Pembelahan sel dapat terjadi pada organisme uniseluler maupun multiseluler untuk
perkembangbiakan, pertumbuhan, dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sel
yang membelah disebut sel induk, sedangkan sel hasil pembelahannya disebut sel
anak. Cara pembelahan sel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung
(mitosis dan meiosis).
Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau spontan tanpa melalui
tahap-tahap pembelahan. Dari satu sel membelah menjadi dua sel sehingga
disebut juga pembelahan biner (binary fission). Pembelahan amitosis terjadi pada
organisme prokariotik, yaitu organisme yang tidak memiliki membran inti yang
membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma. Bahan inti berupa asam nukleat
tersebar di dalam sel karena tidak memiliki membran inti. Organisme prokariotik
seperti bakteri dan ganggang biru melakukan perkembangbiakan melalui
pembelahan secara amitosis.
Pembelahan sel bakteri ( Escherichia coli) melalui pembelahan biner
Mekanisme pembelahan amitosis adalah sebagai berikut:
Pada tahun 1882, seorang ahli anatomi Jerman bernama Walther Flemming
mengembangkan zat pewarna yang memungkinkan ia mengamati, untuk pertama
kali, perilaku kromosom selama mitosis dan sitokinesis. Mitosis merupakan bagian
dari siklus sel. Siklus sel dapat di bagi menjadi dua tahapan, yaitu interfase dan
fase mitotik (M). Interfase dan fase mitotik terjadi secara bergantian. Fase mitotik
(M) meliputi dua tahapan, yaitu mitosis yang segera diikuti oleh sitokinesis
(pembelahn sitoplasma). Jika mitosis tidak diikuti sitokinesis, akan terbentuk sel
tunggal yang memiliki beberapa inti sel.
Interfase
b. Fase S (fase sintesis), terjadi sintesis DNA dan DNA mengalami replikasi. Fase
ini berlangsung selama 6 – 8 jam.
Pada interfase akhir, di dalam sel sudah terbentuk nukleus (inti sel) yang
mengandung satu atau lebih anak inti (nukleolus=tunggal, nukleoli = jamak). Di
dalam inti sel terlihat benang-benang kromatin yang halus dan panjang yang telah
mengalami duplikasi. Di luar inti sel, terdapat sentrosom yang bereplikasi sehingga
berjumlah sepasang. Sentrosom memiliki struktur radial berbentuk aster (bintang).
Pada sel hewan, setiap sentrosomnya mengandung sepasang sentriol yang terbuat
dari mikrotubulus. Namun, pada sebagian besar sel tumbuhan, Fungi, dan alga
sentrosomnya tidak mengandung sentriol, tetapi tetap mampu membuat
serabut-serabut gelendong.
Pembelahan Mitosis
Profase
Telofase
Sitokinesis
c. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan yang berdinding sel saat sitokinesis
tidak membentuk alur pembelahan, tetapi vesikula-vesikula yang dihasilkan oleh
badan golgi berpindah di sepanjang mikrotubula di tengah-tengah sel.
Vesikula-vesikula yang membawa materi dinding sel tersebut bersatu membentuk
pelat sel. Pelat sel ini membesar hingga membran di sekelilingnya bergabung
dengan membran plasma, kemudian terbentuklah dinding sel baru yang
memisahkan kedua anak.
https://youtu.be/Xd63sFm-1s0
https://youtu.be/C6hn3sA0ip0
https://youtu.be/DwAFZb8juMQ
MEIOSIS
Meiosis merupakan jenis pembelahan sel yang terjadi dalam dua tahap, dilakukan
oleh organisme eukariotik yang bereproduksi secara seksual, dan menghasilkan
empat sel gamet dengan jumlah kromosom separuhnya dari sel semula. Meiosis
disebut juga pembelahan reduktif karena terjadi pengurangan jumlah kromosom
pada sel anak yang dihasilkan. Jika jumlah kromosom sel induk diploid (2n), akan
di hasilkan sel anak dengan jumlah kromosom yang haploid (n). Meiosis bertujuan
untuk mengurangi jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induk
sehingga menjaga jumlah kromosom individu dari generasi ke generasi berikutnya
akan tetap sama. Jika terjadi fertilisasi anatara sel kelamin jantan (n) dan sel
kelamin betina (n) yang dihasilkan melalui meiosis, akan dihasilkan zigot (2n) yang
nantinya tumbuh menjadi individu diploid (2n).
a. Interfase
Interfase adalah masa sebelum meiosis I. Pada interfase, terjadi hal-hal sebagai
berikut:
Prophase I
Prophase I merupakan fase terpanjang, yaitu 90% dari waktu yang diperlukan
dalam meiosis. Prophase I terbagi menjadi lima subphase, sebagai berikut:
a. Leptoten : Benang ktomatin yang panjang dan tipis mulai memendek, menebal,
dan memadat menjadi kromosom yang berbentuk seperti benang tunggal panjang.
Kromosom homolog sudah berada di kedua kutub, setiap kutub sudah memiliki
satu set kromosom yang haploid. Sitokinesis terjadi secara simultan (serentak)
dengan telofase I untuk membentuk dua sel anak. Pada sel hewan terbentuk alur
pembelahan, sedangkan pada sel tumbuhan terbentuk pelat sel. Hasil pembelahan
meiosis I adalah dua sel anak yang kromosomnya haploid, yaitu setengah pasang
kromosom homolog. Namun, kromosom tersebut terdiri atas sepasang kromatid.
Telophase I dan Sitokinesis
Interkinesis
Meiosis II
Meiosis II merupakan tahap pemisahan kromatid saudara dari kromosom haploid.
Meiosis II meliputi tahapan sebgai berikut:
Profase II
Metafase II
Kromosom berjajar di bidang ekuatorial dan terlihat hanya dalam satu baris.
Anafase II
Kromosom telah sampai di kedua kutub yang berlawanan. Terbentuk nukleolus dan
membran inti pada kutub sel yang berlawanan. Setiap inti dipisahkan oleh sekat
pembelahan. Pada sel hewan terbentuk alur pembelahan, sedangkan pada sel
tumbuhan terbentuk pelat sel. Pada akhir sitokinensis, dihasilkan empat sel anak
yang kromosomnya haploid.
https://youtu.be/dYsqeh2nzN8
https://youtu.be/BVO-Ram1L2M
https://youtu.be/nMEyeKQClqI
https://youtu.be/D1_-mQS_FZ0
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur. Sel induk telur (oogonium)
menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel ini disebut oosit primer.
Berbeda dengan spermatogenesis, sel oosit primer jauh lebih besar karena
mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Dua oosit sekunder (hasil
pembelahan meiosis I) berbeda ukuran dan fungsi. Satu oosit sekunder memiliki
ukuran yang lebih besar akan melakukan meiosis II dan menghasilkan satu sel telur
yang fungsional dan satu badan kutub yang berdegenerasi. Satu sel oosit sekunder
lain yang berukuran lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi
(mati). Dengan demikian oogenesis menghasilkan empat sel haplod, tetapi hanya
satu sel yang fungsional menjadi sel telur dan tiga badan polar yang berdegenerasi.
https://youtu.be/63hFfJOJg9w
Oogenesis adalah Proses pembentukan sel kelamin betina, yaitu sel telur (ovum).
Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Tahap pembelahan oogenesis sama dengan
spermatogenesis, yaitu mitosis (untuk memperbanyak diri), meiosis I, dan Meioasis
II. Oogenesis diawali dari sel=sel primordial diploid pada epitel germinal ovarium
yang berdiferensiasi menjadi sel induk ovum yang disebut oogonium. Oogonium
(oogonia =jamak) memperbanyak diri secara mitosis. Oogonium pada manusia
memiliki kromosom berjumlah 46, yaitu 22 AA + XX, atau 44 A +XX, dapat
dituliskan 44, XX yang artinya memiliki 44 autosom dan gonosom XX . Mekanisme
oogenesis adalah sebagai berikut:
Oosit sekunder kemudian membelah secara meisos II menjadi dua sel dengan
ukuran yang tidak sama, sel yang berukuran lebih besar serta mengandung
sitoplasma dan kuning telur disebut ootid. Sementara itu, sel yang berukuran lebih
kecil dan hanya mengandung inti disebut badan polar II (badan kutub II atau
polosit sekunder). Badan polar II merupakan hasil pembelahan badan polar I.
Ketiga badan polar II yang berukuran kecil tersebut kemudian akan hancur.
Ootid mengalami proses pertumbuhan dan pematangan menjadi ovum atau sel
telur yang funsional, artinya jika dibuahi oleh spermatozoa akan menjadi zigot,
Ovum memiliki kromosom yang haploid (n0. kromosom ovum pada manusia yaitu
22 A + X.
Berbeda dengan laki-laki, perempuan sudah memiliki 6 -7 juta oosit primer sejak
masa embrio. Namun, jumlahnya akan menurun terus sehingga masa pubertas
hanya tersisa sebnyak 300- 400 yang bisa hidup dan berkembang menjadi ovum
matang untuk diovulasikan satu persatu setiap bulannya. Hal tersebut yang
menyebabkan perempuan di usia tua kehabisan oosit primer sehingga proses
oogenesis terhenti, disebut menopause, Masa menopause perempuan
berbeda-beda, berkisar antara usia 45 -55 tahun.
Jika terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoa, akan terbentuk zigot dengan sifat
gabungan atau memiliki jumlah kromosom yang merupakan penjumlahan dari
kedua kromosom orang tuanya, yaitu sebagai berikut:
Alat kelamin betina dinamakan putik (pistillum). Putik tersusun dari kepala putik
(stigma), tangkai putik (stilus), dan bakal buah (ovarium). kepala putik merupakan
tempat terjadinya penyerbukan. Tangkai putik merupakan tempat pertumbuhan
buluh serbuk sari. Sementara itu, bakal buah merupakan tempat terjadinya sel telur,
pembuahan, dan perkembangan biji. Di dalam ovarium, akan terbentuk bakal biji
(ovul) jika terjadi pembuahan.
Tumbuhan berbunga lengkap memiliki putik dan benang sari sehingga proses
pembentukan gamet jantan maupun gamet betina dapat terjadi dalam bunga yang
sama. Sementara itu, tumbuhan berbunga tidak lengkap hanya memiliki benang
sari saja atau putik saja sehingga proses gametogenesis jantan dan betina terjadi
secara terpisah pada bunga yang berbeda. Tumbuhan berbunga tidak lengkap
dibedakan menjadi dua macam, yaitu berumah satu (bunga jantan dan betina
dalam satu individu) dan berumah dua (bunga jantan dan betina terdapat pada
individu yang berbeda).
Mikrosporogenesis
Setelah penyerbukan (butir serbuk sari jatuh di kepala putik), butir serbuk sari akan
tumbuh membentuk buluh polen. Nukleus generatif di dalam buluh polen
mengalami generatif I) dan nukleus sperma II (inti generatif II). Pada tahap ini,
terbentuk gametofit jantan yang memiliki 3 nukleus, yaitu nukleus sperma I, nukleus
sperma II, dan nukleus tabung. ketiganya bersifat haploid.
Megasporogenesis
Inti-inti di dalam sel kantong embrio akan menempatkan diri, yaitu sebagai berikut :
a. Satu inti di tengah dekat mikropil berkembang menjadi ovum (sel telur) yang
haploid (n)
b. Dua inti di samping kanan kiri ovum disebut sinergid yang haploid (n) akan
berdegenerasi dan mati
c. Dua inti di tengah-tengah bergabung dan melebur menjadi fusi nukleus polar (
disebut juga inti kandung lembaga sekunder) yang diploid (2n).
DAFTAR PUSTAKA