anak. Dimana pembelahan sel bertujuan untuk pertumbuhan dan perkembangan, mengganti
sel-sel yang telah rusak atau mati, berkembang biak, serta variasi individu baru dll.
Artikel kali ini merupakan lanjutan dari artikel sebelumnya yang berjudul “Transportasi Sel
dan Mekanismenya” dan pada artikel kali ini kita akan membahas mengenai “Pembelahan Sel
(Amitosis, Mitosis dan Meiosis) Proses dan Tujuannya”, Selamat membaca!
Sebelum masuk ke macam-macam cara pembelahan sel dan mekanismenya, ada baiknya
anda terlebih dahulu memahami istilah dan konsep dasar pada pembelahan sel berikut :
Sel yang membelah disebut dengan sel induk
Hasil dari pembelahan sel induk dinamakan dengan sel anak
Macam-macam Cara Pembelahan Sel
Ada dua cara pembelahan sel secara umumnya yaitu, pembelahan langsung(amitosis)
dan pembelahan secara tak langsung yang terdiri atas Pembelahan
Mitosis dan Pembelahan Meiosis(Pembelahan Reduksi). Baiklah mungkin sahabat mulai
mendapatkan gambaran tentang pembelahan sel, bagaiamana selanjutnya? Silahkan
lanjutkan membaca!
A. Pembelahan Sel Secara Amitosis
Pembelahan amitosis, secara etimologi (secara bahasa) berasal dari penggabungan
kata a dan mitos. Dimana A = tidak dan Mitos = benang, jadi pembelahan amitosis
adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga dengan pembelahan sederhana
yang didahului dengan pembelahan inti tanpa didhului pembentukan benang spindel,
penampakan kromosom, peleburan membran inti dan ciri lainnya. Pembelahan secara
langsung ini, basanya terjadi pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler) atau pada
prokariota misalnya pada Amoeba, Paramecium, Alga biru dll. Pada pembelahan ini, sel anak
mewarisi sifat induknya sehingga pembelahan amitosis menghasilkan turunan yang sifat sel
anaknya identik dengan sel induknya.
Pada proses pembelahan amitosis, inti terbelah dahulu menjadi dua bagian, yang mana inti
tersebut langsung didistribusikan pada sel anak, dan dan kemudian diikuti dengan
pembelahan pada sitoplasmanya dan membran sel. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan
gabar dibawah ini secara seksama!
proses spermatogenesis
Spermatozoa adalah gamet jantan dewasa yang hadir dalam organisme yang
secara melakukan reproduksi secara seksual, dan itu mirip dengan oogenesis
pada wanita. Spermatogenesis biasanya terjadi pada tubulus seminiferus
testis dalam serangkaian tahap, diikuti oleh kematangan dalam epididimis, di
mana mereka menjadi siap untuk disahkan sebagai air mani bersama dengan
sekresi kelenjar lainnya.
Proses ini dimulai pada saat pubertas karena tindakan hipotalamus, kelenjar
pituitari, dan sel-sel Leydig, dan proses hanya berakhir setelah kematian.
Namun, jumlah sperma akan berkurang secara bertahap seiring dengan
bertambahnya usia, akhirnya menyebabkan infertilitas.
Proses Spermatogenesis
Proses spermatogenesis sangat mirip pada hewan dan manusia. Mari kita
lihat pada setiap tahap proses spermatogenesis dalam rincian berikut.
Tahap 3: Di divisi meiosis kedua, dua sel anak baru lebih lanjut membagi diri
menjadi empat spermatid, yang memiliki kromosom unik yang memiliki
setengah jumlahnya dengan spermatogonium asli.
Penting untuk dicatat bahwa setiap divisi dalam proses tidak lengkap, dan
bahwa sel-sel yang selalu melekat satu sama lain dengan sitoplasma untuk
memungkinkan mereka untuk dewasa pada saat yang sama. Juga, beberapa
spermatogonium mereplikasi diri, bukannya berubah menjadi spermatid, yang
menjamin bahwa pasokan sperma tidak kehabisan. Sepanjang seluruh proses,
sel-sel spermatogenik berinteraksi dengan sel-sel Sertoli, yang menyediakan
nutrisi dan dukungan struktural untuk mereka.
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur pada sistem reproduksi wanita. Proses tersebut
terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap penggandaan, tahap pertumbuhan, dan tahap pematangan.
1) Tahap penggandaan terjadi dalam ovarium janin ketika masih dalam kandungan. Pada tahap
penggandaan, sel primordial mengalami pembelahan mitosis membentuk oogonia (tunggal = oogo-
nium) yang bersifat diploid.
2) Tahap pertumbuhan terjadi pada ovarium bayi. Pada tahap pertumbuhan oogonium mengalami
pembelahan mitosis membentuk oosit primer (diploid). Oosit primer berada dalam keadaan dorman
(istirahat) sampai anak perempuan mengalami masa puber.
3) Tahap pematangan dimulai pada masa puber. Pada masa puber terjadi perubahan hormonal
dalam tubuh anak perempuan. Perubahan tersebut mengakibatkan oosit primer membelah secara
meiosis I menghasilkan oosit sekunder (berukuran besar) dan badan polar I (berukuran kecil).
Oosit sekunder berhenti mengalami pembelahan saat terjadi ovulasi. Pembelahan meiosis II ini
kemudian dilanjutkan setelah sel telur mengalami fertilisasi. Pada pembelahan ini, oosit sekunder
menghasilkan ootid (haploid) dan badan polar II (haploid).
Ootid akan mengalami diferensiasi menjadi ovum dan badan polar II mengalami degenerasi. Badan
polar I juga akan mengalami pembelahan menjadi dua badan polar.
Namun, kadang-kadang badan polar I mengalami degenerasi sebelum mengalami pembelahan. Oosit
sekunder yang diovulasikan dari ovarium dilindungi oleh dua lapisan, lapisan luar disebut corona dan
lapisan dalam disebut zona pelusida.
Oosit sekunder menghasilkan senyawa fertilisin yang mempunyai beberapa fungsi berikut.
1) Mengaktifkan sperma agar bergerak lebih cepat.
2) Menarik sperma secara kemotaksis positif.
3) Mengumpulkan sperma di sekeliling ovum.