Anda di halaman 1dari 52

Kelompok 8

1. Gabriel Ulan
2. Imanuel
3. Kelvin Andrean
4. Kelvin
5. Laura Stephanie
6. Sumire Shiny Dartok
Pembelahan/Reproduksi Sel
Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel.
Pembelahan sel ini diawali dengan adanya pembelahan kromosom
dalam beberapa tahap pembelahan. Pada setiap tahap pembelahan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya
melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada
kromosom dalam sel tersebut. Pembelahan sel hakikatnya merupakan
penggandaan materi genetik, yaitu gen dan DNA yang terdapat dalam
nukleus, pembelahan diri sehingga dihasilkan sel sel anakan yang
menggandakan materi genetik yang sama.
Bagi makhluk uniseluler, Pembelahan Sel merupakan usaha untuk
menghindari kepunahan jenisnya. Bagi makhluk hidup multiseluler,
Pembelahan sel merupakan proses yang berkaitan dengan
pertumbuhan, perbaikan sel-sel yang rusak, serta penting untuk
perkembangbiakan.
Pada dasarnya, pembelahan sel dibedakan menjadi
dua, yaitu pembelahan secara langsung (amitosis)
dan pembelahan secara tidak langsung (mitosis dan
meiosis).
1. Pembelahan amitosis merupakan pembelahan sel
yang tidak melalui urutan tahap-tahap tertentu.
2. Pembelahan mitosis merupakan pembelahan sel
yang melalui tahap-tahap pembelahan tertentu.
3. Pembelahan Meiosis Pembelahan meiosis disebut
juga pembelahan reduksi , yaitu pe-ngurangan
jumlah kromosom pada sel-sel kelamin (sel gamet
jantan dan sel gamet betina).
1. Pembelahan Secara Langsung(Pembelahan Amitosis/
Pembelahan Biner)
Pembelahan amitosis, secara etimologi (secara bahasa) berasal
dari penggabungan kata a dan mitos. Dimana A = tidak dan Mitos
= benang, jadi pembelahan amitosis adalah pembelahan sel
secara langsung atau disebut juga dengan pembelahan sederhana
yang didahului dengan pembelahan inti tanpa didahului
pembentukan benang spindel, penampakan kromosom, peleburan
membran inti dan ciri lainnya. Pembelahan secara langsung ini,
biasanya terjadi pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler) atau
pada prokariota misalnya pada Amoeba, Paramecium, Alga biru
dll. Pada pembelahan ini, sel anak mewarisi sifat induknya
sehingga pembelahan amitosis menghasilkan turunan yang sifat
sel anaknya identik dengan sel induknya. Pada proses
pembelahan amitosis, inti terbelah dahulu menjadi dua bagian,
yang mana inti tersebut langsung didistribusikan pada sel anak,
dan dan kemudian diikuti dengan pembelahan pada
sitoplasmanya dan membran sel.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar berikut:
Setiap terjadi pembelahan biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik
(sama satu sama lain). Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-nya.
Pembelahan biner dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti
pembelahan sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan.
Proses ini tidak melibatkan kromosom karena DNA yang ada
dalam jumlah dan besaran yang kecil sehingga tidak dapat
dipaketkan. Tujuan dari pembelahan ini adalah untuk
membentuk keturunan baru. Pada bakteri terjadi pembelahan
biner : dimana setiap sel membelah menjadi 2.
Sel-sel anakan mempunyai ukuran dan struktur materi genetik
yg sama. Pembelahan ini diawali dengan penggandaan DNA
pada kromosom tunggal. Kromosom bakteri berupa benang
panjang berbentuk lilitan.
Pembelahan DNA diikuti pembelahan benang kromosom yang
keduanya dari materi DNA yang sama. Terbentuknya dua
kromosom diikuti pula dengan terbentuknya membran
pemisah yang terbentang diantara kedua kromosom tersebut.

Ciri-ciri Pembelahan Amitosis :


-Terjadi pada organisme uniseluler (bersel tunggal) seperti
pada : amoeba, parameciu, alga biru dll.
-Setiap sel membelah menjadi dua sel anakan
2. Pembelahan Secara Tidak Langsung (Mitosis dan Miosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang
melalui tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan
ditandai dengan penampakan kromosom yang berbeda-beda.
Kalian telah mengetahui bahwa di dalam inti sel terdapat
benang-benang kromatin . Ketika sel akan membelah, benang-
benang kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian
disebut kromosom. Kromosom dapat berikatan dengan warna
tertentu, sehingga mudah diamati dengan mikroskop. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang
pembawa sifat. Di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor
pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian
kromosom di dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel
membelah dibedakan menjadi fase-fase atau tahap-tahap
pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase
itulah yang disebut pembelahan secara tidak langsung.
Pembelahan Mitosis
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tubuh organisme
terjadi melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan Mitosis
merupakan pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang bersifat sama
dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada Manusia,
pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini
berlangsung melalui tahapan tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak
seperti Amitosis yang berlangsung secara spontan.
Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua sel tubuh makhluk hidup,
kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel
anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah
kromosom yang sama dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom,
maka setiap sel anakan juga emiliki 2n kromosom. Jumlah 2n ini disebut juga
kromosom diploid .
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara
aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel
meristem somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan
perkembangan. Sebagai contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan
membelah beberapa kali secara mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel
pada embrio ini terus-menerus membelah secara mitosis dan akhirnya
terbentuk bayi. Pertumbuhan manusia dari bayi hingga dewasa juga melalui
mekanisme pembelahan sel secara mitosis.
Pembelahan secara mitosis ini melalui dua tahapan, yaitu Kariokinesis dan
Sitokinesis
A. Kariokinesis (Fase Pembelahan Inti Sel)
Proses ini menunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan
bertujuan untuk pembagian materi inti:
1. Interfase (Fase Istirahat):
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom dan
merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap dikenal
sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga bentuk
kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel, terdapat 2
pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan, sentriosol tidak
muncul. Istilah interfase atau fase antara terkadang salah dimaknai. Karena
memberikan pengertian seolah-olah pada fase ini tidak terjadi apa-apa. Padahal
pada fase ini sel sedang mempersiapkan semua kebutuhan untuk melakukan
pembelahan mitosis. Pada fase ini sel terus tumbuh, bertambah ukuran,
membentuk struktur dan molekul baru.
Secara umum, interfase dapat dibedakan lagi menjadi beberapa tahap, yaitu
tahap G1 , S, dan G2 .
1. Tahap G1/gap 1(Fase Growth 1/ Fase Pertumbuhan Primer) merupakan fase
yang berlangsung selama 9 jam dan termasuk fase yang paling aktif dan
merupakan tahap pembentukan macam-macam protein dan transkripsi RNA. Hal
tersebut menyebabkan pertumbuhan sel terus membesar.
2. Tahap S (sintesis)Fase ini berlangsung selama 10 jam dan merupakan fase
pembentukan (sintesis) DNA atau penggandaan kromosom. Pada tahap S terjadi
sintesis DNA, berupa replikasi DNA dan sintesis protein histon. Jumlah DNA
dalam inti sel bertambah dua kali lipat dan protein histon serta protein
kromosom lain yang disintesis di sitoplasma bergabung dengan DNA setelah
melewati membran inti sel. Gabungan DNA serta protein tersebut membentuk
kromatin.
3. Tahap G2 /gap 2(Fase Gwroth 2/ Fase Pertumbuhan Sekunder)Pada tahap
ini terjadi metabolisme normal dan pertambahan pertumbuhan akibat
pembentukan protein yang terus terjadi. Ketika sel memasuki tahap M (mitosis),
benang-benang kromatin terkondensasi, dan berkumpul membentuk
kromosom. Pada fase ini terjadi proses sintesis protein, dan pada fase ini sel siap
untuk melakukan pembelahan.
2. Profase:
Pada tahap ini DNA mulai dikemas menjadi kromosom(benang-
benang rapat dan padat yang terbentuk akibat menggulungnya
kromatin). Kromosom mulai memendek dan menebal.Pada sel
hewan sentriol membelah dan masing-masing bergerak ke kutub
yang berlawanan dan terbentuk benang-benang spindle yang
terhubung ke kutub-kutub. Pada akhirnya kromosom terlihat
terdiri dari dua kromatid yang terikat pada sentromer. Nucleolus
hilang dan membran nucleus hancur dan terjadi duplikasi
kromosom (kromosom membelah dan memanjang) menghasilkan
2 kromosom anakan yang disebut kromatid . Kedua kromatid
tersebut bersifat identik sehingga disebut kromatid kembar (sister
chromatid ), yang bersatu atau dihubungkan oleh sentromer pada
lekukan kromosom.
Tahap profase merupakan fase pembelahan mitosis
yang paling lama dan paling banyak memerlukan
energi.
Pada akhir profase, di dalam sitoplasma mulai
terbentuk gelendong pembelahan ( spindel ) yang
berasal dari mikrotubulus. Mikrotubulus tersebut
memanjang, seolah-olah mendorong dua sentrosom
di sepanjang permukaan inti sel (nukleus). Akibatnya,
sentrosom saling menjauh.
Pada fase ini, kromosom dapat dilihat menggunakan
mikroskop.
Sentromer merupakan bagian kromosom yang
menyempit, tampak lebih terang dan membagi
kromosom menjadi 2 lengan.
Ciri-ciri fase profase sebagai berikut :
1.Serat-serat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom
diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
2. Membran nukleus dan nukleolus lenyap.
3. Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom dan mikrotubulus
yang menjulur dari sentrosom.
4. Sentrosom-sentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh mikrotubulus
yang memanjang di antaranya.
selaput inti atau karioteka serta nukleus yang terdapat dalam inti sel, lenyap.
5. Benang benang kromatin di dalam nukleus memendek dan menebal, benang kromatin
yang demikian disebut kromosom.
6. Kromosom membelah menjadi dua benang baru masing masing disebut kromatid. Ada
bagian tertentu dari pasangan kromatid saling berdekatan yaitu sentromer.
7. Pada sel hewan bersamaan dengan pembentukan kromatid, sentromer membelah menjadi
dua . Masing masing belahan menuju ke arah kutub yang berlawanan.
8. Dari setiap sentriol, mikrotubulus membentuk benang benang spindel, sehingga berbentuk
gelendong pembelahan yang menyerupai suatu pancaran bintang yang disebut aster.
9. Benang spindel yang keluar dari masing masing sentriol pada kutub berbeda mengatur diri
memegang masing kromatid yang tidak teratur itu.
10. Segera mendorong kromatid yang terbengkalai itu menjadi sangat teratur menuju ke
bidang equator.
3. Metafase:
Pada fase ini kromosom tampak paling jelas terlihat sehingga
jumlahnya mudah diidentifikasi. Metafase adalah tahap yang
memerlukan energi terkecil dan waktu yang paling singkat. Pada
fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut the
equator. Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel
dan melekat pada sentromer setiap kromosom. Spindel ini
menghubungkan kromosom ke 2 kutub sentrisol yang
berlawanan. Tahap awal metafase (prometafase) ditandai dengan
semakin memadatnya kromosom (kromosom ini terdiri dari 2
kromatid) dan terpecahnya membran inti (membran nukleus).
Hal ini menyebab-kan mikrotubulus dapat menembus inti sel dan
melekat pada struktur khusus di daerah sentromer setiap
kromatid, disebut kinetokor . Oleh karena itu, kinetokor ini
berfungsi sebagai tempat bergantung bagi kromosom
Sebagian mikrotubulus yang melekat pada kinetokor disebut
mikro-tubulus kinetokor, sedangkan mikrotubulus yang tidak
memperoleh kinetokor disebut mikrotubulus non kinetokor.
Sementara itu, mikrotubulus non kinetokor berinteraksi dengan
mikrotubulus lain dari kutub sel yang berlawanan. Pada metafase,
kromosom tampak jelas. Pada tahap metafase sesungguhnya,
sentrosom telah berada pada kutub sel. Dinding inti sel
menghilang. Sementara itu, kromosom menempatkan diri pada
bidang pembelahan yang disebut bidang metafase. Bidang ini
merupakan bidang khayal yang terletak tepat di tengah sel, seperti
garis katulistiwa bumi sehingga disebut juga bidang ekuator. Pada
bidang ini, sentromer dari seluruh kromosom terletak pada satu
baris yang tegak lurus dengan gelendong pembelahan. Kinetokor
pada setiap kromatid menghadap pada kutub yang berlainan.
Dengan letak kromosom berada di bidang pembelahan, maka
pembagian jumlah informasi DNA yang akan diberikan kepada
sel anakan yang baru, benar-benar rata dan sama jumlahnya.
Tahapan ini merupakan akhir dari metafase.
Ciri-ciri fase metafase sebagai berikut :
1. Merupakan tahap mitosis yang paling lama, seringkali berlangsung
sekitar 20 menit.
2. Sentrosom kini berada pada kutub-kutub sel yang bersebrangan.
3. Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang
berada di pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong.
Sentromer-sentromer kromosom berada di lempeng metafase.
4. Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke
mikrotubulus kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.
5. kromatid / kromosom mengatur diri pada bidang equator / bidang
pembelahan berhadap hadapan .
6. Setiap sentromer memiliki dua kinetokor yang masing-masing
dikaitkan oleh benang spindel
7. Tentu Kromosom yang berhadapan itu sudah membawa sandi
genetik yang sama karena memang visinya membentuk 2 sel yang
sama.
4. Anafase:
Masing-masing sentromer yang mengikat kromatid membelah bersamaan dan
kromatid bergerak menuju kutub pembelahan, menghasilkan salinan kromosom
berpasangan. Tahap anafase ditandai dengan berpisahnya
kromatid saudara pada bagian sentromer kromosom. Gerak kromatid ini
disebabkan tarikan benang mikrotubulus yang berasal dari sentriol pada kutub sel.
Mikrotubulus melekat pada sentromer yang menyebabkan sentromer tertarik
terlebih dahulu. Akibatnya, sentromer berada di depan dan bagian lengan
kromatid berada di belakang. Struktur ini seperti huruf V. Gerakan ini menempuh
jarak sekitar 1m (10-6 meter) tiap menit. Pada saat bersamaan, mikrotubulus non
kinetokor semakin memanjang sehingga jarak kedua kutub sel semakin jauh.
Selanjutnya, masing-masing kromatid bergerak ke arah kutub yang berlawanan
dan berfungsi sebagai kromosom lengkap, dengan sifat keturunan yang sama
(identik). Untuk menjalankan tugasnya ini, mikrotubulus telah mengalami
peruraian pada bagian kinetokornya. Salah satu perbedaan sel tumbuhan dan sel
hewan adalah ada tidaknya sentriol. Pada sel tumbuhan, peran sentriol digantikan
oleh kromosom sehingga arah pembelahan tetap menuju ke kutub sel. Pada sel
hewan, sentriol pada kutub sel merupakan arah yang dituju oleh gerakan kromatid
saat pembelahan. Saat anafase sentromer membelah, lalu benang spindel menarik
kromosom menuju kutub sel yang berlawanan. Pergerakan kromosom tersebut
dipengaruhi oleh enzim dynein.
Anafase dimulai ketika sentromer yang
menggabungkan kedua kromatid terpisah. Kromatid
tunggal ini sekarang disebut kromosom simpleks,
bergerak menuju kutub-kutub pada arah yang
berlawanan. Anafase berakhir ketika setiap sel
kromosom sampai pada kutub-kutubnya.
Ciri-ciri fase anafase sebagai berikut :
1. Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, seringkali berlangsung hanya
beberapa menit.
2. Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua
kromatid saudara dari setiap pasangan memisah secara tiba-tiba. Setiap kromatid
pun menjadi satu kromosom utuh.
3. Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujung-ujung sel
yang berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini
melekat ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
4. Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
5. Pada akhir anafase, kedua ujung sel memilki koleksi kromosom yang sama dan
lengkap dan keadaan sel jadi memanjang , membran sel melekuk.
6. Setiap benang spindel memegang satu kromatid tepat pada sentromernya
7. Benang benang spindel tersebut selanjutnya menarik tiap kromatid, sehingga
kromatid yang melepaskan diri dari pasangannya masing masing bergerak ke arah
kutub yang berlawanan. Peristiwa terpisahnya kutub kutub disebabkan oleh
pengaruh enzim cincin.
8. pada fase ini tentu set kromosom terjadi pemisahan / pengurangan dari tetrad
kromosom ketika berhadapan pada fase metafase terpisah menjadi masing masing
5. Telofase
Pada tahap ini kromosom mulai mengatur membentuk
nukleus yang terpisah dan dikelilingi memberan nukleus.
Cleavage Burrow/ pembelahan alur menyempit dan lama
kelamaan membelah sel. Berbeda dengan itu, pada tumbuhan,
pembelahan terjadi dengan cell plate daripada cleavage
burrow. Pada tahap telofase ini, inti sel anakan terbentuk
kembali dari fragmen-fragmen nukleus. Bentuk selnya
memanjang akibat peran mikrotubulus non kinetokor. Benang-
benang kromatin mulai longgar. Dengan demikian, fase
kariokinesis yang menghasilkan dua inti sel anak yang identik
secara genetik telah berakhir, namun dua inti sel masih berada
dalam satu sel. Agar kedua inti terpisah menjadi sel baru, perlu
adanya pembelahan sitoplasma yang disebut sitokinesis. Pada
fase sitokinesis terjadi pembelahan sitoplasma diikuti
pembentukan sekat sel baru, sehingga terbentuk dua sel
anakan. Sel anak yang baru terbentuk mempunya jumlah
kromosom yang sama dengan jumlah kromosom asalnya.
Ciri-ciri:
1. Kromosom dan kromatida yang berada di kutub
berubah menjadi benang kromatin
2. Membran inti terbentuk kembali dan nukleolus
membentuk 2 inti baru
3. Terjadi sitokinesis (pembagian sitoplasma) sehingga
dihasilkan dua sel yang identik dengan sel semula
4. Kromosom / kromatid telah sampai di kutub-kutub
yang berlawanan
5. terbentuk sekat pemisah sehingga sel terlihat
terbentuk 2 sel dengan masing masing 1 inti
6. Membran nukleus terbentuk membungkus kromosom
dan nukleolus mulai tampak
7. Kromosom menipis dan memanjang menjadi kromatin
dan akhirnya tak terlihat lagi
8. Benang-benang spindle menghilang
B. Sitokinesis (Fase Pembelahan Sitoplasma):
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel
hewan dibagi menjadi dua melalui terbentuknya
cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan
miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini
menyebabkan terbentuknya alur pembelahan yang
akhirnya akan menghasilkan dua sel anak. Masing-
masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti
sel, beserta organel-organel selnya. Pada tumbuhan,
sitokinesis ditandai dengan terbentuknya dinding
pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis ini
biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
Pada sel hewan, sitokinesis ditandai dengan
pembentukan alur pembelahan melalui pelekukan
permukaan sel di sekitar bekas bidang ekuator. Di
sepanjang alur melingkar, terdapat mikrofi lamen yang
terdiri dari protein aktin dan miosin. Protein tersebut
berperan dalam kontraksi otot atau pergerakan sel yang
lain. Kontraksi ini semakin ke dalam sehingga menjepit sel
dan membagi isi sel menjadi 2 bagian yang sama.
Berbeda dengan sel hewan, sel tumbuhan mempunyai
dinding sel yang keras. Oleh karena itu, pada sitokinensis
tidak terbentuk alur pembelahan. Sitokinesis terjadi
dengan pembentukan pelat sel (cell plate ) yang
terbentuk oleh vesikula di sekitar bidang ekuator.
Vesikula-vesikula yang dibentuk oleh badan golgi tersebut
saling bergabung. Penggabungan juga terjadi dengan
membran plasma diikuti terbentuknya dinding sel yang
baru oleh materi dinding sel yang dibawa oleh vesikula.
Pada proses sitokinesis, sitoplasma sel hewan dibagi
menjadi 2 melalui terbentuknya cincin kontraktil yang
dibentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel,
dimana cincin kontraktil tersebut membentuk alur
pembelahan yang akhirnya terbentuknya dua sel anak.
Masing-masing sel anak yang terbentuk tersebut
mengandung organel-organel sel dan inti sel.
Pembelahan mitosis memiliki ciri sebagai berikut:
1. Terjadi pada pembelahan sel tubuh (somatis)
2. Bertujuan untuk pertumbuhan dan regenerasi.
3. Menghasilkan dua sel anak yang identik dengan sel induk semula
(diploid menjadi diploid/haploid menjadi haploid)
4. Tahapannya I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi. Berlangsung
dalam satu kali PMAT
5. melakukan pembelahannya sekali.
6. antar pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase
interfase ( istirahat tidak membelah )
7. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang sama dengan
induk sifatnya sama
dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini tidak terjadi
pada anakan hasil miosis.
8. pada organisme bisa terjadi pada usia muda , dewasa , ataupun usia
tua , yang pada pembelahan miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa
tidak pada organisme yang usianya muda.
Pembelahan mitosis bertujuan untuk:
1. Mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh
yang sudah rusak.
2. Pertumbuhan (perbanyakan sel sehingga baik
kwantitas dan kwalitasnya bertambah).
3. Membentuk Jaringan karena produk pembelahan
ini kromosom /sifat induk sama dengan sifat
anakannya , artinya karena membentuk jaringan
baik sel baru dan lama sama
Pembelahan Meiosis (Pembelahan Reduksi)
Pembelahan meiosis disebut juga pembelahan
reduksi, yaitu pengurangan jumlah kromosom pada
sel-sel kelamin (sel gamet jantan dan sel gamet
betina). Sel gamet jantan pada hewan (mamalia)
dibentuk di dalam testis dan gamet betinanya
dibentuk di dalam ovarium. Gamet jantan pada
tumbuhan dibentuk di dalam organ reproduktif
berupa benang sari, sedangkan gamet betinanya
dibentuk di dalam putik. Sel kelamin betina pada
hewan berupa sel telur, sedangkan pada tumbuhan
berupa putik. Pada dasarnya, tahap pembelahan
meiosis serupa dengan pembelahan mitosis. Hanya
saja, pada meiosis terjadi dua kali pembelahan, yaitu
meiosis I dan meiosis II.
Tujuan dari Pembelahan Meiosis
1. Mereduksi kromosom (mengurangi jumlah kromosom)
2. Membentuk gonad/ gametogenesis/sel-sel gamet dalam
tubuh makhluk hidup.
3. Tujuan dari reduksi adalah membentuk hasil zygot dari
pertemuan sel goand yang selalu sama dengan individu yang
ada atau sebelumnya.

Ciri-ciri Pembelahan Meiosis


1. Berlangsung pada organa genetalia (organ reproduksi)
2. Menghasilkan empat sel anakan
3. Terjadi dua kali pembelahan yaitu, Meiosis I dan Meiosis II
4. Tidak diselingi dengan interfase (fase istirahat)
5. Sel anak mempunyai separuh jumlah kromosom dari jumlah
kromosom induknya
6. Sel anak tidak memiliki kemampuan untuk membelah lagi
7. Pembelahan meiosis mulai terjadi pada pubertas
Tahap Meiosis I
Seperti halnya pembelahan mitosis, sebelum mengalami
pembe-lahan meiosis, sel kelamin perlu mempersiapkan diri.
Fase persiapan ini disebut tahap interfase . Pada tahap ini, sel
melakukan persiapan berupa penggandaan DNA dari satu
salinan menjadi dua salinan (seperti interfase pada mitosis).
Tingkah laku kromosom masih belum jelas terlihat karena masih
berbentuk benang-benang halus (kro-matin) sebagaimana
interfase pada mitosis. Selain itu, sentrosom juga bereplikasi
menjadi dua (masing-masing dengan 2 sentriol), seperti tampak
pada gambar di samping. Sentriol berperan dalam menentu-kan
arah pembelahan sel.
Setelah terbentuk salinan DNA, barulah sel mengalami tahap
pembelahan meiosis I yang diikuti tahap meiosis II. Tahap
meiosis I ter-diri atas profase I, metafase I, anafase I, dan
telofase I, serta sitokinesis I. Bagaimanakah ciri-ciri setiap fase
pembelahan tersebut? Berikut akan dibahas fase-fase meiosis I
pada sel hewan dengan 4 kromosom diploid (2n = 2). Untuk
lebih jelasnya, simaklah penjelasan di bawah ini
Tahap pembelahan meiosis I:
1. Profase I terbentuk perangkat spindel dan pemudaran
nukleus beserta membrannya.
Terdiri dari 5 sub tahap :
1. Leptoten adalah tahap dimana benang kromatin berubah menjadi
kromosom. Hal ini dilakukan dengan cara memadatkan diri. Lalu
kromosom mengganda menjadi dua kromatid tetapi masih melekat
dalam satu sentromer.
2. Zigoten/Zigonema, pada tahap ini, kromatid homolong saling
berpasangan atau bersinapsis membentuk bivalen. Sentrosom
terbelah 2 menjadi sentriol dan bergerak ke kutub berlawanan.
3. Pakiten/Pakinema, kromosom kemudian berdupkikat menjadi 4
pada tahap ini dan disebut tetrad (kromosom homolog yang
mengganda sehingga ada 4 kromatid berpasangan). Pada tahap ini
sering terjadi rekombinasi gen melalui proses perpindahan silang.
4. Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila
terjadi perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
5. Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan
hilang dan sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta
membentuk benang-benang spindel.
2. Metafase I Mengakibatkan keturunan yang dihasilkan
mengandung campuran sifat dari kedua induk secara acak,
sehingga meningkatkan variabilitas genetika suatu species.
Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling
berhadapan di daerah ekuator. Setengah dari pasangan
kromosom homolog mengarah ke kutub yang satu dan
setengah pasangan kromosom homolog lainnya mengarah ke
kutub yang lain.
Pada metafase I, kromatid hasil duplikasi kromosom homolog
berjajar berhadap-hadapan di sepanjang daerah ekuatorial
inti (bidang metafase I). Membran inti mulai menghilang.
Mikrotubulus kinetokor dari salah satu kutub melekat pada
satu kromosom di setiap pasangan. Sementara mikrotubulus
dari kutub berlawanan melekat pada pasangan homolognya.
Dalam hal ini, kromosom masih bersifat diploid.
3. Anafase 1
Setelah tahap metafase I selesai, gelendong mikrotubulus mulai
menarik kromosom homolog sehingga pasangan kromosom
homolog terpisah dan masing-masing menuju ke kutub yang
berlawanan. Peristiwa ini mengawali tahap anafase I. Namun,
kromatid saudara masih terikat pada sentromernya dan
bergerak sebagai satu unit tunggal. Inilah perbedaan antara
anafase pada mitosis dan meiosis. Pada mitosis, mikrotubulus
memisahkan kromatid yang bergerak ke arah berlawanan.
4. Telofase 1
Pada telofase, setiap kromosom homolog telah mencapai kutub-
kutub yang berlawanan. Ini berarti setiap kutub mempunyai satu
set kromosom haploid. Kromosom yang masih terdiri dari dua
kromatid berada di kutub. Akan tetapi, setiap kromosom tetap
mempunyai dua kromatid kembar. Pada fase ini, membran inti
muncul kembali. Peristiwa ini kemudian diikuti tahap
selanjutnya, yaitu sitokinesis.
Selanjutnya terbentuk membran nukleus yang
diikuti oleh proses sitokinesis. Akhir telofase I
terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak
mengandung n kromosom sehingga pada akhir
meiosis I terbentuk dua sel anak yang haploid.
5. Sitokenesis 1
Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog
dipisahkan oleh sekat sehingga sitokinesis
menghasilkan dua sel, masing-masing berisi
kromosom dengan kromatid kembarnya.
Setengah pasang kromosom (haploid) dan satu
salinan DNA (1n,1c).
Tahap Meiosis II
Tahap meiosis II juga terdiri dari profase, metafase,
anafase, dan telofase. Tahap ini merupakan kelanjutan
dari tahap meiosis I. Masing-masing sel anakan hasil
pembelahan meiosis I akan membelah lagi menjadi dua.
Sehingga, ketika pembelahan meiosis telah sempurna,
dihasilkan empat sel anakan. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa jumlah kromo-som keempat sel anakan ini
tidak lagi diploid (2n) tetapi sudah haploid
(n). Proses pengurangan jumlah kromosom ini terjadi
pada tahap meio-sis II. Bagaimanakah proses
pengurangan jumlah kromosom ini terjadi? Kalian akan
mengetahuinya setelah mempelajari uraian di bawah ini.
1. Profase II
Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap
sentromer kromosom. Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang
singkat karena diikuti tahap berikutnya. Sentrosom membentuk 2
sentriol yang letaknya berlawanan kutub, yang dihubungkan oleh
benang spindle. Nukleoplasma dan nukleus hilang. Kromatin berubah
kromosom yang dijerat oleh benang spindle atau benang gelendong.
2. Metafase II
Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid)
merentang pada bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel,
satu ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain membentang
menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah. Kromatid
bergandengan (berkelompok) dua-dua. Sentromer belum membelah.
3. Anafase II
Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju ke
kutub pembelahan yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom
memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang
berbeda. Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom. Tiap-
tiap tetrad memisahkan diri dari pasangannya, kemudian bergerak
kearah kutub yang berlawanan.
4. Telofase II
Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut
kromosom) telah mencapai kutub pembelahan. Hasil
total dari tahap ini adalah terbentuk empat inti.
Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan,
kemudian berubah menjadi kromatin. Nukleoplasma
dan nukleus terbentuk lagi. Pada akhir pembelahan
meiosis II, terbentuk empat sel yang masing-masing
sel mengandung separuh dari kromosom induknya.
5. Sitokenesis II
ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat
sel dan akhirnya menghasilkan empat sel kembar
haploid
PERBEDAAN ANTARA MITOSIS DENGAN MEIOSIS
Aspek yang DIbedakan Mitosis Meiosis
Tujuan Untuk Pertumbuhan dan Reduksi kromosom yaitu pembentu
regenerasi gamet
Hasil pembelahan 2 sel anak 4 sel anak
Sifat sel anak Diploid (2n) Haploid (n)
Tempat terjadinya Sel somatis Sel gonad
Jumlah pembelahan Satu kali Dua kali
Jumlah kromosom anak Diploid (2n) diploid (2n) Diploid (2n) haploid(n)
Komponen genetik Sama dengan indu Berbeda dengan induk
Pindah silang (Sinapsis Tidak terjadi Sinapsis merupakan keunikan meio
kromosom homolog) selama profase I, kromosom homo
bergabung sepanjang tubuhnya,
membentuk tetrad (kelompok 4
kromatid), sinapsis menyebabkan
pindah silang antara kromatid (terj
pada profase I)
Peranan Untuk perbanyakan sel, Untuk pembentukan sel kelamin.
oertumbuhan, perbaikan, dan
reproduksi sel
Gametogenesis dan Pewarisan Sifat
Sebelum menjadi individu baru, baik pada tumbuhan maupun
hewan, tentunya diperlukan bahan baku atau cikal bakal
pembentuk in-dividu baru tersebut. Pada proses
perkembangbiakan generatif (seksu-al) hewan maupun
tumbuhan, bahan baku tersebut berupa sel kelamin yang
disebut gamet. Gamet jantan dan betina diperlukan untuk mem-
bentuk zigot, embrio, kemudian individu baru. Nah, pada materi
beri-kut ini akan dibahas tentang proses pembentukan gamet,
baik jantan maupun betina yang disebut gametogenesis (
genesis = pembentukan).Gametogenesis melibatkan
pembelahan meiosis dan terjadi pada organ reproduktif. Pada
hewan dan manusia, gametogenesis terjadi pada testis dan
ovarium, sedangkan pada tumbuhan terjadi pada pu-tik dan
benang sari. Hasil gametogenesis adalah sel-sel kelamin, yaitu
gamet jantan (sperma) dan gamet betina (ovum atau sel telur).
Seka-rang, marilah kita mempelajari proses terjadinya gametoge
nesis pada hewan dan tumbuhan.
1. Gametogenesis pada Hewan
Gametogenesis memegang peranan yang sangat penting dalam perkembangbiakan
hewan. Gametogenesis pada hewan yang akan kita pelajari dibagi menjadi dua, yaitu
spermatogenesis dan oogenesis. Spermatogenesis merupakan proses pembentukan
gamet jantan (sperma).Sementara oogenesis adalah proses pembentuk an gamet
betina (ovum
atau sel telur).
a. Spermatogenesis
Sperma berbentuk kecil, lonjong, berfl agela, dan secara keselu-ruhan bentuknya
menyerupai kecebong (berudu). Flagela pada sperma digunakan sebagai alat gerak di
dalam medium cair. Sperma dihasilkan pada testis. Pada mamalia, testis terdapat pada
hewan jantan sebagai buah pelir atau buah zakar. Buah pelir pada manusia berjumlah
sepasang.
Di dalam testis terdapat saluran-saluran kecil yang disebut tubulus seminiferus . Pada
dinding sebelah dalam saluran inilah, terjadi proses spermatogenesis. Di bagian
tersebut terdapat sel-sel induk sperma yang bersifat diploid (2n) yang disebut
spermatogonium .Pembentukan sperma terjadi ketika spermatogonium mengalami
pembelahan mitosis menjadi spermatosit primer (sel sperma primer). Selanjutnya, sel
spermatosit primer mengalami meiosis I menjadi dua spermatosit sekunder yang sama
besar dan bersifat haploid. Setiap sel spermatosit sekunder mengalami meiosis II,
sehingga terbentuk 4 sel spermatid yang sama besar dan bersifat haploid.
Mula-mula, spermatid berbentuk bulat, lalu sitoplasmanya se-makin banyak berkurang
dan tumbuh menjadi sel spermatozoa yang berfl agela dan dapat bergerak aktif.
Berarti, satu spermatosit primer menghasilkan dua spermatosit sekunder dan akhirnya
terbentuk 4 sel spermatozoa (jamak = spermatozoon ) yang masing-masing bersifat
haploid dan fungsional (dapat hidup).
Fase
Spermatogenesis
b. Oogenesis
Oogenesis merupakan proses pembentukan sel kelamin betina
atau gamet betina yang disebut sel telur atau ovum. Oogenesis
terjadi di dalam ovarium. Di dalam ovarium, sel induk telur yang
disebut oogonium tumbuh besar sebagai oosit primer sebelum
membelah secara meiosis. Berbeda dengan meiosis I pada
spermatogenesis yang menghasilkan 2 spermatosit sekunder
yang sama besar. Meiosis I pada oosit primer menghasilkan 2 sel
dengan komponen sitoplasmik yang berbeda, yaitu 1 sel besar
dan 1 sel kecil. Sel yang besar disebut oosit sekunder ,
sedangkan sel yang kecil disebut badan kutub primer ( polar
body ).
Oosit sekunder dan badan kutub primer mengalami
pembelahan meiosis tahap II. Oosit sekunder menghasilkan dua
sel yang berbeda. Satu sel yang besar disebut ootid yang akan
berkembang menjadi ovum. Sedangkan sel yang kecil disebut
badan kutub.Sementara itu, badan kutub hasil meiosis I juga
membelah menjadi dua badan kutub sekunder. Jadi, hasil akhir
oogenesis adalah satu ovum (sel telur) yang fungsional dan tiga
badan kutub yang me ngalami degenerasi (mati).
Spermatogenesis Oogenesis

1. Pembelahan meiosisnya terjadi secara 1. Pembelahan meiosis terjadi secara asimetris


simetris
2. Spermatigenesis terjadi tanpa henti 2. Oogenesisnya mepunyai periode istirahat
yang panjang
3. Menghasilkan 4 sel sperma fungsional 3. Menghasilkan satu sel telur fungsional dan 2
sel polosit
4. Sel-sel asal sperma berkembang terus dan 4. Ovariumnya mengandung semua sel yang
membelah sepanjang hdup laki-laki, sehingga akan berkembang menjadi sel telur, sehingga
jumlahnya akan selalu bertambah jumlahnya akan selalu berkurang.
5. Terjadi oada testis 5. Terjadi pada ovarium
6. Sebuah spermatosit primer membagi untuk 6. Sebuah oosit primer membagi untuk
membentuk dua spermatomosit sekunder membentuk satu oosit sekunder dan satu
badan polar
7. Tidak ada badan polar yang terbentuk 7. Terbentuk badan polar
8. Sebuah spermatosit sekunder membagi 8. Sebuah oosit sekunder membelah untuk
untuk membentuk dua spermatid membentuk satu sel telur dan satu badan
polar.
9. Proses terus menerus dan lengkap sekitar 9. Proses terputus dan selesai dalam beberapa
dalam 74 hari hari sampai tahun
2. Gametogenesis pada Tumbuhan Tingkat Tinggi
Sebelum menjadi gamet, hasil akhir meiosis pada gametogenesis mengalami perkembangan terlebih
dahulu melalui proses yang dise-but maturasi. Berikut ini kalian akan membahas proses
gametogenesis pada tumbuhan berbunga (Angiospermae) saja. Pada tumbuhan berbunga,
gametogenesis diperlukan dalam pem-bentukan gamet jantan dan pembentukan gamet betina.
Pembentukan gamet jantan disebut mikrosporogenesis, sedangkan pembentukan gamet betina
disebut megasporogenesis. Kedua macam gametogenesis:
a. Mikrosporogenesis
Mikrosporogenesis berlangsung di dalam benang sari, yaitu pada bagian kepala sari atau anthera .
Kepala sari ini meng-hasilkan serbuk sari, yang mengandung sel sperma. Pembentukan sel sperma
dimulai dari sebuah sel in-duk mikrospora diploid yang disebut mikros porosit di dalam anthera.
Mikrosporosit ini mengalami meiosis I menghasilkan sepasang sel haploid. Selanjutnya, sel ini
mengalami meiosis II dan menghasilkan 4 mikrospora yang haploid. Keempat mikrospora ini
berkelompok menjadi satu sehingga disebut sebagai tetrad .
Setiap mikrospora mengalami pembelahan mi-tosis. Pembelahan ini menghasilkan dua sel, yaitu sel
generatif dan sel vegetatif. Sel vege tatif ini mempu-nyai ukuran yang lebih besar daripada sel
generatif. Struktur bersel dua ini terbungkus dalam dinding sel yang tebal. Kedua sel dan dinding sel ini
ber-sama-sama membentuk sebuah butiran serbuk sari yang belum dewasa.
Setelah terbentuk serbuk sari, inti generatif membelah secara mitosis tanpa disertai sitokinesis,
sehingga terbentuklah dua inti sel sperma. Sementara itu, inti vegetatifnya tidak membelah.
Pembentukan sel sperma ini dapat terjadi sebelum serbuk sari keluardari anthera atau pada saat
serbuk sari sampai di kepala putik (stigma). Pada saat inilah, tangkai serbuk sari mulai tumbuh. Pada
umumnya, pembe-lahan mitosis sel generatif terjadi setelah buluh serbuk sari menembus stigma atau
mencapai kantung embrio di dalam bakal biji (ovulum).
b. Megasporogenesis
Megasporogenesis merupakan proses pembentukan gamet betina. Proses ini
terjadi di dalam bagian betina bunga, yaitu bakal biji (ovulum) yang dibungkus oleh
bakal buah ( ovarium) pada pangkal putik. Di dalam bakal biji terdapat sporangium
yang mengandung megasporofi t yang bersifat diploid. Selanjutnya, megasporofi t
mengalami meiosis menghasilkan 4 megaspora haploid yang letaknya berderet.
Tiga buah megaspora mengalami degenerasi dan mati, tinggal sebuah megaspora
yang masih hidup.Megaspora yang hidup ini mengalami pembelahan kromosom
secara mitosis 3 kali berturut-turut, tanpa diikuti pembelahan sitoplasma. Hasilnya
berupa sebuah sel besar yang disebut kandung lembaga muda yang mengan dung
delapan inti haploid. Kandung lembaga ini dikelilingi kulit ( integumen). Di
ujungnya terdapat sebuah lubang (mikropil) sebagai tempat masuknya saluran
serbuk sari ke dalam kandung lembaga. Selanjutnya, tiga dari delapan inti tadi
menempatkan diri di dekat mikropil. Dua di antara tiga inti yang merupakan sel
sinergid meng-alami degenerasi. Sementara itu, inti yang ketiga berkembang
menjadi sel telur. Tiga buah inti lainnya bergerak ke arah kutub kalaza , tetapi
kemudian mengalami degenerasi pula. Ketiga inti ini dinamakan inti antipoda .
Sisanya, dua inti yang disebut inti kutub, bersatu di tengah kandung lembaga dan
terjadilah sebuah inti diploid (2n). Inti ini disebut inti kandung lembaga sekunder .
Ini berarti kandung lembaga telah masak, yang disebut megagametofi t dan siap
untuk dibuahi.
3. Pewarisan Sifat dan Variasi Genetis
Secara garis besar, ada tiga mekanisme yang menyebabkan ter-
jadinya variasi genetik pada suatu populasi. Ketiga mekanisme
ini
dapat dijelaskan sebagai berikut.
a. Pindah silang
Sel kelamin membelah secara meiosis. Pada profase I,
kromosom homolog muncul pertama kali se bagai pasangan.
Kromosom-kromosom homolog ini saling bersilangan pada
kiasmata. Pada kiasmata inilah terjadi pindah silang ( crossing
over ) materi genetik dari kromosom satu ke kromosom lainnya.
Pindah silang ini terjadi ketika dua kromatid dari kromosom
yang berbeda bertukar tempat. Kromatid yang sudah tidak
identik lagi dengan kromatid saudaranya karena terjadi pindah
silang disebut dyad . Pada manusia, dua atau tiga kasus kejadian
pindah silang dapat terjadi untuk setiap pasangan kromosom.
b. Pemilahan kromosom secara bebas
Pembelahan sel selalu diikuti pembagian kromosom pada sel
anakan yang dihasilkan. Begitu pula dengan pembelahan
meiosis. Pada metafase I, pasangan kromosom homolog terletak
pada bidang metafase. Orientasi pasangan homolog yang
menghadap kutub-kutub sel bersifat acak. Setiap pasangan
mempunyai dua kemungkinan dalam penyusunan ini. Kita ambil
contoh organis-me yang mempunyai empat kromosom diploid
(2n = 4). Organisme ini mempunyai 2 kromosom dalam sel
gametnya. Dua kromosom ini dapat menghasilkan empat
kemungkinan sel anakan dengan kombinasi kromosom berbeda
satu sama lain Bagaimanakah dengan manusia? Manusia
mempunyai 46 kromosom diploid. Ini berarti pada sperma atau
sel telur terdapat 23 kromosom haploid. Dari 23 kromosom ini
mempunyai sekitar 8 juta kemungkinan penyusunan homolog
pada metafase. Kandungan kromosom pada sel sperma atau sel
telur ini akan diwariskan pada anak keturunannya. Jadi, setiap
manusia sebenarnya merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan
pemilahan kromosom yang diwariskan oleh bapak atau ibu
kandungnya.
c. Fertilisasi random
Di dalam sebuah keluarga, seorang anak mempunyai sifat
yang berbeda dengan saudara-saudaranya. Seorang anak
tidak ada yang memiliki sifat yang sama persis dengan ibu
atau bapaknya. Akan tetapi, sifatnya kemungkinan besar
merupakan perpaduan sifat kedua orang tuanya. Ini jelas
sangat masuk akal, sebab seorang anak dihasilkan dari
pembuahan 1 sel telur ibu oleh 1 sel sperma bapak. Sel
telur yang dibuahi sperma akan menjadi zigot sebagai
cikal bakal manusia. Jadi, genetik seorang anak sangat
dipengaruhi kromosom yang terkandung dalam sel telur
atau sperma tersebut. Kalian mengetahui bahwa setiap
sel kelamin (sperma dan sel telur) yang menentukan
kromosom anak merupakan 1 dari 8 juta kemungkinan.
Hal ini berarti, seorang manusia merupakan salah satu
dari 64 trilyun (8 juta 8 juta) kombinasi kromosom
diploid.

Anda mungkin juga menyukai