Anda di halaman 1dari 32

PEMBELAHAN SEL

Pembelahan sel dapat terjadi pada organisme uniseluler maupun multiseluler untuk
perkembangbiakan, pertumbuhan, dan mengganti sel-sel yang rusak atau mati. Sel
yang membelah disebut sel induk, sedangkan sel hasil pembelahannya disebut sel
anak. Cara pembelahan sel dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu
pembelahan secara langsung (amitosis) dan pembelahan secara tidak langsung
(mitosis dan meiosis).

A. Pembelahan Sel secara Langsung (Amitosis)

Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau spontan tanpa melalui
tahap-tahap pembelahan. Dari satu sel membelah menjadi dua sel sehingga
disebut juga pembelahan biner (binary fission). Pembelahan amitosis terjadi pada
organisme prokariotik, yaitu organisme yang tidak memiliki membran inti yang
membatasi nukleoplasma dengan sitoplasma. Bahan inti berupa asam nukleat
tersebar di dalam sel karena tidak memiliki membran inti. Organisme prokariotik
seperti bakteri dan ganggang biru melakukan perkembangbiakan melalui
pembelahan secara amitosis.
Pembelahan sel bakteri ( Escherichia coli) melalui pembelahan biner
Mekanisme pembelahan amitosis adalah sebagai berikut:

1. Replikasi kromosom mulai. Segera sesudahnya, satu salinan origo


bergerak dengan cepat ke arah ujung sel yang lain melalui mekanisme
yang belum dipahami sepenuhnya.
2. Replikasi berlanjut. Kini di setiap ujung sel terdapat satu salinan origo.
Sementara itu sel memanjang.
3. Replikasi selesai. Membran plasma tumbuh ke dalam, dan dinding sel
baru akan ditumpuk.
4. Dua sel anakan dihasilkan

B. Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis)

Pada tahun 1882, seorang ahli anatomi Jerman bernama Walther Flemming
mengembangkan zat pewarna yang memungkinkan ia mengamati, untuk pertama
kali, perilaku kromosom selama mitosis dan sitokinesis. Mitosis merupakan bagian
dari siklus sel. Siklus sel dapat di bagi menjadi dua tahapan, yaitu interfase dan
fase mitotik (M). Interfase dan fase mitotik terjadi secara bergantian. Fase mitotik
(M) meliputi dua tahapan, yaitu mitosis yang segera diikuti oleh sitokinesis
(pembelahn sitoplasma). Jika mitosis tidak diikuti sitokinesis, akan terbentuk sel
tunggal yang memiliki beberapa inti sel.

Mitosis merupakan pembelahan inti sel (nukleus) melalui tahapan-tahapan yang


berurutan dan teratur. Meiosis menghasilkan nukleus pada kedua sel anakan
dengan sifat genetik ekuivalen (sama) dengan sel induknya. Satu sel induk dengan
kromosom diploid (2n) yang membelah secara mitosis akan menghasilkan sel
anakan yang memiliki kromosom bersifat diploid (2n) juga. Mitosis biasanya
merupakan fase terpendek, yaitu berlangsung sekitar 1 jam dari waktu total siklus
sel selama 18 -24 jam (pada sel hewan umumnya).

Interfase

Sebelum sel mengalami pembelahan, sel akan mengalami masa interfase.


Interfase merupakan fase persiapan yang paling lama dari keseluruhan siklus sel,
yaitu kira-kira 90% dari siklus sel. Interfase merupakan fase antara fase mitotik
yang satu dengan fase mitotik berikutnya. Interfase bukanlah fase istirahat, tetapi
fase ketika sel mengumpulkan energi untuk tumbuh, menyalin (replikasi) DNA,
menghasilkan protein, dan membentuk organel sel dalam sitoplasma. Interfase
dibagi menjadi tiga subfase sebagai berikut:
a. Fase G1 atau gap-1 (Growth-1, pertumbuhan primer), yaitu sel mengalami
pertumbuhan sehingga tampak lebih besar. Fase ini berlangsung selama 6 -12 jam.

b. Fase S (fase sintesis), terjadi sintesis DNA dan DNA mengalami replikasi. Fase
ini berlangsung selama 6 – 8 jam.

c. Fase G2 atau gap-2 (Growth-2, pertumbuhan sekunder), terjadi pertumbuhan


lagi dan terbentuklah organel-organel sel hingga pembelahan sel membelah. Fase
ini berlangsung selama 3 – 4 jam.

Pada interfase akhir, di dalam sel sudah terbentuk nukleus (inti sel) yang
mengandung satu atau lebih anak inti (nukleolus=tunggal, nukleoli = jamak). Di
dalam inti sel terlihat benang-benang kromatin yang halus dan panjang yang telah
mengalami duplikasi. Di luar inti sel, terdapat sentrosom yang bereplikasi sehingga
berjumlah sepasang. Sentrosom memiliki struktur radial berbentuk aster (bintang).
Pada sel hewan, setiap sentrosomnya mengandung sepasang sentriol yang terbuat
dari mikrotubulus. Namun, pada sebagian besar sel tumbuhan, Fungi, dan alga
sentrosomnya tidak mengandung sentriol, tetapi tetap mampu membuat
serabut-serabut gelendong.

Fase-Fase pada Mitosis


Secara konvensional mitosis dibagi menjadi lima tahap : profase (prophase),
prometafase (prometaphase), metafase (metaphase), anafase, (anhaphase), dab
telofase (telophase).

Pembelahan Mitosis
Profase

1. Serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi


menjadi kromosom diskret yang dapat diamati dengan mikroskop
cahaya.
2. Nukleolus lenyap.
3. setiap kromosom terduplikasi tampak sebagai dua kromatid saudara
identik yang tersambung pada sentromernya dan sepanjang
lengannya oleh kohesi (kohesi kromatid saudara).
4. Gelendong mitotik (diberi nama demikian karena bentuknya) mulai
terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrosom dan mikrotubulus yang
menjulur dari sentrosom. susunan radial mikrotubulus-mikrotubulus
yang lebih pendek dan menjulur dari sentrosom disebut aster
(bintang).
5. Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong
oleh mikrotubulus yang memanjang diantaranya.
Prometafase

1. Selaput nukleus terfragmentasi


2. Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat
memasuki wilayah nukleus
3. Kromosom menjadi semakin terkondensasi
4. Masing-masing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini
memiliki kinetokor, struktur protein terspesialisasi yang terletak pada
sentromer.
5. Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor, menjadi mikrotubulus
kinetokor mikrotubulus ini menarik-narik kromosom maju-mundur
6. Mikrotubulus non kinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang
berasal dari kutub gelendong yang berseberangan
Metafase

1. Metafase merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali


berlangsung sekitar 20 menit.
2. Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang berseberangan.
3. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang
berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong.
Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
4. untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang berseberangan.
Anafase

1. Anafase merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali


berlangsung hanya beberapa menit.
2. Anafase dimulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan
kedua kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara
tiba-tiba. Setiap kromatid pun menjadi satu kromosom utuh.
3. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju
ujung-ujung sel yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor
memendek. Karena mikrotubulus ini melekat ke wilayah sentromer,
kromosom bergerak ke sentromer terlebih dahulu (dengan kecepatan
sekitar 1mm/menit).
4. Sel memanjang saat mikrotubulus non kinetokor memanjang.
5. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang
sama dan lengkap.

Telofase

1. Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel


2. Selaput nukleus muncul dari fragmen-fragmen selaput nukleus sel
induk dan bagian-bagian lain dari sistem endomembran.
3. Nukleolus muncul kembali
4. Kromosom menjadi kurang terkondensasi
5. Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi dua nukleus yang identik
secara genetik, sekarang sudah selesai.

Sitokinesis

1. Pembelahan sitoplasma biasanya sudah berlangsung cukup jauh pada


akhir telofase, sehingga kedua sel anakan muncul tak lama setelah
mitosis berakhir
2. Pada sel hewan, sitokinesis melibatkan pembentukan lekukan
penyibakan, yang membagi sel menjadi dua.

Pada fase sitokinesis terjadi hal-hal sebagai berikut:

a. Pembelahan sitoplasma diikuti dengan pembentukan sekat yang memisahkan


kedua bagian sel sehingga terbentuk dua sel anak.

b. Pada sel hewan, sitokinesis diawali dengan pembentukan alur pembelahan di


bidang ekuatorial (di tengah-tengah sel). Pada sisi alur pembelahan sitoplasma
terdapat cincin kontraktil tersusun dari mikrofilamen aktin dan molekul protein
miosin. Kontraksi cincin mikrofilamen tersebut menyebabkan alur pembelahan
semakin dalam sehingga pada akhirnya terbentuk dua sel anak.

c. Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan yang berdinding sel saat sitokinesis
tidak membentuk alur pembelahan, tetapi vesikula-vesikula yang dihasilkan oleh
badan golgi berpindah di sepanjang mikrotubula di tengah-tengah sel.
Vesikula-vesikula yang membawa materi dinding sel tersebut bersatu membentuk
pelat sel. Pelat sel ini membesar hingga membran di sekelilingnya bergabung
dengan membran plasma, kemudian terbentuklah dinding sel baru yang
memisahkan kedua anak.
https://youtu.be/Xd63sFm-1s0

https://youtu.be/C6hn3sA0ip0

https://youtu.be/DwAFZb8juMQ

MEIOSIS

Meiosis merupakan jenis pembelahan sel yang terjadi dalam dua tahap, dilakukan
oleh organisme eukariotik yang bereproduksi secara seksual, dan menghasilkan
empat sel gamet dengan jumlah kromosom separuhnya dari sel semula. Meiosis
disebut juga pembelahan reduktif karena terjadi pengurangan jumlah kromosom
pada sel anak yang dihasilkan. Jika jumlah kromosom sel induk diploid (2n), akan
di hasilkan sel anak dengan jumlah kromosom yang haploid (n). Meiosis bertujuan
untuk mengurangi jumlah kromosom separuh dari jumlah kromosom sel induk
sehingga menjaga jumlah kromosom individu dari generasi ke generasi berikutnya
akan tetap sama. Jika terjadi fertilisasi anatara sel kelamin jantan (n) dan sel
kelamin betina (n) yang dihasilkan melalui meiosis, akan dihasilkan zigot (2n) yang
nantinya tumbuh menjadi individu diploid (2n).

Fase-Fase Pada Meiosis


Pada dasarnya, Fase-fase meiosis menyerupai mitosis, hanya saja pada
meiosisterjadi dua kali pembelahan secara berturut-turut, yaitu meiosis I dan
meiosis II. Sebelum meiosis, terjadi interfase. Pembelahan meiosis meliputi
tahapan sebagai berikut:

a. Interfase

Interfase adalah masa sebelum meiosis I. Pada interfase, terjadi hal-hal sebagai
berikut:

● DNA bereplikasi sehingga terbentuk dua salinan DNA


● sentrosom bereplikasi menjadi dua buah
b. Meiosis I

Meiosis I merupakan tahap pemisahan kromosom homolog atau pembelahan


reduksional yang menghasilkan dua sel haploid dari satu sel diploid. Meiosis I
meliputi prophase I, metaphase I, anaphase I, telophase I, dan sitokinesis I.
Prophase I

Prophase I
Prophase I merupakan fase terpanjang, yaitu 90% dari waktu yang diperlukan
dalam meiosis. Prophase I terbagi menjadi lima subphase, sebagai berikut:

a. Leptoten : Benang ktomatin yang panjang dan tipis mulai memendek, menebal,
dan memadat menjadi kromosom yang berbentuk seperti benang tunggal panjang.

b. Zigoten: Kedua sentrosom kembar bergerak ke arah kutub yang berlawanan.


Kromosom homolog (berasal dari kedua induknya) berdekatan dan berpasangan
membentuk sinapsis. Kromosom homolog memiliki bentuk, ukuran, dan struktur
yang sama, kecuali kromosom seks X dan Y

c. Pakiten : setiap kromosom terlihat sedang berduplikasi menjadi dua kromatid


dengan sentromer tetap menyatu. Pasangan kromosom homolog yang membentuk
sinapsis dan berduplikasi tersebut terlihat sebagai tetrad (bivalen) yang merupakan
kompleks empat krmatid

d. Diploten : Pasangan kromosom homolog saling merenggang tetapi beberapa


bagian dari kromosom homolog terjadi pelekatan atau saling menyilang membentuk
kiasma (kiasmata : jamak). Pada kiasma, terjadi pindah silang (Crossing over) yang
memungkinkan terbentuknya rekombinasi ( kombinasi gen baru). Pindah silang
menyebabkan sifat sel anak hasil pembelahan meiosis tidak identik dengan sel
induknya dan merupakan mekanisme terbentuknya keanekaragaman individu.

E. Diakinesis : Nukleolus (anak inti) dan membran inti menghilang. Terbentuk


benang-benang spindel (mikrotubula) diantara kedua sentrosom yang berada di
kedua kutub yang berlawanan.
Metaphase I

Kromosom tetrat bergerak ke bidang ekuatorial (pelat metafase) sehingga tampak


dua barisan kromosom kembar. Mikrotubula kinetokor dari satu kurub sel
melekatkan diri pada setiap sentromer kromosom dan mikrotubula dari kutub yang
berlawanan menempel pada sentromer kromosom homolog.
Metaphase I
Anaphase I

Benang-benang spindel menggerakkan dan menarik kromosom homolog ke arah


kutub yang berlawanan sehingga pasangan kromosom homolog tersebut terpisah.
Sentromer tidak terpisah, melainkan tetap menyatukan kromatid saudara sehingga
masing-masing kromosom homolog tersebut tetap terdiri atas dua kromatid
saudara. Anaphase I menyebabkan unit kromosom diploid (2n) terbagi menjadi dua
unit kromosom yang masing-masing bersifat haploid (n).
Anaphase I
Telophase I dan Sitokinesis I

Kromosom homolog sudah berada di kedua kutub, setiap kutub sudah memiliki
satu set kromosom yang haploid. Sitokinesis terjadi secara simultan (serentak)
dengan telofase I untuk membentuk dua sel anak. Pada sel hewan terbentuk alur
pembelahan, sedangkan pada sel tumbuhan terbentuk pelat sel. Hasil pembelahan
meiosis I adalah dua sel anak yang kromosomnya haploid, yaitu setengah pasang
kromosom homolog. Namun, kromosom tersebut terdiri atas sepasang kromatid.
Telophase I dan Sitokinesis
Interkinesis

Periode antara meiosis I dengan meiosis II yang waktunya berbeda-beda pada


setiap spesies. Pada beberapa spesies, kromosom menyebar, nukleolus dan
membran inti mulai terbentuk kembali, dan terjadi interfase dahulu sebelum meiosis
II. Namun, pada sepesies lainnya, sel anak hasil telofase I segera mengalami
pembelahan meiosis II. Sebelum pembelahan meiosis II, tidak terjadi replikasi DNA.

Meiosis II
Meiosis II merupakan tahap pemisahan kromatid saudara dari kromosom haploid.
Meiosis II meliputi tahapan sebgai berikut:

Profase II

Gelendong pembelahan (benang spindel) mulai terbentuk. kromatid saudara masih


melekat pada sentromernya. Tahap ini terkadang berlangsung sangat cepat dan
segera diikuti tahap berikutnya.

Metafase II

Kromosom berjajar di bidang ekuatorial dan terlihat hanya dalam satu baris.

Anafase II

Sentromer kromatid saudara berpisah sehingga kromatid tersebut menjadi


kromosom individual. Benang spindel (mikrotubula) menarik kromatid bergerak ke
arah kutub yang berlawanan.

Telofase II dan Sitokinesis II

Kromosom telah sampai di kedua kutub yang berlawanan. Terbentuk nukleolus dan
membran inti pada kutub sel yang berlawanan. Setiap inti dipisahkan oleh sekat
pembelahan. Pada sel hewan terbentuk alur pembelahan, sedangkan pada sel
tumbuhan terbentuk pelat sel. Pada akhir sitokinensis, dihasilkan empat sel anak
yang kromosomnya haploid.

https://youtu.be/dYsqeh2nzN8

https://youtu.be/BVO-Ram1L2M

https://youtu.be/nMEyeKQClqI

https://youtu.be/D1_-mQS_FZ0

Perbandingan Pembelahan mitosis dengan meiosis


GAMETOGENESIS

Gametogenesis Pada Hewan dan Manusia

Gametogenesis adalah perkembangan sel germinal diploid (2n) menjadi kelamin


(ovum dan spermatozoa) haploid (n) (oogenesis dan spermatogenesis). Proses
pembentukan ovum disebut Oogenesis. Sedangkan Proses pembentukan
sepermatozoa disebut spermatogenesis.
Spermatogenesis

Spermatogenesis adalah proses dimana sel-sel germinal primer laki-laki mengalami


pembelahan dan menghasilkan jumlah sel disebut spermatogonium, yang darinya
spermatosit primer berasal. Setiap spermatosit primer membelah menjadi dua
spermatosit sekunder, dan masing-masing spermatosit sekunder spermatid menjadi
dua atau spermatozoa muda. Ini berkembang menjadi spermatozoa matang, juga
dikenal sebagai sel sperma. Oleh karena itu, spermatosit primer menimbulkan dua
sel, spermatosit sekunder, dan dua spermatosit sekunder dengan subdivisi mereka
menghasilkan empat spermatozoa. Spermatozoa adalah gamet jantan matang
dalam banyak organisme bereproduksi secara seksual.
https://youtu.be/6fBa8UqEano

Spermatogenesis adalah proses pembentukan spermatozoa yang terjadi di dalam


testis. Ketika anak laki-laki menginjak masa pubertas, sel-sel promordial pada epitel
germinal tubulus seminiferus dalam testis berdiferensiasi menjadi sel induk sperma
yang disebut spermatogonium. Spermatogonium (jamak:spermatogonia)
memperbanyak diri secara mitosis berulang-ulang. Spermatogonium pada manusia
memiliki kromosom 22 AA + XY, dapat dituliskan 44A + XY atau 44, XY yang
artinya memiliki 44 autosom dan gonosom XY. Mekanisme spermatogenesis adalah
sebagai berikut:

Spermatogenesis diawali dengan membesarnya masing-masing sel


spermatogonium (2n), kemudian terjadi sinapsis dan duplikasi kromosom sehingga
terbentuklah tetrad. Sel ini disebut spermatosit primer (spermatosit I) yang
memiliki kromosom diploid (2n).

Spermatosit primer mengalami pembelahan meiosis I menghasilkan dua sel


spermatosit sekunder (spermatosit II) yang haploid (n). Satu sel spermatosit
sekunder mengandung gonosom X, sedangkan spermatosit sekunder lainnya
mengandung gonosom Y.

Kedua spermatosit sekunder kemudian membelah secara meiosis II, terbentuklah 4


sel spermatid yang haploid.
Keempat spermatid mengalami proses pematangan dan pertumbuhan ekor menjadi
spermatozoa yang fungsional, artinya dapat melakukan fungsinya dalam proses
pembuahan.

Spermatozoa yang dihasilkan memiliki kromosom haploid (n), sebanyak 50%


mengandung gonosom X dan 50% lainnya mengandung gonosom Y. rumus
kromosom spermatozoa pada manusia adalah 22A + X atau 22 A + Y. Keadaan ini
menyebabkan terjadinya pembuahan yang menghasilkan kemungkinan anak
laki-laki sebanyak 50% dan anak perempuan 50%. Laki-laki memiliki masa
produktif spermatozoa mulai dari masa pubertas hingga selama hidupnya jika
kondisinya mendukung meskipun sudah lanjut usia.

Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur. Sel induk telur (oogonium)
menjadi besar sebelum membelah secara meiosis. Sel ini disebut oosit primer.
Berbeda dengan spermatogenesis, sel oosit primer jauh lebih besar karena
mengandung komponen sitoplasmik lebih banyak. Dua oosit sekunder (hasil
pembelahan meiosis I) berbeda ukuran dan fungsi. Satu oosit sekunder memiliki
ukuran yang lebih besar akan melakukan meiosis II dan menghasilkan satu sel telur
yang fungsional dan satu badan kutub yang berdegenerasi. Satu sel oosit sekunder
lain yang berukuran lebih kecil (badan kutub pertama) juga mengalami degenerasi
(mati). Dengan demikian oogenesis menghasilkan empat sel haplod, tetapi hanya
satu sel yang fungsional menjadi sel telur dan tiga badan polar yang berdegenerasi.
https://youtu.be/63hFfJOJg9w

Oogenesis adalah Proses pembentukan sel kelamin betina, yaitu sel telur (ovum).
Oogenesis terjadi di dalam ovarium. Tahap pembelahan oogenesis sama dengan
spermatogenesis, yaitu mitosis (untuk memperbanyak diri), meiosis I, dan Meioasis
II. Oogenesis diawali dari sel=sel primordial diploid pada epitel germinal ovarium
yang berdiferensiasi menjadi sel induk ovum yang disebut oogonium. Oogonium
(oogonia =jamak) memperbanyak diri secara mitosis. Oogonium pada manusia
memiliki kromosom berjumlah 46, yaitu 22 AA + XX, atau 44 A +XX, dapat
dituliskan 44, XX yang artinya memiliki 44 autosom dan gonosom XX . Mekanisme
oogenesis adalah sebagai berikut:

Oogenesis diawali dengan membesarnya oogonium, terjadi sinapsis, dan duplikasi


kromosom sehingga terbentuklah tetrad. Sel ini disebut dengan oosit primer (oosit
I) yang memiliki kromosom diploid (2n). Oosit primer berukuran lebih besar
daripada spermatosit primer karena memiliki kandungan sitoplasma banyak.

Oosit primer mengalami pembelahan meiosis I dan terbentuklah 2 sel dengan


ukuran yang sangat berbeda. Sel yang berukuran lebih besar mengandung hampir
semua sitoplasma dan kuning telur, sehingga disebut oosit sekunder (oosit II).
Sementara itu, sel yang berukuran kecil hanya mengandung inti dan disebut badan
polar I (badan kutub I, polosit primer). Oosit sekunder dan badan polar I memiliki
kromosom yang haploid (n), yaitu 22 A + X.

Oosit sekunder kemudian membelah secara meisos II menjadi dua sel dengan
ukuran yang tidak sama, sel yang berukuran lebih besar serta mengandung
sitoplasma dan kuning telur disebut ootid. Sementara itu, sel yang berukuran lebih
kecil dan hanya mengandung inti disebut badan polar II (badan kutub II atau
polosit sekunder). Badan polar II merupakan hasil pembelahan badan polar I.
Ketiga badan polar II yang berukuran kecil tersebut kemudian akan hancur.

Ootid mengalami proses pertumbuhan dan pematangan menjadi ovum atau sel
telur yang funsional, artinya jika dibuahi oleh spermatozoa akan menjadi zigot,
Ovum memiliki kromosom yang haploid (n0. kromosom ovum pada manusia yaitu
22 A + X.

Berbeda dengan laki-laki, perempuan sudah memiliki 6 -7 juta oosit primer sejak
masa embrio. Namun, jumlahnya akan menurun terus sehingga masa pubertas
hanya tersisa sebnyak 300- 400 yang bisa hidup dan berkembang menjadi ovum
matang untuk diovulasikan satu persatu setiap bulannya. Hal tersebut yang
menyebabkan perempuan di usia tua kehabisan oosit primer sehingga proses
oogenesis terhenti, disebut menopause, Masa menopause perempuan
berbeda-beda, berkisar antara usia 45 -55 tahun.
Jika terjadi pembuahan ovum oleh spermatozoa, akan terbentuk zigot dengan sifat
gabungan atau memiliki jumlah kromosom yang merupakan penjumlahan dari
kedua kromosom orang tuanya, yaitu sebagai berikut:

Ovum (22 A + X) + spermatozoa ( 22 A + X) = zigot ( 22 AA + XX), menjadi individu


wanita.

Ovum (22 A + X) + spermatozoa ( 22 A + Y) = zigot ( 22 AA + XY), menjadi individu


laki=laki.

Perbedaan spermatogenesis dengan oogenesis

Gametogenesis Pada Tumbuhan

Gametogenesis tumbuhan tingkat tinggi yang dimaksud terjadi pada tumbuhan


berbunga tertutup (Angiospermae). Gametogenesis dibedakan menjadi dua
macam, yaitu mikrosporogenesis (pembentukan gamet jantan) dan
megasprorogenesis (pembentukan gamet betina). Gametogenesis terjadi pada alat
kelamin jantan dan betina yang terdapat di dalam bunga. Alat kelamin jantan
dinamakan benang sari (stamen). Benang sari tersusun dari tangkai sari (filamen)
dan kepala/kantong sari (anther). Di dalam kantong sari, terdapat ruang-ruang sari.
di dalam ruang sari, terdapat butir-butir serbuk sari (polen).

Alat kelamin betina dinamakan putik (pistillum). Putik tersusun dari kepala putik
(stigma), tangkai putik (stilus), dan bakal buah (ovarium). kepala putik merupakan
tempat terjadinya penyerbukan. Tangkai putik merupakan tempat pertumbuhan
buluh serbuk sari. Sementara itu, bakal buah merupakan tempat terjadinya sel telur,
pembuahan, dan perkembangan biji. Di dalam ovarium, akan terbentuk bakal biji
(ovul) jika terjadi pembuahan.

Tumbuhan berbunga lengkap memiliki putik dan benang sari sehingga proses
pembentukan gamet jantan maupun gamet betina dapat terjadi dalam bunga yang
sama. Sementara itu, tumbuhan berbunga tidak lengkap hanya memiliki benang
sari saja atau putik saja sehingga proses gametogenesis jantan dan betina terjadi
secara terpisah pada bunga yang berbeda. Tumbuhan berbunga tidak lengkap
dibedakan menjadi dua macam, yaitu berumah satu (bunga jantan dan betina
dalam satu individu) dan berumah dua (bunga jantan dan betina terdapat pada
individu yang berbeda).

Mikrosporogenesis

Gametogenesis pada alat kelamin jantan tumbuhan dinamakan mikrosporogenesis.


Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari).
Gametogenesis pada Tumbuhan Mikrosporogenesis dimulai dari sel induk
mikrospora yang membelah melalui meiosis I dan meiosis II, serta menghasilkan
empat mikrospora yang dinamakan tetrad (karena keempat mikrospora menempel
menjadi satu). Masing-masing mikrospora akan berkembang terpisah satu sama
lain menjadi butir serbuk sari (polen). Pada tiap serbuk sari, intinya mengadakan
pembelahan mitosis menjadi inti vegetatif dan inti generatif. Pada tumbuhan
Angiospermae (berbiji tertutup), inti generatif membelah sekali lagi membentuk dua
inti generatif setelah terjadi penyerbukan. Gametofit jantan yang lengkap terjadi
saat serbuk sari berkecambah, yaitu mengandung satu inti vegetatif dan dua inti
generatif. Kedua inti generatif inilah yang siap membuahi sel-sel gamet betina.

Mikrosporogenesis adalah proses pembentukan mikrospora (serbuk sari/polen).


Mikrosporogenesis terjadi di kantong sari (anther). Mekanisme mikrosporogenesis
sebagai berikut :
Sel induk mikrospora (mikrosporosit) diploid mengalami pembelahan meiosis I
kemudian meiosis II. Pembelahan tersebut menghasilkan 4 sel mikrospora
berkromosom haploid (n) yang menempel menjadi satu.

Masing-masing mikrospora (n) terpisah satu sama lainnya, dan berkembang


menjadi butir serbuk sari (polen) yang haploid (n). Inti sel (nukleus) di dalam butir
serbuk sari mengalami pembelahan kariokinesis I sehingga terdapat dua buah
nukleus yang identik, yaitu nukleus generatif (inti generatif) dan nukleus tabung
(inti vegetatif) yang keduanya bersifat haploid (n). Biasanya pada tahap inilah polen
dilepaskan. Kariokinesis merupakan pembelahan mitosis tanpa disertai
pembelahan sitoplasma.

Setelah penyerbukan (butir serbuk sari jatuh di kepala putik), butir serbuk sari akan
tumbuh membentuk buluh polen. Nukleus generatif di dalam buluh polen
mengalami generatif I) dan nukleus sperma II (inti generatif II). Pada tahap ini,
terbentuk gametofit jantan yang memiliki 3 nukleus, yaitu nukleus sperma I, nukleus
sperma II, dan nukleus tabung. ketiganya bersifat haploid.

Megasporogenesis

Gametogenesis pada alat kelamin betina dinamakan megasporogenesis.


Megasporogenesis merupakan proses pembentukan megaspora. Proses
megasporogenesis dimulai dari pembelahan meiosis I dan meiosis II sel induk
megaspora diploid, menghasilkan empat sel megaspora yang haploid. Pada
tumbuhan Angiospermae hanya satu megaspora saja yang fungsional, sedangkan
tiga lainnya mengalami degenerasi. Selanjutnya satu sel megaspora yang haploid
mengalami tiga kali pembelahan mitosis berturut-turut menghasilkan 8 sel
megaspora di dalam gametofit betina. Delapan sel tersebut selanjutnya tersusun
menjadi tiga sel antipoda, dua inti kutub, satu sel telur (ovum), dan dua sel sinergid.
Megasporogenesis adalah proses pembentukan megaspora. terjadi di dalam
bakal buah (ovarium). Mekanisme megasporogenesis sebagai berikut:

Sel induk megaspora (megasporosit) yang diploid mengalami pembelahan


meiosis I, kemudian meiosis II. pembelahan tersebut menghasilkan 4 sel
megaspora berkromosom haploid (n) yang mengelompok secara linear. Setelah
meiosis, hanay 1 sel megaspora yang fungsional, sedangkan 3 sel lainnya
berdegenerasi (mati).

Nukleus dari megaspora sel yang funsional kemudian mengalami pembelahan


secara berturut-turut kariokinesis I, kariokinesis II, dan kariokinesis III, sehingga
terbentuk 8 nukleus yang semuanya haploid (n). sel yang berukuran bedar dan
memiliki 8 nukleus tersebut dinamakan kantong embrio yang belum matang
(kandung lembaga primer). kantong embrio dikelilingi oleh jaringan integumen dan
nuselus. Pada salah satu ujung kantong embrio, terdapat bukaan (mikropil) yang
akan dilalui oleh tabung polen yang melakukan penetrasi.

Inti-inti di dalam sel kantong embrio akan menempatkan diri, yaitu sebagai berikut :

a. Satu inti di tengah dekat mikropil berkembang menjadi ovum (sel telur) yang
haploid (n)

b. Dua inti di samping kanan kiri ovum disebut sinergid yang haploid (n) akan
berdegenerasi dan mati
c. Dua inti di tengah-tengah bergabung dan melebur menjadi fusi nukleus polar (
disebut juga inti kandung lembaga sekunder) yang diploid (2n).

d. Tiga inti di daerah kalaza (berseberangan dengan mikropil) disebut antipoda


yang masing-masing haploid (n).

Hasil akhir prose megasporogenesis adalah kantong embrio matang


(megagametofit) yang memiliki 1 ovum, 2 sinergid, fusi 2 nukleus polar, dan 3
antipoda.

Perbedaan mikrosporogenesis dengan megasporogenesis

DAFTAR PUSTAKA

Endah Sulistiyowati,dkk. 2016.Buku Siswa : Biologi untuk SMA/MA kelas XII,Klaten


:Intan Pariwara

D.A. Pratiwi,dkk.2013.Biologi untuk SMA kelas XII.Jakarta : Erlangga

Cambell,Neil.2012.Biologi Edisi 8 jilid 1.Jakarta : Erlangga.

Dyah Aryulina.2007.Biologi 3 untuk SMA/MA untuk kelas XII. Jakarta :Esis

Anda mungkin juga menyukai