Anda di halaman 1dari 16

MITOSIS PADA SEL AKAR BAWANG DAN MEIOSIS PADA ANTHER

BUNGA SEPATU
(Laporan Praktikum Genetika)

Oleh

Jensa Yuswantoro
1917021036

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Percobaan : Mitosis Pada Sel Akar Bawang Dan Meiosis


Bunga Sepatu Pada Anther

Tanggal Percobaan : 3 Juni 2021

Nama : Jensa Yuswantoro

NPM : 1917021036

Program Studi : Biologi

Fakultas : Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Kelompok : I (Satu)

Bandar Lampung, 3 Juni 2021


Mengetahui
Asisten

Dewi Sartika, S.Si.


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sel sebagai unit fungsional kehidupan perlu untuk bereproduksi. Untuk memenuhi
hal tersebut maka sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel dibagi menjadi
pembelahan secara mitosis dan meiosis.Proses mitosis menghasilkan dua sel anak
dengan komposisi genetik yang sama dengan induk sedangkan proses meiosis
menghasilkan empat sel anak dengan komposisi genetik yang berbeda/variasi dengan
induk. Proses mitosis terjadi pada sel somatik sedangkan proses meiosis pada sel
gonad/kelamin.

Mitosis sangat aktif membelah pada jaringan meristem, menghasilkan dua sel anak
yang memiliki genotip sama dan identik dengan sel induknya. Sedangkan meiosis,
terjadi pada sel-sel germinal (gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang
haploid dengan komposisi genotip yang mungkin berbeda dengan sel induknya.
Mitosis adalah pembelahan inti yang berhubungan dengan pembelahan sel
somatik, dimana terdapat beberapa tahap didalamnya, yaitu: interfase, profase,
metafase, anafase, dan telofase (Satrosumarjo, 2006). Proses mitosis disertai
karyokinesis yaitu pembelahan inti dan sitokinesis, pembagian sitoplasma. Satu sel
induk akan tereproduksi menjadi dua, namun jumlah kromosomnya tetap sama
dengan sel induk. (Arman sujana, 2007).
Meiosis dilakukan untuk untuk membagi dua jumlah kromosom dalam gamet,
mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi (Campbell,2004).
Pembelahan meiosis dilakukan sebanyak dua kali secara berurutan yang disebut
meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan 4 sel anak dan masing-
masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom induknya. Secara
umum, tahapan pembelahan meiosis hampir sama dengan mitosis. Pada profase I
terjadi proses pindah silang (crossing over) pada tetrad (kompleks empat
kromatid). Proses ini merupakan ciri khas dari meiosis. Tahap profase I memakan
lebih dari 90% waktu untuk meiosis. Pada tahap proses Profase II tidak terjadi lagi
proses pindah silang tetapi sel akan membelah seperti mitosis yang diakhiri dengan
proses Sitokinesis.

Peristiwa meiosis dapat ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad.


Praktikum ini bertujuan untuk mengamati tahap-tahap proses pembelahan sel
secara mitosisdan meiosis pada sel-sel ujung akar bawang merah dana anther
bunga sepatu.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Menunjukkan ciri-ciri setiap tahapan pembelahan mitosis


2. Menunjukkan ciri-ciri setiap tahapan pembelahan meiosis
3. Membuat sediaan mitosis akar bawang dan meiosis anther bunga sepatu
II. TINJAUAN PUSTAKA

Teori sel menyatakan bahwa setiap sel penyusun makhluk hidup berasal dari sel
sebelumnya. Proses terjadinya sel baru dari sel induknya disebut dengan pembelahan
sel yang berdasarkan beberapa perbedaan pokoknya dikelompokkan menjadi mitosis
dan meiosis. Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada sel-sel
somatis (sangat aktif pada jaringan meristem) yang menghasilkan dua sel anak
dengan komponen yang sama dan identik dengan komponen induknya. Pada saat sel
aktif membelah, kromosom akan relatif mudah diamati dengan hanya
memperlakukan sel-sel tersebut dengan metode fiksasi dan pewarnaan yang
sederhana (Andre, 2008).

Mitosis adalah proses pembagian genom yang telah digandakan oleh sel ke dua sel
identik yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis umumnya diikuti oleh
sitokinesis yang membagi sitoplasma dan membran sel. Proses ini menghasilkan dua
sel anak yang identik, yang memiliki distribusi organel dan komponen sel yang
sama, serta bertujuan untuk mempertahankan pasangan kromosom yang sama
melalui pembelahan inti secara berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam sel
somatik yang bersifat meristematik, yaitu sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) (Muhlisyah dkk, 2014).

Mitosis terdiri dari empat fase berurutan, profase, metafase, anafase, dan telofase.
Selama profase, tiap kromosom akan memendek dan menebal melalui supercoiling
secara berulang-ulang. Membran nukleus menghilang dan terbentuk gelendong
mikrotubulus dari satu kutub sel ke kutub lainnya. Selama metafase, kromosom akan
berjajar di bagian tengah gelendong miktotubulus. Saat anafase, dau kromatid dari
masing-masing kromosom yang telah direplikasi akan ditarik kutub-kutub sel yang
berbeda akibat adanya depolimerisasi mikrotubulus pada apparatus gelendong yang
menempel di sentromer. Kromatid-kromatid saudara ini, akan menjadi kromosom-
kromosom baru (William, 2007).

Pada makhluk hidup tingkat tinggi, sel somatik (sel tubuh), kecuali sel kelamin
mengandung satu sel kromosom yang berasal dari induk betina bentuknya serupa
dengan yang berasal dari induk betina. Maka sepasang kromosom tersebut disebut
dengan kromosom homolog. Oleh karena itu jumlah kromosom dalam sel tubuh
dinamakan diploid (2n). Sel kelamin (gamet) hanya mengandung separuh dari jumlah
kromosom yang terdapat dalam sel somatik, karena itu jumlah kromosom dalam
gamet dinamakan haploid (n). Satu sel kromosom haploid dari satu spesies
dinamakan genom. Setiap makhluk hidup terjadi mulai dari sebuah sel tunggal yang
disebut zigot, akan tetapi perbesaran dan perbanyakan dari sel tunggal itu sangat
diperlukan agar makhluk itu mencapai ukuran yang semestinya. Pembelahan sel
lengkap dibedakan atas dua proses yaitu: pembelahan inti sel (karyokinesis) dan
pembelahan sitoplasma (sitokinesis). Makhluk yang membiak secara seksual
mengenal dua macam pembelahan inti, yaitu pembelahan biasa (mitosis) dan
pembelahan reduksi (meiosis) (Suryo, 2008).

Mitosis berlaku pada pembelahan inti sedangkan pembelahan sitoplasma disebut


sitokinesis. Pembelahan inti terdapat pada embrio seluruh jaringan. Semua sel
somatik dalam suatu organisme multiselular berasal dari satu sel, yaitu zigot, melalui
proses pembelahan yang disebut mitosis. Fungsi mitosis mula-mula membentuk
salinan yang sama dari tiap kromosom dan kemudian melalui pembelahan sel induk
(asal), mendistribusikan suatu set kromosom yang identik kepada kedua sel anak.
Kemampuan organisme untuk memproduksi jenisnya merupakan salah satu
karakteristik yang paling bisa membedakan antara makhluk hidup dan makhluk mati.
Kemampuan yang unik untuk menghasilkan keturunan ini, seperti semua fungsi
biologis memiliki dasar seluler (Campbell et al., 2008).

Dalam tahapan pembelahan sel, mitosis adalah proses pembelahan sel berupa
duplikasi akurat sejumlah besar asam deoksi ribonukleat (DNA) di dalam kromosom,
dan kemudian hasil duplikasi tersebut dipisah hingga terjadi dua sel baru yang
identik. Beberapa tahapan dalam fase mitosis adalah tahap profase, metafase, anafase
dan telofase. Tahap profase adalah tahap visualisasi selubung inti atau dinding sel
inti sudah mulai menghilang dan tampak benang benang kromatin yang bergerombol
padat. Tahap metafase yaitu tahapan kromosom dalam keadaan tersebar dalam sel
berukuran panjang dan pendek tanpa disertai dinding nukleus. Tahap anafase adalah
tahapan saat kromosom tersebar dengan masing-masing membelah menjadi dua.
Tahap telofase adalah tahapan saat inti sel membelah menjadi dua sel anak dan
masing-masing mempunyai pasangan identik sebagai kromosom diploid (Lusiyanti
& Lubis,
2013).

Pembelahan meiosis biasanya digunakan untuk menghitung jumlah kromosom.


Pembelahan sel dapat dihambat senyawa mutagen seperti alkaloid. Senyawa mutagen
dapat berikatan dengan mikrotubuli, sehingga tahap metafase terhenti dan kromosom
tidak tertarik ke bidang ekuator maupun kutub. Di samping itu, senyawa ini dapat
menyebabkan kromosom mengkerut, memendek, terpencar-pencar dan tumpang
tindih (Etikawati, 2000).

Daerah perkembangan bunga antera dapat dilihat alam primordium stamen, antera
masih terdiri atas protoderm dan masa meristem dasar saja. Tiap daerah terdapat
sederetan pemula hypodermis yang membelah periklin membentuk dua lapisan.
Lapisan dalam pemula ini merupakan sel sporogen primer, yang dengan pembelahan
berikutnya membentuk sel induk serbuk. Lapisan luar pemula merupakan sel parietal
primer, yang dinding kantong serbuk sari dan bagian besar tapetum berkembang
sebagai hasil pembelahan sel antiklin dan periklin (Mulyani, 2006).
III. METODE PENELITIAN

3.1 Alat dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Umbi bawang
Bombay, HCl 1 N, toluidine blue (aceto-carmin), fiksatif carnoy, gelas objek, gelas
penutup, silet, tissue, gelas ukur, lampu spiritus, cawan plastik kecil, forsep dan
mikroskop.

3.2 Cara Kerja

Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

A. Mitosis
1. Sediakan 2 cawan plastik kecil. Label cawan pertama dengan HCl dan
masukkanHCl 1 N secukupnya ke dalam cawan. Label can kedua dengan
“carnoy’ kemudian tuangkan larutan carnoy secukunya ke dalam cawan.
2. Gunakan forsep untuk memasukkan potongan ujung akar bawang (1 – 2 cm)
dari ujung ke dalam larutan HCl. Setelah terendam selama 4 menit dalam
larutan HCl, pindahkan dan rendam potongan akar bawang ke dalam larutan
carnoy selama 4 menit.
3. Dengan menggunakan pisau silet tajam, potong 1 – 2 mm bagian ujung akar dan
letakkan di atas objek gelas, kemudian beri 1 – 2 tetes toluidine blue
(acetocarmin). Diamkan selama 2 menit, kemudian hisap toluidin blue yang
tersisa dengan tisu. Hat-hati jangan sampai menyentuh akar.
4. Secara hati-hati tutup specimen dengan gelas penutup dan letakkan tisu di
atasnya, tekan gelas penutup di daerah di mana terdapat akar bawang
5. menggunakan penghapus pensil sedemikian rupa sehingga sel-sel ujung akar
menyebar dan menjadi setebal selapis sel. Usahakan gelas penutup jangan
pecah.
6. Amati preparat di bawah mikroskop menggunakan pembesaran kecil. Bila
sel bawang terlihat bertumpuk, lakukan lagi proses penyebaran sel dengan
cara menekan preparat seperti di atas.

B. Meiosis
1. Lakukan pengamatan pembelahan pada alat reproduksi jantan kembang
sepatu(anther) dengan cara mengikuti langkah-langkah pada A1
2. Buatlah gambar hasil pengamatan saudara.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
a Mitosis pada Akar bawang
1 Profase kromatin yang berkondensasi dan
nukleolus mulai lenyap

2 Metafase kinetokor kromatid saudara


melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub
yang bersebrangan

3 Anafase kromosom saudara bergerak ke


arah kutub yang berlawanan saat
mikrotubulus kinetokor
memendek

4 Telofase terbentuk dua nukleus anakan di


dalam sel, selaput nukleus dan
nukleolus muncul kembali dan
kromosom menjadi kurang
terkondensasi
b Meiosis pada anther bunga sepatu

4.2 Pembahasan
Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari perbanyakan
(reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya. Sel sebagai unit fungsional dan
struktural mempunyai tanggung jawab dalam proses tersebut. Setiap kali pembelahan
akan diikuti dengan pembagian organel-organel dan kromosom dari sel induk.

Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis
dan meiosis. Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme prokariotik
dan uniseluler seperti Amoeba, bakteri dan ganggang. Pada pembelahan tersebut
tidak tampak adanya kromosom. Pembelahan sel secara Mitosis dan Meiosis pada
umumnya berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang meliputi
pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis).Setiap kali
pembelahan memiliki tahapan-tahapan yang didasarkan pada perubahan letak
kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan
mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses- prosesnya melalui teknik atau
perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut.

Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang mempunyai kariotipe
kromosom yang identik dengan kariotipe kromosomal sel induknya. Pada dasarnya
pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak.

Proses pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu Profase yang ditandai
dengan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom. Sentriol
membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak bersama mikrotubul menuju
kutub masing-masing. Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus)
dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel
tersebut, dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk
membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid
anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan
mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai dengan berpisahnya sel
anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai muncul kembali yang diikuti
dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan
replikasi kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel
dimana kromosom anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak
berjumlah dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak.

Meiosis hanya terjadi pada fase reproduksi seksual atau pada jaringan nuftah. Pada
meiosis, terjadi perpasangan dari kromosom homolog serta terjadi pengurangan
jumlah kromosom induk terhadap sel anak. Disamping itu, pada meiosis terjadi dua
kali periode pembelahan sel, yaitu pembelahan I (meiosis I) dan pembelahan II
(meiosis II). Meiosis I dan meiosis II terjadi pada sel tumbuhan. Demikian juga pada
sel hewan terjadi meiosis I dan meiosis II. Baik pada pembelahan meiosis I dan II,
terjadi fase-fase pembelahan seperti pada mitosis. Oleh karena itu dikenal adanya
profase I, metafase I, anafase I , telofase I, profase II, metafase II, anafase II, dan
telofase II. Akibat adanya dua kali proses pembelahan sel, maka pada meiosis, satu
sel induk akan menghasilkan empat sel baru, dengan masing-masing sel mengandung
jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom sel induk.

Profase I. Seperti pada mitosis, tahap ini merupakan periode kondensasi DNA atau
kromosom untuk mendapatkan struktur yang pendek. Profase I dapat dibagi menjadi
tahapan leptonema; zigonema; pakinema; diplonema, dan diakinesis. Pada periode
leptonema kondensasi DNA berjalan, menghasilkan benang yang tebal. Proses
penebalan berjalan terus dan kromosom mulai berpasangan dengan homolognya.
Adanya perpasangan kromosom homolog menunjukkan bahwa meiosis sudah
memasuki tahap zigonema. Pada periode pakinema, semua kromosom yang telah
mempunyai pasangan akan terus memendek sehingga setiap pasangan kromosom
terlihat terpisah dari pasangan yang baru. Pasangan dua kromosom homolog disebut
bivalen.

Metafase I. Serat gelendong keluar dari kutub yang berlawanan dan mengait pada
sentromer dari kromosom homolog yang telah berpasangan. Akibat daya tarik dari
kedua kutub maka semua bivalen terletak pada bagian tengah sel, yaitu pada bidang
ekuatorial. Perpasangan kromosom homolog ini tidak terjadi pada mitosis.

Anafase I: Dimulai dengan bergeraknya kromosom yang homolog ke dua kutub yang
berlawanan akibat tarikan benang gelendong. Berbeda dengan yang terjadipada
mitosis, pada tahap ini yang berpisah adalah pasangan kromosom homolog, dengan
dua kromatid bersaudara masih tetap terikat pada sentromernya. Pada mitosis yang
berpisah adalah kromatidnya. Jadi, pada fase ini terjadi pemisahan gugus ploidi
kromosom sehingga pada kedua kutub akan berkumpul masing-masing satu ploidi
kromosom.
Telofase I: Tahapan ini ditandai dengan tibanya kromosom yang bermigrasi di dua
kutub yang berbeda. Pada setiap kutub akan berkumpul satu gugus ploidi kromosom,
yang merupakan separuh jumlah gugus ploidi kromosom sel induk. Setiap kromosom
pada saat ini berada dalam bentuk dua kromatid bersaudara yang terikat pada
sentromernya. Pengumpulan gugus kromosom pada kedua kutub merupakan ciri
berakhirnya tahap meiosis I.

Proses yang terjadi antara meiosis I dan meiosis II berbeda-beda untuk setiap
organisme (tergantung spesiesnya). Pada spesies tertentu,misalnya pada manusia,
setelah telofase I terdapat interfase yang ditandai dengan munculnya inti sel yang
membungkus dua kelompok kromosom, sedangkan pada spesies lain setelah telofase
I langsung terjadi meiosis II.

Tahapan profase II kadang-kadang tidak ditemukan, dimana setelah telofase I


dilanjutkan pembelahan kedua yang terlihat dengan munculnya 1.24Genetikabenang
gelendong yang menarik kromatid pada sentromernya ke dua kutub yang berbeda.
Akibat tarikan serat yang seimbang kromosom akan terletak pada bidang ekuator
(metafase II), dan tarikan yang berlawanan itu kemudian akan menyebabkan dua
kromatid bersaudara berpisah dan bergerak kearah yang berlawanan, hal ini
merupakan anafase II.

Pada tahap akhir, yaitu telofase II, kromosom berkumpul pada kutub-kutub yang
berbeda, dan membran inti muncul membungkus kelompok kromosom tersebut. Pada
saat ini kromosom yang terdapat pada setiap kelompok sudah bukan gabungan
kromatid lagi. Setelah melewati dua kali pembelahan maka dari satu sel akan
dihasilkan empat sel dengan masing-masing sel mengandung kromosom separuh
jumlah sel awal. Kelompok empat sel yang dihasilkan dari satu sel melalui meiosis
disebut tetrad.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang diperoleh pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan utama pembelahan sel adalah untuk perbanyakan/reproduksi suatu
organisme.
2. Terdapat 3 macam pembelahan sel yaitu secara amitosis, mitosis, dan meiosis.
3. Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme prokariot dan
uniseluler.
4. Pembelahan secara mitosis dan meiosis terjadi pada organisme eukariot dan
multiseluler.
5. Pembelahan mitosis hanya terjadi pada satu kali periode pembelahan sel
sedangkan pada meiosis terjadi dua kali periode pembelahan sel.
6. Pembelahan mitosis menghasilkan 2 anakan sel yang bersifat diploid (2n) dan
jumlah kromosom sama dengan induknya.
7. Sedangkan pembelahan meiosis menghasilkan 4 sel anakan yang bersifat
haploid (n) dan jumlah kromosom setengah dari jumlah kromosom induknya.
DAFTAR PUSTAKA

Andre, M. B. 2008. Bengkel Genetika. Jakarta: Erlangga.

Campbell, N. A. 2008. Biologi Edisi Kelima Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Etikawati, N. dan Setyawan, A.D., 2000, Studi Sitotaksonomi pada Genus


Zingiber, Jurnal Biodiversitas. 1 (1) : 8-13.

Lusiyanti, Y & M. Lubis. 2013. Deteksi Aberasi Kromosom Pada Pembelahan


Pertama (M1) Dan Kedua (M2) Pada Sel Limfosit Perifer Pasca
Irradiasi Sinar X. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi
Nuklir. MIPA: Bandung.

Muhlisyah, N., C. Muthiadin., B. F. Wahidah & I. R. Aziz. 2014. Preparasi


Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis) Varietas
Edulis Sulawesi Selatan. Jurnal Ilmiah Biogenesis. 2(1): 48-55.

Mulyani, S. 2006. Anatomi Tumbuhan. Kanisius: Yogyakarta

Suryo. 2008. enetika Manusia. Gadjah Mada University Press: Yogyakarta.

William. 2006. Biologi Molekuler dan Sel. Erlangga: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai