Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …………………………………………. 1


A. Amitosis …………………………………………. 2
B. Mitosis …………………………………………. 3
C. Meiosis …………………………………………. 7
D. Gametogenesis …………………………………………. 10
1. Spermatogenesis …………………………………………. 10
2. Oogenesis …………………………………………. 12
3. Mekanisme siklus Haid …………………………………………. 14

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………. 23

1
A. Amitosis
Pembelahan amitosis, secara etimologi (secara bahasa) berasal dari penggabungan
kata a dan mitos. Dimana A = tidak dan Mitos = benang, jadi pembelahan amitosis
adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga dengan pembelahan sederhana yang
didahului dengan pembelahan inti tanpa didahului pembentukan benang spindel, penampakan
kromosom, peleburan membran inti dan ciri lainnya. Pembelahan secara langsung ini, basanya
terjadi pada makhluk hidup bersel satu (uniseluler) atau pada prokariota misalnya pada Amoeba,
Paramecium, Alga biru dll. Pada pembelahan ini, sel anak mewarisi sifat induknya sehingga
pembelahan amitosis menghasilkan turunan yang sifat sel anaknya  identik dengan sel induknya.
Pada proses pembelahan amitosis, inti terbelah dahulu menjadi dua bagian, yang mana inti
tersebut langsung didistribusikan pada sel anak, dan dan kemudian diikuti dengan pembelahan
pada sitoplasmanya dan membran sel. Untuk lebih jelasnya, coba perhatikan gabar dibawah ini
secara seksama.

Ciri-ciri Pembelahan Amitosis :


1. Terjadi pada organisme uniseluler (bersel tunggal) seperti pada : amoeba, parameciu, alga
biru dll.
2. Setipa sel membelah menjadi dua sel anakan

Tujuan pembelahan Amitosis :


1. Untuk reproduksi (memperbanyak diri)

2
B. Mitosis
Pembelahan mitosis termasuk kedalam pembelahan sel secara tidak langsung, karena
pembelahan inti (nukleus) didahului oleh pembentukan benang-benang kumparan sperma
(kromosom). Biasanya terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatic) dan sel nutfah. Pembelahan secara
mitosis akan menghasilkan dua sel anakan yang masing-masing sel anak tersebut, mempunyai
sifat dan jumlah kromosom yang sama dengan induknya. Sel-sel tersebut memiliki perbedaan
kemampuan dalam kecepatan membelah, ada yang cepat dan ada pula yang lambat. Contohnya
pada sel-sel germinatikum pada kulit yang mampu melakukan pembelahan secara cepat untuk
menggantikan sel-sel yang rusaka atau sel-sel yang sudah mati. Pada hati, proses pembelahannya
berlangsung lama, yaitu dalam waktu tahunan.

Siklus sel adalah urutan-urutan tertentu dalam mekanisme pembelahan sel hingga pembelahan
sel lagi untuk membentuk sel anakan. Dan siklus ini terbagi menjadi dua fase yaitu interfase dan
fase mitotik.

3
Tahap Pembelahan Mitosis

1. Interfase (Fase Istirahat)


Interfase merupakan fase istirahat dalam pembelahan sel. dimana pada fase ini, sel melakukan
berbagai persiapan untuk melakukan pembelahan selanjutnya dan membutuhkan waktu yang
lama dibandingkana dengan fase mitotik (fase pembelahan). Interfase terbagi atas tiga fase yaitu:
a. Fase G1 (Fase Growth 1/ Fase Pertumbuhan). Fase G1 atau fase pertumbuhan merupakan
fase yang berlangssung selama 9 jam dan termasuk fase yang paling aktif. Pada fase G1
ini sel mengadakan pertumbuhan dan perkembangan sehingga sel bertambah ukurannya
dan volumenya.
b. Fase S (Fase Sintesis). Fase ini berlangsung selama 10 jam dan merupakan fase
pembentukan (sintesis) DNA atau penggandaan kromosom.
c. Fase G2 (Fase Gwroth 2/ Fase Pertumbuhan 2). Pada fase ini terjadi proses sintesis
protein, dan pada fase ini sel siap untuk melakukan pembelahan.

2. Mitosis (Fase Pembelahan)


Ciri-ciri Pembelahan Mitosis :
1) Prosesnya berlangsung pada sel somatik
2) Menghasilkan dua sel anakan yang sifatnya identik dengan sel induknya
3) Terjadi satu kali pembelahan dengan 4 fase yaitu : Profase, Metafase, Anaphase dan
Telofase.
4) Antara satu pembelahan dengan pembelahan selanjutnya, terdapat suatu fase yang disebut
interfase (fase istirahat).
5) Sel anak memiliki jumlah kromosom yang sama dengan jumlah kromosom induknya dan
sel anak mampu untuk membelah lagi.
6) Pada usia muda, dewasa dan tua, pembelahan secara mitosis dapat terjadi.

Fase mitosis (fase terjadi pembelahan) tidak diawali oleh interfase, melainkan interfase
merupakan fase antara mitosis dengan mitosis selanjutnya. Jadi antara mitosis dengan mitosis
selanjutnya terdapat interfase, dimana pada interfase tersebut sel melakukan berbagai persiapan

4
untuk proses mitosis selanjutnya. Pembelahan sel secara mitosis terbagi pula menjdi 2 fase yaitu
kariokinesis dan sitokinesis. Berikut penjabarannya.
1) Kariokinesis
Kariokinesis adalah proses pembagian materi inti yang terdiri dari beberapa tahap diantaranya :
Profase, Metafase serta Telofase. Dan setiap fase-fase tersebut terdapat pula ciri-ciri yang
berbeda didalam tiap-tiap fase tersebut. Diantara beberapa aspek yang berbeda adalah pada
kromosom, membran inti, mikro tubulus dan sentriol. Berikut fase pada kariokinesis beserta ciri-
cirinya :

1. Profase
1) Hilangnya nukleus (inti) dan nukleolus (anak inti)
2) Benang-benang kromatin berubah menjadi kromosom dan selanjutnya, setiap keromosom
membelah menjadi kromatid dengan 1 sentromer.
3) Pasangan sentriol yang berada dalam sentrosom berpisah dan bergerak menuju kekutub
yang berlawanan.
4) Benang-benang spindel atau disebut juga dengan serat-serat gelendong, terbentuk
diantara 2 kutub pembelahan.

2. Metafase
Setiap kromosom yang terdiri atas satu pasang kromatid menuju ketengah sel dan berkumpul
padabidang ekuator (bidang pembelahan), dan kemudian menggantung pada benang spindle
melalui sentromer atau kinetokor.

3. Anaphase
Sentromer dari setiap kromosom, membelah sehingga menjadi dua bagian dengan masing-
masing 1 kromatida. Selanjutnya setiap kromatida berpisah dengan pasangannya dan bergerak
menuju kekutub yang berlawanan. Dan pada akhir anaphase, semua kromatida sampai pada
kutub masing-masing.

5
4. Telofase
1) Kromatida yang berada pada kutub berubah kembali menjadi benang-benang kromatin.
2) Dinding inti terbentuk kembali dan nukleolus membentuk dua inti baru.
3) Benang-benang spindle menghilang
4) Terjadi sitokinesi (pembelahan sitoplasma) menjadi dua bagian, dan terbetuk membran
plasma(membran sel) pemisah ditengah bidang ekuator (bidang pembelahan). Hasilnya
terbentuklah 2 sel anak yang memilik kromosom yang sama dengan kromosom indunya.

Hasil dari Mitosis :


1. Satu sel induk (diploid) menjadi dua sel anak yang masing-masing diploid
2. Jumlah kromosom sel anak sama setelah pembelahan tadi, sama dengan jumlah
kromosom sel induknya.

2) Sitokinesis
Pada proses sitokinesis, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi 2 melalui terbentuknya cincin
kontraktil yang dibentuk oleh aktin dan miosin pada bagian tengah sel, dimana cincin kontraktil
tersebut membentuk alur pembelahan yang akhirnya terbentuknya dua sel anak. Masing-masing
sel anak yang terbentuk tersebut mengandung organel-organel sel dan inti sel.

6
C. Meiosis
Pembelahan secara meiosis adalah pembelahan sel dimana setiap sel kromosomnya dibagi
menjadi dua. Pembelahan meiosis disebut juga dengan pembelahan reduksi, karena
menghasilkan sel anak yang mempunyai jumlah kromosom setengah dari kromosom sel
induknya. Terjadi pada alat reproduksi/gametogonium pada saat gametogenesisi (pembentukan
gamet).  Dalam proses pembelahan meiosis, pembelahan terjadi dua kali secara berturut-turut
tanpa dselingi dengan interfase (fase intirahat).

Tujuan dari Pembelahan Meiosis


1. Mereduksi kromosom (mengurangi jumlah kromosom)
2. Membentuk gonad/ gametogenesis
3. Tujauan dari rduksi adalah membentuk hasil zygot dari pertemuan sel goand yang selalu
sama dengan individu yang ada atau sebelumnya.

Ciri-ciri Pembelahan Meiosis


1. Berlangsung pada organa genetalia (organ reproduksi)
2. Menghasilkan empat sel anakan
3. Terjadi duakali pembelahan yaitu, Meiosis I dan Meiosis II
4. Tidak diselingi dengan interfase (fase istirahat)

7
5. Sel anak mempunyai separuh jumlah kromosom dari jumlah kromosom induknya
6. Sel anak tidak memiliki kemampuan untuk membelah lagi
7. Pembelahan meiosis mulai terjadi pada pubertas

Tahapa-tahap Pembelahan Meiosis


1. Meiosis I
Meiosis I terbagi empat (Profase I – Metafase I – Anafase I – Telofase I)
1) Profase I
Profase I dibagi menjadi beberapa tahap, diantaranya :
a. Leptonema adalah benang-benang kromati menebal menjadi kromosom
b. Zigonema adalah tiap kromosom homolog bergandengan, dan tiap pasang kromosom
homolog disebut dengan bivalen
c. Pakinema adalah tiapa bagian dari kromosom homolog mengganda, tetapi masih dalah
ikatan 1 sentromer sehingga membentuk tetrad
d. Diplonema adalah kromatid dari tiap belahan kromosom memendek dan membesar,
serta tampak saling menjauhi tetapi tetap terikat bersama oleh kiasmata (terjadinya
pindah silang (crossing over)).
e. Diakinesis adalah kromatid masih melanjutkan gerakan untuk salaing menjauhi dan
kiasmata mulai bergerak kearah ujung-ujung kromosom, kemudian sentrososm
membentuk 2 sentriol yang masing-masing membentuk benang spindle atau benang
gelondong pembelahan. Satu sentriol bergerak kearah kutub yang berlawanan
sendangkan yang satunya llagi tetap pada posisi semula. Nukleoplasma (membran inti)
dan nukleolus (anak inti) menghilang.

2)  Metafase I
Setiap tedrad, berada pada bidang metaphase atau dataran metaphase

3)  Anafase I
Tiap-tiap tetrad memisahkan diri dari pasangannya, kemudian bergerak kearah kutub yang
berlawanan. Sentromer belum membelah.

8
4)  Telofase I
Tiap-tiap tetrad makin mendekatai kutub, membran inti dan nukleoplasma muncul kembali,
terbentuknya bidang pembelahan pada bagia tengah sel, kromatid meregang dan membentuk
benang-benang kromatin, serta terbentuknya dua sel anak yang jumlah kromosonya sama dengan
jumlah kromosom induknya.

2. Meiosis II

1) Profase II
a. Sentrosom membentuk 2 sentriol yang letaknya berlawanan ktub, yang dihubungkan oleh
benang spindle.
b. Nukleoplasma dan nukleus hilang
c. Kromatin berubah kromosom yang dijerat oleh benang spindle atau benang gelendong

2) Metafase II
a. Kromosom berada pada bidang equator
b. Kromatid bergandengan (berkelompok) dua-dua
c. Sentromer belum membelah

3) Anafase II
Tiap-tiap tetrad memisahkan diri dari pasangannya, kemudian bergerak kearah kutub yang
berlawanan.

4) Telofase II
a. Kromatid berkumpul pada kutub pembelahan, kemudian berubah menjadi kromatin
b. Nukleoplasma dan nukleus terbentuk lagi
c. Pada akhir pembelahan meiosis II, terbentuk empat sel yang masing-masing sel
mengandung separuh dari kromosom induknya.

9
Dari uraian diatas dapat disimpulkan perbedaan antara pembelahan Mitosis dengan Mieosis:

No. Kriteria Perbedaan Mitosis Meiosis


1. Lokasi pembelahan Sel-sel tubuh dan sel gonad Sel gonad/ sel
kelamin
2. Jumlah pembelahan Satu kali Dua kali
3. Jumlah sel anak hasil Satu sel induk menghasilkan dua Satu sel induk
pembelahan sel anak menghasilkan 4 sel
anak
4. Jumlah kromosom anak Diploid (2n) diploid (2n) Diploid (2n) haploid
(n)
5. Pindah silang Tidak terjadi Terjadi pada profase I
6. Komponen genetic Sama dengan induk Berbeda dengan
induk
7. Tujuan Pertumbuhan dan regenerasi Reduksi kromosom
yaitu pembentukan
gamet

D. Gametogenesis
1. Spermatogenesis

Tingginya kadar FSH dan LH akan menghambat sekresi hormon GnRH oleh hipothalamus.
Sedangkan peningkatan kadar estrogen dan progesteron dapat menstimulasi (positif feedback,
pada fase folikuler) maupun menghambat (inhibitory/negatif feedback, pada saat fase luteal)
sekresi FSH dan LH di hipofisis atau GnRH di hipothalamus. 

10
Spermatogenesis adalah proses pembentukan sel spermatozoa (tunggal : spermatozoon)
yang terjadi di organ kelamin (gonad) jantan yaitu testis tepatnya di tubulus seminiferus. Sel
spermatozoa, disingkat sperma yang bersifat haploid (n) dibentuk di dalam testis melewati
sebuah proses kompleks. Spermatogenesis mencakup pematangan sel epitel germinal dengan
melalui proses pembelahan dan diferensiasi sel. Pematangan sel terjadi di tubulus seminiferus
yang kemudian disimpan dalam epididimis. Tubulus seminiferus terdiri dari sejumlah besar sel
germinal yang disebut spermatogonia(jamak). Spermatogonia terletak di dua sampai tiga lapis
luar sel-sel epitel tubulus seminiferus. Spermatogonia berdiferensiasi melalui tahap-tahap
perkembangan tertentu untuk membentuk sperma.  I

Pada proses spermatogenesis terjadi proses-proses dalam istilah sebagai berikut :   

1. Spermatositogenesis (spermatocytogenesis) adalah tahap awal dari spermatogenesis


yaitu peristiwa pembelahan spermatogonium menjadi spermatosit primer (mitosis),
selanjutnya spermatosit melanjutkan pembelahan secara meiosis menjadi spermatosit
sekunder dan spermatid. Istilah ini biasa disingkat proses pembelahan sel dari
spermatogonium menjadi spermatid. 
2. Spermiogenesis (spermiogensis) adalah peristiwa perubahan spermatid menjadi sperma
yang dewasa.Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan membutuhkan waktu
selama 2 hari. Terbagi menjadi tahap 1) Pembentukan golgi, axonema dan kondensasi
DNA, 2) Pembentukan cap akrosom, 3) pembentukan bagian ekor, 4) Maturasi, reduksi
sitoplasma difagosit oleh sel Sertoli.  
3. Spermiasi (Spermiation) adalah peristiwa pelepasan sperma matur dari sel sertoli ke
lumen tubulus seminiferus selanjutnya ke epididimidis. Sperma belum memiliki
kemampuan bergerak sendiri (non-motil). Sperma non motil ini ditranspor dalam cairan
testicular hasil sekresi sel Sertoli dan bergerak menuju epididimis karena kontraksi otot
peritubuler. Sperma baru mampu bergerak dalam saluran epidimis namun pergerakan
sperma dalam saluran reproduksi pria bukan karena motilitas sperma sendiri melainkan
karena kontraksi peristaltik otot saluran.  

11
Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Spermatogenesis

Proses pembentukan spermatozoa dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:


a. Kelenjer hipofisis menghasilkan hormon peransang folikel (Folicle Stimulating Hormon /
FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormon / LH).
b. LH merangsang sel leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa pubertas,
androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
c. FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding Protein) yang
akan memacu spermatogonium untuk memulai spermatogenesis.   
d. Hormon pertumbuhan, secara khusus meningkatkan pembelahan awal pada
spermatogenesis.

2. Oogenesis

Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis dimulai
dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia (tunggal: oogonium).
Pembentukan sel telur pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovari
fetus perempuan. Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah
selesai dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara
mitosis menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer

12
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut berhenti
hingga bayi perempuan dilahirkan, ovariumnya mampu menghasilkan sekitar 2 juta oosit primer
mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, satu sel
yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut badan kutub primer.
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami pembelahan
miosis II.  
Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu satu sel berukuran
normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan polar sekunder. Badan
kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya yang berasal dari
pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub sekunder. Ootid mengalami
perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan ketiga badan kutub mengalami
degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan  bahwa pada oogenesis hanya
menghasilkan satu ovum. 

Hormon - Hormon Yang Berperan Dalam proses Oogenesis


Proses pembentukan oogenesis dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon, diantaranya:
Pada wanita usia reproduksi terjadi siklus menstruasi oleh aktifnya aksis hipothalamus -hipofisis
- ovarium. Hipothalamus menghasilkan hormon GnRH (gonadotropin releasing hormone) yang
menstimulasi hipofisis mensekresi hormon FSH (follicle stimulating hormone) dan LH
(lutinuezing hormone). FSH dan LH menyebabkan serangkaian proses di ovarium sehingga
terjadi sekresi hormon estrogen dan progesteron. LH merangsang  korpus luteum untuk
menghasilkan hormon progesteron dan meransang ovulasi. Pada masa pubertas, progesteron
memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder. FSH merangsang ovulasi dan meransang folikel
untuk membentuk estrogen, memacu perkembangan folikel. Hormon prolaktin merangsang
produksi susu.

13
3. Mekanisme Siklus Haid

Menstruasi merupakan proses pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan
perdarahan dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi
yang berulang setiap bulan tersebut pada akhirnya akan membentuk siklus menstruasi.
Menstruasi pertama (menarche) pada remaja putri sering terjadi pada usia 11 tahun. Namun tidak
tertutup kemungkinan terjadi pada rentang usia 8-16 tahun. Menstruasi merupakan pertanda
masa reproduktif pada kehidupan seorang perempuan, yang dimulai dari menarce sampai
terjadinya menopause.

Awal siklus menstruasi dihitung sejak terjadinya perdarahan pada hari ke-1 dan berakhir
tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Umumnya, siklus menstruasi yang terjadi berkisar
antara 21-40 hari. Hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari. Jarak antara siklus yang
paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah menarche dan sesaat sebelum menopause.

Siklus menstruasi Sebagian besar wanita terjadi pada pertengahan usia reproduktif,
perdarahan menstruasi terjadi setiap 25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari.
Wanita dengan siklus ovulatorik, selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi – fase
folikular – bervariasi lamanya. Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi.
Selang waktu antara awal perdarahan menstruasi – fase luteal – relatif konstan dengan rata-rata
14 ± 2 hari pada kebanyakan wanita.

Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya lamanya 4 sampai 6 hari,
tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal. Pengeluaran darah menstruasi terdiri
dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang bercampur dengan darah yang banyaknya
tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila kecepatan aliran darahnya terlalu besar,
bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi
yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.

Rata-rata banyaknya darah yang hilang pada wanita normal selama satu periode menstruasi
telah ditentukan oleh beberapa kelompok peneliti, yaitu 25-60 ml. Konsentrasi Hb normal 14 gr
per dl dan kandungan besi Hb 3,4 mg per g, volume darah ini mengandung 12-29 mg besi dan

14
menggambarkan kehilangan darah yang sama dengan 0,4 sampai 1,0 mg besi untuk setiap hari
siklus tersebut atau 150 sampai 400 mg per tahun.

Siklus Menstruasi atau haid

Siklus menstruasi bervariasi pada tiap wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35
hari dan hanya 10-15% yang memiliki panjang siklus 28 hari, namun beberapa wanita memiliki
siklus yang tidak teratur dan hal ini bisa menjadi indikasi adanya masalah kesuburan. Panjang
siklus menstruasi dihitung dari hari pertama periode menstruasi hari dimana pendarahan dimulai
disebut sebagai hari pertama yang kemudian dihitung sampai dengan hari terakhir yaitu 1 hari
sebelum perdarahan menstruasi bulan berikutnya dimulai.

Seorang wanita memiliki 2 ovarium dimana masing-masing menyimpan sekitar 200.000


hingga 400.000 telur yang belum matang/folikel. Normalnya, hanya satu atau beberapa sel telur
yang tumbuh setiap periode menstruasi dan sekitar hari ke 14 sebelum menstruasi berikutnya,
ketika sel telur tersebut telah matang maka sel telur tersebut akan dilepaskan dari ovarium dan
kemudian berjalan menuju tuba fallopi untuk kemudian dibuah, yang disebut ovulasi.

Pada permulaan siklus, sebuah kelenjar didalam otak melepaskan hormon yang disebut
Follicle Stimulating Hormone (FSH) kedalam aliran darah sehingga membuat sel-sel telur
tersebut tumbuh didalam ovarium. Salah satu atau beberapa sel telur kemudian tumbuh lebih

15
cepat daripada sel telur lainnya dan menjadi dominan hingga kemudian mulai memproduksi
hormon yang disebut estrogen yang dilepaskan kedalam aliran darah.

Hormon estrogen dan hormone FSH membantu sel telur yang dominan tersebut tumbuh dan
kemudian memberi signal kepada rahim agar mempersiapkan diri untuk menerima sel telur
tersebut. Hormon estrogen tersebut juga menghasilkan lendir yang lebih banyak di vagina untuk
membantu kelangsungan hidup sperma setelah berhubungan intim. Ketika sel telur telah matang,
sebuah hormon dilepaskan dari dalam otak yang disebut dengan Luteinizing Hormone (LH).
Hormone ini dilepas dalam jumlah banyak dan memicu terjadinya pelepasan sel telur yang telah
matang dari dalam ovarium menuju tuba falopi. Jika pada saat ini, sperma masuk kedalam tuba
falopi tersebut, maka sel telur tersebut memiliki kesempatan yang besar untuk dibuahi. Sel telur
yang telah dibuahi memerlukan beberapa hari untuk berjalan menuju tuba falopi, mencapai
rahim dan pada akhirnya “menanamkan diri” didalam rahim. Kemudian, sel telur tersebut akan
membelah diri dan memproduksi hormon Human Chorionic Gonadotrophin (HCG). Hormon
tersebut membantu pertumbuhan embrio didalam rahim. Jika sel telur yang telah dilepaskan
tersebut tidak dibuahi, maka endometrium akan meluruh dan terjadilah proses menstruasi

Pada tiap siklus dikenal 3 masa utama yaitu:

1. Masa menstruasi yang berlangsung selama 2-8 hari. Pada saat itu endometrium (selaput
rahim) dilepaskan sehingga timbul perdarahan dan hormon-hormon ovarium berada
dalam kadar paling rendah.
2. Masa proliferasi dari berhenti darah menstruasi sampai hari ke-14. Setelah menstruasi
berakhir, dimulailah fase proliferasi dimana terjadi pertumbuhan dari desidua
fungsionalis untuk mempersiapkan rahim untuk perlekatan janin. Pada fase ini
endometrium tumbuh kembali. Antara hari ke-12 sampai 14 dapat terjadi pelepasan sel
telur dari indung telur (disebut ovulasi).
3. Masa sekresi. Masa sekresi adalah masa sesudah terjadinya ovulasi. Hormon progesteron
dikeluarkan dan mempengaruhi pertumbuhan endometrium untuk membuat kondisi
rahim siap untuk implantasi (perlekatan janin ke rahim)

16
Gangguan Dalam Menstruasi

Gangguan menstruasi adalah kelainan-kelainan pada keadaan menstruasi yang dapat berupa
kelainan atau kelainan dari jumlah darah yang dikeluarkan dan lamanya perdarahan.

Gambar perbedaan ovarium pada wanita muda dan wanita yang lanjut usia

Macam – macam Gangguan Menstruasi

1. Premenstrual Tension (Ketegangan Prahaid)

Ketegangan prahaid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa
hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang
berlangsung terus sampai haid berhenti.

Penyebabnya :

Salah satu penyebab utama premenstrual tension adalah faktor kejiwaan, masalah dalam keluarga
dan masalah sosial.  Jika ditinjau dari aspek anatomi penyebab esensial dari gangguan tersebut
adalah adanya defesiensi luteal dan pengurangan produksi progesterone serta ketidakseimbangan
estrogen dan progesteron dengan akibat retensi cairan dan natrium.

17
Patofisiologi

Meningkatnya kadar esterogen dan menurunnya kadar progesteron di dalam darah, yang akan
menyebabkan gejala deprese dan khususnya gangguan mental. Kadar esterogen akan
mengganggu proses kimia tubuh ternasuk vitamin B6 (piridoksin) yang dikenal sebagai
vitaminanti depresi karena berfungsi mengontrol produksi serotonin. Serotonin penting sekali
bagi otak dan syaraf, dan kurangnya persediaan zat ini dalam jumlah yang cukup dapat
mengakibatkan depresi. Hormon lain yang dikatakan sebagai penyebab gejala premenstruasi
adalah prolaktin, yang dihasilkan oleh kelenjar hipofisis dan dapat mempengaruhi jumlah
esterogen dan progesteron yang dihasilkan pada setiap siklus. Jumlah prolaktin yang terlalu
banyak dapat mengganggu keseimbangan mekanisme tubuh yang mengontrol produksi kedua
hormon tersebut. Wanita yang mengalami sindroma pre-menstruasi tersebut kadar prolaktin
dapat tinggi atau normal. Gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma
linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi, sistem
saraf, dan sebagai anti peradangan.

2. Disminorea

Disminorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai membuat wanita tersebut
tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala,
perasaan mau pingsan, lekas marah.

Penyebabnya :

Jika ditinjau dari aspek anatomi,yang menjadi salah satu penyebab gangguan disminorea adanya
sekresi hormonsecara berlebihan atau sekresi sejenis zat yang disebut prostaglandin. Zat inilah
yang menyebabkan peningkatan frekuensi  kontraksi otot rahim sehingga menimbulkan nyeri
haid.Dikenal adanya disminore primer dan sekunder.

18
Nyeri haid atau disminorea ada dua macam :

1) Nyeri haid primer. Timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri dengan berjalannya
waktu, tepatnya setelah stabilnya hormon tubuh atau perubahan posisi rahim setelah
menikah dan melahirkan. Nyeri haid itu normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi
oleh faktor psikis dan fisik, dan seperti stres, shock, penyempitan pembuluh darah,
penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun. Gejala tersebut
tidak membahayakan kesehatan.
2) Nyeri haid sekunder. Biasanya baru muncul kemudian, yaitu jika ada penyakit atau
kelainan yang menetap seperti infeksi rahim, kista atau polip, tumor sekitar kandungan,
kelainan kedudukan rahim yang mengganggu organ dan jaringan di sekitarnya.

3. Pendarahan Uterus Abnormal

1) Hipermenore adalah perdarahan berkepanjangan atau berlebihan pada waktu menstruasi


teratur. Bisa disebut juga dengan perdarahan haid yang jumlahnya banyak hingga 6-7
hari, ganti pembalut 5-6 kali/hari tetapi masih memiliki siklus-siklus yang teratur. Pada
hipermenore perdarahan menstruasi berat berlangsung sekitar 8-10 hari dengan
kehilangan darah lebih dari 80ml.
2) Amenore. Amenore bukan suatu penyakit tetapi merupakan gejala. Amenore adalah tidak
adanya haid selama 3 bulan atau lebih.

Penyebabnya.

Jika ditinjau dari aspek anatomi, penyebab utama terjadinya hipermenore adalah terhambatnya
fase proliferasi pada dinding endometrium, dikarenakan produksi hormone estrogen kurang
optimal. Selain itu, gangguan amenore disebabkan tidak normalnya produksi FSH serta LH,
dalam hal inimasing-masing bertujuan untuk merangsang pertumbuhan folikel yang terdapat
pada ovarium hingga folikel matang dan mempercepat terjadinya ovulasi

19
Fase-fase dalam siklus menstruasi

Fase-fase dalam sikus menstruasi merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara
hipofisis anterior, ovarium, dan uterus.

Fase-fase tersebut adalah :

a)  Fase menstruasi atau deskuamasi

Fase menstruasi ini terjadi jika ovum tidak dibuahi sperma, sehingga korpus luteum
menghentikan produksi hormon esterogen dan progesteron. Turunnya kadar esterogen dan
progesteron menyebabkan lepasnya ovum dari endometrium yang disertai robek dan luruhnya
endometrium, sehingga terjadi pendarahan. Fase menstruasi ini berlangsung kurang lebih 5 hari.
Darah yang keluar selama menstruasi berkisar antara 50-150 ml.

b) Fase pasca menstruasi atau fase regenerasi

Fase ini, terjadi penyembuhan luka akibat lepasnya endometrium. Kondisi ini mulai sejak fase
menstruasi terjadi dan berlangsung selama ± 4 hari.

c) Fase intermenstum atau fase proliferasi

Pada fase ini hormon pembebas gonadotropin yang dikeluarkan hipotalamus akan memacu
hipofise untuk mengeluarkan FSH. FSH singkatan dari folikel stimulating hormon. FSH memacu
pematangan folikel dan merangsang folikel untuk mengeluarkan hormon esterogen. Adanya
esterogen menyebabkan pembentukan kembali (poliferasi) dinding endometrium. Peningkatan
kadar esterogen juga menyebabkan serviks untuk mengeluarkan lendir yang bersifat basa. Lendir
ini berfungsi untuk menetralkan suasana asam pada vagina sehingga mendukung kehidupan
sperma.Setelah luka sembuh, akan terjadi penebalan pada sendometrium ± 3,5 mm. Fase ini
berlangsung dari hari ke-5 sampai hari ke-14 dari siklus menstruasi.

20
Fase proliferasi dibagi menjadi 3 tahap, yaitu :

1) Fase proliferasi dini, terjadi pada hari ke-4 sampai hari ke-7. Fase ini dapat dikenali dari
epitel permukaan yang tipis dan adanya regenerasi epitel.
2) Fase proliferasi madya, terjadi pada hari ke-8 sampai hari ke-10. Fase ini merupakan
bentuk transisi dan dapat dikenali dari epitel permukaan yang berbentuk torak yang
tinggi.
3) Fase proliferasi akhir, berlangsung antara hari ke-11 sampai hari ke-14. Fase ini dapat
dikenali dari permukaan yang tidak rata dan dijumpai banyaknya mitosis.

d) Fase pramenstruasi atau fase sekresi

Fase ini berlangsung dari hari ke-14 sampai ke-28. Fase ini endometrium kira-kira tetap
tebalnya, tetapi bentuk kelenjar berubah menjadi panjang berkelok-kelok dan mengeluarkan
getah yang makin lama makin nyata. Bagian dalam sel endometrium terdapat glikogen dan kapur
yang diperlukan sebagai bahan makanan untuk telur yang dibuahi.

Fase sekresi dibagi dalam 2 tahap, yaitu :

1) Fase sekresi dini, pada fase ini endometrium lebih tipis dari fase sebelumnya karena
kehilangan cairan.
2) Fase sekresi lanjut, pada fase ini kelenjar dalam endometrium berkembang dan menjadi
lebih berkelok-kelok dan sekresi mulai mengeluarkan getah yang mengandung glikogen
dan lemak. Akhir masa ini, stroma endometrium berubah kearah sel-sel; desidua,
terutama yang ada di seputar pembuluh-pembuluh arterial. Keadaan ini memudahkan
terjadinya nidasi.Disamping itu dalam siklus menstruasi hormone sangat berpengaruh
diantaranya adalah yang dihasilkan gonadotropin hipofisis yaitu :

a. Luteinizing Hormon (LH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang


hipofisis mengeluarkan LH. LH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel
asidofilik (afinitas terhadap asam), bersama dengan FSH berfungsi mematangkan folikel
dan sel telur, serta merangsang terjadinya ovulasi. Folikel yang melepaskan ovum selama

21
ovulasi disebut korpus rubrum yang disusun oleh sel-sel lutein dan disebut korpus
luteum.
b. Folikel Stimulating Hormon (FSH) yang dikeluarkan oleh hipotalamus untuk merangsang
hipofisis mengeluarkan FSH. FSH merupakan glikoprotein yang dihasilkan oleh sel-sel
basofilik (afinitas terhadap basa). Hormon ini mempengaruhi ovarium sehingga dapat
berkembang dan berfungsi pada saat pubertas. FSH mengembangkan folikel sprimer
yang mengandung oosit primer dan keadaan padat (solid) tersebut menjadi folikel yang
menghasilkan estrogen.
c. Prolaktin Releasing Hormon (PRH) yang menghambat hipofisis untuk mengeluarkan
prolaktin.Berbeda dengan LH dan FSH, prolaktin terdiri dari satu rantai peptida dengan
198 asam amino, dan sama sekali tidak mengandung karbohidrat. Secara pilogenetis,
prolaktin adalah suatu hormon yang sangat tua serta memiliki susunan yang sama dengan
hormon pertumbuhan (Growth hormone, Somatogotropic hormone, TSH, Somatotropin).
Secara sinergis dengan estradia, prolaktin mempengaruhi payudara dan laktasi, serta
berperan pada pembentukan dan fungsi korpus luteum

22
DAFTAR PUSTAKA

hewandanternak.blogspot.co.id/2014/04/pembelahan-sel-secara-amitosis-mitosis-dan-
meiosis.html

wanenoor.blogspot.co.id/2012/05/gametogenesis-proses-spermatogenesis.html

www.ilmudasar.com/2016/12/Pengertian-Fungsi-dan-Proses-Siklus-Menstruasi-adalah.html

23

Anda mungkin juga menyukai