Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM BOTANI

MITOSIS

Disusun oleh:
Nama : Elisabeth Gabriel Febrianty Eba
NIM : 205040200111163
Kelas : J
Asisten : Kadarsih Ratna Dewanti

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS
BRAWIJAYA MALANG
2020
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Materi tentang sel merupakan suatu pembahasan yang yang berkaitan dengan struktur dan
fungsi sel di dalam tubuh organisme atau makhluk hidup. Sel merupakan komponen terkecil
penyusun makhluk hidup. Dimana dalam menyusun struktur suatu organisme atau makhluk
hidup, setiap sel akan mengalami pembelahan yang bertujuan untuk menambah atau
memperbanyak diri. Dengan pembelahan ini suatu sel akan memiliki jumlah yang berkali-kali
lipat.
Sel yang membelah pada umumnya sering dilakukan untuk memperbaiki atau meembentuk
struktur baru. Pembelahan sel makhluk hidup merupakan suatu dasar terbentuknya jaringan-
jaringan tubuh. Dimana suatu jaringan tubuh terbentuk dari kumpulan sel yang menyatu.
Pembelahan sel membuat makhluk hidup mampu menjalankan proses metabolisme, reproduksi,
penyembuhan, dan proses lainnya. Hal ini penting bagi kita untuk mengetahui apa itu
pembelahan sel, serta bagaimana prosedurnya dalam membentuk komponen tubuh makhluk
hidup. Oleh karena itu, dalam praktikum kali ini akan membahas tentang pembelahan sel, mulai
dari definisi hingga macam-macam pembelahan sel yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup,
dan akan dilakukan percobaan pada akar bawang merah.

1.2 Tujuan
Tujuan dari pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui definisi serta macam-macam dari pembelahan sel
2. Untuk mengetahui definisi beserta tahapan dari pembelahan mitosis
3. Untuk mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
4. Untuk mengidentifikasi pembelahan mitosis yang terjadi pada akar bawang merah.
1.3 Manfaat
Manfaat dengan dilakukannya pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi serta macam-macam dari pembelahan sel
2. Mengetahui definisi beserta tahapan dari pembelahan mitosis
3. Mengetahui perbedaan antara pembelahan mitosis dan meiosis
4. Mengetahui hasil identifikasi pembelahan mitosis yang terjadi pada akar bawang merah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Pembelahan Sel
Menurut Weber (2007) dan Sukardja (2000) dalam (Rahmawati , 2014), mitosis (M) untuk
pelaksanaan pembelahan sel, yaitu pembelahan inti dan sitoplasma.
Reproduksi sel adalah proses penggandaan materi genetik (DNA) yang terdapat di dalam
nukleus, sehingga menghasilkan sel-sel anakan yang memiliki materi genetik yang sama
(Rachmawati, 2009).
Cell division is the ability to increase the number of cells determined by flow cytometric sorting,
which allows functional studies to be carried out. In its advantage cell division is to produce
new individuals (Lyons, 2014). Pembelahan sel adalah kemampuan untuk meningkatkan
jumlah sel yang ditentukan oleh aliran sitometri sortir, yang memungkinkan studi fungsional
dilakukan. Keuntungannya, pembelahan sel adalah menghasilkan individu baru. (Lyons, 2014).

2.1 Macam-macam Pembelahan Sel


Menurut (Jusuf , 2008), pembelahan sel dibagi menjadi dua macam, yaitu sebagai berikut :
1. Pembelahan Mitosis
Fase mitosis merupakan proses pembagian genom yang telah digandakan oleh ke dua
sel yang identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua sel
anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang sama, serta
bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama melalui proses
pembelahan inti secara berturutturut. Prsoses mitosis terjadi didalam sel somatik yang
bersifat maristematik.
2. Pembelahan Meiosis
Meiosis berlangsung pada sel atau jaringan nutfah, pada saat pembentukan sel gamet.
Proses meiosis pada dasarnya mirip dengan mitosis, kecuali pada meiosis, sebelum
terjadinya pemisahan kromatid telah terjadi pemisahan pasangan kromosom homolog.
Pada sel somatik diploid setiap kromosom mempunyai pasangannya, yang disebut
pasangan homolog. Setiap kromosom mempunyai struktur yang sama dengan pasangan
homolognya. Adanya pasangan kromosom homolog ini berasal dari perkawinan atau
penggabungan gamet dari kedua tetuanya. Kebalikannya pada saat pembentukan gamet,
melalui meiosis, pasangan kromosom homolog dipisahkan lagi.
2.2 Definisi Mitosis
Menurut Sutrosumarjo (2006) dalam (Raja, 2015), mitosis merupakan pembelahan somatik,
yang terdiri dari tahap profase, metafase, anafase, dan telofase.
Mitosis is a dynamic and stochastic process that has evolved to accurately segregate the genetic
material into two daughter cells, thereby preventing genomic instability and the development
of disease (McAinsh, 2009). Mitosis adalah proses dinamis dan stokastik yang telah
berkembang untuk memisahkan secara akurat materi genetik menjadi dua sel anak, sehingga
mencegah ketidakstabilan genom dan perkembangan penyakit (McAinsh, 2009).

2.2 Tahapan Mitosis


Dalam proses pembelahan, setiap sel mengalami tahapan mulai dari tahap sederhana hingga
yang paling kompleks untuk menghasilkan sel baru yang nantinya akan digunakan untuk
mengisi atau melengkapi bagian-bagian tubuh yang memerlukan sel. Menurut (Cregan, 2008),
pembelahan mitosis terjadi melalui 5 tahapan, yaitu sebagai berikut :

1. Interfase
Interfase merupakan tahapan antara dua pembelahan sel; periode ini mencakup
tahapan G1, S, dan G2. Tahapan ini merupakan keadaan dimana sel aktif melakukan
metabolisme, termasuk mempersiapkan diri sebelum melakukan pembelahanyang
ditandai oleh hadirnya membran yang membungkus inti dan kromosom tidak tampak
karena pada tahap ini kromosom terdapat dalam bentuk molekul DNA yang tidak
menggulung sehingga terlalu halus untuk dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya
2. Profase
Merupakan tahap pertama dalam pembelahan mitosis. Pada tahap ini terjadi
kondensasi kromosom yang sebelumnya telah digandakan pada interfase atau periode
S. Kondensasi kromosom berlangsung melalui proses penggulungan DNA sehingga
terjadi penebalan dan pemendekan ukuran kromosom sehingga pada akhir proses
penggulungan kromosom menjadi lebih pendek dan tebal; tiap kromosom terpisah satu
sama lain. Bentuk seperti ini akan mempermudah pergerakan kromosom dalam
pembelahan sel. Profase dapat dibagi menjadi 3 tahap, yaitu awal, tengah, dan akhir.
Profase awal ditandai dengan mulai tampaknya serat-serat kromatin. Pada profase
tengah sudah terlihat pemisahan kromosom yang satu dengan yang lain, kromosom
sudah mempunyai bentuk yang tebal dan pendek. Proses penggulungan DNA akan
berjalan terus dan pada tahap profase akhir, kromosom akan mempunyai ketebalan serta
pemendekan maksimum. Oleh karena kromosom telah digandakan pada periode S maka
pada profase akhir terlihat semua kromosom sudah menjadi dua kali lipat. Namun,
masing-masing kromosom anak masih disatukan pada satu titik yang disebut sentromer.
Kedua kromosom anakan yang masih disatukan oleh sentromer disebut kromatid.
3. Metafase
Tahap ini ditandai dengan lenyapnya membran inti, kemudian muncul serat-serat
halus dari dua kutub yang berlawanan. Serat tersebut akan menempel pada sentromer
dan menarik kromosom ke arah dua kutub yang berlawanan. Daya tarik yang seimbang
menyebabkan kromosom akan terletak pada bidang yang terdapat di tengah sel. Bidang
imajinasi tersebut dinamakan bidang ekuator dan posisi kromosom pada bidang ekuator
merupakan ciri tahap metafase. Metafase merupakan tahap yang paling cocok untuk
studi kromosom karena akibat posisinya yang terbesar menyebabkan jumlah kromosom
dapat dihitung dengan tepat, dan bentuk kromosom dapat dipelajari dengan seksama.
4. Anafase
Tahapan ini merupakan kondisi dimana daya tarik yang dihasilkan oleh benang-
benang akan menyebabkan kedua kromatid anak terlepas dari ikatan sentromer dan
menghasilkan dua kromosom baru. Kedua kromosom baru tersebut kemudian akan
bermigrasi ke dua kutub yang berlawanan.
5. Telofase
Tahap ini merupakan tahap akhir, yaitu kromosom-kromosom baru sudah terpisah
dan berkumpul pada kutub yang berbeda. Kemudian, membran inti akan muncul
membungkus dua kelompok kromosom yang sudah terpisah itu dalam dua inti baru.
Setelah terbentuk dua inti, kemudian akan terjadi pemisahan sitoplasma, dengan
pembentukan dinding yang memisahkan kedua inti menjadi dua sel baru. Dengan
terbentuknya dua sel baru maka berakhirlah periode mitosis dan sel kembali ke tahap
interfase atau lebih tepatnya masuk ke periode G1. Pada periode ini sel akan membesar
sampai mencapai ukuran sel dewasa.
2.3 Perbedaan Mitosis dan Meiosis
Menurut (Irnaningtyas, 2013), pembelahan mitosis berlangsung pada sel somatik/sel tubuh
dan menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya. Pembelahan mitosis terjadi
satu kali, dimana antara pembelahannya diselingi fase interfase. Jumlah kromosom sel anak
sama dengan induk dan sifatnya sama dengan induk dan sel anak mampu membelah lagi.
Pembelahan mitosis dapat terjadi pada organisme usia muda, dewasa, ataupun usia tua.
Sedangkan pada pembelahan sel meiosis berlangsung pada organ reproduksi, menghasilkan 4
buah sel anakan, terjadi 2 kali pembelahan, yaitu meosis I dan meiosis II, yang tidak terdapat
fase interfase. Pembelahan meiosis menghasilkan jumlah kromosom sel anak separuh dari
jumlah kromosom sel induk, dimana sel anak tak mampu membelah lagi. Pembelahan meiosis
umumnya terjadi pada organisme dewasa
BAB III METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
Alat-alat yang diperlukaan dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1. Alat tulis digunakan untuk mencatat atau memaparkan data hasil pengamatan
2. Kemera digunakan sebagai alat untuk mendokumentasikan pengamatan dalam bentuk foto
atau gambar
3. Pisau atau cutter berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk membelah setiap spesimen
buah.
4. Kaca preparat, berfungasi sebagai wadah atau tempat untuk meletakkan akar bawang
merah yang telah direndam dalam larutan HCL.
5. Cover glass berfungsi untuk menutup atau menindih akar bawang merah.
6. Mikroskop berfungsi sebagai alat untuk mengamati akar bawang merah dengan
perbesaran yang lebih detail.
Sementara itu, bahan yang digunakan dalam pengamatan ini adalah
1. Larutan HCL, digunakan untuk merendam akar bawang merah
2. Asam acetocarmin merupakan larutan pewarna yang digunakan untuk mewarnai jaringan,
untuk pemeriksaan di bawah mikroskop (Astuti, 2018)
3. Akar bawang merah digunakan sebagai objek atau spesimen yang akan diamati
3.2 Cara Kerja
Pengamatan sel bawang merah

Memotong akar bawang 1 cm

Memasukkan akar bawang ke dalam HCl


selama 1-2 menit

Meletakkan akar yang telah direndam ke atas preparat dan beri


satu tetes acetocarmin

Menutup dengan cover glass kemudian menekan dengan ibu jari


sambil diputar hingga pipih

Mengamati dibawah mikroskop

Mencatat hasil pengamatan dan


dokumentasi
3.3 Analisa Perlakuan
Untuk melakukan penelitian, langkah awal yang perlu kita lakukan adalah menyiapkan alat
dan bahan. Setelah bahan dan alat telah tersedia, langkah selanjutnya adalah mengambil akar
bawang tersebut lalu memotongnya menggunakan cutter dengan ketebalan 1 cm. Kemudian,
masukkan akar bawang ke dalam HCl selama 1-2 menit. Jika telah sampai 2 menit, letakkan
akar yang telah direndam ke atas preparat dan beri satu tetes acetocarmine, lalu menutupnya
dengan cover glass kemudian menekan dengan ibu jari sambil diputar hingga pipih. Selanjutnya
amati akar tersebut di bawah mikroskop, kemudian hasil identifikasi di tulis pada lembar kertas
pengamatan. Dan terakhir, mengambil gambar/foto sebagai hasil dokumentasi dari
pengamatan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Klasifikasi Tanaman

Menurut Tjitrosoepomo (2010) dalam (Hakim, 2017), klasifikasi tanaman bawang merah
adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Monocotyledonae
Ordo : Liliaceae
Family : Liliales
Genus : Allium
Species : Allium ascalonicum L
4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengamatan, akar bawang merah mengalami pembelahan mitosis dimana
dari fase profase hingga fase telofase aktivitas pembelahan mitosis sel semakin menurun.
Dalam pembelahan mitosis ini menghasilkan 2 buah sel anakan yang identik dengan induknya.
Berdasarkan persentase modus kemunculan fase-fase mitosis Allium menunjukkan bahwa
indeks mitosis meningkat saat jumlah sel dalam profase menurun dan metafase meningkat, hal
ini sesuai dengan penelitian Osuji dan Owei (2010) yang meneliti tentang IM pada Treculia
africana dan penelitian Adesoye dan Nnadi (2011) yang meneliti tentang IM pada Sphenostylis
stenocarpha (Hochst. Ex. A. Rich.) Harm. yang sama-sama menyimpulkan bahwa IM tertinggi
terjadi ditunjukkan oleh persentase metafase sel yang tinggi (Abidin, 2014).
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa akar bawang merah mengalami
pembelahan mitosis yang menghasilkan dua sel anakan yang identik dengan induknya, dimana
dalam tingkatan tahap pembelahan sel mitosis mengalami penurunan.

5.2 Saran
Sebaiknya para praktikan harus memahami setiap bahan dan alat yang diperlukan dalam
praktikum ini, terutama dalam penggunaan larutan bahan kimia dan mikroskop agar dapat
memudahkan proses praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, A. (2014). Studi Indeks Mitosis Bawang untuk Pembuatan Media Pembelajaran
Preparat Mitosis. Bioedu, Vo. 3 No.3, 571-579.
Astuti, T. (2018). Modifikasi Metode Preparasi Pewarnaan Kromosom pada Akar Kangkung
(Ipomoea reptans). Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan, 107-112.
Cregan, E. (2008). All About Mitosis and Meiosis. Huntington Beach: Shell Education.
Hakim, D. (2017). Kajian Morfologi dan Biokimia Bakteri Rizosfer Bawang Merah (Allium
uscalonicum L,.) pada Cekaman PB di Kecamatan Wanasari Kabupaten Brebes.
Fakultas Pertanian, Universitas Muhammadiyah Purwokerto, 1-82.
Irnaningtyas. (2013). Biologi SMA kelas XII. Tangerang Selatan: Erlangga.
Jusuf , M. (2008). Genetika. Dalam: Biologi dan Reproduksi Sel. Jakarta: Universitas Terbuka.
Lyons, Alan Bruce, 2014, Analysing Cell Division In Vivo and In Vitro Using Flow Cytometric
Measurement Of CFSE Dye Dilution.Journal Of Immunological Methods.243, Issues
1-2.
McAinsh, A. (2009). Mitosis Methods and Protocols. New York: Humana Press.
Rachmawati, F. (2009). Biologi : untuk SMA/ MA Kelas XII Program IPA. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Rahmawati , A. (2014). Potensi Ekstrak Daun Widuri (Colotropis Gigantea) sebagai Obat
Antikanker Fibrosarkoma. Malang: UIN-Maliki Press.
Raja, P. D. (2015). Indeks Mitosis Ujung Akar Kecambah Cabe Besar (Capsicum annuum L.)
Setelah Perlakuan Suspensi Trichoderma sp. Jurnal Biologi Volume 19 No.2 Desember
2015, 80-83.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai