Anda di halaman 1dari 11

Nama : 1.

Ummu Rosyidah (12208173066)


2. Lailatul Munafi’ah (12208173135)
Kelas : Tadris Biologi 6C

“Pembelahan Sel”

Dalam masa pertumbuhan, tubuh makhluk hidup bertambah tinggi dan besar. Ketika
masa pertumbuhan, sel – sel penyusun tubuh makhluk hidup mengalami pembelahan dan
bertambah banyak sehingga menyebabkan tubuh menjadi bertambah tinggi dan besar. Sel yang
membelah disebut sebagai sel induk dan keturunan yang dihasilkan disebut sel anakan. Pada
proses pembelahan sel, sel induk yang memiliki sejumlah kromosom yang berisi informasi
genetik akan memindahkan salinan informasi genetiknya kepada sel anakan yang menjadi
generasi berikutnya. Karena proses pembelahan sel inilah, makhluk hidup memperoleh
penurunan sifat dari kedua orang tuanya.

A. Macam – Macam Cara Pembelahan Sel

Pembelahan sel terjadi melalui tahap- tahap tertentu. Tujuan adanya tahap – tahap
pembelahan sel adalah untuk mengatur dan menjamin bahwa sel anakan menerima informasi
genetik yang sama persis dengan sel induknya. Karena jika tidak demikian, akan terjadi
kelainan pada sel – sel anakan yang dihasilkan. Berdasarkan ada atau tidaknya tahap – tahap
tertentu pada pembelahan sel, pembelahan sel dibedakan menjadi pembelahan sel secara
amitosis atau biner, pembelahan sel secara mitosis, dan pembelahan sel secara meiosis
(Aryulina, 2006).

1. Pembelahan Sel Secara Amitosis Atau Pembelahan Biner


Pembelahan secara amitosis terjadi spontan tanpa melalui tahap-tahap pembelahan
sel. Pembelahan amitosis dapat ditemukan pada organisme prokariotik, misalnya pada sel
bakteri. Pembelahan amitosis terjadi karena sel bakteri tidak memiliki membran inti yang
membatasi nukleoplsama dengan sitoplasma. Selain itu, DNA yang terdapat dalam sel.
prokariotik relatif kecil dibandingkan dengan dna yang terdapat pada sel eukariotik.
Pada pembelahan sel secara amitosis, pembagian inti sel diikuti dengan
pembagian sitoplasma. Selama amitosis berlangsung, inti sel memanjang dan tampak ada
benang di dalamnya. Dengan adanya tekanan, inti sel terbagi menjadi dua, kemudian
diikuti dengan pembagian sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan

Gambar 1. Pembelahan Biner Pada Bakteri

2. Pembelahan Sel Secara Mitosis

Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui tahapan-
tahapan tertentu. Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Pembelahan mitosis
menghasilkan dua sel anakan yang identik dan sama dengan induknya. Pada hewan dan
manusia, mitosis terjadi pada sel meristem somatis (sel tubuh yang masih muda).
Sedangkan pada tumbuhan, mitosis terjadi di jaringan meristem seperti ujung akar dan
ujung tunas batang.

Pembelahan sel secara mitosis terdiri dari tiga fase yaitu fase interfase (istirahat),
fase kariokinesis (pembelahan inti), dan fase sitokinesis (pembelahan sitoplasma)
(Aryulina, 2006).

a. Fase interfase

Pada fase ini sel dianggap istirahat dari proses pembelahan untuk mempersiapkan
proses pembelahan pada fase kariokinesis. Fase interfase merupakan fase
terpanjang dari siklus sel karena pada fase ini terjadi proses replikasi DNA. Fase
interfase terdiri atas tiga fase yaitu :

1. Fase G1 (gap 1)
Merupakan fase yang terdiri atas proses transkripsi RNA, tRNA, mRNA,
dan sintesis protein.
2. Fase S (sintesis)
Merupakan fase ketika sel mengalami replikasi dan duplikasi kromosom.
3. Fase G2 (gap 2)
Merupakan fase terjadinya pembentukan komponen penyusun sitoplasma
berupa organel dan makromolekul.
Selama fase interfase, inti berada dalam keadaan utuh, jumlah DNA menjadi dua
kali lipat, terjadi akumulasi rRNA dan protein ribosom, serta terjadi pembesaran
nukleolus, sehingga ukuran sel meningkat (Karmana, 2007).
b. Fase kariokineis
Kariokinesis adalah tahap pembelahan inti sel. Pada fase ini terjadi replikasi
DNA yang dilanjutkan dengan proses pembelahan sel. Fase kariokinesis terdiri dari
empat tahapan yaitu :
1) Tahap profase
Pada fase profase awal, nukleolus tidak terlihat. Benang – benang kromatin
mengalami penebalan dan pemendekan sehingga kromosom dalam nukleus
tampak jelas. Selanjutnya kromosom berduplikasi membentuk sepasang kromatid
yang makin lama makin pendek, menebal, dan menyebar memenuhi inti.
Kemudian membran inti mengalami degenerasi dan hilang pada akhir profase,
tetapi belum sempurna. Dalam sitoplasma terjadi pembentukan spindel oleh
mikrotubul. Dua pasang sentriol yang dikelilingi aster tampak jelas. Kedua
pasang sentriol bermigrasi menuju kedua kutub sel dengan arah berlawanan.
Gambar 2. Profase Awal dan Akhir
Selanjutnya pada tahap profase akhir, membran inti menghilang secara
sempurna karena terfragmentasi (terpotong - potong). Benang – benang spindel
yang dibentuk oleh mikrotubul melebar dari setiap kutub menuju bagian ekuator
sel. Pada bagian sentromer dari setiap koordinat terbentuk struktur yang disebut
dengan kinetokor. Kromatid mulai bergerak perlahan ke kutub yang berlawanan,
dibantu dengan adanya perlekatan mikrotubul.
2) Tahap metaphase
Pada tahap metafase, pasangan kromatid berada pada bidang ekuator sel dan
terdapat spindel yang menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
Kromosom berada sejajar pada bidang ekuator.

Gambar 3. Metafase
3) Tahap anafase
Pada tahap anafase, setiap kromatid yang berpasangan terpisah Bersama
sentromernya. Selama anafase, spindel akan memendek. Setiap kromatid akan
bergerak menuju kutub pembelahan masing-masing. Pergerakan kromatid menuju
kutub dapat terjadi melalui mekanisme kontraksi mikrotubul dari kutub
pembelahan.
Gambar 4. Anafase
4) Tahap telofase
Pada tahap ini diawali dengan berhentinya gerakan kromatid menuju kutub
pembelahan. Kromosom anak mulai menipis dan menjadi lurus. Membran inti
serta nukleolus kembali terbentuk. Aster mulai menghilang. Selanjutnya pada
tahap telofase akhir terjadi pembelahan sitoplasma yang disebut dengan proses
sitokinesis (Karmana, 2007).

Gambar 5. Telofase

c. Fase Sitokinesis
Pada fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma yang diikuti dengan
pembentukan sekat sel yang baru. Sekat tersebut memisahkan dua inti menjadi dua
sel anakan. Pada sel hewan, tahap sitokinesis dimulai saat telofase berakhir. Tahap
selanjutnya yaitu:
1) Penguraian benang – benang spindel.
2) Pembentukan cincin mikrofilamen di bekas bidang ekuator.
3) Terjadi kontraksi yang membagi sel menjadi dua.
4) Terbentuk dua sel anakan.
Gambar 6. Sitokinesis Pada Sel Hewan dan Sel Tumbuhan
Pada sel tumbuhan terdapat dinding sel yang keras. Oleh karena itu sitokinesis sel
tumbuhan dan sel hewan berbeda. Sel tumbuhan yang telah mengalami kariokinesis
segera membentuk sekat sel di sekitar bekas bidang pembelahan. Tahap selanjutnya
yaitu :
1) Vesikel mengumpul di ekuator benang spindel.
2) Terjadi fusi vesikel (penyatuan membentuk membran).
3) Terbentuk sekat sel.
4) Terbentuk dua sel anakan (Aryulina, 2006).
3. Pembelahan Secara Meiosis
Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi, yaitu pembelahan sel
induk yang bersifat diploid(2n) menghasilkan empat sel anakan haploid(n) melalui
tahapan-tahapan tertentu. Masing-masing sel anakan mengandung separuh kromosom sel
induk yang bersifat haploid(n). Pada hewan dan manusia, pembelahan meiosis terjadi di
dalam organ-organ reproduksi, yakni organ – organ tempat pembentukan sel kelamin atau
sel gamet yaitu pada testis dan ovarium. Sedangkan pada tumbuhan, meiosis terjadi pada
putik dan kepala sari.
Tahap – tahap pembelahan meiosis meliputi dua kali pembelahan dan menghasilkan
empat sel anakan yang haploid.
a. Pembelahan meiosis I
Tahap – tahap pembelahannya yaitu :
1) Tahap Profase I
Profase I terdiri atas lima fase yaitu,
a) Leptoten
Pada tahap ini kromatin berubah menjadi kromosom yang mengalami
kondensasi dan terlihat sebagai benang tunggal yang panjang.
b) Zigoten
Sentrosom membelah menjadi dua dan bergerak menuju kutub yang
berlawanan. Kromosom yang homolog dari kedua orang tua saling berdekatan
dan berpasangan atau disebut melakukan sinapsis.
c) Pakiten
Tiap kromosom melakukan penggandaan menjadi dua kromatid dengan
sentromer yang belum membelah dimana tiap kromosom yang berpasangan
mengandung empat kromatid.
d) Diploten
Setiap kromosom yang mengadakan sinapsis dan masing-masing melepaskan
diri untuk berpisah.
e) Diakinesis
Kromosom bivalven (kromosom rangkap tetapi sentromer masih bersatu)
tampak lebih memadat dan memenuhi sel.

Gambar 7. Profase I
2) Tahap Metafase I
Pada tahap ini inti tidak tampak lagi mikrotubul membentuk spindel diantara
dua sentriol yang berada diantara dua kutub sel yang berlawanan. Kromosom
homolog berderet di bidang ekuator.
Gambar 8. Metafase I
3) Tahap Anafase I
Kromosom homolog yang terpisah akan tertarik menuju kutub yang
berlawanan tanpa ada pemisah dari sentromer. Pada tahap ini terjadi pengurangan
jumlah kromosom.

Gambar 9. Anafase I
4) Tahap Telofase I
Pada tahap ini nukleus tampak kembali dan dalam satu sel terbentuk dua inti
yang lengkap. Setelah itu terbentuk plasma membran yang memisahkan
sitoplasma sehingga terbentuk dua sel anakan yang haploid.

Gambar 10. Telofase I


b. Pembelahan Meiosis II
Tahap – tahap pembelahannya yaitu :
1) Profase II
Tahap ini diawali dengan pembelahan dua buah sentriol menjadi dua pasang
sentriol baru. Setiap pasang sentriol bermigrasi menuju sisi sel yang berlawanan.
Mikrotubul membentuk spindel dan membran inti. Nukleolus lenyap dan
kromosom berubah menjadi kromatid.

Gambar 11. Profase II


2) Metafase II
Pada tahap ini spindel menghubungkan sentromer dengan kutub pembelahan.
Kromatid berada di bidang ekuator.

Gambar 12. Metafase II


3) Anafase II
Sentromer berpisah dan kromatid menuju kutub yang berlawanan.

Gambar 13. Anafase II


4) Telofase II
Kromatid mencapai kutub pembelahan. Mikrotubul membenuk membran inti
baru. Selanjutnya nukleolus muncul dan membentuk rRNA dari DNA sehingga
terjadi akumulasi protein ribosom. Setelah itu terjadi sitokinesis dan terbentuk
empat sel anakan yang haploid (Karmana, 2007).

Gambar 14. Telofase II

Anda mungkin juga menyukai