Anda di halaman 1dari 5

A.

Sistem Peredaran Darah pada Paramecium

Paramecium caudatum adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya


seperti sandal, ukuran sekitar 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut)
pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel Paramaecium
berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar
(makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencernaan makanan), serta
vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa).
Pada Paramecium yang hanya terdiri atas satu sel, transportasi
dilakukan oleh sel itu sendiri. Proses masuknya gas oksigen ke dalam sel dan
pengeluaran gas karbondioksida terjadi secara difusi melalui membran plasma.
Sedangkan, makanan yang berukuran kecil ditelan oleh sel melalui sitostom
(mulut sel) yang kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Molekul-
molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara difusi atau pengangkutan
aktif oleh vakuola kontraktil masuk ke dalam sitoplasma.
Gerakan Paramecium caudatum dilakukan dengan menggetarkan
cilia atau rambut getarnya. Gerakan cilia sulit diamati oleh mikroskop karena
gerakannya sangat cepat. Untuk memperoleh makanan, Paramecium akan
menggetarkan cilia di sekitar celah mulutnya. Pada saat ini, terjadilah aliran
keluar masuk air pada mulut sel. Air ini banyak mengandung bakteri atau bahan
organik lainnya yang terkumpul di dalam mulut sel. Makanan yang terkumpul
akan masuk sitofaring (kerongkongan sel) lalu masuk ke vakuola makanan
untuk dicerna.
Paramecium caudatum dapat berkembang biak secara aseksual
(vegetatif) dengan membelah diri menjadi dua sel anak (pembelahan biner) dan
secara seksual (generatif) dengan konjugasi.

1
B. Reproduksi Paramecium secara Aseksual
(Pembelahan Biner)
Pembelahan biner (Binary Fission) pada Paramecium
caudatum terjadi secara melintang atau transversal. Dengan cara ini, satu sel
Paramecium akan terbagi menjadi dua bagian yang sama, lalu masing-masing
menjadi sel anakan Paramecium baru. Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar
di bawah ini.

Tahapan Pembelahan biner pada Paramecium caudatum:


 Sel Paramecium terdiri dari dua inti sel (nukleus) yaitu mikronukleus
yang berukuran kecil dan makronukleus yang berukuran lebih besar.
 Inti yang lebih kecil (mikronukleus) bertanggung jawab dalam proses
reproduksi. Dengan kata lain, mikronukleus berfungsi sebagai organela
penanda terjadinya proses reproduksi aseksual pada Paramaecium.
 Apabila kondisi lingkungan menguntungkan, nukleus yang lebih kecil
(mikronukleus) akan mengalami pembelahan secara mitosis dan menjadi
dua sel. Masing-masing inti sel bergerak ke ujung sel yang berlawanan.
Pada tahap ini, organel celah mulut mulai menghilang.
 Mengikuti pergerakan mikronukleus menuju kutub yang berlawanan,
maka nukleus yang lebih besar (makronukleus) juga terbelah menjadi dua
secara meiosis. Pada tahap ini, organel celah mulut “baru” mulai
terbentuk.
 Kemudian setalah itu, sel membelah secara melintang di tengah dan dua
vakuola kontraktil mulai terbentuk.
 Hasil dari pembelahan melintang tersebut adalah dua sel anakan
Paramecium yang serupa (identik), dan masing-masing sel anak memiliki
setengah organel sel dari sel induknya.

2
C. Reproduksi Paramecium secara Seksual
(Konjugasi)
Paramecium caudatum juga dapat bereproduksi secara seksual dengan
konjugasi. Prosesnya didahului dengan pertukaran inti antara dua individu lalu
berpisah dan masing-masing membelah menjadi dua individu. Reproduksi
seksual pada Paramecium terjadi terutama saat sel terkena kondisi stres. Untuk
lebih jelas mengenai perkembangbiakan Paramecium secara konjugasi ini,
silahkan kalian amati gambar berikut.

Tahapan Konjugasi pada Paramecium caudatum:


 Dua Paramecium saling berdekatan lalu saling menempel. Kemudian
terjadi dua sel saling menempel pada bagian mulut sel. Membran sel pada
sel yang saling menempel tersebut melebar dan terbentuk suatu saluran.
 Pada bagian masing-masing sel terdapat mikronukleus diploid (2n) yang
membelah secara meiosis menjadi 4 mikronukleus haploid (n), sedangkan
makronukleusnya tidak mengalami perubahan.
 Selanjutnya, masing-masing 4 mikronukleus haploid (n), di setiap sel
membelah secara mitosis menjadi 8 mikronukleus (n).
 8 mikronukleus (n) yang terbentuk, 7 mikronukleus hancur, sehingga
setiap sel hanya memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.
 Mikronukleus membelah secara mitosis menjadi 2 mikronukleus,
sedangkan makronukleus lenyap, sehingga pada masing-masing sel hanya
mengandung mikronukleus.

3
 Terjadi saling tukar-menukar mikronukleus, yaitu mikronukleus pindah
ke sel lain dan sebaliknya. Mikronukleus yang saling tukar-menukar
tersebut melebur dengan mikronukleus yang tidak pindah. Jadi, setelah
hasil peleburan itu, setiap sel memiliki mikronukleus diploid.
 Setiap sel yang telah memiliki mikronukleus diploid (2n), selnya pisah
dan konjugasi berakhir. Kemudian 1 mikronukleus membelah secara
mitosis menghasilkan 2 mikronukleus.
 Salah satu dari 2 mikronukleus itu tumbuh menjadi makronukleus,
sehingga setiap sel memiliki 1 mikronukleus dan 1 makronukleus.

4
KESIMPULAN
Paramecium caudatum adalah Ciliata yang hidup bebas. Bentuk selnya
seperti sandal, ukuran sekitar 250 mikron, mempunyai sitostom (celah mulut)
pada membran plasma, dan selnya diselubungi oleh pelikel. Sel Paramaecium
berisi dua inti sel yang terdiri atas inti kecil (mikronukleus) dan inti besar
(makronukleus), sitoplasma, vakuola makanan (pencernaan makanan), serta
vakuola kontraktil (pengeluaran zat sisa).
Pada Paramecium yang hanya terdiri atas satu sel, transportasi
dilakukan oleh sel itu sendiri. Proses masuknya gas oksigen ke dalam sel dan
pengeluaran gas karbondioksida terjadi secara difusi melalui membran plasma.
Sedangkan, makanan yang berukuran kecil ditelan oleh sel melalui sitostom
(mulut sel) yang kemudian dicerna di dalam vakuola makanan. Molekul-
molekul makanan yang telah dicerna, kemudian secara difusi atau pengangkutan
aktif oleh vakuola kontraktil masuk ke dalam sitoplasma.
Paramecium caudatum dapat berkembang biak secara aseksual
(vegetatif) dengan membelah diri menjadi dua sel anak (pembelahan biner) dan
secara seksual (generatif) dengan konjugasi. Pembelahan biner (Binary Fission)
pada Paramecium caudatum terjadi secara melintang atau transversal. Dengan
cara ini, satu sel Paramecium akan terbagi menjadi dua bagian yang sama, lalu
masing-masing menjadi sel anakan Paramecium baru. Paramecium caudatum
juga dapat bereproduksi secara seksual dengan konjugasi. Prosesnya didahului
dengan pertukaran inti antara dua individu lalu berpisah dan masing-masing
membelah menjadi dua individu. Reproduksi seksual pada Paramecium terjadi
terutama saat sel terkena kondisi stres.

Anda mungkin juga menyukai