Anda di halaman 1dari 20

TUGAS INDIVIDU

KONSEP DASAR ANATOMI TUBUH MANUSIA


Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Praktikum
Anatomi dan Fisiologi

Dosen
dr. Dyah Nur Iftitah
Oleh
Laela Monika
221FI11007

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS BHAKTI KENCANA
BANDUNG TAHUN 2022-2023
Siklus Sel

Siklus sel adalah fungsi sel yang menduplikasi akurat sejumlah besar DNA di dalam kromosom,
dan kemudian memisahkan hasil duplikasi tersebut hingga terjadi dua sel baru yang identik.
Berlangsung kontinu dan berulang (siklik), disebut proliferasi. Keberhasilan sebuah proliferasi
membutuhkan transisi unidireksional dan teratur dari satu fase siklus sel menuju fase berikutnya.
Jenjang reaksi kimia organik yang terjadi seyogianya diselesaikan sebelum jenjang berikutnya
dimulai. Sebagai contoh, dimulainya fase mitosis sebelum selesainya tahap replikasi DNA akan
menyebabkan sel tereliminasi.

Sederhananya, siklus sel adalah siklus kehidupan sebuah sel. Siklus ini bertujuan untuk
perkembangan dan pertumbuhan dari sel itu sendiri. Siklus sel diawali dengan pembelahan
sebuah sel induk (mother cell) dan diakhiri dengan terbentuknya sel anak (daughter cells) atau
kematian sel.

Sebelum siklus dimulai, ada syarat yang harus dipenuhi oleh suatu sel. Sel tersebut haruslah
tumbuh, menyalin DNA-nya, dan membagi dirinya menjadi dua. Tahapan siklus sel dibagi
menjadi dua fase utama yakni interfase dan mitosis. Pada siklus sel ada interfase yang ditandai
dengan terjadinya pertumbuhan sel dan penyalinan DNA. Sedangkan pada fase mitosis terjadilah
pembagian sel jadi dua dan dibagilah sitoplasmanya, lalu terbentuklah dua buah sel hasil
pembelahan tadi.
Pembelahan Sel

Pembelahan sel adalah peristiwa dimana sebuah sel membelah menjadi dua atau lebih menjadi
sel baru. Pembelahan Sel merupakan cara sel memperbanyak diri atau yang disebut dengan
reproduksi. Sel sebagai bagian terkecil yang menyusun tubuh makhluk hidup.

Pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup berhubungan erat dengan proses pembelahan
sel ini. Namun fungsi pembelahan sel pada makhluk hidup multiseluler dan uni seluler berbeda
meski intinya sama yaitu perbayakan sel.

Sel sendiri mengalami pembelahan untuk:

 Pertumbuhan : Makhluk hidup dapat bertumbuh karena sel-selnya bertambah banyak.


Semakin banyak sel dalam makhluk hidup maka semakin besar ukuran makhluk hidup
itu.
 Perbaikan : Ketika tubuh terluka, setelah beberapa waktu bagian tubuh yang luka akan
menutup seperti semula. Pada Bagian tubuh yang terluka sesungguhnya terjadi kerusakan
jaringan. Perbaikan kerusakan jaringan pada tubuh merupakan hasil proses pembelahan
sel.
 Reproduksi atau perkembangbiakan : Salah satu ciri makhluk hidup adalah
berkembang biak untuk melestarikan keturunannya dengan beranak, bertelur, dan lain-
lain.

Jenis pembelahan sel ada dua macam yaitu pembelahan mitosis dan meiosis.

1. Pembelahan mitosis

Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh (sel somatik) makhluk hidup. Pembelahan mitosis
adalah pembelahan sel yang menghasilkan 2 sel anakan. Sel anakan ini mempunyai karakter
identik secara genetik dengan sel induk. Anakan selnya mempunyai jumlah kromosom yang
sama dengan induk sifatnya sama dengan induk mempunyai kemampuan membelah lagi, ini
tidak terjadi pada anakan hasil miosis.

Jadi, kedua sel anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika sama, termasuk sama
jumlah kromosom dengan induk. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah 2n atau
diploid. Sel diploid adalah sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n).

Pembelahan satu dengan yang kedua diselingi dengan fase interfase (istirahat tidak membelah).
Mitosis hanya terjadi sekali dan hanya berlangsung selama somatisasi. Pembelahan ini bertujuan
untuk mengganti atau memperbaiki jaringan tubuh yang sudah rusak atau aus, Pertumbuhan
yaitu memperbanyak sel sehingga baik kuantitas dan kualitasnya bertambah. Membentuk
jaringan karena produk pembelahan ini kromosom atau sifat induk sama dengan sifat anakannya,
artinya karena membentuk jaringan baik sel baru dan lama sama.

Pada organisme bisa terjadi pada usia muda, dewasa, ataupun usia tua, yang pada pembelahan
miosis hanya bisa terjadi di usia dewasa tidak pada organisme yang usianya muda.

Tahapan mitosis diantaranya, I-P-M-A-T interfase dulu baru PMAT lagi. Mitosis terjadi pada sel
tubuh (sel somatik), bersifat diploid (2n) dan pembelahan berlangsung secara bertahap melalui
beberapa fase, yaitu: profase, metafase, anaphase, telofase, dan interfase. Pembelahan mitosis
adalah proses yang berkesinambungan yang terdiri dari lima fase, yakni:

a. Profase
Fase pembelahan terlama di mana sel malakukan persiapan, baik sintesis protein, lipid, dan
lainnya. Sentriol kemudian menginvasi nukleus. Mikrofilamen memanjang dari pangkal sentriol
dan menempel pada kromatin pada bagian kinetokor.

Pada tahap ini Nukleolus dan selaput inti mulai menghilang. Pada fase ini, sel induk yang akan
membelah memperlihatkan gejala terbentuknya dua sentriol dari sentrosom, yang satu tetap
berada di tempatnya, sedangkan yang satu bergerak kearah kutub yang berlawanan.

Masing-masing sentriol memancarkan serabut-serabut berupa filamen yang disebut benang


gelendong pembelahan (benang spindle), yang menghubungkan sentriol satu dengan lain.
Membran inti yang masih tampak pada profase awal kemudian segera terpecah-pecah.

Butiran kromatin memanjang menjadi benang kromatin. Benang kromatin kemudian memendek
dan menebal menjadi kromosom, dengan bagian yang menggenting disebut sentromer.

Sentromer adalah bagian kromosom yang tidak bisa menyerap zat warna. Masing-masing
sentromer mengandung kinetokor, yaitu tempat mikrotubulus terikat. Selanjutnya kromosom
berduplikasi membujur menjadi dua bagian yang masing-masing disebut kromatid. Bersamaan
dengan itu, anak inti (nukleolus) mengecil dan tidak tampak atau menghilang.

Dengan demikian, kromatid benang spindle meluas keluar ke segala arah, disebut sebagai aster.
Di akhir pofase, selubung inti sel pecah dan setiap kromatid melekat di beberapa benang spindle
di kinektor. Kromosom duplikat lalu meninggalkan daerah kutub dan berjajar di ekuator. Pada
sel tumbuhan yang tidak mempunyai sentriol, benang gelendong pembelahan ini terbentuk di
antara dua titik yang disebut titik kutub.

b. Metafase
Kromatin yang telah menjadi kromosom berkumpul di ekuator nukleus, nukleolus kemudian
pecah menjadi butiran.

c. Anafase
Bagian yang paling cepat di mana sel ditarik ke dua badan kutub oleh dua sentriol.

d. Telofase
Akhir pembelahan di mana sel menjadi dua dan memisah bersama terbaginya organel-organel sel
yang kemudian terjadi sitokinesis (pembelahan sitoplasma) pada tahap tersebut.

e. Interfase
Fase ini merupakan fase antara yang merupakan periode antara mitosis yang satu dengan yang
lain. fase ini bukanlah fase istirahat, melainkan fase di mana metabolisme sel giat dilakukan.
Pada fase interfase, sel akan mengalami tiga tahapan yaitu Fase Pertumbuhan Primer (Gap 1 atau
G1), Fase Sintesis (S) dan Fase Pertumbuhan Sekunder (Gap 2 atau G2).

2. Pembelahan Meiosis

Pembelahan meiosis adalah pembelahan sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-
masing sel memiliki separuh dari jumlah kromosom sel induk. Jumlah kromosom yang dimiliki
oleh sel anakan adalah n atau disebut haploid. Maka, pembelahan sel meiosis disebut sebagai
pembelahan reduksi.

Pembelahan meiosis hanya terjadi pada organ kelamin, pembelahan meiosis berfungsi
menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan dihasilkan sel
anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk. Fase-fase pembelahan
meiosis mirip dengan fase-fase pembelahan mitosis. Pembelahan meiosis berlangsung dalam 2
tingkat, yaitu meiosis I dan meiosis II.
 Profase I
Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk
gelendong pembelahan Benang-benang kromatin memadat menjadi kromosom dan
kromosom homolog berpasangan Terjadi pindah silang (pertukaran segmen molekul
DNA yang sesuai diantara kromatid non saudara)
 Metafase I
Kromosom berjejer pada bidang pembelahan
 Anafase I
Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutubkutub yang berlawanan
 Telofase I
-Kromosom homolog memisah dan bergerak ke kutubkutub yang berlawanan
-Membran inti mulai terbentuk kembali
-Sitokinenesis menyebabkan terbentuknya dua sel anakan yang bersifat haploid
 Profase II
Membran inti mulai rusak menjadi bagian-bagian kecil (fragmen) dan terbentuk
gelendong pembelahan dan kromatid mulai bergerak ke bidang pembelahan
 Metafase II
Kromosom berjejer pada bidang pembelahan
 Anafase II
Kromatid terpisah dan bergerak ke kutub-kutub yang berlawanan
 Telofase II
Nukleus terbentuk, kromosom terurai membentuk kromatin, dan sitokinesis terjadi
JARINGAN

Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki struktur yang sama dan berfungsi bersama sebagai
satu kesatuan yang spesifik. Jaringan-jaringan yang terbentuk di tubuh, kemudian juga
berkelompok untuk membangun organ maupun struktur besar lain di tubuh.

Ada empat jenis jaringan utama dalam tubuh yaitu jaringan epitel, ikat, otot, dan saraf. Setiap
jaringan masing-masing berfungsi untuk tujuan yang berbeda. Saat membangun satu jaringan,
kelompok sel yang bersatu akan menghasilkan matriks antar sel yang mengisi ruang di antara sel.

Matriks mungkin berlimpah di suatu jaringan dan minimal di jaringan yang lain. Matriks antar
sel adalah bahan tak hidup yang mungkin mengandung zat khusus seperti garam dan serat yang
unik dan dapat memberikan karakteristik khusus pada suatu jaringan.
Di dalam tubuh manusia terdapat 4 jaringan dasar, meliputi jaringan epitel, ikat, otot dan saraf.
1. Jaringan ikat (connective tissue)
Jaringan ikat berfungsi mendukung jaringan lain dan mengikat struktur bersama-sama. Contoh
jaringan ikat adalah tulang, darah, dan jaringan getah bening.
Jaringan ikat juga berfungsi untuk:
 Membentuk kerangka untuk melindungi organ dan tubuh secara keseluruhan
 Menyimpan lemak
 Mengangkut zat
 Melindungi terhadap penyakit
 Membantu memperbaiki kerusakan jaringan

Jaringan ikat berada di seluruh tubuh dan dicirikan dengan matriks antar sel yang melimpah
namun sel yang relatif sedikit. Sel jaringan ikat mampu bereproduksi tetapi tidak secepat sel
epitel. Sebagian besar jaringan ikat memiliki suplai darah yang baik tetapi beberapa mungkin
juga tidak. Ada banyak jenis sel ditemukan dalam jaringan ikat, namun tiga yang paling umum
adalah fibroblas, sel plasma dan makrofag. Sel fibroblas menghasilkan serabut. Sel plasma
menghasilkan antibodi. Sedangkan, sel makrofag untuk fagositosis, yang berarti jika ada partikel
kotor atau patogen yang bisa dimakan, akan dilahap sel ini.

Jaringan ikat sendiri bisa dibagi lagi menjadi beberapa jenis, seperti:
 Jaringan ikat longgar
 Jaringan adiposa,yaitu jaringan ikat khusus yang terdiri dari sel-sel kaya lipid atau lemak
yang disebut dengan adiposit. Adiposit adalah sel penyimpan energi yang mengandung
gumpalan besar lemak dan dikelilingi oleh serat-serat.
 Jaringan ikat fibrosa padat
 Jaringan ikat elastis
 Tulang rawan
 Jaringan osseous (tulang)
 Darah

Macam-Macam Jaringan Ikat


Jaringan ikat dibagi menjadi tiga macam, yaitu jaringan ikat sejati, penyokong, dan cair/khusus.

 Jaringan Ikat Sejati


Jaringan tipe ini ada dua, yaitu jaringan ikat longgar dan jaringan ikat padat dimana jaringan
tersebut berfungsi untuk mengikat jaringan dan organ.

Letak jaringan ikat longgar terletak di bawah kulit serta organ-organ di dalam tubuh. Salah satu
contoh jaringan ikat longgar yang cukup terkenal adalah jaringan adiposa yang menyimpan
lemak. Sedangkan, jaringan ikat padat itu seperti ligamen dan tendon.

 Jaringan Ikat Cair/Khusus

Jaringam ikat cair itu jaringan darah. Darah terbagi menjadi plasma dan sel darah.

Plasma ini berperan sebagai matriks yang menyatukan banyak hal. Berkat plasma darah, darah
dapat mentransport oksigen dan memberi makan jaringan melalui nutrisi.

Plasma darah itu ada air dan zat organik maupun anorganik. Contoh zat organik itu seperti
protein, sedangkan zat anorganik itu seperti mineral.

 Jaringan Ikat Penyokong


Jaringan ini berfungsi untuk menyokong tubuh. Ada dua contoh jaringan ini yaitu jaringan tulang
rawan (kartilago) dan jaringan tulang sejati (osteon).

 Jaringan tulang sejati (osteon) ini memiliki tiga sel spesifik, yaitu osteoblas, osteosit, dan
osteoklas.mSel osteoblas menghasilkan osteosit. Lalu sel osteosit, fungsinya untuk
sintesis komponen organik dari matriks. Sel osteoklas, berfungsi untuk menjaga dan
memperbaiki tulang yang rusak.

 jaringan tulang rawan, ada sel spesifik kondrosit yang dilindungi serat fibrosa. Serat
fibrosa ini sebenarnya merupakan kolagen kasar yang lebih besar dan kuat dibanding
kolagen biasa. Serabut penyusun jaringan ini merupakan kolagen, serabut elastis, dan
serabut fibrosa. Semakin tinggi kadar kolagen, semakin kuat tulang rawan ini.

Tulang rawan dapat dibagi tiga berdasarkan matriksnya, menjadi tulang rawan hialin,
elastin, dan fibrosa.

 Tulang rawan hialin matriks → serabut elastis lebih besar dari kolagen. Semua rangka
pada embrio masih dalam bentuk hialin. Lalu pada manusia atau hewan dewasa,
tulang ini ada pada ujung tulang rusuk, persendian, dan saluran pernapasan.
 Tulang rawan elastis → penyusunnya serabut elastis dan kolagen, dengan
perbandingan yang hampir sama. Tujuannya untuk memberi fleksibilitas dan
sokongan. Tulang ini ada pada daun telinga dan larynx.
 Tulang rawan fibrosa → Sesuai namanya, penyusun utamanya adalah serabut fibrosa.
Fungsi utama tulang ini adalah sebagai penyokong dan proteksi. Tulang rawan yang
kuat ini ada di antara tulang.

2. Jaringan epitel (epithelial tissue)

Jaringan epitel adalah jenis jaringan pada manusia yang melapisi semua permukaan internal dan
eksternal tubuh termasuk rongga tubuh dan organ berongga, serta merupakan jaringan utama di
kelenjar.Jaringan epitel tersusun atas sel-sel epitel. Sel-sel ini dapat memiliki bentuk yang
berbeda dan terbentuk dalam satu lapisan atau beberapa lapisan tergantung letak dan fungsinya
di dalam tubuh. Sel epitel dapat berbentuk skuamosa, kuboid, atau kolumnar.

Jaringan epitel memiliki beberapa fungsi penting bagi tubuh yang dapat berbeda berdasarkan
lokasinya. Jaringan epitel dapat memiliki satu atau kombinasi dari beberapa fungsi berikut:

 Perlindungan : Jaringan epitel dapat berfungsi melindungi beberapa aspek di dalam


tubuh. Misalnya kulit yang berfungsi melindungi jaringan yang lebih dalam seperti
jaringan otot, pembuluh darah, dan organ dalam.
 Sekresi : Jaringan epitel di kelenjar (epitel kelenjar) dapat melepaskan enzim, hormon,
dan cairan.
 Penyerapan : Lapisan epitel organ dalam seperti hati dan paru-paru, dapat memungkinkan
penyerapan zat tertentu.
 Ekskresi : Jaringan epitel di ginjal membantu mengeluarkan limbah dan jaringan epitel di
kelenjar keringat membantu mengeluarkan keringat.
 Filtrasi : Epitel saluran pernapasan menyaring kotoran dan partikel serta membersihkan
udara yang dihirup. Sementara jaringan epitel di ginjal menyaring darah.
 Difusi : Sel epitel skuamosa sederhana membentuk membran yang memungkinkan difusi
molekul atau partikel untuk melewatinya.
 Penerimaan sensorik : Ujung saraf sensorik yang tertanam di jaringan epitel
memungkinkan tubuh menerima rangsangan sensorik dari luar.

Ada beberapa jenis jaringan epitel dalam tubuh manusia:

 Jaringan epitel pipih selapis (simple squamous epithelium)


Jaringan epitel pipih selapis terdiri dari satu lapis sel yang pipih dan tipis. Fungsi jaringan
epitel ini adalah untuk memudahkan difusi atau masuknya zat atau senyawa ke dalam
organ. Jaringan epitel pipih selapis dapat ditemukan di pembuluh darah, kantung udara
pada paru-paru, dan organ ginjal.

 Jaringan epitel pipih berlapis (stratified squamous epithelium)


Berbeda dengan jaringan epitel pipih selapis, jaringan epitel pipih berlapis memiliki lebih
dari satu lapis sel yang berbentuk pipih. Fungsi jaringan epitel ini adalah melindungi
jaringan yang ada di bawahnya dari kerusakan.Jaringan epitel pipih berlapis yang keras
dan kuat mengandung keratin dan dapat ditemukan pada kulit. Sedangkan jaringan epitel
pipih berlapis tanpa keratin dapat ditemukan pada dubur, saluran kandung kemih, bagian
dalam mulut, kerongkongan, dan vagina.

 Jaringan epitel silindris selapis (simple columnar epithelium)


Jaringan epitel silindris selapis memiliki satu lapis sel yang berbentuk silindris. Fungsi
jaringan epitel ini adalah untuk membantu proses penyerapan nutrisi dan produksi
senyawa kimia dengan silia dan lendir atau dahak. Jaringan epitel silindris selapis dapat
ditemukan di kelenjar tubuh, rahim atau uterus, organ pencernaan, dan pada beberapa
daerah di organ paru.

 Jaringan epitel silindris berlapis (stratified columnar epithelium)


Jaringan epitel silindris berlapis terdiri lebih dari satu lapis sel yang berbentuk silindris.
Fungsi jaringan epitel silindris berlapis adalah membantu melindungi dan memproduksi
senyawa kimia. Jaringan epitel silindris berlapis jarang ditemukan dalam tubuh dan hanya
ada di kelenjar tubuh tertentu dan pada saluran kandung kemih atau uretra pria.

 Jaringan epitel silindris pseudostratifikasi (pseudostratified columnar epithelium)


Jaringan epitel silindris pseudostratifikasi hanya memiliki satu lapis sel dan memiliki
panjang silindris yang berbeda-beda. Fungsi jaringan epitel yang satu ini adalah untuk
membantu pergerakan lendir atau dahak dan produksi senyawa kimia dalam tubuh.
Jaringan epitel silindris pseudostratifikasi terdapat pada saluran sperma, kelenjar tubuh,
dan saluran pernapasan bagian atas.
 Jaringan epitel kubus selapis (simple cuboidal epithelium)
Jaringan epitel kubus selapis terdiri dari satu lapis sel yang berbentuk seperti kubus.
Fungsi jaringan epitel kubus selapis adalah untuk penyerapan nutrisi dan produksi
senyawa kimia dalam tubuh. Jaringan epitel ini dapat ditemukan di berbagai kelenjar
dalam tubuh, tempat produksi sel telur atau ovarium, dan organ ginjal.

 Jaringan epitel kubus berlapis (stratified cuboidal epithelium)


Jaringan epitel kubus berlapis memiliki lebih dari satu lapis sel yang berbentuk kubus.
Fungsi jaringan epitel ini adalah untuk melindungi kelenjar dalam tubuh. Jaringan epitel
kubus berlapis terdapat pada kelenjar keringat, kelenjar air liur, dan kelenjar payudara.

 Jaringan epitel transisional (transitional epithelium)


Jaringan epitel transisional terdiri lebih dari satu lapis sel dan hampir serupa dengan
jaringan epitel pipih berlapis dan jaringan epitel kubus berlapis. Jaringan epitel ini dapat
merenggang dan berfungsi untuk memberikan ruang untuk penyimpanan urine. Sesuai
dengan perannya, jaringan epitel transisional dapat ditemukan sistem saluran kandung
kemih, terutama pada bagian kandung kemih.

3. Jaringan otot (muscle tissue)

Jaringan otot tersusun atas sel-sel yang mempunyai kemampuan khusus untuk memendek atau
berkontraksi sehingga bisa membantu pergerakan bagian-bagian tubuh. Jaringan ini sangat
seluler dan disuplai oleh pembuluh darah. Jaringan otot juga berfungsi untuk membantu
memompa darah dan mendoronga makanan melalui saluran cerna.

Sel-sel pada jaringan otot berbentuk panjang dan ramping sehingga kadang-kadang disebut
sebagai serat otot. Biasanya, jaringan otot tersusun dalam lapisan yang dikelilingi oleh jaringan
ikat. Pada jaringan otot terdapat protein kontraktil yang disebut aktin dan miosin yang
memungkinkan mereka untuk berkontraksi.
Jaringan otot dapat dikategorikan menjadi:

 Jaringan otot rangka: ini adalah otot lurik yang berfungsi menggerakkan kerangka.
Serabut otot rangka berbentuk silindris, berinti banyak, lurik, dan berkontraksi di bawah
kendali. Otot lurik merupakan jenis otot yang terletak pada rangka manusia untuk
menggerakan rangka. Otot lurik memiliki bentuk seperti serabut-serabut halus
memanjang (miofibril) dan mengandung banyak inti sel. Jaringan otot lurik dikenal
sebagai daging.
 Jaringan otot polos: Sel otot polos berbentuk gelendong, memiliki nukleus tunggal yang
terletak di tengah, dan tidak memiliki serat-serat lurik (polos). Mereka disebut otot tak
sadar, seperti memindahkan makanan melalui saluran pencernaan. Otot polos merupakan
jenis otot yang geraknya dikontrol oleh saraf tak sadar. Otot polos tidak terletak pada
rangka tubuh.

 Jaringan otot jantung: Sel otot jantung memiliki serat bercabang, satu nukleus per sel,
lurik, dan diskus interkalasi. Kontraksi pada jaringan otot jantung tidak berada di bawah
kendali atau terjadi secara otomatis. Otot jantung hanya ditemukan pada dinding jantung.
Otot jantung memiliki struktur seperti otot rangka, namun membentuk anyaman karena
adanya percabangan. Jaringan otot jantung memiliki bentuk yang mirip dengan otot lurik,
tetapi cara kerjanya seperti otot polos.
4. Jaringan saraf (nervous tissue)

Jaringan saraf ditemukan di otak, sumsum tulang belakang, dan saraf.


Jaringan ini bertanggung jawab untuk mengoordinasikan dan mengendalikan banyak aktivitas
tubuh, termasuk:
 Merangsang kontraksi otot
 Menciptakan kesadaran lingkungan
 Memainkan peran utama dalam emosi, memori, dan penalaran

Untuk mencapai tujuannya, sel-sel dalam jaringan saraf harus dapat berkomunikasi satu sama
lain melalui impuls saraf listrik. Sel-sel yang menghasilkan dan menghantarkan impuls tersebut
disebut dengan neuron atau sel saraf.

Ada tiga bagian utama pada sel saraf, meliputi:


 Dendrit: perpanjangan, atau proses, dari sitoplasma yang membawa impuls ke badan sel.
 Badan sel: Bagian utama sel yang menjalankan fungsi umum
 Akson: perpanjangan atau proses yang membawa impuls menjauh dari badan sel.

Di jaringan saraf juga terdapat sel yang tidak mengirimkan impuls yang disebut sel glia (sel
neuroglia). Meskipun tidak mengirimkan impuls, sel glia mendukung aktivitas neuron dengan
mengikat neuron bersama-sama dan mengisolasi neuron. Beberapa sel glia bersifat fagositik dan
dapat melindungi terhadap invasi bakteri, sementara yang lain menyediakan nutrisi dengan
mengikat pembuluh darah ke neuron.

Anda mungkin juga menyukai