan cendawan yang
Mucorales memiliki hifa tidak bersekat (senositik),
 Family :
Mucoraceae reproduksi seksual (dengan membentuk
 Genus : zigospora) dan aseksual (dengan
Rhizopus
 Spesies : membentuk sporangiospora) (Campbell,
Rhizopus 2004).
stolonifer
Pengamatan selanjunya adalah IV. KESIMPULAN

jamur pada roti basi, roti yang digunakan Pada praktikum ini dapat

adalah roti tawar. Pemgambilan sampelnya disimpulkan bahwa :

dengan mengambil jamur pada roti lalu - Pada jamur makroskopis dapat

disimpan di kaca objek, lalu diamati di diamati dengan mata telanjang,

mikroskop. bentuk jamur makroskopis

Jamur pada roti basi ini terlihat memiliki bentuk yang unik

spora dan sporangiumnya saja yang tergantung jenisnya. Pada jamur

berukuran kecil. Jamur ini merupakan kuping memiliki bentuk seperti

salah satu dari jenis jamur Zygomycotina. telinga, berwarna coklat tua, dan

Jenis jamur ini memiliki hifa teksturnya kenyal. Jamur tiram

pendek bercabang cabang dan berfungsi memiliki bentuk seperti cangkang

sebagai akar (rizoid) untuk melekatkan diri kerang, berwarna putih, dan

serta menyerap zat-zat yang diperlukan dinding buahnya tebal berwarna

dari substrat. Selain itu, terdapat pula putih.


- Jamur mikroskopis yang diamati
sporangiofor (hifa yang mencuat ke udara
adalah pada jamur pada roti, jamur
dan mengandung banyak inti sel, di bagian
pada tempe, dan jamur pada
ujungnya terbentuk sporangium (sebagai
oncom. Jamur ini diamati di
penghasil spora), serta terdapat stolon (hifa
mikroskop adalah Rhizopus oryzae
yang berdiameter lebih besar daripada
dan terlihat strukturnya jamur pada
rizoid dan sporangiofor). Dapat tumbuh
tempe hanya terlihat spora,
pada suhu 50C-370C, tetapi pertumbuhan
sporangium, dan hifa. Jamur pada
optimumnya yaitu pada suhu 250C
oncom adalah Neuspora sitophila
(Campbell, 2004).
terdapat hifa dan sporangium.
Sedangkan pada jamur di roti basi
adalah Rhizopus stolonifer dan Situbondo. Jurnal Ilmu Dasar.
yang terlihat hanya spora dan Vol 4(1) : 58-62.
sporangiumnya saja. Daryanti. 2014. Pengaruh Pemberian
Dosis Tepung Cangkang Telur
DAFTAR PUSTAKA
Ayam terhadap Pertumbuhan
Achmad, E.N. Herliyana, I.Z. Siregar, dan
Jamur Tiram Putih (Pleurotus
O. Permana. 2011. Karakter
ostreatus) dan Sumbangannya
Morfologi dan Genetik Jamur
pada Mata Pelajaran Biolog
Tiram (Pleurotus spp.). Jurnal
dalam Materi Fungi di Kelas X SMA/MA.
Hort. Vol 21 (3) : 225-231.
Unpublished Paper. Program
Agromeda Pustaka. 2002. Budidaya
Sarjana IAIN Raden Fatah
Jamur Konsumsi : Shiitake,
Palembang. Palembang.
Kuping, Ling Zhi, Merang. Jakarta.
Firmansyah,W. 2013. Tugas Mikrobiologi
Anonim. 2013. Jamur yang dapat
Umum Kapang Dan Khamir.
Disantap.
Program Studi Ilmu Dan Teknologi
http://www.tembusbatas.com.
Pangan Jurusan Teknologi Hasil
Diakses pada tanggal 20 Oktober
Pertanian Fakultas Teknologi
2017. Pukul [16.13 WIB].
Pertanian Universitas Brawijaya.
Bunbun. 2013. Jamur Tempe.
Malang.
https://abisjatuhbangunlagi
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan
wordpress.com. Diakses pad
Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta
tanggal 20 Oktober 2017. Pukul
Gunawan, A.W. 2000. Usaha Pembibitan
[16.13 WIB].
Jamur. Penebar Swadaya. Jakarta.
Campbell NA. 2004. Biologi Edisi Kelima
Hastiono S. 2004. Hikmah hidup bersama
Jilid 2. Erlangga. Jakarta
cendawan. J Warta. Jakarta.
Chang, S.T. and P.G. Miles. 2004.
Indrayoga, Pande, dan, Made
Mushrooms cultivation, nutritional
. 2013. Identifikasi Jenis dan
value, medicinal effect, and
Populasi Jamur Tanah pada Habitat
environmental impack. . CRC
Tanaman Kubis (Brassic
Press. Second Edition. 477 p.
oleracea L.) Sehat dan Sakit Akar
Darnetty. 2006. Pengantar Mikologi.
Gada pada Sentra Produksi Kubis
Andalas Universitas Press. Padang.
di Kecamatan Baturiti Tabanan. E
Sulistyowati. 2013. Inventarisasi
-Jurnal Agroekoteknologi Tropika.
Jamur Makroskopis Kabupaten
Vol 2 (3) : 186.
Jamilah Nasution. 2016. Kandungan Solomon, E.P., L.R Berg., and D.W
Karbohidrat dan Protein Jamur Martin. 2011. Biology Ninth
Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) Edition. Brooks/Cole Cengage
pada Media Tanam Serbuk Kayu Learning. USA.
Kemiri (Aleurites moluccana) dan Subahar, T.S.S. 2008. Biologi. Penerbit
Serbuk Kayu Campuran. Jurnal Quadra. Surabaya.
Eksakta. Vol 1 (1) : 38-41. Sumarsih, Sri. 2003. Diktat Kuliah
L. Munkhgerel, N. Erdenechimeg, B. Mikrobiologi Dasar Jurusan Ilmu
Tselmuungarav, B. Amartuvshin, Tanah. UPN Veteran. Yogyakarta
Ts. Bolor, D. Regdel, P. Suwito, M. 2006. Resep Masakan Jamur
Odonmajig. 2013. Chemical dari Chef Ternama. PT.
Composition and Biological Agromedia Pustaka. Jakarta.
Activities of the Agaricus Waluyo L. 2007. Mikrobiologi Umum.
mushrooms. Mongolian Journal UMM Press. Malang.
of Chemistry. Vol 14 (40) : 41-45. Widyastuti, N. 2009. Pengembangan
Meitini W. Proboni. 2013. Eksplorasi dan Teknologi Bioproses Jamur Tiram
Identifikasi Jenis-Jenis Kelas (Pleurotus ostreatus) dan Jamur
Basidiomycetes di Kawasan Bukit Shiitake (Lentinus edodes) sebagai
Jimbaran Bali. Jurnal Biologi. Vol Sumber Gizi dan Bahan Pangan
16 (2) : 45-47. Fungsional. Orasi Pengukuhan
Neilla Nurillah, Lilik Setyobudi, dan Ellis Profesor Riset Bidang
Nihayati. 2013. Studi Pertumbuhan Bioteknologi Umum. BPPT-2
dan Produksi Jamur Kuping Desember 2009.
(Auricularia auricular) Pada Yuli Irianto, Ari Susilowati, dan
Substrat Serbuk Gergaji Kayu dan Wiryanto. 2008. Pertumbuhan
Serbuk Sabut Kelapa. Jurnal Kandungan Protein dan Sianida
Produksi Tanaman. Vol 1 (3) : 40 Jamur Kuping (Auricularia
-47. polytricha) pada Medium Tumbuh
Nini Rahmawati, Hasanuddin dan Serbuk Gergaji dan Ampas
Rosmayati. 2016. Budidaya dan Tapioka dengan Penambahan
Pengolahan Jamur Merang Pupuk Urea. Bioteknologi. Vol 5
(Volvariella volvaceae) dengan (2) : 43-50.
Media Jerami. Jurnal Abdimas Yuli. 2010. Jamur Mikroskopis.
Talenta. Vol 1 (1) : 58-63 https://yudi94.blogspot.com.
Diakses pada tanggal 20 Oktober
2017. Pukul [17:00 WIB].

Anda mungkin juga menyukai